Disusun Oleh:
Kelas: 5 A
Kelompok 4
Rosaliana 2019406405063
i
KATA PENGANTAR
Makalah yang ditulis penulis ini berbicara mengenai tinjauan teori belajar, dan
implikasi teori belajar dalam pembelajaran.
Penulis
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................................28
B. Saran..........................................................................................................29
LAMPIRAN..........................................................................................................31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan
dengan proses mendidik, yakni proses dalam rangka mempengaruhi
peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dalam
lingkungannya sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya,
yang dilakukan dalam bentuk pembimbingan, pengajaran, dan atau
pelatihan, dimana setiap orang berhak mendapatkan pendidikan yang
layak. Jadi pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan manusia. Belajar merupakan suatu proses
perubahan perilaku dan pola pikir yang dialami oleh seseorang, misalnya
dari sesuatu hal yang tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tau menjadi tau.
Selama proses belajar manusia pasti tak luput dari kesalahan, untuk itu
perlu adanya teori-teori belajar yang tepat yang diterapkan dalam proses
pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang diinginkan bisa tercapai
dengan maksimal.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini, diantaranya sebagai berikut.
1
1. Apa saja tinjauan teori belajar?
2. Bagaimana implikasi teori belajar dalam pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, diantaranya sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui tinjauan teori belajar.
2. Untuk mengetahui implikasi teori belajar dalam pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teori Behaviorisme
Teori behavioristik/behaviorisme adalah teori yang mempelajari
perilaku manusia, yang berfokus pada peran dari belajar dalam
menjelaskan tingkah laku manusia dan terjadi melalui rangsangan
berdasarkan (stimulus) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif
(respons) hukum-hukum mekanistik. Asumsi dasar mengenai tingkah
laku menurut teori ini adalah bahwa tingkah laku sepenuhnya
ditentukan oleh aturan, bisa diramalkan, dan bisa ditentukan.
Menurut teori ini, seseorang terlibat dalam tingkah laku tertentu karena
mereka telah mempelajarinya, melalui pengalaman-pengalaman
terdahulu, menghubungkan tingkah laku tersebut dengan hadiah.
Seseorang menghentikan suatu tingkah laku, mungkin karena tingkah
laku tersebut belum diberi hadiah atau telah mendapat hukuman. Teori
behavioristik memandang, belajar adalah sebagai perubahan tingkah
laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.
3
Klasifikasi Teori Belajar Behaviorisme
Klasifikasi teori belajar behaviorisme berdasarkan tokoh-tokoh yang
terkenal meliputi E.L. Thorndike, I.P. Pavlov, B.F. Skinner, dan
J.B.Watson. Berikut ini adalah penjelasan teori behaviorisme menurut
beberapa tokoh, diantaranya sebagai berikut.
4
Thorndike mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara
stimulus dan respon ini mengikuti hukum-hukum berikut:
1) Hukum kesiapan (law of readiness), yaitu semakin siap
organisme/individu memperoleh suatu perubahan tingkah
laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan
menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung
diperkuat.
2) Hukum latihan (law of exercise), yaitu semakin sering suatu
tingkah laku diulang/dilatih (digunakan), maka asosiasi
tersebut akan semakin kuat.
3) Hukum akibat (law of effect), yaitu hubungan stimulus dan
respon cenderung diperkuat apabila jika berakibat
menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak
memuaskan.
5
setelah adanya proses kondisi. Classic conditioning
(pengkondisian atau persyaratan klasik) ditemukan Pavlov melalui
percobaannya terhadap hewan anjing, di mana perangsang asli dan
netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-
ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.
6
ini megisyaratkan bahwa proses belajar lebih mengutamakan
faktor lingkungan (eksternal) daripada motivasi (internal).
2. Teori Kognitif
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada
hasil belajarnya. Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa
belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon.
Model belajar kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang
sering disebut sebagai model perseptual, yang mengatakan bahwa
tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya
tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Belajar
merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat
terlihat sebagai tingkah laku yang nampak.
7
a. Teori Perkembangan Jean Piaget (1896-1980)
Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses
genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme
biologis perkembangan sistem syaraf, dengan makin
bertambahnya umur seseorang, maka makin komplekslah susunan
sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya. Ketika
individu berkembang menuju kedewasaan, akan mengalami
adaptasi biologis dengan lingkungannya yang akan menyebabkan
adanya perubahan-perubahan kualitatif di dalam struktur
kognitifnya.
