Dosen Pengampu:
Dr. H. Junaedi M.Ag
Disusun Oleh:
Azzah Diana Mardhotillah (06010222004)
Alfina Nur Fadhilah (06020222026)
Moch As’ad ihsan (06010222012)
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala karunia-Nya yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat waktu. Tanpa ridha dan petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat di selesaikan.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Junaedi
M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Nadhoriyah Al-Taalumwa Mihnah Ta’limiyah
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tema ’’Teori Behavioristik’’.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat di jadikan sebagai
pegangan dalam mempelajari materi tentang ’’Teori Behavioristik’’. Kami juga berharap
dengan adanya makalah ini, dapat mempermudah semua pihak dalam proses perkuliahan
pada mata kuliah Nadhoriyah Al-Taalumwa Mihnah Ta’limiyah Akhir kata, kami menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki, maka dari itu kami
membutuhkan saran dan kritik yang dapat memotivasi agar dapat menjadi lebih baik lagi
dimasa yang akan datang. Semoga karya ini berguna dan bermanfaat bagi semua orang.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Kelompok 6
DAFTAR ISI
Isi
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
2.1 . Pengertian Teori Behavioristik...................................................................................................6
2.2 . Teori Belajar Menurut Para Tokoh Beserta Idenya....................................................................8
2.3 . Tahap-Tahap Perkembangan Teori Behavioristik.....................................................................10
2.4 . Pengaplikasian Teori Belajar Behavioristik Terhadap Pembelajaran Siswa..............................11
BAB III................................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik dapat aktif untuk mengembangkan potensi yang ada
didalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003).
Pembelajaran merupakan suatu sistem dalam dunia pendidikan dan juga
merupakanruntutan dari pendidikan, pendidikan yang baik dapat ditinjau dari pembelajaran
yang efektif. Pendidikan dengan pembelajaran merupakan komponen yang tidak bisa
dipisahkan karena merupakan satu kesatuan. Proses belajar mengajar merupakan interaksi,
komunikasi dari dua arah dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar, komunikasi
dari dua arah merupakan ciri dan syarat utama bagi berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar.
Teori merupakan seperangkat asas yang tersusun dari peristiwa-peristiwa tertentu
dalam dunia nyata. Teori merupakan seperangkat preposisi yang berisi tentang ide, konsep,
prosedur serta prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variable yang saling berhubungan satu
sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta dibuktikan kebenarannya. Dari
dua pendapat diatas Teori adalah seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang
didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan
diuji kebenarannya.
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara untuk
mengaplikasikan kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode
pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Teori belajar selalu
bertolak dari sudut pandang psikologi belajar. Untuk itu dalam pembahasan ini penyusun
akan menguraikan mengenai teori belajar yang berhubungan dengan psikologi yang
berdasarkan pada pandangan behaviorisme dan aplikasinya dalam pembelajaran.
Faktor psikologis, yang ditunjukkan dengan munculnya teori behavioristik,
merupakan salah satu alasan mengapa pembelajaran di kelas yang masih sangat tradisional
harus diubah.Belajar, menurut teori belajar behavioristik, adalah perubahan perilaku
yangdapat diamati, diukur, dan dinilai dengan cara yang nyata. Rangsangan mendorong
perubahan(insentif) yang menghasilkan hubungan antara perilaku reaktif (respon) dan
perilaku aktif berdasarkan hukummekanikal. Sumber daya adalah lingkungan belajar anak,
baik internal maupun eksternal. Eksternal yang berfungsi sebagai penyebab belajar,
sementara respons didefinisikan sebagai akibat atau dampak,sebagai tindak balas fisik
terhadap stimulus. Belajar berarti memperkuat hubungan, ikatan, sifat, dankecenderungan
perilaku S-R (stimulus-Respon).
Teori Behavioristik mementingkan faktor lingkungan, menekankan pada faktor
bagian, menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode
obyektif, sifatnya mekanis dan mementingkan masa lalu.1
1
Mohammad Anam S and Wasis D Dwiyogo, ‘Teori Belajar Behavioristik DAnam S, M., & Dwiyogo, W. D. (2019).
