Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

Dosen pengampu : Rody Putra Sartika, M.Pd.

Kelompok 1 :
1. Fadhil Alwa Faridy (F1061211020)
2. Hesti Dwi Utami (F1061211008)
3. Dian Eka Safitri (F1061211004)
4. Roseana Febriyani (F1061211022)
5. Melda Febriani (F1061211040)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FEBRUARI
2022
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan pada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Teori Belajar
Behavioristik” ini tepat pada waktunya dan dengan baik tanpa adanya halangan.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Profesi
Kependidikan. Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
setulus tulusnya kepada Bapak Rody Putra Sartika,M.Pd selaku dosen mata kuliah
Belajar dan Pembelajaran yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian
tugas ini dan kepada teman-teman yang telah memberi dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis memohon maaf yang setulus-tulusnya jika makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan juga saran yang
dapat membangun dari pembaca.

Pontianak, 21 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan Makalah ........................................................................................... 2
1.4 Manfaat Makalah .......................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................... 4
2.1. Pengertian Teori Behavioristik ..................................................................... 4
2.2 Belajar Menurut Pandangan Teori Behavioristik ........................................ 7
2.3 Ciri-Ciri Teori Belajar Behavioristik ............................................................. 11
2.4 Tahap-tahap perkembangan behavioristik ..................................................... 12
2.5 Aplikasi Teori Belajar Behavioristik dalam Pembelajaran .............................. 13
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Teori Behavioristik ............................................. 16
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................ 19
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 19
3.2 Saran ............................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori belajar merupakan gabungan prinsip yang saling berhubungan dan
penjelasan atas sejumlah fakta serta penemuan yang berkaitan dengan peristiwa
belajar. Penggunaan teori belajar dengan langkah-langkah pengembangan yang benar
dan pilihan materi pelajaran serta penggunaan unsur desain pesan yang baik dapat
memberikan kemudahan kepada siswa dalam memahami sesuatu yang dipelajari.
Selain itu, suasana belajar akan terasa lebih santai dan menyenangkan. Proses belajar
pada hakikatnya adalah kegiatan mental yang tidak tampak. Artinya, proses
perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar tidak dapat
disaksikan dengan jelas, tetapi dapat dilihat dari gejala-gejala perubahan perilaku.

Teori belajar yang menekankan terhadap perubahan perilaku siswa adalah


teori belajar behavioristik. Di lihat dari pengertiannya teori belajar behavioristik
merupakan suatu teori psikologi yang berfokus pada prilaku nyata dan tidak terkait
dengan hubungan kesadaran atau konstruksi mental. Ciri utama teori belajar
behavioristik adalah guru bersikap otoriter dan sebagai agen induktrinasi dan
propaganda dan sebagai pengendali masukan prilaku.Hal ini karena teori belajar
behavioristik menganggap manusia itu bersifat pasif dan segala sesuatunya
tergantung pada stimulus yang didapatkan.

Sasaran yang dituju dari pembelajaran ini adalah agar terjadi perubahan
perilaku siswa ke arah yang lebih baik. Selain dalam pemberian point terhadap
pelanggaran aturan sekolah, teori belajar behavioristik juga diterapkan dalam
pembelajaran. Teori belajar behavioristik dalam pembelajaran merupakan upaya
membentuk tingkah laku yang diinginkan. Pembelajaran behavioristik sering disebut
juga dengan pembelajaran stimulus respons. Pembelajaran behavioristik
meningkatkan mutu pembelajaran jika dikenalkan kembali penerapannya dalam

