Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

TEORI BELAJAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN APLIKASINYA

DALAM POLA PEMBELAJARAN

Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester

DOSEN PENGAMPU : DRS. H. NUJUMUDDIN, M.PD

MIFTAHUR RAHMAH

200106093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2022

1
KATA PENGANTAR

Assalaamu‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Alhamdulillaahi Rabbil Alamiin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang
senantiasa mencurahkan dan melimpahkan kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya. Atas
perkenaan-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
“Allahumma Sholli Ala Muhammad Waala Ali Muhammad” kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, sebagai suri tauladan terbaik sepanjang zaman, yang dengannya manusia
mampu berhijrah dari satu masa yang tidak mengenal peradaban menuju kepada satu masa yang
berperadaban.

Makalah dengan judul “TEORI PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN APLIKASINYA


DALAM POLA PEMBELAJARAN” penulis hadirkan sebagai salah satu tugas MATA
KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN di Jurusan PGMI, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

Akhir kata, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya untuk kita
semua. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan penulis guna
menyempurnakan makalah ini. Besar harapan bagi penulis bahwa makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi berbagai pihak.

Wassalamu‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Mataram, 15 Juni 2022

MIFTAHUR RAHMAH

2
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR .................................................................................................................2

DAFTAR ISI ................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................4


B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................5
C. TUJUAN ...........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................................6

A. TEORI BEHAVIORISTIK DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN ..........6


B. TEORI KOGNITIF DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN .....................9
C. TEORI HUMANISTIK DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN ...............10
D. TEORI KONSTRUTIVISME DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN .....13

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................17

A. KESIMPULAN ................................................................................................................17
B. SARAN ............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Proses pendidikan merupakan hal yang sangat kompleks, yang didalamnyaterlibat
banyak unsur yang saling terkait, mulai dari guru, siswa, sarana, metode,strategi, media
dan lain-lain. Pendidikan bukan saja bicara tentang hasil, tapi lebihkompleks lagi,
sebenarnya pendidikan berkaitan dengan bagaimana proses untukmencapai hasil.
Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kretif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari sini terlihat bahwa ada banyak
tujuan yang ingin dicapai dengan berlangsungnya proses pendidikan yang diwujudkan
dari pembelajaran di kelas.
Proses pembelajaran di kelas melibatkan guru sebagai pengajar dan siswasebagai
pelajar. Seiring dengan pesatnya perkembangan pendidikan, pendidikanIndonesia saat ini
menginginkan pembelajaran yang menempatkan guru tidak lagisepenuhnya sebagai
sumber dari segala sumber belajar, namun guru diharapkanmenjadi fasilitator bagi proses
belajar siswa. Siswa tidak lagi mencawan akan apayang disampaikan guru, tapi
sebaliknya siswa sebagai individu aktif.
Seorang pendidik seharusnya memiliki pengetahuan lebih tentang berbagai cara
yang dapat membantu siswa belajar. Sesuai dengan perannnya sebagai fasilitator,
seharusnya pendidik mengetahuidan memfasilitasi cara yang mempermudah siswa untuk
belajar, salah satunya denganmemanfaatkan teori belajar. Dengan mengetahui teori
belajar diharapkan dapatmembantu guru untuk mengembangkan potensi siswa, dan
memberikan cara-carayang tepat untuk mengatasi perbedaan/keanekaragaman
kemampuan, sifat dan perilaku siswa dalam proses belajar. Oleh karena itu, mengingat
begitu pentingnya teori belajar bagi guru dalam pembelajaran, maka saya membuat
makalah ini dengan judul Teori Psikologi Pendidikan dan Aplikasinya dalam Psikologi
Pendidikan.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian teori behavoristik dan aplikasinya dalam pembelajaran ?
2. Apa pengertian teori kognitif dan apikasinya dalam pembelajaran ?
3. Apa pengertian teori humanistik dan aplikasinya dalam pembelajaran ?
4. Apa pengertian dari teori konstrutivisme dan aplikasinya dalam pembelajaran ?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui teori behavoristik dan aplikanya dalam pembelajaran
2. Untuk mengetahui teori kognitif dan aplikasinya dalam pembelajaran
3. Untuk mengetahui teori humanistik dan aplikasinya dalam pembelajaran
4. Untuk mengetahui teori konstrutivisme dan aplikasinya dalam pembelajaran

