Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TEORI-TEORI DALAM BELAJAR PENDIDIKAN PSIKOLOG

DOSEN PEMBIMBING

NURHADIFAH AMALIYAH, S.Pd.,M.Pd.

(0910078901)

KELOMPOK 5

FATIHAH AMANIA FIRMAN (C1C121040)

NUR AFNI APRILIA (C1C121043)

NIRMAYANI TIALA (C1C121045)

RIAN MANSYUR (C1C121044)

PROGRAM PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena dengan rahmat,
karunia,serta taufik dan hidayah nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang teori-teori
dalam belajar pendidikan psikologi Dan juga kami berterimah kasih kepada ibu Nurhadifah
Amaliyah, S,Pd., M. Pd. selaku dosen mata kuliah pendidikan psikologi yg telah
memberikan tugas ini kepada kami

kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangkah menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai teori-teori dalam belajar pendidikan psikologi. Kami juga
menyadari sepenuhnya di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurnah. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang kami buat di masa yang akan datang, mengigat tidak ada sesuatu yang
sempurnah tanpa saran yang membangun.

Semogah makakah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah di susun ini dapat bergunah dapat bergunah bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabilah terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenang dan kami mohon kritik dan saran yang
membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Makassar 3 november 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG...........................................................................................4.

B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................4

C. TUJUAN MASALAH............................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN

A. KONEKSIONISME...............................................................................................5

B. PEMBIASAN KLASIK..........................................................................................6

C. PENDEKATAN BEHAVIORAL DAN KOGNITIF SOSIAL..............................6

D. PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI...................................................7

E. PENDEKATAN KONTRUKTIVIS SOSIAL........................................................8

F. MACAM-MACAM PERWUJUDAN PERILAKU BELAJAR.............................9

BAB 3 PENUTUP

A. KESIMPULAN......................................................................................................10

B. SARAN...................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak
terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan
pengetahuan atau informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara aktif
membuat atau pun merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang
bermanfaat bagi pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu sistim yang membantu individu belajar
dan berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan.

Teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu dalam dunia
nyata dinyatakan oleh McKeachie dalam grendel 1991 : 5 (Hamzah Uno, 2006:4). Sedangkan
Hamzah (2003:26) menyatakan bahwa teori merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya
memuat tentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variable yang
saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta dibuktikan
kebenarannya. Dari dua pendapat diatas Teori adalah seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian
yang didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan
diuji kebenarannya. Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran
yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.

B. RUMUSAN MASALAH

1 Apa yang di maksud koneksionisme?


2 Apa yang dimaksud pembiasan klasik?
3 Apa yang dimaksud dengan pendekatan behavioral dan kognitif sosial?
4 Apa yang dimaksud dengan pendekatan pemrosesan informasi?
5 Apa yang dimaksud dengan pendekatan kontruktivis sosial?
6 Apa yang dimaksud dengan macam-macam perwujudan perilaku belajar?

C. TUJUAN MASALAH
1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan koneksionisme
2 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pembiasan klasik
3 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pendekatan behavioral dan
kognitif sosial
4 Untuk mengetahui apa yang dimaksud pendekan pemrosesan informasi
5 Untuk mengetahui apa yang dimaksud pendekatan kontruktivis sosial
6 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan macam-macam perwujudan
perilaku belajar
BAB 2

PEMBAHASAN

A. KONEKSIONISME

Teori belajar koneksionisme adalah teori belajar tingkah laku berupa stimulus respon. Teori
koneksionisme ditemukan oleh Edward Lee Thorndike. Thorndike merupakan salah satu ahli
pendidikan yang menganut aliran teori belajar behavioristik (behaviorisme). Teori belajar tingkah
laku (behaviorism) dari Thorndike yaitu teori belajar stimulus respon. Menurut Thorndike, pada
hakikatnya belajar merupakan proses pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Oleh
karena itu teori belajar dari Thorndike ini disebut teori belajar stimulus-respon dan populer dengan
sebutan TEORI BELAJAR KONEKSIONISME. Tiga (3) Hukum Terkait Teori Belajar Koneksionisme
Terdapat beberapa dalil atau hukum yang terkait dengan teori koneksionisme yaitu hukum kesiapan
(law of readiness), hukum latihan (law of exercise) dan hukum akibat (law of effect).