1
2

pembelajaran. Berdasarkan komponennya, teori ini relevan digunakan dalam


pembelajaran sekarang ini. Penerapan teori belajar behavioristik mudah sekali
ditemukan di sekolah. Hal ini dikarenakan mudahnya penerapan teori ini untuk
meningkatkan kualitas peserta didik.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari teori belajar behavioristik ?
2. Apa itu belajar menurut pandangan teori behavioristik ?
3. Apa saja ciri-ciri teori belajar behavioristik ?
4. Apa saja tahap perkembangan behavioristik ?
5. Bagaimana aplikasi teori belajar behavioristik ?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori belajar behavioristik ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa maksud dari teori belajar secara
behavioristik
2. Untuk mengetahui dan memahami hakikat belajar yang ditunjau dari
pandangan teori belajar behavioristik
3. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri dalam teori belajar behavioristik
4. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana perkembangan behavioristik
secara bertahap
5. Untuk mengetahui bagaimana pengaplikasian teori belajar behavioristik dalam
kegiatan pembelajaran
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori behavioristik
D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini ialah
1. Sebagai referensi untuk pemahaman mengenai materi teori belajar
behavioristik

2
3

2. Sebagai sumber dan bahan masukan bagi pembaca untuk menggali dan
melakukan eksperimen mengenai teori belajar behavioristik dalam
pembelajaran

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Behavioristik


Secara sederhana, teori belajar adalah suatu prinsip umum atau kumpulan prinsip
yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta dan
penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Teori belajar adalah suatu tesis-
tesis yang mendeskripsikan beragam aspek pada hakikat belajar. Para pemikir dan
pakar yapeng punya keahlian di berbagai bidang keilmuan punya sumbangsih yang
penting dalam merumuskan teori-teori belajar. Atau setidaknya, pemikiran-pemikiran
mereka tentang manusia dan kehidupan telah digunakan oleh para praktisi pendidikan
dan pembelajaran untuk merumuskan teori-teori belajar dan mempraktikkannya
dalam kenyataan. (Elvia dkk, 2020)
Teori behavioristik adalah teori beraliran behaviorisme yang merupakan salah
satu aliran psikologi dimana menurut teori ini belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori ini
yang terpenting adalah masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau
output yang berupa respons. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran
merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah
laku tersebut.
Teori behavioristik adalah teori yang mempelajari perilaku manusia. Perspektif
behavioristik berfokus pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingkah laku
manusia dan terjadi melalui rangsangan berdasarkan (stimulus) yang menimbulkan
hubungan perilaku reaktif (respons) hukum-hukum mekanistik. Teori belajar
behavioristik merupakan teori belajar memahami tingkah laku manusia yang
menggunakan pendekatan objektif, mekanistik, dan materialistik, sehingga perubahan
tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya pengkondisian.
Dengan kata lain, mempelajari tingkah laku seseorang seharusnya dilakukan melalui
pengujian dan pengamatan atas tingkah laku yang terlihat, bukan dengan mengamati

4
5

kegiatan bagian-bagian dalam tubuh. Teori ini mengutamakan pengamatan, sebab


pengamatan merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya
perubahan tingkah laku tersebut.
Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah
laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.Teori belajar
behavioristik berpengaruh terhadap pengembangan teori pendidikan dan
pembelajaran yang dikenal dengan aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Teori belajar Behavioristik bersifat rasional-empiris-kuantitatif


karenadibangun berdasarkan pada pandangan dunia (worldview)sekuler-positifistik -
materialistik. Oleh karena itu, teori belajar Barat lebih menonjolkan pada gejalagejala
yang berkaitan dengan peristiwa belajar yang dapat diamati dan dibuktikan secara
empiris, diukur secara kuantitatif, dan cenderung bersifat materialistikpragmatis.
Dalam hal ini teori belajar behavioristik yang menjadikan manusia bersifat
mekanistik-deterministik yang menjadikan manusia sebagai robot dalam proses
pembelajaran sementara minus spiritual. (Evi, 2018)

Tokoh-tokoh yang terkenal dalam teori Behavioristik adalah


1) Thorndike

Salah satu tokoh pengusung teori belajar behavioristik ini adalah Edward Lee
Thorndike (1874 – 1949). Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa
terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S)
dengan respon (R). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang
menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk bereaksi atau berbuat, sedangkan
respon adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang
(Dina, 2018)

Thorndike mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon ini
mengikuti hukum-hukum berikut:

5
6

1) Hukum kesiapan (law of readiness), yaitu semakin siap suatu organisme


memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut
akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat.