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. TEORI BEHAVIORISTIK DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN


Teori belajar behavioristik merupakan teori yang mempelajari perilaku dalam
proses pembelajaran, hal ini dikarenakan analisis yang dilakukan terletak pada perilaku
yang nampak, terukur, tergambarkan dan dapat diprediksi. Belajar merupakan merupakan
upaya melakukan perubahan perilaku manusia yang disebabkan oleh pengaruh
lingkungannya. Behaviorisme bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku individu
yang belajar dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Behavioristik memandang bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan respon (Robert, 2014). Peserta
didik dianggap telah melakukan belajar jika dapat menunjukkan perubahan tingkah
lakunya. Contoh, peserta didik dapat dikatakan memiliki kemampuan membaca jika ia
bisa menunjukkan kemampuan membacanya dengan baik.
Teori behavioristik hanya mengamati stimulus dan respons. Untuk itu, setiap
materi atau perilaku yang ditunjukkan oleh guru disebut stimulus, dan setiap tindakan
yang ditunjukkan oleh peserta didik atas tindakan guru disebut respon. Rangkaian
perilaku tersebut harus dapat diamati dan dapat diukur. Behavioristik sangat
mengedepankan aspek pengukuran, karena dengan melakukan pengukuran maka setiap
hal yang penting terkait perubahan tingkah laku dapat dilihat dan dinilai1
Hergenhahn dan Matthew menyatakan bahwa teori belajar ini mencakup empat
hukum, yaitu sebagai beriku :
1. Hukum kesiapan berarti bahwa kegiatan pembelajaran akan memberikan hasil
yang diinginkan jika ada kesiapan, baik kesiapan oleh pendidik maupun peserta
didik.
2. Hukum latihan memiliki arti bahwa semakin banyak latihan, semakin besar
peluang untuk berhasil. Artinya, kegiatan pembelajaran akan berhasil jika peserta
didik dibiasakan untuk latihan secara kontinu dan terukur.

1
https://www.edukasinfo.com/2021/03/pengertian-teori-belajar-behavioristik.html

6
3. Hukum efek berarti bahwa efek yang dirasakan oleh peserta didik setelah belajar
akan memotivasi dirinya untuk terus belajar. Contohnya, seorang peserta didik
mendapatkan hadiah berupa buku paket Matematika karena berhasil mendapatkan
nilai sempurna di ujian tulis Matematika. Efek yang dirasakan adalah bangga dan
bahagia. Efek itu diharapkan bisa memotivasi peserta didik tersebut untuk terus
belajar.
4. Hukum sikap berarti sikap yang terbentuk setelah melakukan pembelajaran.
Perubahan sikap dipengaruhi oleh hal-hal yang ia dapatkan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.

Teori belajar ini dianggap sudah kuno oleh sebagian kalangan. Namun, sampai
saat ini teori ini masih sering digunakan di Indonesia. Ciri yang membedakan teori ini
dengan teori belajar yang lain Sbb :

1. Mengutamakan pengaruh lingkungan.


2. Hasil pembelajaran fokus pada terbentuknya perilaku yang diinginkan.
3. Mementingkan pembentukan reaksi atau respon.
4. Bersifat mekanistis atau dilakukan dengan mekanis tertentu, misalnya meminta
maaf.
5. Menganggap latihan itu adalah hal yang penting dalam proses pembelajaran.2

Aplikasi teori behavioristik dalam proses pembelajaran untuk memaksimalkan


tercapainya tujuan pembelajaran (siswa menunjukkan tingkah laku / kompetensi
sebagaimana telah dirumuskan), guru perlu menyiapkan dua hal, sebagai berikut:

1. Menganalisis Kemampuan Awal dan Karakteristik Siswa


Siswa sebagai subjek yang akan diharapkan mampu memiliki sejumlah
kompetensi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar, perlu kiranya dianalisis kemampuan awal dan karakteristiknya.
Hal ini dilakukan mengingat siswa yang belajar di sekolah tidak datang tanpa
berbekal apapun sama sekali (mereka sangat mungkin telah memiliki sejumlah
pengetahuan dan keterampilan yang di dapat di luar proses pembelajaran). Selain