1. Hukum Kesiapan (law of readiness) Hukum ini menjelaskan kesiapan seorang anak dalam
melakukan suatu kegiatan. Seorang anak yang mempunyai kecenderungan untuk bertindak atau
melakukan kegiatan tertentu kemudian melakukan kegiatan tersebut, maka tindakannya akan
melahirkan kepuasan bagi dirinya. Tindakan-tindakan lain yang dia lakukan tidak menimbulkan
kepuasan bagi dirinya.

2. Hukum Latihan (law of exercise) Hukum ini menyatakan bahwa jika hubungan stimulus- respon
sering terjadi, akibatnya hubungan akan semakin kuat, sedangkan makin jarang hubungan stimulus-
respon dipergunakan, maka makin lemah hubungan yang terjadi. Hukum latihan pada dasarnya
menggunakan dasar bahwa stimulus dan respon akan memiliki hubungan satu sama lain secara kuat,
jika proses pengulangan sering terjadi, makin banyak kegiatan ini dilakukan maka hubungan yang
terjadi akan bersifat otomatis. Seorang anak yang dihadapkan pada suatu persoalan yang sering
ditemuinya akan segera melakukan tanggapan secara cepat sesuai dengan pengalamannya pada
waktu sebelumnya

3. Hukum Akibat (law of effect) Hukum ini menjelaskan bahwa apabila asosiasi yang terbentuk
antara stimulus dan respon diikuti oleh suatu kepuasan maka asosiasi akan semakin meningkat. Hal
ini berarti bahwa kepuasan yang terlahir dari adanya ganjaran dari guru akan memberikan kepuasan
bagi anak, dan anak cenderung untuk berusaha melakukan atau meningkatkan apa yang telah
dicapainya itu.

Contoh teori koneksionisme dalam kehidupan sehari-hari Implikasi dari aliran pengaitan ini
dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari adalah bahwa: Untuk menjelaskan suatu konsep, guru
sebaiknya mengambil contoh yang sekiranya sudah sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Alat peraga dari alam sekitar akan lebih dihayati. Metode pemberian tugas, metode latihan (drill dan
practice) akan lebih cocok untuk penguatan dan hafalan. Dengan penerapan metode tersebut siswa
akan lebih banyak mendapatkan stimulus sehingga respon yang diberikan pun akan lebih banyak.
Hierarkis penyusunan komposisi materi dalam kurikulum merupakan hal yang penting.Materi
disusun dari materi yang mudah, sedang, dan sukar sesuai dengan tingkat kelas, dan tingkat sekolah.
Penguasaan materi yang lebih mudah sebagai akibat untuk dapat menguasai materi yang lebih
sukar. Dengan kata lain topik (konsep) prasyarat harus dikuasai dulu agar dapat memahami topik
berikutnya.

B. PEMBIASAN KLASIK

Teori pembiasaan klasikal (classical conditioning) ini berkembang berdasarkan hasil


eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov (1849- 1936) , seorang ilmuan besar Rusia yang berhasil
menggondol hadiah Nobel pada tahun 1909. Pada dasarnya classical conditioning adalah sebuah
prosedur penciptaan refleks baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks
tersebut (Terrace, 1973).

Pembiasaan klasikal (classical conditioning) ini termasuk pada Teori Behaviorisme,


Behaviorisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui
pengalaman yang harus diamati, bukan dengan proses mental. Menurut kaum behavioris, perilaku
adalah segala sesuatu yang kita lakukan dan dapat dilihat secara langsung.

Pengkodisian klasik adalah tipe pembelajaran dimana suatu organisme belajar untuk
mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli. Dalam pengkondisian klasik, stimulus netral (seperti
melihat seseorang) diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna (seperti makanan) dan
menimbulkan kapasitas untuk mengeluarkan kapasitas yang sama.

