Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Teori Belajar Behaviorisme

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampu :
Haning Tri Widiastuti M.Pd

Penyusun :
Oktriani Ersan (1901015126)
Ilham Gifari Dandy (1901015116)
Nanda Rahmi Mulya (1901015016)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR. HAMKA
2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur kami kehadirat Allah SWT. Yang
telah memberi kami segala nikmat, dari nikmat iman, nikmat sehat maupun nikmat jasmani dan
rohani, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Yang kedua tidak lupa
juga shalawat beserta salam kami hanturkan kepada junjungan alam Nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW. Yang telah membawa umat manusia dari zaman gelap gulita menjadi terang
bendarang, dan dari zaman Jahiliyah menuju zaman Islamiyah seperti saat ini.
Makalah yang kami kaji yaitu Teori Belajar Behaviorisme, makalah ini kami susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran. Pada makalah ini kami menyadari
masih banyak kekurangan dan kesalahan pada penulisan, serta penyimpulan materi yang kurang
sempurna. Kami berharap makalah ini dapat berguna serta memberi manfaat bagi para
pembacanya.
Terimakasih kepada para pembaca yang sudah sedia untuk membaca makalah kami. Dan
kami penyusun mengharapkan kritik dan saran pada kekurangan atau kesalahan dalam
penyusunan makalah ini, sehingga kami dapat menyusun dengan sempurna.

Jakarta, 09 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Asumsi Dasar Teori Behaviorisme..........................................................................3
B. Karakteristik Belajar Menurut Teori Behaviorisme .........................................3
C. Prinsip-Prinsip Belajar Menurut Teori Behaviorisme.............................................4
D. Tokoh-Tokoh dalam Teori Behaviorisme dan Teori-Teorinya...............................4
E. Alternatif Pembelajaran yang Menerapkan Teori Behaviorisme.............................9
BAB III PENUTUP...........................................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan aktivitas individu yang melakukan belajar, yaitu proses kerja faktor
internal. Menurut Peaget belajar adalah proses penyesuaian atau adaptasi melalui asimilasi
dan akomodasi antara stimulasi dengan unit dasar kognisi seseorang yang oleh Peaget
menjadi schema. Menurut pandangan psikologi behavioristik merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika yang
bersangkutan dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini yang penting
dalam belajar adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Jika ditinjau dari konsep atau teori, teori behavioristik ini tentu berbeda dengan teori yang
lain. Hal ini dapat kita lihat dalam pembelajaran sehari-hari dikelas. Ada berbagai asumsi
atau pandangan yang muncul tentang teori behavioristik. Teori behavioristik memandang
bahwa belajar adalah mengubah tingkah laku siswa dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak
mengerti menjadi mengerti, dan tugas guru adalah mengontrol stimulus dan lingkungan
belajar agar perubahan mendekati tujuan yang diinginkan.
Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
kelompok kami menyusun makalah Teori Belajar Behavioristik dalam rangka mengetahui
lebih lanjut lagi tentang Teori Belajar Behavioristik dan diharapkan tidak lagi muncul asumsi
yang keliru tentang pendekatan behaviorisme tersebut, sehingga pembaca memang benar-
benar mengerti apa dan bagaimana pendekatan behaviorisme.