8
proses pengintegrasian antara prinsip pengurangan yang sudah
dikuasainya dengan prinsip pembagian (informasi baru). Inilah
yang disebut proses asimilasi. Jika anak tersebut diberikan soal-
soal pembagian, maka situasi ini disebut akomodasi. Artinya, anak
tersebut sudah dapat mengaplikasikan atau memakai prinsip-
prinsip pembagian dalam situasi yang baru dan spesifik.
9
d) Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya.
e) Memperhatikan obyek sebagai hal yang tetap, lalu ingin
merubah tempatnya.
10
tipe tindakan untuk memanipulasi obyek atau gambaran yang
ada di dalam dirinya.
Anak sudah tidak perlu coba-coba dan membuat kesalahan,
karena anak sudah dapat berpikir dengan menggunakan model
“kemungkinan” dalam melakukan kegiatan tertentu. Ia dapat
menggunakan hasil yang telah dicapai sebelumnya. Anak
mampu menangani sistem klasifikasi, atau dapat melakukan
pengklasifikasian, pengelompokan dan pengaturan masalah
(ordering problems). Anak sudah tidak memusatkan diri pada
karakteristik perseptual pasif. Untuk menghindari
keterbatasan berpikir anak perlu diberi gambaran konkrit,
sehingga ia mampu menelaah persoalan.
11
berdasarkan penemuannya. Jerome Bruner adalah seorang
pengikut setia teori kognitif, khususnya dalam studi perkembangan
fungsi kognitif. Ia menandai perkembangan kognitif manusia
sebagai berikut:
1) Perkembangan intelektual ditandai dengan adanya kemajuan
dalam menanggapi suatu rangsangan.
2) Peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan
sistem penyimpanan informasi secara realis.
3) Perkembangan intelektual meliputi perkembangan
kemampuan berbicara pada diri sendiri atau pada orang lain
melalui kata-kata atau lambang tentang apa yang telah
dilakukan dan apa yang akan dilakukan. Hal ini berhubungan
dengan kepercayaan pada diri sendiri.
4) Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau
orang tua dengan anak diperlukan bagi perkembangan
kognitifnya.
5) Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif, karena bahasa
merupakan alat komunikasi antara manusia. Untuk memahami
konsep-konsep yang ada diperlukan bahasa. Bahasa
diperlukan untuk mengkomunikasikan suatu konsep kepada
orang lain.
6) Perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk
mengemukakan beberapa alternatif secara simultan, memilih
tindakan yang tepat, dapat memberikan prioritas yang
berurutan dalam berbagai situasi.
12
pengetahuan motorik. Misalnya, melalui gigitan, sentuhan,
pegangan, dan sebagainya.
2) Tahap ikonik, seseorang memahami obyek-obyek atau
dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal.
Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar
melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan
(komparasi).
3) Tahap simbolik, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau
gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh
kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam
memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui simbol-
simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.
13
pembelajaran yang akan dibahas di bagian selanjutnya (Asrori,
2019).
14
Penghasil respon akan mentransformasikan informasi itu ke dalam
tindakan. Perintah/pesan dalam struktur ini mengaktifkan
“efektor” yang berupa otot-otot dan kemudian menghasilkan
tingkah laku yang mempengaruhi lingkungan peserta didik, dari
tingkah laku peserta didik tersebut dapat diamati bahwa stimulus
telah mengakibatkan tingkah laku yang diharpkan. Ini berarti
bahwa informasi telah diproses, sehingga belajar telah
terjadiperistiwa belajar telah terjadi (Asrori, 2019).
15
struktur kognitifnya. Ausubel memisahkan antara belajar
bermakna dengan belajar menghafal.
16
Sebagai makhluk hidup, ia harus melangsungkan, mempertahankan,
mengembangkan hidupnya dengan potensipotensi yang dimilikinya.
Teori humanisme merupakan konsep belajar yang lebih melihat sisi
perkembangan kepribadian manusia. Berfokus pada potensi untuk
mencari dan menemukan kemampuan dan mengembangkan
kemampuan tersebut.
17
dan dibicarakan secara analog dengan struktur fisiknya, yakni
bahwa ia memiliki kebutuhan, kapasitas dan kecenderungan yang
bersifat genetik, beberapa diantaranya merupakan sifat-sifat khas
dari seluruh spesies manusia, melintas semua batas kebudayaan,
dan beberapa lainnya adalah unik untuk masing-masing individu.
Kebutuhan-kebutuhan ini pada dasarnya baik atau netral dan
bukan jahat.