2
https://www,qipper.com/id/blog/info-guru/teori-belajar-behavioristik/amp/

7
itu, setiap siswa juga memiliki karakteristik sendiri-sendiri dalam hal mengakses
dan atau merespons sejumlah materi dalam pembelajaran. Ada beberapa manfaat
yang dapat diperoleh guru jika melakasanakan analisis terhadap kemampuan dan
karakteristik siswa, yaitu :
1) Akan memperoleh gambaran yang lengkap dan terperinci tentang kemampuan
awal para siswa, yang berfungsi sebagai prasyarat prerequisite) bagi bahan
baru yang akan disampaikan.
2) Akan memperoleh gambaran tentang luas dan jenis pengalaman yang telah
dimiliki oleh siswa. Dengan berdasar pengalaman tersebut, guru dapat
memberikan bahan yang lebih relevan dan memberi contoh serta ilustrasi yang
tidak asing bagi siswa.
3) Akan dapat mengetahui latar belakang sosio-kultural para siswa, termasuk
latar belakang keluarga, latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan, dan lain-
lain.
4) Akan dapat mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa, baik
jasmaniah maupun rohaniah.
5) Akan dapat mengetahui aspirasi dan kebutuhan para siswa.
6) Dapat mengetahui tingkat penguasaan bahasa siswa.
7) Dapat mengetahui tingkat penguasaan pengetahuan yang telah diperoleh siswa
sebelumnya.
8) Dapat mengetahui sikap dan nilai yang menjiwai pribadi para siswa 3
2. Merencanakan materi pembelajaran yang akan dibelajarkan
Idealnya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru benar-benar sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh siswa dan juga sesuai dengan kondisi siswa,
sehingga di sini guru tidak akan over-estimate dan atau under-estimate terhadap
siswa. Namun kenyataan tidak demikian adanya. Sebagian siswa ada yang sudah
tahu dan sebagian yang lain belum tahu sama sekali tentang materi yang akan
dibelajarkan di dalam kelas. Untuk dapat memberi layanan pembelajaran kepada
semua kelompok siswa yang mendekati idealnya (sesuai dengan kemampuan awal

3
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. 2002 Jakarta: Bumi Aksara. hlm 38-40

8
dan karakteristik masing-masing kelompok) kita dapat menggunakan dua
pendekatan yaitu :
1) Siswa menyesuaikan diri dengan materi yang akan dibelajarkan, yaitu dengan
cara guru melakukan tes dan pengelompokkan (dalam hal ini tes dilakukan
sebelum siswa mengikuti pelajaran),
2) Materi pembelajaran disesuaikan dengan keadaan siswa 4

Sedangkan langkah umum yang dapat dilakukan guru dalam menerapkan teori
behaviorisme dalam proses pembelajaran adalah :

1. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran.


2. Melakukan analisis pembelajaran
3. Mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal pembelajar
4. Menentukan indikator-indikator keberhasilan belajar.
5. Mengembangkan bahan ajar (pokok bahasan, topik, dll)
6. Mengembangkan strategi pembelajaran (kegiatan, metode, media dan waktu)
7. Mengamati stimulus yang mungkin dapat diberikan (latihan, tugas, tes dan
sejenisnya)
8. Mengamati dan menganalisis respons pembelajar
9. Memberikan penguatan (reinfrocement) baik posistif maupun negatif, serta
10. Merevisi kegiatan pembelajaran 5
B. TEORI KOGNITIF DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN
Kognitif berasal dari kata cognition, yang memilki persamaan dengan knowing,
yang berarti mengetahui. Kognitif merupakan kemampuan berpikir yang dimiliki seorang
individu untuk memahami keterampilan dan konsep baru, maupun untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada di sekitarnya. Setiap individu memiliki tingkat kemampuan
kognitif yang berbeda-beda. Menurut pandangan teori ini, tingkah laku seseorang sangat
ditentukan oleh pemahamannya terhadap situasi yang berkaitan dengan tujuan. Dapat
disimpulkan bahwa teori belajar kognitif adalah teori belajar yang lebih menekankan
pada suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia secara utuh dalam semua
situasi dan kondisi pembelajaran yang sedang dilakukan. Sementara itu Al-Hasan (2012,
4
Suparman, Atwi.. Desain Instruksional.1997 Jakarta: Pusat Antar Universitas.hlm 27
5
Mukminan. Teori Belajar dan Pembelajaran.1997 Yogyakarta: P3G IKIP. hlm 27