Teori Belajar Behavioristik Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran. Universitas Negeri Malang, 2.an Implikasinya
Dalam Pembelajaran’, Universitas Negeri Malang, 2019, 2.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 . Pengertian Teori Behavioristik
Menurut pendekatan behavioristik, belajar dapat diartikan sebagai proses
perubahan tingkah laku dan yang relatif bertahan lama yang dapat diamati sebagai hasil
dari pengalaman dengan lingkungan. Pendekatan behavioristik berkembang melalui
eksperimen- eksperimen, baik pada manusia maupun pada hewan. Terdapat empat prinsip
filosofis utama dalam pengembangan teori ini yaitu: Manusia adalah binatang yang
sangat berkembang dan manusia belajar dengan cara yang sama seperti yang telah
dilakukan oleh binatang lainnya; pendidikan merupakan proses perubahan perilaku; peran
guru adalah menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif; efisiensi, ekonomi,
ketepatan dan obyektivitas merupakan perhatian utama dalam Pendidikan2.
2
Asfar, A. M. irfan T. A. & andi muhammad iqbal. (2019). TEORI BEHAVIORISME ( Theory of
Behaviorism ). Researchgate, February, 0–32. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.34507.44324
2. Penguatan (reinforcement) Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat
timbulnya respon. Misalnya, ketikapeserta didik diberi tugas oleh guru, ketika
tugasnya ditambahkan maka ia akan semakin giat belajarnya, maka penambahan
tugas tersebut merupakan penguatan positif dalam belajar, begitu juga sebaliknya.
Prinsip-prinsip behaviorisme adalah:
1. Objek psikologi adalah tingkah laku
2. Semua bentuk tingkah laku dikemalikan kepada reflek
3. Mementingkan terbentuknya kebiasaan.3
a) Kelebihan Teori Behaviorisme
Membisakan guru untuk bersikap jeli dan pekaterhadap situasi dan kondisi
belajar.
Guru tidak membiasakan memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan
belajar mandiri. Jika murid menemukan kesulitan baru ditanyakan pada guru
yang bersangkutan.
Mampu membentuk suatu prilaku yang diinginkan mendapatkan pengakuan
positif dan prilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negative yang
didasari pada prilaku yang tampak.
Dengan melalui pengulangan dan pelatihan yang berkesinambungan, dapat
mengoptimalkan bakat dan kecerdasan siswa yang sudah terbentuk
sebelumnya. Jika anak sudha mahir dalam satu bidang tertentu, akan lebih
dapat dikuatkan lagi dengan pembiasaan dan pengulangan yang
berkesinambungan tersebut dan lebih optimal.
Bahan pelajaran yang telah disusun hierarkis dari yang sederhana sampai pada
yang kompleks dengan tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil
yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu mampu
menghasilakan suatuperilaku yang konsisten terhadap bidang tertentu.
b) Kekurangan Teori Behaviorisme:4
Teori behaviorisme selalu menyederhanakan hal-hal yang berkaitan dengan
pendidikan dan atau belajar sekedar pada hubungan stimulus dan respon saja
3
Anam S, M., & Dwiyogo, W. D. (2019). Teori Belajar Behavioristik Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran.
Universitas Negeri Malang, 2.
4
Rahmat Rahmat. (2016). LIBERALISME DALAM PENDIDIKAN ISLAM (Implikasinya Terhadap
Sistem Pembelajaran Agama Islam Di Sekolah). Nidhomul Haq, 1(2), 70–88.
serta tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
dalam hubungan stimulus dan respon.
Teori behaviorisme ini juga kurang mampu menjelaskan tentang adanya
variasi tingkat emosi siwa, meskipun mereka memiki pengalaman penguatan
yang sama. Teori ini tidak dapat menjelaskan mengapa dua anak yang
mempunyai kemampuan dan pengalaman penguatan yang relatif sama ternyata
perilakunya terhadap suatu pelajaran berbeda.
Teori behaviorisme juga cenderung mengarahkan siswa berpikir linier, tidak
produktif dan tidak kreatif.
5
Ghulamul Mustofa, ‘Teori Contiguity Edwin Ray Guthrie (Teori Belajar Aliran Behavioristik Contiguous
Conditioning Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Pai Di Sekolah)’, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat,
2.2 (2022), 49–66.