18
1) Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan yang paling dasar, paling kuat dan jelas dari antara
sekalian keebutuhan manusia adalah kebutuhannya untuk
mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhannya
akan makanan, minuman, teempat berteduh, tidur dan
oksigen. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan,
harga diri dan cinta pertama-tama akan memburu makanan
terlebih dahulu. Ia akan mengabaikan atau menekan dulu
semua kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu
terpuaskan.
2) Kebutuhan Rasa Aman
Seorang anak membutuhkan suasana ketertiban, keserasian
atau irama yang teratur. Keadaan-keadaan yang tidak adil,
tidak wajar, atau tidak konsisten pada diri orang tua akan
secara cepat mendapatkan reaksi dari anak. Ia akan merasa
cemas dan tidak aman. Bahkan lebih jauh lagi, bagi seorang
anak, kebebasan yang terbatas adalah lebih baik daripada
kebebasan yang tak terbatas.
3) Kebutuhan Kasih Sayang
Selama tahun-tahun prasekolah, hubungan dengan orang tua
atau pengasuhnya merupakan dasar bagi perkembangan
emosional dan sosial anak. Sejumlah ahli mempercayai bahwa
kasih sayang orang tua atau pengasuh selama beberapa tahun
pertama kehidupannya merupakan kunci utama
perkembangan sosial anak, meningkatkan kemungkinan anak
memiliki kompetensi secara sosial dan penyesuaian diri yang
baik pada tahun-tahun prasekolah dan sesudahnya.
4) Kebutuhan Aktualisasi diri
Setiap orang harus berkembang sepenuh sesuai
kemampuannya. Kebutuhan psikologis untuk menumbuhkan,
mengembangkan dan menggunakan kemampuan poleh
19
Maslow disebut aktualisasi diri, merupakan salah satu aspek
penting teori tentang motivasi manusia.
5) Self Transcendence
Pada tahun 1969 pada masa disiplin ilmu psikologi mulai
mengarahkan perhatian pada dimensi spiritual manusia.
Menurut Maslow, pengalaman keagamaan meliputi peak
experience, plateu dan farther of human nature. Pengalaman
spiritual adalah puncak tertinggi yang dapat dicapai oleh
manusia serta merupakan peneguhan dari keberadaannya
sebagai makhluk spiritual, yang melibatkan perilaku kepada
orang lain, makna hidup dan dalam beragama.
20
Universitas Columbia dan kemudian ia mendapatkan gelar Ph.D,
di bidang psikologi klinis pada Society for the prevention of
Cruelty to Children (bagian studi tentang anak pada perhimpunan
pencegahan kekerasan terhadap anak) di Rochester, NY. Salah
satu ranah ide Rogers masih terus memiliki banyak pengaruh
adalah dalam peraihan tujuan. Menetapkan dan meraih tujuan
adalah suatu cara manusia untuk mengatur kehidupannya supaya
dapat memberikan hasil yang diinginkan dan menambah arti pada
kegiatan sehari-hari. Menetapkan tujuan merupakan hal yang
mudah, namun menetapkan tujuan yang tepat dapat menjadi lebih
sulit daripada kelihatannya.
21
Shaping adalah urutan tingkah laku yang kompleks, bukan hanya
"simple response". guru membimbing siswa menuju pencapaian
tujuan dengan memberikan reinforcement pada langkah-langkah
menuju keberhasilan, maka guru itu menggunakan teknik yang
disebut shaping. Terdapat lima langkah perbaikan tingkah laku
belajar murid antara lain:
22
memberi peringatan kepada siswa yang di luar kelas dengan
cara mengetuk jendela agar dapat menghentikan gangguan
tersebut.
e. Hukuman dapat mengatasi tingkah laku yang tak diinginkan
dalam waktu singkat, untuk itu perlu disertai dengan
reinforcement.
Ada dua bentuk hukuman, diantaranya sebagai berikut.
1) Pemberian stimulus, misalnya: memberikan peringatan bagi
siswa. Contoh bagi siswa yang tidak mengerjakan tugas ibu
guru akan memberikan tugas tambahan.
2) Pembatalan perlakuan positif, misalnya: mengambil suatu
mainan atau mencegah anak untuk bermain- main bersama
teman-temannya.
Pengajaran Terprogram
Pengajaran ini berlangsung seperti halnya paket pengajaran diri
sendiri yang menyajikan suatu topik yang disusun secara cermat
untuk dipelajari dan dikerjakan oleh murid. Tiap-tiap pekerjaan
murid langsung diberi "feedback". Program dapat tertuang dalam
buku-buku, mesin- mesin mengajar, atau komputer (Computer Asisten
Instruction).