B. Rumusan Masalah
1. Apa asumsi dasar pada teori behaviorisme?
2. Apa saja karakteristik belajar menurut teori behaviorisme?
3. Apa saja prinsip-prinsip belajar menurut teori behaviorisme?
4. Siapa saja tokoh-tokoh dalam teori behaviorisme dan teori-teorinya?
5. Bagaimana alternatif pembelajaran yang menerapkan teori behaviorisme?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui asumsi dasar pada teori behaviorisme
2. Untuk mengetahui karakteristik belajar menurut teori behaviorisme
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar menurut teori behaviorisme
4. Untuk mengetahui tokoh-tokoh dalam teori behaviorisme dan teori-teorinya
5. Untuk mengetahui bagaimana alternatif pembelajaran yang menerapkan teori
behaviorisme

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asusmsi Dasar Teori Behaviorisme


Teori Behavioristik adalah teori yang mempelajari perilaku manusia. Perspektif
behavioral berfokus pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingkah laku manusia dan
terjadi melalui rangsangan berdasarkan (stimulus) yang menimbulkan hubungan perilaku
reaktif (respons) hukum-hukum mekanistik. Asumsi dasar mengenai tingkah laku menurut
teori ini adalah bahwa tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh aturan, bisa diramalkan, dan
bisa ditentukan. Menurut teori ini, seseorang terlibat dalam tingkah laku tertentu karena
mereka telah mempelajarinya, melalui pengalaman-pengalaman terdahulu, menghubungkan
tingkah laku tersebut dengan hadiah. Seseorang menghentikan suatu tingkah laku, mungkin
karena tingkah laku tersebut belum diberi hadiah atau telah mendapat hukuman. Karena
semua tingkah laku yang baik bermanfaat ataupun yang merusak, merupakan tingkah laku
yang dipelajari. Dalam belajar siswa seharusnya dibimbing untuk aktif bergerak, mencari,
mengumpulkan, menganalisis, dan menyimpulkan dengan pemikirannya sendiri dan bantuan
orang dewasa lainnya berdasarkan pengalaman belajarnya. Inilah yang disebut belajar dengan
pendekatan ini terbimbing.
Pendekatan psikologi ini mengutamakan pengamatan tingkah laku dalam mempelajari
individu dan bukan mengamati bagian dalam tubuh atau mencermati penilaian orang tentang
penasarannya. Behaviorisme menginginkan psikologi sebagai pengetahuan yang ilmiah, yang
dapat diamati secara obyektif. Data yang didapat dari observasi diri dan intropeksi diri
dianggap tidak obyektif. Jika ingin menelaah kejiwaan manusia, amatilah perilaku yang
muncul, maka akan memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
Jadi, behaviorisme sebenarnya adalah sebuah kelompok teori yang memiliki kesamaan
dalam mencermati dan menelaah perilaku manusia yang menyebar di berbagai wilayah, selain
Amerika teori ini berkembang di daratan Inggris, Perancis, dan Rusia. Tokoh-tokoh yang
terkenal dalam teori ini meliputi E.L.Thorndike, I.P.Pavlov, B.F.Skinner, J.B.Watson, dll.
B. Karakteristik Teori Belajar Behaviorisme
Karakteristiknya adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis,
menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon,
menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan
peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang
diinginkan. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa
merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkahl laku adalah hasil belajar.
Dalam hal konsep pembelajaran, proses cenderung pasif berkenaan dengan teori
behavioris. Pelajar menggunakan tingkat keterampilan pengolahan rendah untuk memahami
materi dan material sering terisolasi dari konteks dunia nyata atau situasi.
3
C. Prinsip Teori Belajar Behaviorisme
1. Reinforcement and Punishment
Reinforcement adalah penguatan yang dilakukan dengan maksud agar perilaku dilakukan
berulang-ulang. Sedangkan Punishment merupakan penguatan yang dilakukan dengan
maksud menurunkan terjadinya suatu perilaku.
2. Primary and Secondary Reinforcement
Primary Reinforcement merupakan penguat secara alami yang tidak memerlukan
pembelajaran untuk menghasilkan efek menyenangkan. Sedangkan Secondary
Reinforcement merupakan penguat yang diperoleh dari hasil pembelajaran (berupa
pengalaman).
3. Schedules of Reinforcement adalah prinsip mengenai pemberian rangsangan stimulus
secara terjadwal. Dengan pemberian pemberian rangsangan yang terjadwal maka respon
juga bisa diketahui pengaruhnya.
4. Stimulus Control in Operant Learning adalah prinsip mengendalikan rangsangan untuk
menghasilkan perilaku yang diharapkan.
5. The Elimination of Responses (Gage, Berliner.1984) merupakan prinsip penghapusan
perilaku yang tidak diinginkan.