2) Hukum latihan (law of exercise), yaitu semakin sering suatu tingkah laku
diulang/dilatih (digunakan), maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.

3) Hukum akibat (law of effect), yaitu hubungan stimulus respon cenderung


diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya
tidak memuaskan.

Berdasarkan hal di atas dijelaskan bahwa teori belajar behavioristik ini khususnya
menurut Thordike adalah perubahan tingkah laku melalui stiumulus dan respon.
Artinya, perubahan tingkah laku dibentuk sesuai dengan keinginan lingkungan karena
individu merespon sesuai dengan stimulus yang diberikan. Selain itu, respon yang
diberikan akan baik, jika seseorang

2) John B Watson

Menurut Watson pelopor yang datang sesudah teori stimulus dan respon tersebut
harus berbentuk tingkah laku yang bisa diamati. Dengan kata lain Watson
mengabaikan berbagai perubahan mental yang mungkin terjadi dalam belajar dan
menganggapnya sebagai faktor yang tidak perlu diketahui. Bukan berarti semua
perubahan mental yang terjadi dalam bentuk siswa tidak penting semua itu penting
akan tetapi faktor-faktor tersebut bisa menjelaskan Apakah proses belajarnya sudah
terjadi atau belum. Penganut aliran tingkah laku lebih suka memilih untuk tidak
memiliki hal-hal yang tidak bisa diukur masih mereka tetap mengakui bahwa itu
penting.

3) Burrhus frederic Skinner

Menurut skinner deskripsi antara si mulus dan respon untuk menjelaskan perubahan
tingkah laku menurut versi watsol tersebut adalah deskripsi yang tidak lengkap.

6
7

Respons yang diberi oleh siswa tindakan Sederhana itu sebab pada dasarnya setiap
stimulus yang diberikan berinteraksi satu dengan lainnya dan interaksi Ini akhirnya
mempengaruhi respons yang dihasilkan sedangkan Respon yang diberikan juga
menghasilkan berbagai konsekuensi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkah
laku siswa. Sinar juga menjelaskan tingkah laku hanya akan membuat segala
sesuatunya menjadi bertambah

B. Belajar Menurut Pandangan Teori Behavioristik

Teori belajar behavioristik adalah sebuah aliran dalam teori belajar yang sangat
menekankan pada perlunya tingkah laku (behavior) yang dapat diamati. Menurut
aliran behavioristik, belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara
kesan yang ditangkap panca indra dengan kecenderungan untuk bertindak atau
hubungan antara stimulus dan respons.Oleh karena itu teori ini juga dinamakan teori
stimulus-respons.

Belajar adalah upaya untuk membentuk hubungan stimulus dan respon


sebanyak-banyaknya. Behaviorisme merupakan aliran psikologi yang memandang
individu lebih kepada sisi fenomena jasmaniah dan mengabaikan aspek-aspek mental
seperti kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan individu dalam kegiatan belajar.
Peristiwa belajar semata-mata dilakukan dengan melatih refleks-refleks sedemikian
rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Behaviorisme adalah suatu
studi tentang tingkah laku manusia. Behaviorisme dapat menjelaskan perilaku
manusia dengan menyediakan program pendidikan yang efektif. Fokus utama dalam
konsep behaviorisme adalah perilaku yang terlihat dan penyebab luar
menstimulasinya. Menurut teori behaviorisme belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus
dan respons.

Menurut teori behavioristik tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran


atau penguatan dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar

7
8

terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioristik dengan stimulusnya.


Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan
output yang berupa respons. Proses terjadi antara stimulus dan respons tidak penting
untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Oleh karena itu
apa yang diberikan oleh guru dan apa yang diterima harus dapat diamati dan diukur.

Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
interaksi antara stimulus dan respons Jadi dapat dikatakan bahwa teori behavioristik
ini memandang bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku, yang bisa diamati,
diukur, dan dinilai secara konkret, karena adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulus) yang menimbulkan perilaku
reaktif (respons) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulus tidak lain adalah
lingkungan belajar anak itu sendiri, baik internal-maupun ekternal yang menjadi
penyebab belajar (Dwi, 2019)

1. Faktor yang mempengaruhi belajar

Dalam proses pembelajaran terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses


belajar anak, baik faktor yang berupa internal maupun faktor yang berupa eksternal,
baik berupa psikologis maupun psikologis. Maka dari itu, berikut adalah faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar :

a. Faktor Internal Faktor internal adalah factor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal
meliputi:

1) Faktor Fisiologis

a) Keadaan jasmani Kondisi fisik yang sehat dan bugar memberikan pengaruh
positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau
sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.

8
9

b) Keadaan fungsi jasmani/ fisiologis Peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia
sangat memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi
dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dengan
menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan fungsi mata
dan telinga secara priodik, mengongsumsi makanan bergizi, dan lain sebagainya.

2) Faktor Psikologis

a) Kecerdasan/intelegensi siswa Kecerdasan diartikan sebagai kemampuan


psikofisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan
kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang lain. Namun, bila dikaitkan
dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ
yang lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive
control) dari seluruh aktivitas manusia.

b) Motivasi Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar.


Para ahli psikologi mendefiniskan motivasi sebagai proses di dalam diri individu
yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat.

c) Minat Secara sederhana, minat (interst) berarti kecenderunga dan kegairahan


yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat bukanlah istilah yang
popular dalam psikologi disebabkan ketergantungan terhadap berbagai factor internal
lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.

d) Sikap Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa


kecendrungan untuk mereaksi atau merespond dengan cara yang relative tetap
terhadap objek, orang, peristiwa, dan sebagaimana, baik secara positif maupun
negative. Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau
tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.

9
10

e) Bakat Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan


potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang. Dengan demikian bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah
satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang.

b. Faktor Eksternal Faktor Eksternal adalah faktor yang muncul dari lingkungan luar
dari dalam diri siswa.

1) Lingkungan sosial

a) Lingkungan social masyarakat Kondisi lingkungan masyarakart tempat tinggal


siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa,
paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar diskusi, atau menjamin
alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.

b) Lingkungan social keluarga Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan


belajar . ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah),
pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberika dampak terhadap aktivitas belajar
siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang
harmonis dan akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.

c) Lingkungan social sekolah Seperti guru, adriministrasi, dan teman-teman


sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa .hubungan yang harmonis
antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagis siswa untuk belajar lebih baik di
sekolah.

2) Ligkungan non-sosial

a) Lingkungan alamiah Seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak
dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap. Suasana
yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan factor-faktor yang

10
11

dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam
tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.

b) Faktor instrumental Yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua


macam. Pertama, hardware (perangkat keras), seperti gedung sekolah, alat-alat
belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga, dan lain sebagainya. Kedua, software
(perangkat lunak), E-Learning, kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku
panduan, silabus, dan lain sebagainya.

C. Ciri-Ciri Teori Belajar Behavioristik

Dalam psikologi teori belajar behavioristik disebut juga dengan teori pembelajaran
yang didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari
pengkondisianlingkungan.Pengkondisian terjadi melalui interaksi dengan lingkungan.
Hal ini dilihat secara sistematis dapat diamati dengan tidak mempertimbangkan
keseluruhan keadaan mental. Teori belajar behavioristik mempunyai ciri-ciri, yaitu:

1. Pertama, aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya,


melainkan mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan
kenyataan. Pengalaman-pengalaman batin di kesampingkan serta gerak-gerak
pada badan yang dipelajari. Oleh sebab itu, behaviorisme adalah ilmu jiwa
tanpa jiwa.
2. Kedua, segala perbuatan dikembalikan kepada refleks. Behaviorisme mencari
unsur-unsur yang paling sederhana yakni perbuatan-perbuatan bukan
kesadaran yang dinamakan refleks. Refleks adalah reaksi yang tidak disadari
terhadap suatu pengarang. Manusia dianggap sesuatu yang kompleks refleks
atau suatu mesin.
3. Ketiga, behaviorisme berpendapat bahwa pada waktu dilahirkan semua orang
adalah sama. Menurut behaviorisme pendidikan adalah maha kuasa, manusia
hanya makhluk yang berkembang karena kebiasaan-kebiasaan, dan
pendidikan dapat mempengaruhi reflek keinginan hati.

