Anda di halaman 1dari 4

Nama :Nursita Dewi

Nim :C1C121002
Mata Kuliah :Administrasi Dan Supervisi Pendidikan

Perbedaan Gaya Kepresidenan Mulai Dari Presiden Pertama Sampai Sekarang

1. Dr. Ir. H. Soekarno (Bapak Proklamator, 1945-1967)

Presiden Pertama Indonesia ini dikenal sebagai orang yang berwatak eksplosif, namun
bisa menularkan semangat agung kepada orang lain. Soekarno tidak hanya kharismatik dan
otoriter, tetapi juga seorang sarjana dan ideolog. Soekarno melakukan pengorbanan besar
untuk Indonesia, terutama di mana ia berhasil membebaskan Indonesia dari belenggu
penjajahan dan mencapai kemerdekaan.Dilihat dari gaya kepemimpinannya, Soekarno tidak
diragukan lagi termasuk dalam kelompok pemimpin bergaya karismatik yang memiliki
pesona, wibawa, dan energi yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain terhadap
pengikutnya.

Soekarno sangat mahir mengubah persepsi orang lain, sehingga mereka menjadi
seperti dia dan bisa membuat mereka mengikuti perintah dan keinginannya dengan suka cita.
Namun dibalik kelebihan yang dimilikinya, Soekarno memiliki kelemahan. Salah satunya,
Soekarno adalah sosok yang kurang ulet dalam mengambil keputusan dalam situasi kritis. Hal
ini tergambar dalam kasus G30 S/PKI yang merajalela di bawah kepemimpinan Soekarno.

2. Jendral TNI H.M. Soeharto (Bapak Pembangunan, 1967-1998)

Pemerintahan Presiden Soeharto dikenal sebagai zaman orde baru. Kualitas


kepemimpinan yang baik dan menonjol dari Presiden Soeharto adalah keberanian,
kesederhanaan dan kemampuan untuk mengambil inisiatif dan keputusan yang konsisten
dalam semua keputusan yang dibuat. Gaya kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan
perpaduan antara gaya kepemimpinan proaktif, ekstraktif dan antisipatif adaptif yang mampu
menangkap peluang dan mengidentifikasi tantangan yang berdampak positif serta memiliki
visi ke depan dan perlunya langkah penyesuaian secara sadar. Selanjutnya gaya
kepemimpinan yang diusung oleh Soeharto dikenal juga dengan gaya kepemimpinan otoriter.
Keberhasilan Soeharto saat menjabat adalah berkontribusi pada pembangunan sekolah,
infrastruktur, fasilitas umum dan layanan publik. Beliau juga berkontribusi dalam
pengembangan transportasi umum seperti PT. KAI, PT. PAL, PT. PINDA. Di sisi lain
Soeharto memiliki kelemahan yaitu ia dikritik atas sikap diktator, penangkapan aktivis hak
asasi manusia, pembunuhan massal tahun 1965, operasi militer di Aceh dan keterlibatannya
dalam kolusi, korupsi dan nepotisme.
3. Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie (Bapak Teknologi,1998-1999)

Gaya kepemimpinan Presiden Habibie adalah gaya kepemimpinan dedikatif-fasilitasi,


yang merupakan persatuan kepemimpinan demokratis. Pada masa pemerintahan B.J. Habibie,
kebebasan pers terbuka lebar, mengarah pada demokratisasi lebih lanjut. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis, ia melihat perannya terutama sebagai koordinator dan integrator
berbagai elemen dan komponen organisasi, sehingga bergerak secara keseluruhan.
B.J. Habibie pada dasarnya adalah seorang liberal karena umur panjang dan
dibesarkan di dunia Barat. Gaya komunikatifnya penuh spontanitas, eksplosif, cepat bereaksi
tanpa mau memikirkan resiko. Ketika Habibie dalam situasi emosional, ia cenderung
bertindak atau mengambil keputusan dengan cepat. Seolah-olah dia telah kehilangan
kesabaran untuk menurunkan amarahnya.
Pada masa pemerintahannya, B.J. Habibie memiliki kelebihan yaitu, Pesawat N250
Gatot Kaca yang menjadi bukti bahwa Indonesia mampu membuat produk pesawat sendiri
untuk bersaing di kancah Internasional, sedang kelemahannya yaitu terlalu cepat mengambil
keputusan tanpa harus mengkaji ulang kebijakan yang dikeluarkan. Keputusannya
menunjukkan bahwa B.J. Habibie dianggap terlalu terburu-buru untuk membebaskan Timor
Timor.

