Kelompok 8 :
1. Septya Nur Afijah (1608076029)
2. Rois Saifuddin (1608076032)
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2019
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan masalah......................................................................................................................4
C. Manfaat.....................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Teori Belajar Behavioristik dan Implementasinya......................................................................5
1. Teori Belajar Behavioristik.....................................................................................................5
2. Implementasi Teori Belajar Behavioristik..............................................................................6
B. Teori Belajar Kognitif dan Implementasinya..............................................................................7
1. Teori Belajar Kognitif.............................................................................................................7
2. Implementasi Teori Belajar Kognitif.......................................................................................7
C. Teori Belajar Humanistik dan Implementasinya........................................................................8
1. Teori Belajar Humanistik........................................................................................................8
2. Implementasi Teori Belajar Humanistik.................................................................................9
D. Teori Belajar Konstruktif dan Implementasinya.......................................................................11
1. Teori Belajar Konstruktif......................................................................................................11
2. Implementasi Teori Belajar Konstruktif...............................................................................11
BAB III...............................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
A. Kesimpulan..............................................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................................12
Daftar Pustaka...................................................................................................................................13
2
Kata Pengantar
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan dengan proses
mendidik, yakni proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu
menyesuaikan diri sebaik mungkin dalam lingkungannya sehingga akan menimbulkan
perubahan dalam dirinya, yang dilakukan dalam bentuk pembimbingan, pengajaran, dan atau
pelatihan. Dimana setiap orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Jadi pendidikan
merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam
proses pendidikan, belajar merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan. Dimana belajar
merupakan suatu proses perubahan perilaku dan pola pikir yang dialami oleh seseorang,
misalnya dari sesuatu hal yang tidak bisa menjadi bisa,dari tidak tau menjadi tau. Selama
proses belajar manusia pasti tak luput dari kesalahan. Untuk itu perlu adanya teori-teori
belajar yang tepat yang diterapkan dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang
diinginkan bisa tercapai dengan maksimal.
Berdasarkan pemaparan diatas, dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai
“Teori Belajar dan Implementasinya dalam Pembelajaran”. Ada 4 (empat) teori belajar yaitu
teori belajar behavioristic, teori belajar kognitif, teori belajar humanistic dan teori belajar
konstruktif. Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang mempelajari tingkah laku
manusia. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses
belajar yang terjadi dalam akal pikiran manusia atau gagasan manusia bahwa bagian-bagian
suatu situasi saling berhubungan dalam konteks situasi secara keseluruhan. Jadi belajar
melibatkan proses berfikir yang kompleks dan mementingkan proses belajar. Teori
humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi kemanusiaan. Dan Kontruktivistik
merupakan teori pembelajaran yang lebih menekankan pada proses dan kebebasan dalam
menggali pengetahuan serta upaya dalam mengkontruksi pengalaman. Dalam
implementasinya, masing-masing teori belajar berbeda dalam pembelajaran yang dapat
membuat kita tahu teori belajar mana yang tepat untuk diterapkan.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana teori belajar behavioristic dan implementasinya ?
2. Bagaimana teori belajar kognitif dan implementasinya ?
3. Bagaimana teori belajar humanistic dan implementasinya ?
4
4. Bagaimana teori belajar konstruktif dan implementasinya ?
C. Manfaat
1. Untuk mengetahui teori belajar behavioristic dan implementasinya
2. Untuk mengetahui teori belajar kognitif dan implementasinya
3. Untuk mengetahui teori belajar humanistic dan implementasinya
4. Untuk mengetahui teori belajar konstruktif dan implementasinya
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Desmita, 2005, Psikologi Perkembangan, Bandung, Hal. 44.
6
contoh ini”. Dengan lain memberi pertanyaan yang dapat memancing siswa untuk
berpendapat. Namun jika dengan cara inipun siswa tidak sanggup/ segan untuk
merespon, maka tugas guru untuk membimbing/ memacu sampai siswa memberi
jawaban yang dapat diterima.
e. Penerapan teori behaviroristik yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga
mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan
bagi siswa yaitu guru sebagai central, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu
arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari, murid dipandang pasif,
perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru.
Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa
yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif. Penggunaan
hukuman yang sangat dihindari oleh pars tokoh behavioristik justru dianggap sebagai
metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.2
2
Rizma Fithri,2014, PSIKOLOGI BELAJAR,Hal.46-47
7
teori kognitif memandangnya sebagai sebuah sumber feedback untuk mengetahui
kemungkinan apa yang terjadi jika sebuah perilaku diulang kembali.
8
Bagi sejumlah ahli psikologi humanistik ia adalah alternatif, sedangkan bagi sejumlah
ahli psikologi humanistik yang lainnya merupakan pelengkap bagi penekanan
tradisional behaviorisme dan psikoanalis.
9
2) Peserta didik didorong untuk saling membantu dalam mempelajari bahan yang
bersifat akademik dan melakukannya secara berkelompok.
3) Peseta didik diberi imbalan atau hadiah atas dasar prestasi kelompok.
Adapun teknik-teknik dalam belajar kooperatif ini ada 4 macan, yaitu :
a) Team-Games-Tournament
b) Student Teams-Achievement Divisions
c) Jigsaw
d) Group Investigation
c. Pembelajaran Mandiri (Independent Learning)
Pembelajaran mandiri adalah proses pembelajaran yang menuntut peserta
didik menjadi subjek yng harus merancang, mengatur dan mengontrol kegoatan
mereka sendiri secara bertanggung jawab. Proses ini tidak bergantung pada subjek
maupun metode instruksional, melainkan kepada siapa yang belajar(peserta didik),
mencakup siapa yang memutuskan tentang apa yang akan dipelajari, siapa yang
harus mempelajari suatu hal, metode dan sumber apa saja yang digunakan, dan
bagaimana cara mengukur keberhasilan upaya belajar yang telah dilaksanakan.
Dalam pelaksanaannya, proses ini cocok untuk pembelajaran di tingkat atau
level perguruan tinggi, karena menuntut kemandirian yang tinggi dari peserta
didik. Di sini pendidik beralih fungsi menjadi fasilitator proses belajar, bukan
sebagai penentu proses belajar. Meski demikian, pendidik harus siap untuk
menjadi tempat bertanya dan bahkan diharapkan pendidik betul-betul ahli
dalambidang yang dipelajari peserta.
Agar tidak terjadi kesenjangan hubungan antara peserta dan pendidik, perlu
dilakukan negosiasi dalam perancangan pembelajaran secara keseluruhan.
Perancangan pembelajaran ini merupakan alat yang fleksibel tetapi efektif untuk
membantu peserta didik dalam penentuan tujuan belajar secara individual.
Tanggung jawab peserta didik dan pengajar harus dibuat secara eksplisit dalam
perancangan pembelajaran. Partisipasi para peserta didik dalam penentuan tujuan
belajar akan membuat mereka lebih berkomitmen terhadap proses pembelajaran.
d. Belajar yang Terpusat pada Siswa (Student Centered Learning)
Student Centered Learning (SCL) merupakan strategi pembelajaran yang
menempatkan peserta didik secara aktif dan mandiri, serta bertanggung jawab atas
pembelajaran yang dilakukan. Dengan SCL peserta diharapkan mampu
mengembangkan ketrampilan berpikir secara kritis, mengembangkan system
10
dukungan social untuk pembelajaran mereka, mampu memilih gaya belajar yang
paling efektif dan diharapkan menjadi life-long learner dan memiliki jiwa
entrepreneur.
