Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Teori Belajar dan Psikologi
Perkembangan
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. karena atas rahmat, karunia serta
kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori Belajar
dan Pembelajaran Behaviorisme” dengan tepat waktu dan sebaik mungkin. Sholawat
serta salam tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Nur Hidayah Hanifah, M,Pd selaku
dosen mata kuliah Teori Belajar.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan
dan kekeliruan, selama proses mengerjakan baik berupa kata atau kalimat yang tidak di
sengaja maupun sengaja.
Dengan ini, apa yang saya tulis di dalam makalah ini semoga bermanfaat bagi
pembaca. Dan diharapkan kepada pembaca untuk berkenan memberikan kritik dan saran
mengenai makalah yang kami buat guna untuk memotivasi kami agar lebih teliti dalam
proses pembuatan makalah lagi.
16 September 2020
Malang
DAFTAR ISI
COVER ………………………………………………………………………………. i
PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar juga dapat diartikan sebagai usaha yang
dilakukan manusia untuk menjadi lebih baik dari tidak tahu menjadi tahu. Menurut Gagne
(Whandi : 2009) belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah tingkah lakunya
sebagai akibat dari suatu pengalaman. Menurut Psikologi Behaviorisme adalah teori belajar yang
percaya bahwa semua perilaku yang diperoleh sebagai hasil dari suatu pengkondisian (keadaan).
Aliran Psikologi ini yang menekankan pada tingkah laku/perilaku manusia (individu) sebagai
makhluk relatif yang memberikan respon terhadap lingkungan di sekitarnya. Pengalaman dan
pemeliharaan akan membentuk perilaku orang tersebut.
Konsep belajar secara umum dapat dilihat dari tiga perspektif aliran yaitu : nativisme,
empirisme, dan organismik. Paham nativisme lebih memandang anak dengan objek belajar,
misalnya buku, majalah agar menjadi tajam, sehingga mampu memecahkan persoalan atau
masalh yang akan dihadapi dalam kehidupan. Paham empirisme memaknai belajar sebagai suatu
aktivitas menambah informasi dan pengetahuan dan atau pengayaan laku siswa. Paham
organismik memandang bahwa belajar adalah terjadinya perubahan perilaku dan pribadi siswa
secara keseluruhan. Sehingga, belajar di sini bukan saja merupakan bentuk respons secara
mekanistik belaka, melainkan merupakan perubahan yang sifatnya komprehensif-simultan di
antara beberapa unsur atau komponen yang ada dalam diri anak, yang mengarah pada suatu
tujuan tertentu.
Teori Behaviorisme ini beranggapan bahwa yang terpenting dalam belajar adalah
stimulus dan respons, karena inilah yang diamati. Sedangkan apa yang terjadi diantarannya
dianggap tidak penting karena dianggap tidak dapat diamati. Menurut teori ini hal yang paling
penting adalah input (masukan) yang berupa stimulus dan output (keluaran) yang berupa respon.
Menurut teori ini, apa yang terjadi diantara stimulus dan respon dianggap tidak penting
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati hanyalah
stimulus dan respon. Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan guru (stimulus) dan apa yang
dihasilkan siswa (respon), semuanya harus dapat diamati dan diukur.
Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Teori belajar dan Psikologi
perkembangan kelompok kami Menyusun makalah tentang Teori belajar dan pembelajaran
Behaviorisme untuk mengetahui lebih dalam dan luas tentang maksud dari teori ini. Supaya tidak
terjadi kesalahan dalam memahami makna yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat memahami
tentang pemahaman Teori Behaviorisme.
PEMBAHASAN
Teori belajar Behaviorisme adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku
manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Teori Behaviorisme merupakan
sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner.kemudian teori ini berkembang menjadi
aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap pengembangan teori Pendidikan dan
pembelajaran yang dikenal sebagai aliran Behaviorisme.
Stimulus adalah segala hal yang diberikan oleh guru kepada pelajar, sedangkan respon
berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses
yang terjadi antara stimulus dan respon tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat
diamati adalah stimulus dan respon. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran
merupakan suatu hal penting untuk melihat perubahan tingkah laku tersebut terjadi atau tidak.