9
hlm. 10) mengemukakan bahwa kemampuan kognitif adalah kemampuan untuk berpikir
secara lebih kompleks dan melakukan penalaran serta pemecahan masalah. Semakin
berkembangnya kemampuan kognitif maka akan mempermudah seseorang untuk
menguasai pengetahuan umum yang lebih luas. Sehingga dapat dikatakan bahwa teori
belajar kognitif adalah teori belajar yang ingin menekankan kemampuan berpikir lebih
kompleks serta melakukan pemecahan masalah dibandingkan dengan hanya sekedar
menguasai pengetahuan umum lewat hafalan atau latihan saja. Namun demikian, ihwal
kognitif ini adalah teori yang banyak diperdebatkan sepanjang masa. Beberapa tokohnya,
termasuk Piaget memiliki sudut pandang yang sedikit berbeda. Hal ini penting untuk
diketahui dalam memaksimalkan pemahaman mengenai teori kognitif. Oleh karena itu,
berikut adalah teori belajar kognitif versi Piaget yang merupakan salah satu pelopor dari
aliran ini.
Melalui pemaparan teori kognitif Piaget di atas, kita dapat menarik implikasi-
implikasi dasar yang dapat menjadi ciri belajar kognitif. Beberapa ciri tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada
hasilnya.
2. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam
kegiatan belajar.
3. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan
perkembangan.6
C. TEORI HUMANISTIK DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN
Teori humanistik atau sering juga disebut teori belajar humanistik adalah satu dari
beberapa teori belajar yang sering digunakan oleh guru maupun tenaga pengajar lainnya.
Secara garis besar teori belajar humanistik adalah teori belajar bertujuan menghasilkan
hal baik bagi kemanusiaan supaya bisa mencapai aktualisasi diri dan membuat orang
mampu mengenali diri sendiri. Oleh karena itu, proses belajar humanistik ini
membutuhkan perhatian yang besar dalam prosesnya dengan harapan menghasilkan
pencapaian yang baik. Berikut ini pengertian proses belajar humanistik yang dipaparkan
oleh para ahli :

6
https://serupa.id/teori-belajar-kognitif-pengertian-ciri-prinsip-dsb/

10
1. Teori Humanistik Menurut Arthur Combs
Jika membahas mengenai teori humanistik ini, maka salah satu tokoh terkenal
yang paling sering disebut-sebut yakni Arthur Combs. Beliau adalah seorang
psikolog sekaligus pengajar yang berasal dari Ohio, Amerika Serikat. Menurut
pendapat Combs, belajar bukan hanya tentang bagaimana menghapal materi
namun lebih dari itu belajar adalah bagaimana seseorang bebas mencari cara
mereka sendiri dan bisa dilakukan lewat mana saja. Selama hal tersebut membawa
hasil yang baik bagi dirinya.Dari pemahaman tersebut kita tahu bahwa seorang
tenaga pengajar tidak bisa menuntut terkait proses belajar pada setiap murid,
melainkan merekalah yang bebas menentukan proses belajarnya sendiri. Hal
tersebut akan membantu murid mencapai tujuan dari teori humanistik ini.
2. Teori Humanistik Menurut Abraham Maslow
Tokoh lain yang juga membahas mengenai teori ini adalah Abraham Maslow.
Menurutnya proses belajar adalah hal yang penting dan perlu dilalui semua murid,
sebab dalam proses inilah seseorang mampu mengenali dirinya sendiri dan
mencapai aktualisasi diri. Oleh karena itu proses belajar merupakan momen
penting yang sebaiknya dilakukan oleh murid itu sendiri supaya bisa memahami
dirinya sendiri.
3. Teori Humanistik Menurut Carl Rogers
Carl Rogers juga ikut menyatakan pendapat mengenai teori belajar
humanistik. Rogers menyatakan bahwa proses belajar membutuhkan sebuah sikap
saling menghargai dan memahami antara murid dan gurunya. Tanpa adanya
prasangka dari kedua belah pihak, dengan begitu proses belajar akan berjalan
dengan baik.
Setelah membaca pengertian mengenai teori belajar humanistik, kamu mungkin
masih sedikit bingung apa yang membedakan teori ini dengan teori belajar
lainnya. Berikut ini ciri-ciri teori belajar humanistik.
Berikut ini ciri-ciri teori belajar humanistik adalah
1. Lebih memfokuskan pada proses belajar itu sendiri. seseorang akan menjadi yang
lebih bisa mengeksplorasi diri.