Bagi Hull tingkah laku seseorang berfungsi untuk menjaga kelangsungan hidup.
Oleh karena itu dalam teori Clark Hull, behaviorisme disebutkan sebagai
kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis menempati posisi sentral.
5. Edwin Guthrie Edwin Guthrie
mengemukakan teori kontiguitas yang memandang bahwa belajar merupakan
kaitan asosiatif antara stimulus tertentu dan respons tertentu.
6. Burrhus Frederic Skinner
Burrhus Frederic Skinner mengeluarkan karya berjudul About Behaviorism yang
menyebutkan tingkah laku terbentuk oleh konsekuensi yang ditimbulkan oleh
tingkah laku itu sendiri.6
6
Sinta Nailul Latifah, Abdillah Mahbubi, and M Yunus Abu Bakar, ‘Analisis Cara Belajar Menurut Madzhab Teori
Belajar Modern’, 4.1 (2023), 41–67.
2. Bahwa perubahan yang terjadi antar bagian dan atau fungsi organisme itu
terdapat interpedensi sebagai kesatuan integral yang harmonis. (prinsip sistematik)
3. Bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara
beraturan dan tidak kebetulan dan meloncatloncat.(prinsip berkesinambungan).
7
Asfar, A. M. I. T., Asfar, A. M. I. A., & Halamury, M. F. (2019). Teori Behaviorisme. Makasar: Program
Doktoral Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Makassar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut pendekatan behavioristik, belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan
tingkah laku dan yang relatif bertahan lama yang dapat diamati sebagai hasil dari pengalaman
dengan lingkungan.Terdapat empat prinsip filosofis utama dalam pengembangan teori ini
yaitu: Manusia adalah binatang yang sangat berkembang dan manusia belajar dengan cara
yang sama seperti yang telah dilakukan oleh binatang lainnya.
Selain itu, aplikasi teori belajar behavioristik dalam konteks pembelajaran siswa
menekankan pada pembentukan tingkah laku yang diinginkan melalui berbagai teknik seperti
penguatan, ekstingsi, dan satiasi. Di sekolah, pembelajaran tidak hanya mencakup respons
sederhana, tetapi juga tingkah laku kompleks yang dapat diajarkan melalui proses "shaping"
atau "successive approximations." Prinsip-prinsip ini memberikan landasan bagi
pengembangan teori dan praktek pendidikan, dengan fokus pada perolehan pengetahuan yang
terstruktur dan mengukur secara obyektif. Dengan pemahaman ini, pengajar dapat merancang
pengalaman pembelajaran yang lebih efektif sesuai dengan karakteristik siswa dan materi
pelajaran yang diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anam S, Mohammad, and Wasis D Dwiyogo, ‘Teori Belajar Behavioristik DAnam S, M., & Dwiyogo, W.
D. (2019). Teori Belajar Behavioristik Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran. Universitas Negeri
Malang, 2.an Implikasinya Dalam Pembelajaran’, Universitas Negeri Malang, 2019, 2
Latifah, Sinta Nailul, Abdillah Mahbubi, and M Yunus Abu Bakar, ‘Analisis Cara Belajar Menurut
Madzhab Teori Belajar Modern’, 4.1 (2023), 41–67
Mustofa, Ghulamul, ‘Teori Contiguity Edwin Ray Guthrie (Teori Belajar Aliran Behavioristik
Contiguous Conditioning Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Pai Di Sekolah)’, Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 2.2 (2022), 49–66
Anam S, M., & Dwiyogo, W. D. (2019). Teori Belajar Behavioristik Dan Implikasinya Dalam
Pembelajaran. Universitas Negeri Malang, 2.
Rahmat Rahmat. (2016). LIBERALISME DALAM PENDIDIKAN ISLAM (Implikasinya Terhadap Sistem
Pembelajaran Agama Islam Di Sekolah). Nidhomul Haq, 1(2), 70–88.
Asfar, A. M. irfan T. A. & andi muhammad iqbal. (2019). TEORI BEHAVIORISME (Theory of
Behaviorism ). Researchgate, February, 0–32. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.34507.44324