1.2 Tokoh – Tokoh Dalam Teori Behaviorisme
Selain itu juga harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan mempunyai
prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Kekurangan :
2. Kelebihan :
Prinsip adalah landasan berpikir yang sangat mendasar yang nantinya digunakann untuk
beraksi. Hal tersebut juga bisa dijadikan sebagai seseorang untuk tidak melampaui batas dan
sebagai sistem etik pembatas diri. Pada Teori Behaviorisme terdapat enam poin yang menjadi
dasar yakni :
Berdasarkan teori di atas hal utama pada Teori Behaviorisme adalah stimulus dan respon,
berikut adalah penjelasan alur dan unsurnya :
1. Drive (Dorongan)
Siswa bisa merasakan keinginan kepada sesuatu sehingga siswa bisa termotivasi untuk
mendapatkannya.
2. Stimulus (Rangsangan)
Guru akan melepaskan stimulus yang mengakibatkan adanya reaksi siswa
3. Respons (Reaksi)
Reaksi siswa akan hadir sebagai jenis stimulus yang dihadapi dari keterlibatan guru pada
pembelajaran.
4. Reinforcement (Penguatan)
Guru akan mengulang stimulus tapi dengan bentuk yang berbeda agar siswa bisa
melakukan reaksi yang sama sehingga mereka bisa mendalam dalam suatu yang telah
menjadi tujuan awal pembelajaran.
Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan Teori Behaviorisme ini,
diantaranya :
1. Connectionism (S-R Bond) menurut Thorndike.
Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-
hukum belajar, diantaranya :
Law of Effect, artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang
memuaskan, maka hubungan stimulus-respons akan semakin kuat. Sebaliknya,
semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula
hubungan yang terjadi antara stimulus-respons.
Law of Readiness, artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa
kepuasan organisme itu berasal dari pendayagunaan satuan pengantar
(conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang
mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
Law of Exercise, artinya bahwa hubungan antara stimulus dengan respons akan
semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila
jarang atau tidak dilatih.
2. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov
Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-
hukum belajar diantaranya :
Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika
dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi
sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika
refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent Conditioning itu didatangkan
kembali tanpa menghadirkan reinfocer, maka kekuatannya akan menurun.
3. Operant Conditioning menurut B.F.Skinner
Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap
burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
Law of Operant Conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan
stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
Law of Operant Extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat
melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan
perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.
4. Social Learning menurut Albert Bandura
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah
sebuah teori belajar yang relative masih baru dibandingkan dengan teori-teori
belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura
memandang perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus
(S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi
antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri.
Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu
terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan
penyajian contoh perilaku (modelling). Teori ini juga masih memandang
pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang
individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu
dilakukan.
1.9 Implementasi Teori Behaviorisme
Berlandaskan teori dan prinsipnya, ini adalah implementasi dari teori belajar Behaviorisme :
1. Memutuskan visi/misi dan parameter pembelajaran.
2. Pengetahuan awal siswa dalam lingkungan belajar akan di identifikasi dan di analisis.
3. Memutuskan jenis materi yang akan disampaikan.
4. Menjelaskan materi menjadi kategori dalam bentuk kecil seperti topik, poin
pembahasan dan sub-poin.
5. Presentasi atau penjelasan pembelajara.
6. Melepaskan rangsangan (stimulus) ke siswa.
7. Memperhatikan dan mendalami siswa dalam bereaksi terhadap stimulus yang dilepaskan.
8. Menyampaikan penjelasan positif dan negative yang baik kepada siswa.
9. Melepaskan kembali stimulasi.
10. Memperhatikan dan mendalami siswa dalam merespon stimulus.
11. Menyampaikan penjelasan lagi baik negative dan positif.
12. Akhiri dengan kesimpulan dan evaluasi hasil belajar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
https://bocahkampus.com
https://www.academic.edu
https://safnowandi.wordpress.com/2012/11/03/teori-behaviorisme
https://mushaitir03.blogspot.com/2017/10/teori-behavioristik
https://www.tripven.com/teori-belajar-behaviorisme
https://sites.google.com