11
2. Fokus belajar ada dalam prosesnya saat seseorang menjalankan pendekatan
belajar.
3. Adanya peranan aspek kognitif dan aspek afektif.
4. Mementingkan pemahaman dan juga pengetahuan dalam proses belajar.
5. Mementingkan sikap dan perilaku diri ketika menjalankan proses belajar.
6. Tidak seorangpun mampu mengatur atau mendikte proses belajar yang benar pada
setiap individu.
Teori belajar humanistik ini dalam penerapannya sebagai metode pembelajaran
juga perlu diikuti dengan pengetahuan tentang pendekatan belajar kognitif serta afektif
supaya dapat menghasilkan perubahan positif pada hasil belajar dan sikap. Berikut ini
merupakan langkah-langkah penerapan teori ini. Sebagai seorang pengajar, tentu
membutuhkan sejumlah persiapan yang baik dan matang sebelum melakukan proses
penerapan teori ini. Langkah awal sebelum memulai pembelajaran dengan murid, seorang
guru atau tenaga pengajar dapat mempersiapkan materi sebagai berikut.
1. Langkah pertama yang harus disiapkan adalah menentukan tujuan pembelajaran,
cari tahu apa yang ingin dihasilkan dari proses pembelajaran tersebut.
2. Merumuskan materi yang akan dipelajari sesuai dengan tujuan awal, hal ini
berfungsi supaya materi yang diberikan tidak meluas dan menjadi tidak efektif.
3. Hal yang penting selanjutnya ialah melakukan identifikasi sejauh mana
kemampuan murid.
4. Amati individu supaya mampu memperkirakan kemampuan analisis, daya serap
dan perilakunya.
5. Memilah-milah dan melakukan analisis terhadap topik materi, yang mana
sekiranya murid berminat dan ingin ikut serta dalam pembelajaran.
6. Guru juga perlu mempersiapkan kerangka fasilitas belajar yang dirancang dengan
efektif.
7. Membimbing murid untuk selalu aktif dalam proses pembelajaran.
8. Memberikan bimbingan pada murid supaya paham akan makna dan pentingnya
pengalaman belajar mereka.
9. Mendorong murid untuk sering melakukan penerapan yang serupa bahkan di luar
proses pembelajaran.

12
10. Melakukan evaluasi berkala selama proses pembelajaran7

Dalam teori ini seorang pengajar bertugas sebagai fasilitator, oleh karena itu
langkah berikut ini merupakan hal-hal yang perlu dilakukan selaku fasilitator.

1. Pada awal pertemuan, seorang guru dapat memberikan motivasi supaya murid
mau dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
2. Tujuan pembelajaran dipaparkan oleh guru, namun apabila ada murid yang belum
memahaminya guru dapat menjelaskan ulang untuk memastikan murid benar-
benar tahu arah pembelajarannya.
3. Penting bagi pengajar ataupun guru untuk memahami ciri dan karakter murid
yang akan diajarkan, supaya dapat menyesuaikan keinginan murid.
4. Memfasilitasi sumber materi melalui berbagai media kreatif supaya murid tidak
bosan, seperti buku atau modul pelajaran dan perangkat audio visual.
5. Menjalin komunikasi yang baik dengan murid supaya proses belajar tetap
terkendali.
6. Mendorong murid untuk semakin meningkatkan kreatifitas dan supaya lebih peka
terhadap diri sendiri dan sekitarnya.
7. Menjaga suasana belajar supaya selalu kondusif.
8. Melakukan kegiatan yang mendorong murid untuk selalu aktif selama proses
belajar berlangsung.8
D. TEORI KONSTRUTIVISME DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN
Pengertian teori belajar konstruktivisme adalah teori belajar yang mengedepankan
kegiatan mencipta serta membangun dari sesuatu yang telah dipelajari. Kegiatan
membangun (konstruktif) dapat memacu siswa untuk selalu aktif, sehingga
kecerdasannya akan turut meningkat. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan teori
belajar konstruktivisme. Hill memberikan pengertian bahwa teori belajar konstruktivisme
adalah tindakan mencipta suatu makna dari apa yang sudah dipelajari seseorang.
Shymansky mengatakan bahwa teori belajar konstruktivisme merupakan aktivitas yang
aktif, ketika siswa melatih sendiri pengetahuannya, mencari tahu apa yang sudah
dipelajari, dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide baru dengan kerangka
7
https://www.gramedia.com/literasi/teori-belajar-humanistik/
8
https://www.gramedia.com/literasi/teori-belajar-humanistik/