11
12

Teori belajar behavioristikmelihat semua tingkah laku manusia dapat ditelusuri dari
bentuk refleks.Dalam psikologi teori belajar behavioristik disebut juga dengan teori
pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari pengkondisian
lingkungan.Pengkondisian terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Hal ini dilihat
secara sistematis dapat diamati dengan tidak mempertimbangkan keseluruhan
keadaan mental.

Teori belajar behavioristik mempunyai ciri-ciri, yaitu. Pertama, aliran ini mempelajari
perbuatan manusia bukan dari kesadarannya, melainkan mengamati perbuatan dan
tingkah laku yang berdasarkan kenyataan. Pengalamanpengalaman batin di
kesampingkan serta gerak-gerak pada badan yang dipelajari. Oleh sebab itu,
behaviorisme adalah ilmu jiwa tanpa jiwa. Kedua, segala perbuatan dikembalikan
kepada refleks. Behaviorisme mencari unsur-unsur yang paling sederhana yakni
perbuatan-perbuatan bukan kesadaran yang dinamakan refleks. Refleks adalah reaksi
yang tidak disadari terhadap suatu pengarang. Manusia dianggap sesuatu yang
kompleks refleks atau suatu mesin. Ketiga, behaviorisme berpendapat bahwa pada
waktu dilahirkan semua orang adalah sama. Menurut behaviorisme pendidikan adalah
maha kuasa, manusia hanya makhluk yang berkembang karena kebiasaan-kebiasaan,
dan pendidikan dapat mempengaruhi reflek keinginan hati.

D. Tahap-tahap perkembangan behavioristik

Fakta penting tentang perkembangan ialah bahwa dasar perkembangan adalah Pola-
pola perkembangan pertama cenderung mapan tetapi bukan berarti tidak dapat
berubah ada tiga kondisi yang kemungkinan perubahan:

1. Perubahan dapat terjadi apabila individu memperoleh bantuan atau bimbingan


untuk membuat perubahan.

12
13

2. Perubahan cenderung terjadi apabila orang-orang yang dihargai


memperlakukan individu dengan cara yang baru atau berbeda

3. Apabila ada motivasi yang kuat dari pihak individu sendiri untuk membuat
perubahan

Behavioristik yakin bahwa lingkungan yang optimal mengakibatkan ekspresi


faktor keturunan yang maksimal.

Proses perkembangan itu berlangsung secara bertahap dalam arti

1. Bahwa perubahan yang terjadi bersifat maju meningkat atau mendalam atau
meluas secara kualitatif maupun kuantitatif ( prinsip progresif)

2. Bawa perubahan yang terjadi antar bagian dan atau fungsi organisme itu
terdapat interpedensi sebagai kesatuan integral yang harmonis (prinsip sistematik)

3. Bawa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara
beraturan dan tidak kebetulan dan meloncat-loncat (prinsip kesinambungan)

E. Aplikasi Teori Belajar Behavioristik dalam Pembelajaran

Secara umum langkah-langkah pembelajaran yang berpijak pada teori behavioristik


dapat digunakan dalam merancang pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran
tersebut antara lain:

 Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran


 Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk mengidentifikasi
pengetahuan awal siswa
 Menentukan materi pembelajaran
 Memecah materi pembelajaran menjadi bagian kecil-kecil, meliputi pokok
bahasan, sub pokok bahasan, topik dsb

13
14

 Menyajikan materi pembelajaran


 Memberikan stimulus, dapat berupa, pertanyaan baik lisan maupu tertulis, tes
atau kuis, latihan atau tugas-tugas
 Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan siswa Memberikan
penguatan atau reinforcement (mungkin penguatan positif ataupun penguatan
negatif), ataupun hukuman Memberikan stimulus baru
 Memberikan penguatan lanjutan atau hukuman
 Evaluasi belajar