4. K.H. Abdurrahman Wahid (Bapak Pluralisme, 1999-2001)

Gaya kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid adalah kepemimpinan yang


responsif dan akomodatif yang berusaha merangkum semua berbagai kepentingan yang
diharapkan menjadi kesepakatan atau keputusan yang sah. Diharapkan implementasi dan
keputusan yang diputuskan dapat menggerakkan partisipasi aktif para pelaksana di lapangan,
karena mereka merasa terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan kebijakan.
Gus Dur berperan penting dalam menanamkan pada generasi muda perlunya membela
pluralisme dan toleransi terhadap perbedaan ras atau kelompok. Namun kelemahan
kepemimpinan Gus Dur adalah tidak suka kompromi dan tidak tertantang pendapatnya. Hal
ini menimbulkan ketegangan antara Gus Dur dengan birokrat lainnya.

5. Megawati Soekarnoputri (Ibu Wong Cilik, 2001-2004)

Megawati Soekarnoputri memiliki sikap yang tenang dan tampak kurang acuh
terhadap masalah. Namun dalam kasus-kasus tertentu, Megawati sudah tegas dalam
kepemimpinannya, misalnya dalam masalah BPPN, kenaikan harga BBM dan darurat militer
di Aceh Nanggroe Darussalam.
Gaya kepemimpinan non-kekerasan Megawati sangat cocok untuk menghadapi
situasi panas yang dihadapi bangsa. Cukup demokratis, tetapi kepribadian Megawati dengan
cepat terlihat tertutup dan emosional. Dia alergi terhadap kritik. Komunikasinya didominasi
oleh keluhan dan hal-hal negatif dan hampir tidak pernah menyentuh visi dan misi
pemerintahannya.
Namun, selama masa jabatannya, ia memiliki kelemahan seperti perilakunya yang
pasif dan tertutup. Selain itu, ia dianggap tidak kompeten sebagai pemimpin kharismatik yang
sangat berbeda dengan ayahnya, yaitu Soekarno.

6. Susilo Bambang Yudhoyono (Bapak Pertahanan, 2004-2014)

Memiliki gaya kepemimpinan responsif, demokratis, dan proaktif. Tipe


kepemimpinan dengan gaya keputusan ini selalu mengundang beberapa wakil bawahan,
namun keputusan tetap berada di tangan mereka. Selanjutnya, para pemimpin demokratis
mencoba mendengarkan pendapat yang berbeda, mengumpulkan dan menganalisis pendapat
tersebut untuk membuat keputusan yang tepat.
Secara teori, tipe kepemimpinan ini dapat menerima kritik, kritik juga bertemu
dengan kontra kritik. Bukan rahasia lagi bahwa kita sering melihat dan mendengar SBY
membalas kritiknya. SBY meyakini kebenaran hanya bisa diperoleh dari wacana publik yang
melibatkan sebanyak mungkin elemen masyarakat.
SBY telah berperan dalam pembentukan KPK dan peningkatan kualitas pendidikan
melalui sertifikasi guru, peningkatan anggaran dan program LPDP. Kelemahan SBY dalam
memimpin adalah lambat dalam mengambil keputusan dan seringkali mengurangi tekad untuk
mengambil keputusan. Pemimpin ini terkadang tidak tegas dalam mengeksekusi keputusan
karena terkadang enggan menerima begitu banyak informasi dalam proses pembuatan
kebijakan.

7. Ir. H. Joko Widodo (Bapak Infrastruktur, 2014-Sekarang)

Konsep kepemimpinan Jokowi adalah servant, dimana dalam konsep kepemimpinan ini
pemimpin adalah menjadi seorang pelayan, dimana yang dimaksud adalah Jokowi secara
langsung terjun kedalam kehidupan masyarakat dan mengetahui bagaimana nasib dan keluhan
yang mereka alami saat ini.
Dikenal juga dengan gaya kepemimpinan filantropis. Dia memainkan peran yang menentukan
dalam pembangunan infrastruktur dan transparansi birokrasi. Banyak hal yang sebelumnya
sulit diatur karena birokrasi yang rumit kini bisa dilakukan secara online. Pengembangan One
Data (BIG), pedoman pendaftaran CPNS online, pembayaran pajak, dan manajemen
keimigrasian menciptakan birokrasi yang lebih bersih.
Kelemahan Jokowi dalam memerintah adalah ia mendapat banyak kritik karena terjebak
dalam politik oligarki, tanggapannya terhadap masalah SARA, dan sikapnya yang
cenderung lamban dan bimbang dalam menyelesaikan masalah negara.

Kepemimpinan Berdasarkan

Alfabet A:Amanah
B:Bijaksana
C:Cerdas
D:Demokrasi
E:Educated
F:Fair
G:Glittering
H:Honest
I:Ideal
J:Judicious
K:Knightly
L:Ladylike
M:Marvelous
N:Nice
O:Optimistic
P:Polite
Q:Qualified
R:Responsible
S:Scientific
T:Thoughtful
U:Upright
V:Vibrant
W:Wise
X:-
Y:-
Z:Zealous

Anda mungkin juga menyukai