Konsep lain dari classical conditioning adalah stimulus generalisasi dan diskriminasi. Dalam
hal ini Pavlov menyatakan bahwa respon berkondisi timbul terhadap stimulus yang tidak
berpasangan atau tidak dipasangkan dengan stimulus tak berkondisi. Ini berarti ada semacam
kecenderungan untuk menggeneralisasikan respon berkondisi terhadap stimulus lain apabila dalam
beberapa hal memiliki kesamaan dengan stimulus berkondisi atau asli. Makin tinggi tingkat
kesamaannya semakin tinggi pula generalisasinya

C. PENDEKATAN BEHAVIORAL DAN KOGNITIF SOSIAL

PENDEKATAN BEHAVIORAL

Pendekatan behavioral adalah aliran dalam pisikologi yang didirikan oleh Jhon
B.watson pada tahun 1913 dan digerakan oleh Burrhus Frederic Skinner. Behaviorisme lahir
sebagai reaksi atas pisikoanalisis yang berbicara tentang alam bawah sadar tidak tampak.
Behaviorisme ingin menganilisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, di
lukiskan dan di ramlakan.

PENDEKATAN KOGNITIF SOSIAL

Pendekatan kognitif sosial dimana pembelajaran berkaitan dengan lingkungan dan


perilaku di proses melalui perhatian, ingatan, pemikiran, dan proses kognitif lainnya.
Pendekatan ini sangat menekankan pada interaksi faktor perilaku, lingkungan, dan manusia
dalam determinan pembelajaran.

Teori pembelajaran kognitif merupakan salah satu teori belajar yang menyatakan
bahwa “ belajar merupakan suatu peristiwa mental yang berhubungan dengan berfikir,
perhatian, presepsi, pemecahan masalah dan kesadaran “. Tokohnya yang menyatakan adalah
Albert Bandora.

D. PENDEKATAN PEMPROSESAN INFORMASI

Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan
pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175).
Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat
dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu
yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera.

Pemerosesan informasi menyatakan bahwa murid mengolah informasi, memonitiringnya, dan


menyusun strategi berkenaaan dengan informasi tersebut. Inti dari pendekatan ini adalah proses
memori dan berfikir (thinking). (Santrock, 310:2010). Anak secara bertahap mengembangkan
kapasitas untuk mengembangkan untuk memproses informasi, dan secara bertahap pula mereka
biasa mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang kompleks.

Pemerosesan informasi pada awalnya menggunakan sistem komputer sebagai analog.


Penggunaan sistem komputer sebagai analog cara manusia memproses, menyimpan dan mengingat
kembali informasi sesungguhnya kurang tepat karena terlalu menyederhanakan manusia. Cara
manusia memproses informasi sesungguhnya lebih kompleks dibandingkan dengan komputer.
(M.Asrori, 13:2008) Roobert Siegler (1998) mendeskripsikan tiga karateristik utama dari pendekatan
pemrosesan informasi , yaitu : Proses pikiran, mekanisme pengubahan dan modifikasi diri. (Santrock,
310 :2010).

Pemikiran menurut pendapat Siegler (2002), berfikir adalah pemerosesan informasi. Ketika
anak merasakan, malakukan, mempresentasikan dan menyimpan informasi dari dunia sekelilingnya,
mereka sedang melakukan proses berfikir. Pikiran adalah sesuatu yang sangat fleksibel, yang
menyebabkan individu bias beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan dalam
lingkungan, tugas dan tujuan. (Santrock, 311 : 2010).