13
berpikir sendiri. Ahli lainnya yang turut memberikan pengertian tentang teori belajar ini
adalah Karli dan Margareta. Menurut mereka teori belajar konstruktivisme adalah sebuah
proses belajar yang diawali dengan adanya konflik kognitif, sehingga akhirnya
pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa lewat pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan sekitarnya. Sedangkan Samsul Hadi berpendapat bahwa teori belajar
konstruktivisme merupakan sebuah upaya membangun tata susunan hidup berbudaya
modern.
Ciri-ciri pembelajaran yang menerapkan teori kontruktivisme adalah sebagai
berikut :
1. Memberi kesempatan kepada murid membina pengetahuan baru melalui
penglibatan dalam dunia sebenar
2. Menggalakkan ide/gagasan yang dimulai oleh murid dan menggunakannya
sebagai panduan merancang pengajaran.
3. Menyokong pembelajaran secara koperatif Menampilkan sikap dan pembawaan
murid d. Menampilkan bagaimana murid belajar sesuatu ide.
4. Menggalangkan dan menerima daya usaha murid.
5. Menggalangkan murid bertanya dan berdialog dengan murid dan guru.
6. Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil
pembelajaran.
7. Menggalangkan proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen.
Selanjutnya, berdasarkan pendapat Suderadjat (dalam Sutadi, 2007, hlm. 133),
pembelajaran kontruktivisme mempunyai sejumlah ciri-ciri sebagai berikut :
1. Cara atas-bawah ialah peserta didik dimulai dengan pelatihan mengatasi
permasalahan yang saling berhubungan selama digali jalan keluarnya dan dibantu
pendidik untuk diselesaikan mengikuti implementasi (KD) yang dipakai.
2. Pembelajaran cooperative learning, bentuk konstruktivisme menerapkan pelatihan
cooperative. Dengan begitu, peserta didik mampu menguasai konsepsi yang sukar
didiskusikan dengan kelompoknya.
3. Pembelajaran generatif dipakai untuk strategi konsruktivisme. Pendekatan ini
memberi tahu bahwa peserta didik di tuntut untuk menggunakan pendekatan

14
secara khusus supaya menyelesaikan peranan intelektual dengan menunjang
arahan terbaru.
4. Pembelajaran lewat cara menemukan. Peserta didik diharap melakukan pelatihan
secara bersungguh-sungguh, mandiri, dan melaksanakan setiap teknik
keterampilan konsepsi supaya pelajar mampu mendapatkan rancangan terbaru.
5. Pembelajaran lewat pengaruh karakter. Strategi konstruktivisme memiliki
pandangan bahwa peserta didik merupakan wujud yang idealis, maksudnya
pribadi yang dapat mengontrol perasaannya. Scaffolding didasari teknik Vygotsky
mengenai pelatihan dengan bimbingan pendidik.9

Penerapan konsep ini di dalam kelas, menurut Asrori (2007), adalah sebagai
berikut :

1. Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar


Dengan menghargai gagasan-gagasan atau pemikiran siswa serta mendorong
siswa berpikir mandiri, berarti guru telah membantu siswa menemukan identitas
sintelektual mereka. Para siswa yang merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan
kemudian menganalisis serta menjawabnya berarti telah mengembangkan
tanggung jawab terhadap proses belajar mereka sendiri serta menjadi ”pemecah
masalah” (problem solvers).
2. Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa
waktu kepada siswa untuk merespons.
Berpikir reflektif memerlukan waktu yang cukup dan sering kalli atas dasar
gagasan-gagasan dan komentar orang Iain. Cara-cara guru mengajukan
pertanyaan dan cara siswa merespons atau menjawabnya akan mendorong siswa
mampu membangun keberhasilan dalam melakukan penyelidikan. …180
3. Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi
Guru yang menerapkan proses pembelajaran konstruktivisme akan menantang
para siswa untuk mampu menjangkau hal-hal yang berada di balik respons-
respons faktual yang sederhana. Guru mendorong siswa untuk menghubungkan