D. Tokoh-Tokoh Teori Belajar Behaviorisme
Beberapa tokoh besar dalam aliran behaviorisme antara lain adalah :
1. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)
Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa tempat ayahnya
Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia dididik di sekolah gereja dan
melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov lulus sebagai sarjan kedokteran dengan bidang
dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia menjadi direktur departemen fisiologi pada institute of
Experimental Medicine dan memulai penelitian mengenai fisiologi pencernaan. Ivan
Pavlov meraih penghargaan nobel pada bidang Physiology or Medicine tahun 1904.
Karyanya mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikology behavioristik di
Amerika. Karya tulisnya adalah Work of Digestive Glands(1902) dan Conditioned
Reflexes(1927).
Classic conditioning ( pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang
ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan
netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga
memunculkan reaksi yang diinginkan. Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan
ahli lain tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala
kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya.

4
Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan rangsangan-rangsangan
tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang diinginkan. Kemudian
Pavlov mengadakan eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing) karena ia
menganggap binatang memiliki kesamaan dengan manusia. Namun demikian, dengan
segala kelebihannya, secara hakiki manusia berbeda dengan binatang.
Ia mengadakan percobaan dengan cara mengadakan operasi pipi pada seekor anjing.
Sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari luar. Apabila diperlihatkan sesuatu makanan,
maka akan keluarlah air liur anjing tersebut. Kini sebelum makanan diperlihatkan, maka
yang diperlihatkan adalah sinar merah terlebih dahulu, baru makanan. Dengan sendirinya
air liurpun akan keluar pula. Apabila perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang,
maka pada suatu ketika dengan hanya memperlihatkan sinar merah saja tanpa makanan
maka air liurpun akan keluar pula.
Makanan adalah rangsangan wajar, sedang sinar merah adalah rangsangan buatan.
Ternyata kalau perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, rangsangan buatan ini
akan menimbulkan syarat(kondisi) untuk timbulnya air liur pada anjing tersebut. Peristiwa
ini disebut: Reflek Bersyarat atau Conditioned Respons.
Pavlov berpendapat, bahwa kelenjar-kelenjar yang lain pun dapat dilatih. Bectrev murid
Pavlov menggunakan prinsip-prinsip tersebut dilakukan pada manusia, yang ternyata
diketemukan banyak reflek bersyarat yang timbul tidak disadari manusia.
Melalui eksperimen tersebut Pavlov menunjukkan bahwa belajar dapat mempengaruhi
perilaku seseorang.
2. Edward Lee Thorndike (1874-1949)
Menurut Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara
peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Thorndike menggambarkan proses belajar
sebagai proses pemecahan masalah. Dalam penyelidikannya tentang proses belajar, pelajar
harus diberi persoalan, dalam hal ini Thorndike melakukan eksperimen dengan sebuah
puzzlebox. Eksperimen yang dilakukan adalah dengan kucing yang dimasukkan pada
sangkar tertutup yang apabila pintunya dapat dibuka secara otomatis bila knop di dalam
sangkar disentuh
Teori utama Thorndike :
a. Fenomena belajar :
• Trial and error learning
• Transfer of learning
b. Hukum-hukum belajar
Atas dasar percobaan di atas, Thorndike menemukan hukum-hukum belajar :
a) Hukum kesiapan (Law of Readiness)
5
Jika suatu organisme didukung oleh kesiapan yang kuat untuk memperoleh stimulus
maka pelaksanaan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu sehingga
asosaiasi cenderung diperkuat.
b) Hukum latihan
Hukum latihan akan menyebabkan makin kuat atau makin lemah hubungan S-R.
Semakin sering suatu tingkah laku dilatih atau digunakan maka asosiasi tersebut
semakin kuat. Hukum ini sebenarnya tercermin dalam perkataan repetioest mater
studiorum atau practice makes perfect.
c) Hukum akibat ( Efek )
Hubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila akibat menyenangkan dan
cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan. Rumusan tingkat hukum
akibat adalah, bahwa suatu tindakan yang disertai hasil menyenangkan cenderung
untuk dipertahankan dan pada waktu lain akan diulangi. Jadi hokum akibat
menunjukkan bagaimana pengaruh hasil suatu tindakan bagi perbuatan serupa.