Dalam teori ini Behaviorisme, segala tingkah laku manusia menjadi suatu prilaku
berbahasa yang menjadi manifestasi stimulus dan respon yang dilakukan terus-
menerus menjadi suatu kebiasaan. Berdasarkan teori ini, pembelajaran bahasa
dilakukan dengan mendahulukan pengenalan keterampilan mendengar dan berbicara
daripada keterampilan lainnya, pemberian latihan-latihan dan penggunaan bahasa
secara aktif dan terus menerus, penciptaan lingkungan berbahasa yang kondusif,
penggunaan media pembelajaran yang memungkinkan siswa mendengar dan
berinteraksi dengan penutur asli, pembiasaan motivasi sehingga berbahsa asing
menjadi sebuah prilaku kebiasaan.

Beberapa kegiatan di kelas yang dapat dikategorikan sebagai penerapan teori


belajar behavioristik antara lain:

1. Guru harus menyusun materi atau bahan ajar secara lengkap. Dimulai dari
materi sederhana sampai kompleks.

2. Guru lebih banyak memberikan contoh berupa instruksi selama mengajar.

3. Saat guru melihat ada kesalahan, baik pada materi maupun pada siswa
maka guru akan segera diperbaiki.

4. Guru memberikan banyak drilling dan latihan agar terbentuk perilaku atau
pembiasaan seperti yang diinginkan.

14
15

5. Evaluasi berdasarkan perilaku yang terlihat.

6. Guru dituntut memiliki kemampuan memberikan penguatan


(reinforcement), baik dari sisi positif dan negatif.

Guru menerapkan stimulus dalam bentuk hadiah (reward), motivasi, dan pujian
serta konsekuensi dalam bentuk refleksi esai. Harapan guru adalah saat stimulus
diberikan, maka respons berupa perilaku siswa yang tidak sesuai dengan harapan
akan berkurang dan siswa terus mengulang perilaku sesuai harapan guru seiring terus
berjalannya stimulus. Penerapan pendekatan behavior yang dilakukan guru
didasarkan pada pemberian penguatan dalam bentuk hadiah, dan motivasi atau pujian.
Hadiah atau imbalan atau reward merupakan suatu bentuk apresiasi dengan cara
memberikan sesuatu sebagai penghargaan atas kerja keras siswa terhadap suatu
aktivitas. Guru berharap dengan adanya sistem pemberian hadiah ini, siswa dapat
termotivasi atau terdorong dengan sendirinya untuk mengerjakan dan mengumpulkan
tugas. Ada pula pemberian motivasi dalam bentuk lisan dan tulisan oleh guru.
Motivasi merupakan tindakan atau ucapan yang dimaksudkan untuk mendorong atau
menyemangati seseorang dalam melakukan kegiatan belajar agar lebih giat dan dapat
memperoleh prestasi yang lebih baik lagi. Dengan adanya pemberian motivasi,
diharapkan siswa dapat terdorong untuk mengulang hal-hal yang baik dan siswa dapat
terus berkembang.

Pemberian pujian juga dilakukan guru agar siswa merasa dihargai dan
diperhatikan. Hal memberi pujian menurut guru akan meningkatkan rasa percaya diri
siswa dan menimbulkan rasa ingin mengerjakan dengan sama baiknya atau lebih baik
dari yang telah dikerjakan agar kembali mendapat pujian. Pujian merupakan tindakan
yang dilakukan guru dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa siswa tentang “harga
diri, otonomi, kemandirian, prestasi dan minat untuk belajar” dan pujian sering
diberikan pada akhir tugas untuk pekerjaan yang dianggap “baik dilakukan”. Maka
dari itu langkah guru untuk menerapkan pemberian pujian dianggap efektif bagi siswa