Ada bermacam-macarn pengajaran terprogram, antara lain
a. Program linear, adalah program yang menentukan urut-urutan
kegiatan murid untuk menyelesaikan kegiatan.
b. Program intrinsik atau "branching programprogram ini respon-
respon murid menentukan arah kegiatan murid-murid
c. Individually Guide Education (IGE) adalah program
pengajaran individual yang disusun dalam bentuk
unit-unit belajar dengan rumusan tujuan pembelajaran,
bahan pelajaran, dan cara-cara untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
23
2. Implementasi Teori Belajar Psikologi Kognitif
a. Implikasi Teori Piaget untuk Pendidikan
Teori Piaget mengisyaratkan agar guru meneliti bahasa siswa
dengan seksama untuk memahami kualitas berpikir siswa/siswi
di dalam kelas. Deskripsi Piaget mengenai hubungan antara
tingkat perkembangan konseptual anak dengan bahan pelajaran
yang kompleks menunjukkan bahwa guru harus memperhatikan
apa yang harus diajarkan dan bagaimana mengajarkannya, tipe
kelas yang dikehendaki oleh Piaget adalah yang menekankan
pada transmisi pengetahuan melalui metode ceramah-diskusi dan
mendorong guru untuk bertindak sebagai katalisator dan siswa
belajar sendiri satu di antara hal-hal yang penting dalam belajar
mencakup soal kematangan anak untuk belajar. Menurut Piaget
operasi mental tertentu terdapat pada tingkat perkembangan
yang berbeda-beda yang membatasi kesanggupan anak untuk
mengelola masalah-masalah tertentu terutama pada tahap
abstrak.
24
discovery learning berbeda, namun keduanya memiliki
kesamaan pandangan antara lain.
1) Sama-sama membutuhkan keaktifan siswa dalam belajar.
2) Kedua pendekatan tersebut menekankan cara-cara
bagaimana pengetahuan siswa yang sudah ada dapat
menjadi bagian dari
3) Kedua pendekatan tersebut sama-sama mengasumsikan
pengetahuan sebagai sesuatu yang dapat berubah terus.
25
d) Mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar
yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk
membantu mencapai tujuan pembelajaran
26
6) Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami
jalan pikir an siswa, tidak menilai secara normatif tetapi
mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala
resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7) Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan
kecepatannya.
8) Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan
prestasi siswa
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tinjauan teori belajar meliputi teori belajar behaviorisme, teori belajar
kognitif, dan teori belajar humanisme.
a. Teori behaviorisme adalah teori yang mempelajari perilaku
manusia, yang berfokus pada peran dari belajar dalam
menjelaskan tingkah laku manusia dan terjadi melalui rangsangan
berdasarkan (stimulus) yang menimbulkan hubungan perilaku
reaktif (respons)
b. Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada
hasil belajarnya. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan
suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan
informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya.
c. Teori humanistik memandang manusia sebagai manusia, artinya
manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan fitrah-fitrah
tertentu, dalam pembelajaran teori ini menekankan isi dan proses
yang berorientasi pada peserta didik sebagai subjek belajar.
2. Impelentasi teori belajar dalam pembelajaran
a. Implikasi teori belajar psikologi behavioristik dalam pembelajaran
antara lain dimunculkannya prosedur pengembangan tingkah laku
baru dengan metode shaping modeling, satiasi, tingkah laku, dan
hukuman.
28
b. Program pembelajaran dengan assisted learning dan scaffolding
termasuk implikasi teori kognitif karena bermaksud untuk
mengembangkan kemampuan kognitif anak.
c. Implikasi teori belajar psikologi humanistik antara lain dengan
dicetuskannya ide bahwa guru sebagai fasilitator, membuat kriteria
tentang guru yang baik dan tidak baik, bahwa guru yang baik dan
guru yang sejati adalah ia yang humanis dalam pendekatan
pembelajaran. Praktik pembelajaran dalam pandangan teori ini
adalah berlandaskan pada tujuan memanusiakan manusia.
Siswa/siswi adalah subjek belajar bukan objek belajar. Karena itu
alternatif pembelajaran yang mungkin diberikan adalah dengan
metode yang memungkinkan siswa/siswi menggali potensinya
masing-masing sebagaimana adanya. Di antara alternatif
pembelajaran itu, antara lain active learning, the accelerated
learning, quantum learning, dan contextual teaching and learning
(CTL).