Mekanisme pengubahan menurut Siegler (2002) dalam pemerosesan informasi focus utamnya
adalah pada peran mekanisme pengubah dalam perkembangan. Ada empat mekanisme yang
bekerjasama menciptakan perubahan dalam keterampilan kognitif anak, yaitu : Ecoding
(penyandian), Otomatisasi, konstruksi strategis dan generalisasi. Ecoding adalah proses
memasukkan informasi kedalam memori. Aspek utama dari pemecahan problem adalah
menyandikan informasi dan relevan dan mengabaikan informasi yang tidak relevan. Otomatisitas
adalah kemampuan untuk memproses informasi dengan sedikit atau tanpa usaha. Seiring dengan
bertambahnya usia dan pengalaman, pemerosesan informasi menjadi makin otomatis, dan anak bisa
mendeteksi hubungan – hubungan baru antara ide dan kejadian. (Kail, 2002 dalam Santrock, 311 :
2010). Konstruksi Strategi yaitu penemuan prosedur baru untuk memproses informasi. Anak perlu
menyandikan informasi kunci untuk suatu problem dan mengoordinasikan informasi tersebut
dengan pengetahun sebelumnya yang relevan untuk memecahkan masalah. Agar dapat manfaat
penuh dari strategi baru diperlukan generalisasi. Anak perlu melakukan generalisasi, atau
mengaplikasikan strategi pada problem lain.
Modifikasi diri. Anak memainkan peran aktif dalam perkembangan mereka. Mereka
menggunakan pengetahuan dan strategi yang telah mereka pelajari untuk menyesuaikan respon
pada situasi pembelajaran yang baru. Anak membangun respon baru dan lebih canggih berdasarkan
pengetahuan dan strategi sebelumnya.

E. PENDEKATAN KONTRUKTIVIS SOSIAL

Pendekatan Konstruktivis Sosial Pada PembelajaranSebelum masuk ke PEMBAHASAN


pembelajaran konstruktivis sosial, kita singgung sedikit tentang pembelajaran pembelajaran
konstruktivis koqnitif. Konstruktivisme koqnitif di dasarkan pada suatu ide bahwa pengetahuan
dikonstruksi dan dibuat bermakna melalui interaksi dan analisis individu terhadap lingkungannya.
Dalam cara seperti itu, pengetahuan dikonstruk di dalam pikiran individu melalui interaksi individu
dengan dunianya (Setiani, 2014). Tekanannya di sini adalah, individu mengkonstruk pengetahuan
melalui proses koqnitif, yaitu menganalisis dan menginterpretasikan pengalamannya.

Sementara itu, menurut konsep pembelajaran konstruktivis sosial, proses pembelajaran


individu tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial. Demikian juga, proses asimilasi dan akomodasi
tidak dapat berlangsung tanpa integrasi aktif pembelajar dalam suatu bentuk praktik di dalam
masyarakat. Salah satu ciri pembelajaran dari perspektif konstruktivis sosial adalah mengkonstruksi
aktif pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan dunia fisik dan sosial
sebelumnya. Sekitar dua dekade belakangan ini para pendidik telah melihat nilai dari
konstruktivisme sosial sebagai dasar untuk merancang lingkungan pembelajaran yang lebih efektif.
Konstruktivis sosial melihat bahwa subjek individu dan masyarakat sosial sebagai saling
berhubungan. Konstruktivis sosial menegaskan bahwa pembelajar sampai kepada apa yang mereka
ketahui terutama melalui partisipasi dalam praktik-praktik sosial pembelajaran lingkungan termasuk
proyek-proyek kolaboratif dan penugasan-penugasan kelompok begitu juga praktik-praktik sosial
dari komunitas lokal termasuk kehidupan keluarga dan kegiatan-kegiatan keagamaan (Woo &
Reeves, 2007). Dari sudut pandang konstruktivis sosial, pembelajaran terutama dipandang sebagai
produk sosial yang dihasilkan melalui proses-proses percakapan, diskusi dan
negosiasi.Konstruktivisme sosial memandang setiap pembelajar sebagai individu unik dengan
kebutuhan dan latar belakang yang unik. Pembelajar juga dipandang sebagai kompleks dan
multidimensi. Konstruktivisme sosial mendorong pembelajar untuk sampai pada versi kebenarannya,
yang dipengaruhi oleh latar belakang, budaya, atau pandangan dunia yang telah mengakar. Dengan
demikian, ia tidak hanya mengakui keunikan dan kompleksitas pembelajar, namun sebenarnya
mendorong, memanfaatkan dan memberi penghargaan sebagai bagian integral dari proses
pembelajaran (Yucel & Habiyakare, 2011). Perkembangan historis dan sistem simbol, seperti bahasa,
logika, dan sistem matematika, diwariskan oleh pembelajar sebagai anggota dari budaya tertentu
dan itu semua dipelajari sepanjang kehidupanpembelajar. Di sini juga menekankan pentingnya sifat
dari interaksi sosial pembelajar dengan anggota masyarakat yang berpengetahuan luas. Tanpa
interaksi semacam itu, mustahil untuk memperoleh makna sosial dari sistem simbol penting dan
belajar bagaimana memanfaatkannya.Para ahli konstruktivis sepakat bahwa individu-individu
membuat makna melalui interaksi diantara mereka dan lingkungan hidupnya. Dengan begitu maka,
pengetahuan merupakan produk manusia yang dikonstruk secara sosial dan budaya. Sementara itu,
perilaku individu dibentukoleh kekuatan eksternal melalui proses pembelajaran bermakna yang
terjadi ketika individu-individu terlibat dalam aktivitas sosial. Para pembelajar dari berbagai keahlian
dan latar belakang yang berbeda harus berkolaborasi di dalam tugas dan diskusi untuk sampai pada
pemahaman bersama tentang kebenaran dalam suatu bidang tertentu.