15
16

untuk terus mengulang perilaku disiplin. Pendekatan behavior jelas berkaitan erat
pemberian konsekuensi. Menurut Eggen & Kauchack dalam Gultom dan Siahaan
konsekuensi merupakan tindakan menghilangkan sesuatu yang bertujuan untuk
meningkatkan perilaku. Sejalan dengan pendapat tersebut, Wong & Wong dalam
Gultom dan Siahaan juga menambahkan konsekuensi merupakan penalti (denda atau
konsekuensi) yang muncul saat melanggar aturan. Pemberian konsekuensi bertujuan
agar siswa mendapatkan efek jera karena tidak disiplin dalam mengerjakan dan
mengumpulkan tugas. Efek jera tersebut diharapkan dapat menumbuhkan rasa
keinginan tidak mendapat konsekuensi dalam diri siswa dan siswa mengubah dengan
sendiri perilakunya dalam menyikapi tugas yang diberikan guru. (Iko, 2021)

F. Kelebihan dan kekurangan Teori Behavioristik


Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh teori behavioristik adalah:
1. Siswa-siswa selalu dibiasakan untuk latihan dan praktik. Mereka dilatih
untuk memiliki unsur-unsur kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, dan
daya tahan.
2. Siswa didorong untuk untuk berpikir linier dan konvergen.
3. Siswa dengan dapat dengan mudah mencapai suatu target tertentu dalam
pembelajaran.
Kekurangan Teori Belajar Behavioristik:
1. Siswa sangat dibatasi kreatifitas, produktifitas, dan imajinasinya.
2. Teori behavioristik bersifat teacher-centered atau hanya berpusat pada guru.
Siswa bersifat pasif dan hanya mengikuti instruksi-instruksi yang diberikan
oleh guru.
3. Pembelajaran menjadi kurang menyenangkan bagi siswa.
4. Siswa kadang mendapat hukuman verbal atau fisik. Hal ini tentu saja dapat
berakibat buruk pada perubahan perilaku peserta didik. Salah satu contohnya
adalah memberi hukuman peserta didik yang melanggar aturan.

16
17

5. Tidak mengakomodir kondisi belajar yang kompleks karena hanya


beracuan pada stimulus dan respon.

Kaum behavioris menjelaskan belajar merupakan suatu proses perubahan


tingkah laku dimana penguatan dan penghargaan, serta hukuman menjadi stimulus
untuk merangsang siswa dalam berperilaku. Para pendidik biasanya menggunakan
teori behaviorisme untuk merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan
menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu.
Adapun kekurangan dan kelemahan dari teori behaviorisme seringkali dikritik karena
tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks. Teori ini selalu
menyederhanakan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar sekedar
pada hubungan stimulus dan respon saja serta tidak mampu menjelaskan
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon itu
sendiri. Selain itu, teori behaviorisme ini juga kurang mampu menjelaskan tentang
adanya variasi tingkat emosi siwa, meskipun mereka memiki pengalaman penguatan
yang sama. Teori ini tidak dapat menjelaskan mengapa dua anak yang mempunyai
kemampuan dan pengalaman penguatan yang relatif sama ternyata perilakunya
terhadap suatu pelajaran berbeda, juga dalam memilih tugas sangat berbeda tingkat
kesulitannya. Jadi teori ini hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat
diamati, dan tidak memperhatikan keberadaan pengaruh pikiran ataupun perasaan
yang mempertemukan unsur-unsur yang diamati tersebut.

Teori behaviorisme juga cenderung mengarahkan siswa berpikir linier, tidak


produktif dan tidak kreatif. Pandangan teori ini yang mengatakan bahwa belajar
merupakan proses pembentukan, yaitu membawa siswa menuju atau mencapai target
tertentu, menjadikan siswa tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Padahal, banyak
faktor yang mempengaruhi proses belajar. Sedangkan kelebihan dan kekuatan
memiliki kontribusi nyata untuk membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab.
Kedisiplinan dan tanggung jawab merupakan elemen penting dalam proses belajar