B. Saran
1. Setelah mempelajari tinjauan teori belajar dan implikasi teori belajar
dalam pembelajaran, mahasiswa disarankan membaca buku atau dari
berbagai sumber lain mengenai hal-hal yang berkaitan dengan teori
belajar, karena di dalam makalah ini hanya sebatas membahas tentang
konsep dasarnya saja.
2. Sebaiknya mahasiswa memiliki pemahaman awal tentang pengertian
teori belajar, macam-macam teori belajar dan klasifikasinya.
3. Sebelum melaksanakan pembelajaran, sebaiknya pahami dan susun
teori belajar yang akan digunakan agar proses pembelajaran dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
4. Untuk menjadi guru yang profesional sangat ditekankan untuk
memahami teori-teori belajar, baik secara teoritis maupun praktis.
5. Penyusun menyadari banyak kekurangan pada makalah ini, karena itu
penyusun berharap masukan dan saran yang membangun demi
sempurnanya makalah ini.
29
DAFTAR PUSTAKA
Nast, T. P. J., & Yarni, N. (2019). Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi
Humanistik Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran. Jurnal Review
Pendidikan Dan Pengajaran, 2(2), 270–275.
https://doi.org/10.31004/jrpp.v2i2.483
Titik, S., Ika, H., & Wulandari, S. (2017). Implementasi Gerakan Literasi Sekolah
pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Sekolah Dasar: Kajian
Teori Dan Praktik Pendidikan, 26(2), 116–123.
http://journal2.um.ac.id/index.php/sd/article/view/3050
30
LAMPIRAN
Sesi diskusi tanya jawab dilaksanakan dengan membuka 2 termin, setiap termin
terdiri dari 3 orang penanya, berikut ini adalah hasil dari diskusi tanya jawab yang
telah dilakukan, diantaranya sebagai berikut.
Termin 1
31
Pertanyaan : Setelah saya membaca makalah yang di sajikan terdapat
bermacam-macarn pengajaran terprogram, antara lain
Program linear, pertanyaan yaitu bagaimana penerapan
program linear di dalam kelas?
Penjawab : Rosaliana (063)
Program linear, adalah program yang menentukan urut
urutan kegiatan murid untuk menyelesaikan kegiatan.
Penerapan program linear dalam kelas yaitu
1) Setiap siswa harus menyelesaikan kolom jawaban
dengan selembar kertas
2) Siswa mempelajari informasi yang diberikan dalam
kerangka mempersiapkan sebuah respon,Respon ini
selanjutnya dibandingkan dengan jawaban yang benar
yang diberikan program.
3) Siswa memproses kerangka selanjutnya dan mengikuti
seluruh prosedur dalam program.
32
6) Guru dituntut memiliki kemampuan memberikan
penguatan (reinforcement), baik dari sisi positif dan
negatif.
33
5) Kegiatan yang dapat dilakukan juga dengan
membentuk kelompok belajar sesudah hasil tes tadi.
Menempatkan beberapa siswa yang berkompeten
dicampur dengan siswa yang belum tahu akan
menambah proses mencapai tujuan pendidikan
tersampaikan.
34
unit-unit belajar dengan rumusan tujuan
pembelajaran, bahan pelajaran, dan cara-cara untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Contohnya :
Guru menyajikan bahan ajar tertulis yang di dalamnya
memuat pengertian tentang materi pertidak samaan,
contoh-contoh soal beserta cara penyelesaiannya, dan
pada bagian akhir bahan ajar diberikan soal sebagai
evaluasi pemahaman peserta didik, misalnya:
35
Dalam penyelesaiaannya guru menyajikan lembar
jawaban tahap-tahap yang harus diselesaikan seperti.
Termin 2
36
biasanya di dalam setiap materi pelajaran disajikan materi
tentang bagaimana cara kita bersikap, norma" apa yg harus
kita lakukan dalam kegiatan sehari-hari, apa akibat yang
ditimbulkan jika kita melakukan perbuatan baik, misalnya
jika kita jujur saat mengerjakan tugas maka kita akan
memperoleh hasil sesui dengan kemampuan kita dan tidak
berdosa, sedangkan jika kita mencontek adalah perbuatan
salah dan berdosa, berikan pengertian kepdada siswa bahwa
ketika melakukan perbuatan dosa tuhan akan marah.
37
Penambah Jawaban : Murti Wulandari (034)
38
39