9
https://serupa.id/teori-belajar-konstruktivisme-pengertian-ciri-prinsip-dsb/

15
dan merangkum konsep-konsep melalui analisis, prediksi, justifikasi, dan
mempertahankan gagasan atau pemikirannya.
4. Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru dan siswa
lainnya
Dialog dan diskusi yang merupakan interaksi sosial dalam kelas yang bersifat
intensif sangat membantu siswa untuk mampu mengubah atau menguatkan
gagasan-gagasannya. Jika mereka memiliki kesempatan untuk mengemukakan
apa yang mereka pikirkan dan mendengarkan gagasan orang lain, maka mereka
akan mampu membangun pengetahuan sendiri yang didasarkan atas pemahaman
sendiri. Jika merasa nyaman dan aman untuk mengemukakan gagasan-gagasan
mereka, maka dialog yang sangat bermakna akan tercipta di dalam kelas.
5. Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya
diskusi
Jika diberi kesempatan untuk menyusun berbagai macam prediksi, sering kali
siswa menghasilkan hipotesis fenomena alam ini. Guru yang menerapkan
konstruktivisme dalam pembelajaran memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada siswa untuk menguji hipotesis mereka, terutama melalui diskusi kelompok
dan pengalaman nyata.
6. Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi
interaktif
Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivisme
melibatkan para siswa dalam mengamati dan menganalisis fenomena alam dalam
dunia nyata. Guru kemudian membantu siswa untuk menghasilkan abstraksi atau
pemikiran-pemikiran tentang fenomena-fenomena alam tersebut secara bersama-
sama.10

BAB III

10
https://www.asikbelajar.com/penerapan-konsep-teori-konstruksivisme-di-kelas/

16
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Teori belajar atau teori psikologi pendidikan itu ada 4 teori yaitu teori
behavioristik, teori kognitif, teori humanistik, teori konstrutivisme. dan setiap teori
memiliki ciri dan pengaplikasian yang berbeda dalam pembelajaran.
Teori belajar behavioristik merupakan teori yang mempelajari perilaku dalam
proses pembelajaran, hal ini dikarenakan analisis yang dilakukan terletak pada perilaku
yang nampak, terukur, tergambarkan dan dapat diprediksi. Belajar merupakan merupakan
upaya melakukan perubahan perilaku manusia yang disebabkan oleh pengaruh
lingkungannya. Behaviorisme bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku individu
yang belajar dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Kognitif merupakan kemampuan berpikir yang dimiliki seorang individu untuk
memahami keterampilan dan konsep baru, maupun untuk menyelesaikan permasalahan
yang ada di sekitarnya. Setiap individu memiliki tingkat kemampuan kognitif yang
berbeda-beda. Menurut pandangan teori ini, tingkah laku seseorang sangat ditentukan
oleh pemahamannya terhadap situasi yang berkaitan dengan tujuan.
Teori humanistik atau sering juga disebut teori belajar humanistik adalah satu dari
beberapa teori belajar yang sering digunakan oleh guru maupun tenaga pengajar lainnya.
Secara garis besar teori belajar humanistik adalah teori belajar bertujuan menghasilkan
hal baik bagi kemanusiaan supaya bisa mencapai aktualisasi diri dan membuat orang
mampu mengenali diri sendiri.
Pengertian teori belajar konstruktivisme adalah teori belajar yang mengedepankan
kegiatan mencipta serta membangun dari sesuatu yang telah dipelajari. Kegiatan
membangun (konstruktif) dapat memacu siswa untuk selalu aktif, sehingga
kecerdasannya akan turut meningkat.
B. SARAN
Diharapkan kepada para pembaca yang saya hormati dan yang saya banggakan
agar memberikan saran dan kritikan yang membangun agar kedepannya saya lebih baik
lagi dalam menyusun makalah

DAFTAR PUSTAKA

17
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/teori-belajar-behavioristik/amp/
Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi
Aksara.
Suparman, Atwi. 1997. Desain Instruksional. Jakarta: Pusat Antar Universitas.
Mukminan. 1997. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: P3G IKIP.
https://serupa.id/teori-belajar-kognitif-pengertian-ciri-prinsip-dsb/
https://www.gramedia.com/literasi/teori-belajar-humanistik/
https://serupa.id/teori-belajar-konstruktivisme-pengertian-ciri-prinsip-dsb/
https://www.asikbelajar.com/penerapan-konsep-teori-konstruksivisme-di-kelas/

18

Anda mungkin juga menyukai