3. Skinner (1904-1990)
Skinner menganggap reward dan reinforcement merupakan faktor penting dalam belajar.
Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal, mengontrol tingkah laku.
Pada teori ini guru memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebih
rajin. Teori ini juga disebut dengan operant conditioning. Operant conditioning adalah
suatu proses penguatan perilaku operant yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat
diulang kembali atau menghilang sesuai keinginan.
Operant conditioning menjamin respon terhadap stimuli. Bila tidak menunjukkan stimuli
maka guru tidak dapat membimbing siswa untuk mengarahkan tingkah lakunya. Guru
memiliki peran dalam mengontrol dan mengarahkan siswa dalam proses belajar sehingga
tercapai tujuan yang diinginkan.
4. John Watson (1878-1958)
Setelah memperoleh gelar master dalam bidang bahasa (Latin dan Yunani), matematika,
dan filsafat di tahun 1900, ia menempuh pendidikan di University of Chicago. Minat
awalnya adalah pada filsafat, sebelum beralih ke psikologi karena pengaruh Angell.
Akhirnya ia memutuskan menulis disertasi dalam bidang psikologi eksperimen dan
melakukan studi-studi dengan tikus percobaan. Tahun 1903 ia menyelesaikan disertasinya.
Tahun 1908 ia pindah ke John Hopkins University dan menjadi direktur lab psi di sana.
Pada tahun 1912 ia menulis karya utamanya yang dikenal sebagai behaviorist’s manifest’,
yaitu “Psychology as the Behaviorists Views it”.
Dalam karyanya ini Watson menetapkan dasar konsep utama dari aliran behaviorisme:
a. Psikologi adalah cabang eksperimental dari natural science. Posisinya setara dengan
ilmu kimia dan fisika sehingga introspeksi tidak punya tempat di dalamnya
6
b. Sejauh ini psikologi gagal dalam usahanya membuktikan jati diri sebagai natural
science. Salah satu halangannya adalah keputusan untuk menjadikan bidang kesadaran
sebagai obyek psikologi. Oleh karenanya kesadaran/mind harus dihapus dari ruang lingkup
psi.
c. Obyek studi psikologi yang sebenarnya adalah perilaku nyata.
5. Clark L. Hull (1884-1952)
Hull menamatkan Ph.D dalam bidang psikologi dari University of Wisconsin dan
mengajar di sana selama 10 tahun, kemudian mendapat gelar professor dari Yale dan
menetap di uni ini hingga masa pensiunnya. Sepanjang karirnya, Hull mengembangkan ide
di berbagai bidang psikologi, terutama psikologi belajar, hipnotis, teknik sugesti. Metode
yang paling sering digunakan adalah eksperimental lab.
Prinsip-prinsip utama teorinya :
a) Reinforcement adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada. Namun fungsi
reinforcement bagi Hull lebih sebagai drive reduction daripada satisfied factor.
b) Dalam mempelajari hubungan S-R yang diperlu dikaji adalah peranan dari intervening
variable (atau yang juga dikenal sebagai unsur O (organisme). Faktor O adalah kondisi
internal dan sesuatu yang disimpulkan (inferred), efeknya dapat dilihat pada faktor R
yang berupa output. Karena pandangan ini Hull dikritik karena bukan behaviorisme
sejati.
c) Proses belajar baru terjadi setelah keseimbangan biologis terjadi. Di sini tampak
pengaruh teori Darwin yang mementingkan adaptasi biologis organisma.
6. Robert Gagne (1916-2002).
Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan Amerika yang terkenal dengan
penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor dalam instruksi pembelajaran
yang dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika. Ia kemudian mengembangkan
konsep terpakai dari teori instruksionalnya untuk mendisain pelatihan berbasis komputer
dan belajar berbasis multi media. Teori Gagne banyak dipakai untuk mendisain software
instruksional.