17
18

dan pembelajaran. Kedisiplinan dan tanggung jawab juga merupakan karakter


manusia yang utama. mendapatkan reward atau hadiah, dan dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwasanya konsep pembelajaran dalam teori belajar behavioristik
sebagai ajang pelatihan agar terbentukya perilaku yang akibat dari adanya hubungan
stimulus-respon yang terjadi berulang-ulang kali dengan adanya dukungan hadiah dan
hukuman.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Teori behavioristik adalah teori beraliran behaviorisme yang merupakan salah


satu aliran psikologi dimana menurut teori ini belajar adalah perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Teori behavioristik adalah teori yang mempelajari perilaku manusia.
2. Menurut aliran behavioristik, belajar pada hakikatnya adalah pembentukan
asosiasi antara kesan yang ditangkap panca indra dengan kecenderungan
untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan respons.Oleh karena itu
teori ini juga dinamakan teori stimulus-respons.
3. Fokus utama dalam teori belajar behavioristik adalah perilaku yang terlihat
dan penyebab luar yang menstimulasinya. Belajar adalah perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman. Pembelajaran yang didasarkan pada
tingkah laku diperoleh dari pengkondisian lingkungan Pengkondisian tersebut
terjadi melalui interaksi dengan lingkungan Dengan demikian dalam tingkah
laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioristik
dengan stimulusnya Teori belajar behavioristik mempunyai ciri-ciri, yaitu
Pertama, aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya,
melainkan hanya mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan
kenyataan. Pengalaman pengalaman batin di kesampingkan dan hanya
perubahan serta gerak-gerak pada badan yang dipelajari. Oleh sebab itu,
behaviorisme adalah ilmu jiwa tanpa jiwa.
4. Perubahan dapat terjadi apabila individu memperoleh bantuan atau bimbingan
untuk membuat perubahan. Bahwa lingkungan yang optimal mengakibatkan
ekspresi faktor keturunan yang maksimal.
5. Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari
beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik
pembelajaran, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran
yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa
pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah.
6. Siswa dilatih untuk memiliki unsur-unsur kecepatan, spontanitas, kelenturan,
refleks, dan daya tahan. Teori behavioristik bersifat teacher-centered atau
hanya berpusat pada guru yang diberikan oleh guru. Siswa dengan dapat
dengan mudah mencapai suatu target tertentu dalam pembelajaran.

19
20

B. Saran

Sebagai calon pendidik hendaknya kita mampu menciptakan suasana belajar yang
kondusif dan efektif yang membuat pada siswa senang dalam proses pembelajaran
lalu menerapkan metode dan teori yang tepat, sehingga proses belajar mengajar
berjalan dengan baik. Oleh karena itu sebagai calon pendidik (guru) hendaknya kita
mempelajari teori-teori pembelajaran yang ada, agar kita mampu menemukan
kecocokan dalam metode mengajar yang tepat yang membuat siswa merasa
nyaman,dan kita sebagai pendidik harus paham dengan karakter siswa

20
DAFTAR PUSTAKA

Sudari, Dwi Okti 2019. Kajian Teori Behavioristik Stimulus dan Respon Dalam
Meningkatkan Minat Belajar Mahasiswa. Jurnal Tarbawi Vol 16, No. 2

Shahbana, Elvia Baby dkk. 2020. Implementasi Teori Belajar Behavioristik Dalam
Pembelajaran. Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan Vol 9, No. 1

Amsari, Dina. 2018. Implikasi Teori Belajar E. Thorndike (Behavioristik) Dalam


Pembelajaran Matematika. Jurnal Basicedu Vol 2, No. 2

Rufaedah, Evi Aeni. 2018. Teori Belajar Behavioristik Menurut Perspektif Islam.
Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol 4, No. 1

Boangmanalu, Iko Agustina. 2021. Penerapan Pendekatan Behavior Untuk


Meningkatkan Kedisiplinan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII.
Journal of Theology and Christian Education

Nahar, Novi Irwan. 2016. Penerapan Teori Belajar Behavioristik Dalam Proses
Pembelajaran. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 1

Safaruddin. 2016. Teori Belajar Behavioristik. Jurnal Kajian Islam & Pendidikan Vol
8, No 2

21

Anda mungkin juga menyukai