F. MACAM-MACAM PERWUJUDAN PERILAKU BELAJAR

Perwujudan perilaku belajar adalah semua tindakan atau kegiatan siswa, baik yang
diamati langsung, maupun yang tidk dapat diamati oleh pihak luar yang dapat melakukan
sebuah proses perubahan di dalam kepribadian siswa dan perubahan tersebut di tampakkan
dalam bentuk peningkatan kuwalitas dan kuwantitas tingkah laku siswa. Perwujudan perilaku
belajar lebih sering tampak dalam perubahan sebagai berikut :

1. Kebiasaan, menurut burghar dt (1973), kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan
kecendrungan respon dengan menggunakan stimulasi yang berulang – ulang.

2. Pengamatan, artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberikan rangsangan yang


masuk melalui indra – indra seperti mata dan telinga. Berkat pengalaman seorang siswa akan
mampu mencapai pengamatan yang benar objektif sebelum mencapai pengertian.

3. Keterampilan, adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat – urat saraf dan otot – otot
yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmania seperti menulis, mengetik, olahraga, dan
sebagainya. Meskipun sifatnya motorik, namun keterampilan itu memerlukan kordinasi gerak
yang teliti dan kesadaran yang tinggi.

4. Berfikir asosiatif dan daya ingat. Berfikir asosiatif adalah berfikir dengan cara
mengasosiakan sesuatu dengan yang lainnya. Berfikir asosiatif merupakan proses
pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respon. Disamping itu, daya ingat
merupakan unsur pokok dalam berfikir asosiatif. Jadi siswa yang telah mengalami proses
belajar akan ditandai dengan bertambahnya simpanan materi dalam memori serta
meningkatnya kemampuas menghubungkan materi tersebut dengan situasi atas stimulsu yang
sedang dia hadapi.

5. Befikir rasional dan kritis, adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang berkaitan
dengan pemecahan masalah.

6. Sikap, dalam arti kecil sikap adalah pandangan atau kecendrungan mental. Menurut bruno
(1987), sikap adalah kecendrungan yang relatif menetap untuk berekreasi dengan cara baik
atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.

7. Inhibisi, adalah usaha pengurangan atau pencegahan timbulnya suatu respon tertentu
karena adanya proses respon lainnya yang sedang berlangsung ( reber ,1988 ).

8. Apresiasi, adalah suatu pertimbangan mengenai arti penting atau nilai sesuatu ( ehaplin
1982 ). Dalam penerapannya apresiasi sering diartikan sebagai penghargaan atau penilaian
terhadap benda benda baik abstrak maupun kongkret yang memiliki nilai alur.
9. Tingkah laku efektif, adalah tingkah laku yang menyangkut keanekaragaman perasaan
seperti takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci. Tingkah laku ini tidak terlepas
dari pengaruh pengalaman belajar.

BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan
belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan
di kelas maupun di luar kelas. Namun teori belajar ini tidak-lah semudah yang dikira, dalam
prosesnya teori belajar ini membutuhkan berbagai sumber sarana yang dapat menunjang, seperti :
lingkungan siswa, kondisi psikologi siswa, perbedaan tingkat kecerdasan siswa. Semua unsure ini
dapat dijadikan bahan acuan untuk menciptakan suatu model teori belajar yang dianggap cocok,
tidak perlu terpaku dengan kurikulum yang ada asalkan tujuan dari teori belajar ini sama dengan
tujuan pendidikan.

Makalah ini sudah cukup banyak membahas tetang teori-teori pembelajaran. Teori – teori
pembelajaran tersebut menjelaskan apa itu belajar dan bagaimana mana belajar itu terjadi. Teori
Behavioristik merupakan teori yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan dalam tingkah
laku sebagai akibat dari interaksi antar stimulus dan respon. Teori Pengkondisian Klasik menyatakan
bahwa belajar merupakan suatu usaha dari organisme untuk mengaitkan atau mengasosiasikan
stimulus yang pada akhirnya menghasilkan sustu respon. Teori Gestalt lebih menekankan belajar
adalah kecenderungan mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang
utuh. Inti dari Teori Skinner adalah dimana konsekunsi prilaku akan menyebabkan perubahan dalam
probabilitas prilaku itu akan terjadi . Teori Gane menyatakan bahwa belajar bukan merupakan
proses tunggal melainkan proses luas yang dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah
laku. Teori Pemerosesan Informasi menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah
informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Metakognisi adalah suatu kemampuan
individu diluar kepalanya dan berusaha merenungkan cara dia berfikir atau merenungkan proses
kognitif yang dilakukan. Sedangkan Sibernetik mengatakan bahwa belajar adalah pengolahan
informasi .

Jadi masing-masing teori menjelaskan belajar dan pembelajaran dalam pengertian yang berbeda-
beda.
B. SARAN

Perkembengan dunia pendidikan terus berlangsung sejalan dengan tuntutan hidup manusia
untuk menjawab perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin hari semakin maju
dan kompleks. Dunia pendidikan juga dituntut untuk peka terhadap perubahan dan perkembangan
sekecil apa pun dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam konteks ini peran guru tidaklah
kecil. Guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan terdepan dituntut untuk terus
mengembangkan pengetahuan, kemampuan serta keterampilannya. Oleh karena itu disaran kepada
semua yang berhubungan dengan dunia pendidikan dan khususnya guru dapat membaca dan
memahami Teori-teori pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

. https://pdfcoffee.com/makalah-pendekatan- pemrosesan-informasi-pdf-free.html ( hari rabu


tanggal 3 november 2021 jam 09:18 am wita )

http://elislindawati.blogspot.com/2014/04/pembahasan-pendekatan-pemrosesan.html?m=1 ( hari
rabu tanggal 3 november 2021 jam 09:21 am wita )

https://text-id.123dok.com/document/7q01722xz-perwujudan-perilaku-belajar-perilaku-
belajar.html ( hari rabu tanggal 3 november 2021 jam 09:30 am wita )

http://nataliapranata.blogspot.com/2016/12/perwujudan-perilaku-belajar.html?m=1 ( hari rabu


tanggal 3 november 2021 jam 09:35 am wita )

https://id.scribd.com/document/403979219/MAKALAH-TEORI-KONEKSIONISME-docx ( hari rabu


tanggal 3 november 2021 jam 09:40 am wita )

https://docplayer.info/207964-Makalah-pendekatan-konstruktivis-sosial.html ( hari rabu tanggal 3


november 2021 jam 09:46 am wita )

http://e-masgalih.blogspot.com/2016/11/makalah-psikologi-pendidikan-pendekatan.html?m=1
( hari rabu tanggal 3 november 2021 jam 09:55 am wita )

http://q03213892009.blogspot.com/2013/09/teori-pembiasaan-klasik.html?m=1 ( hari rabu tanggal


3 november 2021 jam 09: 59 am wita )

Anda mungkin juga menyukai