Gagne disebut sebagai Modern Neobehaviouris mendorong guru untuk merencanakan
instruksioanal pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi. Ketrampilan
paling rendah menjadi dasar bagi pembentukan kemampuan yang lebih tinggi dalam
hierarki ketrampilan intelektual. Guru harus mengetahui kemampuan dasar yang harus
disiapkan. Belajar dimulai dari hal yang paling sederhana dilanjutnkanpada yanglebih
kompleks ( belajar SR, rangkaian SR, asosiasi verbal, diskriminasi, dan belajar konsep)
sampai pada tipe belajar yang lebih tinggi(belajar aturan danpemecahan masalah).
Prakteknya gaya belajar tersebut tetap mengacu pada asosiasi stimulus respon. Teori gagne

7
banyak dipakai untuk mendisain Software instructional (Program berupa Drill Tutorial).
Kontribusi terbesar dari teori instructional Gagne adalah 9 kondisi instructional:
a) Gaining Attention = mendapatkan perhatian.
b) Iintorm Learner of Objectives = menginformasikan siswa mengenai tujuan yang akan
dicapai.
c) Stimulate Recall of Prerequisite Learning = stimulasi kemampuan dasar siswa untuk
persiapan belajar.
d) Present New Material = penyajian materi baru.
e) Provide Guidance = menyediakan pembimbingan.
f) Elicit Performance = memunculkan tindakan.
g) Provide Feedback about Correctness = siap memberi umpan balik langsung terhadap
hasil yang baik.
h) Assess Performance = Menilai hasil belajar yang ditunjukkan.
i) Enhance Retention and Recall = meningkatkan proses penyimpanan memori dan
mengingat.
7. Edwin Guthrie
Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-
stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti
oleh gerakan yang sama (Bell, Gredler, 1991). Guthrie juga menggunakan variabel
hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Belajar terjadi
karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada
respon lain yang dapat terjadi. Penguatan sekedar hanya melindungi hasil belajar yang baru
agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon yang baru. Hubungan antara
stimulus dan respon bersifat sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik
perlu sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan stimulus dan respon bersifat lebih
kuat dan menetap.
Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam
proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah
tingkah laku seseorang. Saran utama dari teori ini adalah guru harus dapat mengasosiasi
stimulus respon secara tepat. Siswa harus dibimbing melakukan apa yang harus dipelajari.
Dalam mengelola kelas guru tidak boleh memberikan tugas yang mungkin diabaikan oleh
anak (Bell, Gredler, 1991).
8. Albert Bandura (1925-sekarang)
Bandura lahir di Canada, memperoleh gelar Ph. D dari University of Iowa dan kemudian
mengajar di Stanford Uni. Sebagai seorang behaviorist, Bandura menekankan teorinya
8
pada proses belajar tentang respon lingkungan. Oleh karenya teorinya disebut teori belajar
sosial, atau modeling.
a. Teori utama :
1) Observational learning atau modeling adalah faktor penting dalam proses belajar
manusia.
2) Dalam proses modeling, konsep reinforcement yang dikenal adalah vicarious
reinforcement, reinforcement yang terjadi pada orang lain dapat memperkuat
perilaku individu. Self-reinforcement, individu dapat memperoleh reinforcement dari
dalam dirinya sendiri, tanpa selalu harus ada orang dari luar yang memberinya
reinforcement.
3) Menekankan pada self-regulatory learning process, seperti self-judgement, self-
control, dan lain sebagainya.