Sama seperti model sebelumnya, SCL banyak diterapkan dalam system
pendidikan di tingkat Perguruan Tinggi (Harsono, 2007). Dengan SCL mahasiswa
memiliki keleluasaan untukmengembangkan segenap potensinya (cipta, karsa dan
rasa), mengeksplorasi bidang yang diminatinya, membangun pengetahuan dan
mencapai kompetensinya secara aktif, mandiri dan bertanggung jawab melalui
proses pembelajaran yang bersifat kolaboratif, kooperatif dan kontekstual.
Adapun metode-metode SCL antara lain :
1) Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
2) Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning)
3) Pembelajaran Kompetitif (Competitive Learning)
4) Pembelajaran Berdasar Kasus (Case Based Learning)
3
Melji Salwanis,2016, Hakikat dan Teori belajar serta Implementasinya dalam Pembelajaran.
11
b. Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes, untuk membuat
hubungan ide-ide atau gagasan-gagasan, kemudian memformulsikan kembali ide-
ide tersebut, serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
c. Guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia adalah
kompleks, dimana terjadi bermacam-macam pandangan tentang kebenaran yang
datangmya dari berbagai interpretasi.
d. Guru mengkaji bahwa proses belajar serta penilaiannya merupakan suatu usaha
yang kompleks, sukar dipahami, tidak terarur, dan tidak mudah dikelola.4
Studi Kasus :
Banyak siswa yang menentang guru, hal ini terjadi karena adanya penerapan teori
behaviroristik yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga mengakibatkan terjadinya
proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai central,
bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang
harus dipelajari, murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh
penguatan yang diberikan guru. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru
dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.
Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh pars tokoh behavioristik justru dianggap
sebagai metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa
4
Melji Salwanis,2016, Hakikat dan Teori belajar serta Implementasinya dalam Pembelajaran.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori – teori pembelajaran berpedoman pada prinsip-prinsip pembelajaran yang
dihasilkan daripada kajian-kajian ahli psikologi pendidikan. Teori ini merupakan azas kepada
para pendidik agar dapat memahami tentang cara pelajar belajar. Selain itu, dengan adanya
pengetahuan yang menyeluruh tentang teori ini pendidik diharapkan agar dapat
menghubungkan prinsip dan hukum pembelajaran dengan kaedah dan teknik yang akan
digunakan. Ada 4 (empat) teori belajar yaitu teori belajar behavioristic, teori belajar kognitif,
teori belajar humanistic dan teori belajar konstruktif. Teori belajar behavioristik adalah
sebuah teori yang mempelajari tingkah laku manusia. Teori belajar kognitif lebih
menekankan pada belajar merupakan suatu proses belajar yang terjadi dalam akal pikiran
manusia atau gagasan manusia bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dalam
konteks situasi secara keseluruhan. Jadi belajar melibatkan proses berfikir yang kompleks dan
mementingkan proses belajar. Teori humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi
kemanusiaan. Dan Kontruktivistik merupakan teori pembelajaran yang lebih menekankan
pada proses dan kebebasan dalam menggali pengetahuan serta upaya dalam mengkontruksi
pengalaman. Dalam implementasinya, masing-masing teori belajar berbeda dalam
pembelajaran yang dapat membuat kita tahu teori belajar mana yang tepat untuk diterapkan.
B. Saran
Demikian makalah ini, kami mohon kritik dan saran agar makalah ini dapat lebih baik.
13
Daftar Pustaka
https://www.kompasiana.com/dewi_js/55004dca333112370510516/analisis-dan-
implementasi-teori-belajar diakses pada 07 Juni 2019 Pukul 19.23.
http://www.sudarmantep.com/berita/detail/teori-belajar-dan-implikasinya-dalam-proses-
pembelajaran diakses pada 07 Juni 2019 Pukul 19.32.
http://meljisalwanis.blogspot.com/2016/10/hakikat-dan-teori-belajar-serta.html?m=1
diakses pada 07 Juni 2019 Pukul 19.36
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/31/teori-belajar-kognitif-dan-implementasi-
dalam-proses-pembelajaran/ diakses pada 11 Juni 2019 Pukul 23.45
14