4) Memperkenalkan konsep penundaan self-reinforcement demi kepuasan yang lebih
tinggi di masa depan
E. Alternatif Pembelajaran yang Menerapkan Teori Behaviorisme
Teori psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan teori dan
praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah teori behaviorisme. Teori ini
menekankan pada terbentuknya prilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behaviorisme
dengan model hubungan stimulus-responsnya, mendudukkan yang belajar sebagai individu yang
pasif. Respons atau perilaku tertentu dapat dibentuk karena dikondisi dengan cara tertentu
dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya prilaku akan semakin
kuat bila diberikan reinforcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Istilah-istilah seperti hubungan stimulus-respons, individu atau siswa pasif, perilaku
sebagai hasil belajar yang tampak, pembentukan perilaku (shaping) dengan penataan kondisi
secara tepat, reinforcement dan hukuman, ini semua merupakan unsur-unsur yang sangat penting
dalam teori behaviorisme. Teori ini hingga sekarang masih merajai praktek pembelajaran di
Indonesia. Hal ini tampak dengan jelas pada penyelenggaraan pembelajaran dari tingkat paling
dini, seperti Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah,
bahkan sampai di Perguruan Tinggi, pembentukan perilaku dengan cara drill (pembiasaan)
disertai dengan reinforcement atau hukuman masih sering dilakukan.
Teori behaviorisme dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti :
tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik, media dan fasilitas pembelajaran yang
tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan berpijak pada teori behavioristik
memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah
terstruktur dengan rapi sehingga belajar adalah perolehan pendidikan. Sedangkan mengajar
adalah memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar atau siswa. Siswa diharapkan akan
memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang
dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid
9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada asumsi dasar mengenai tingkah laku menurut teori behaviorisme ini adalah bahwa
tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh aturan, bisa diramalkan, dan bisa ditentukan. Lalu
karakteristik pada teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat
mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon,
menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan
kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
Kemudian prinsip-prinsip nya yaitu terdiri dari reinforcement and punishment, primary and
secondary reinforcement, schedules of reinforcement, stimulus control in operant learning, dan
the elimination of responses. Tokoh-Tokoh Teori Belajar Behavioristik yaitu Ivan Petrovich
Pavlov, Edward Lee Thorndike, Skinner, John Watson, Clark L. Hull, Robert Gagne, Edwin
Guthrie, Albert Bandura.
Adapun penerapan teori behaviouristik adalah dengan pemberian bahan pembelajaran
dalam bentuk utuh kepada peserta didik, hasil belajar segera disampaikan kepada peserta didik,
proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar, dan materi pelajaran digunakan sistem
modul. Selain itu, setiap teori yang dikemukan oleh tokoh behaviorisme juga memiliki aplikasi
sendiri dalam pembelajaran. Aplikasi dari teori Pavlov adalah pada awal tatap muka antara guru
dan murid dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru menunjukkan sikap yang ramah dan
memberi pujian terhadap murid-muridnya, sehingga para murid merasa terkesan dengan sikap
yang ditunjukkan gurunya. Aplikasi dari teori Thorndike adalah sebelum memulai mengajar
dalam kelas, peserta didik harus disiapkan terlebih dahulu mentalnya, guru mengadakan ulangan
yang teratur dan memberikan pujian atau hadiah kecil kepada siswa. Sedangkan aplikasi dari
teori Skinner adalah guru sesegera mungkin mengembalikan dan mendiskusikan hasil pekerjaan
siswa.
B. Saran
Saran yang dapat penyusun sampaikan dari makalah ini, sebaiknya dalam proses
pembelajaran di sekolah-sekolah tidak cenderung menggunakan teori belajar behaviorisme
karena teori ini hanya berpusat pada guru dan siswa tidak diberikan kesempatan untuk
mengembangkan daya imajinasinya sehingga siswa cenderung menjadi pasif dan kurang kreatif.
Selain itu, teori ini juga masih menggunakan hukuman berupa kata-kata kasar dan adanya
hukuman fisik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Khoirunnisa, E. and Sariwani, E. (2017) ‘Teori Belajar Behaviorisme’.


Ratnawati, E. (2017) ‘KARAKTERISTIK TEORI-TEORI BELAJAR DALAM PROSES
PENDIDIKAN (PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS DAN APLIKASI)’.
Islamiah, N. (2017) Teori Behavioristik, December, 19.
Herpratiwi, D. (2016) Teori Belajar dan Pembelajaran. 1st edn. Yogyakarta: Media Akademi.

11

Anda mungkin juga menyukai