Anda di halaman 1dari 13

TEORI BELAJAR

Dosen Pengampu:

Dr. Musdalifah Nihaya, S. Psi., M. Pd.

Oleh:
KELOMPOK 6

Sri Rahayu 105191101923


Nurmilansari 105191102023

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023/2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang
senantiasa memberikan kemudahan, kelancaran dan limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang
tiada terhingga, sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Yang telah
membawa kita dari alam gelap gulita ke alam terang menderang seperti sekarang ini.

Alhamdulillah berkat kehendak dan ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan


tugas makalah kami yang berjudul “ TEORI BELAJAR” makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Jiwa Umum yang diampuh oleh Ibu Dr. Musdalifah Nihaya,
S.Psi.,M.Pd. Dalam penyusunan makalah ini kami mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada rekan-rekan yang telah membantu.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini
mohon kritik dan saran yang membangun dari semua yang membaca makalah ini.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakuh

Makassar, 10 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 2

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

A. Macam-Macam Teori Belajar................................................................3


B. Evaluasi bagi Proses Belajar.................................................................. 5
C. Implikasi bagi Proses Belajar.................................................................6

BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................. 8
B. Saran.........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 9

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari belajar. Karena sebagian besar
perubahan perilaku seorang individu diperoleh dari belajar. Perubahan perilaku yang
merupakan hasil dari proses belajar dapat berwujud perilaku yang tampak (overt behavior)
dan perilaku yang tidak tampak (inner behavior). Perilaku yang tampak misalnya menulis,
memukul, menendang sedangkan perilaku yang tidak tampak misalnya berfikir, bernalar,
dan berkhayal. Maka dari itu untuk proses belajar yang lebih efektif diperlukan adanya
pemahaman dan pengenalan terhadap teori-teori belajar.
Seorang pendidik terlebih dahulu harus mengetahui teori belajar sebelum melakukan
proses pembelajaran, karena teori belajar akan sangat membantu pendidik supaya
memiliki kedewasaan dan kewibawaan dalam hal mengajar, mempelajari peserta didiknya,
serta dapat menggunakan prinsip-prinsip psikologi dalam hal menilai cara mengajarnya
sendiri.
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian
kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang
yang mengacu pada seperangkat pernyataan umum yang digunakan untuk
menggambarkan realitas pembelajaran.yang nantinya akan dilaksanakan di kelas maupun
di luar kelas.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasaran latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas pada
makalah ini, yaitu:
1. Apa saja teori-teori belajar yang dapat digunakan dalam praktek pembelajaran
disekolah?
2. Apa saja evaluasi yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah?
3. Bagaimana implikasi teori belajar bagi proses pembelajaran?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini, yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan macam-macam teori belajar yang dapat digunakan dalam
praktek pembelajaran di sekolah.
2. Untuk mengetahui lebih dalam jenis-jenis evaluasi yang dapat digunakan dalam
kegiatan pembelajaran
3. Untuk mengetahui implikasi teori belajar bagi kegiatan pembelajaran

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Macam-Macam Teori Belajar


Pada era modern ini, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan terutama dalam bidang
psikologi pendidikan telah bermunculan pula beberapa teori tentang belajar. dan terdapat
beberapa teori belajar yang telah dikembangkan oleh para ahli psikologi dan pendidikan
dalam menjelaskan bagaimana seorang individu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku baru.
Berikut beberapa teori belajar dan cara penerapannya dalam praktek pembelajaran di
sekolah yang akan kami bahas dalam makalah ini yaitu:
1. Teori Belajar Behaviorisme
Teori belajar behaviorisme merupakan teori yang telah cukup lama dianut oleh
pendidik. Teori ini dicetuskan oleh Gage dan Berliner yang berisi tentang perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik
pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Terdapat 2 faktor yang dianggap penting dalam aliran behavioristik yaitu faktor
penguatan (rainforcement) dan pelemah (punishment), penguat terdiri dari penguat
positif dan penguat negatif, pada penguat positif siswa berperilaku positif untuk
mendapatkan stimulus yang menyenangkan; sedangakan pada penguat negatif, ssiwa
berperilaku negatif untuk menghindari stimulus yang tidak meneyenangkan. Beda lagi
antaar penguat negatif dan punishment: penguat negatif adaalah untuk
mengambangkan perilaku yang diharpak sedangkan punishment adalah untuk
menghilangkan perilaku yang tidak diharapkan.
Penerapan Teori Behavioristik: Guru dapat menggunakan penguatan positif,
umpan balik, dan pengulangan dalam mengajar. Misalnya, memberi pujian kepada
siswa ketika mereka menjawab dengan benar untuk memperkuat respons yang
diinginkan.

3
2. Teori Belajar Kognitivisme
Teori kognitif mulai berkembang pada abad 20-an. Secara sederhana teori ini
menggambarkan bahwa belajar adalah aktivitas internal yang terdiri dari beberapa
proses, seperti pemahaman, mengingat, mengolah informasi, problem solving, analisis,
prediksi, dan perasaan. Namun Secara sederhana teori kognitif adalah kemampuan
individu untuk berfikir lebih komplek serta kemampuan melakukan penalaran dan
pemecahan masalah. Ada juga yang menggambarkan bahwa teori belajar kognitif itu
ibarat komputer. Proses awalnya dimulai dengan input data, kemudian mengolahnya
hingga mendapatkan hasil akhir. Pakar psikologi kognitif modern berpendapat bahwa
belajar melibatkan proses mental yang kompleks, termasuk memori, perhatian, bahasa,
pembentukan konsep, dan pemecahan masalah. Mereka meneliti bagaimana manusia
memproses informasi dan membentuk representasi mental dari orang lain, objek, dan
kejadian.
Penerapan Teori Kognitif: Guru dapat merancang aktivitas pembelajaran yang
mendorong siswa untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengorganisir
informasi dengan baik. Menjelaskan konsep dengan jelas dan memberikan contoh
untuk bisa membantu siswa memahami materi.

3. Teori Belajar Konstruktivistik


Asal kata konstruktivisme adalah “to constrtuct” yang artinya membangun atau
menyusun menurut Carin (dalam agriamurti, 2009) bahwa teori konstruktivisme
adalah teori pembelajaran yang menekankan bahwa siswa sebagai pemebalajar, tidak
menerima begitu saja penegtahuan yang mereka dapati, tetapi mereka secara aktif
membangun pengetahuan secara individual.
Teori konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif,
yaitu tindakan menciptakan sesuatu makna dari apa yang dipelajari, teori ini lebih
memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan
pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan
pengalamannya. Dengan demikian, belajar menurut teori konstruktivisme bukan
sekedar menghafal akan tetapi proses mengkongstruksi pengetahuan melalui
pengalaman. Pada Prinsip teori ini guru tidak boleh hanya semata-mata memberikan
pengetahuan kepada siswa, sisiwa harus membangun pengetahuan didalam benaknya
sendiri. Seorang guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang
membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relavan dengan siswa.

4
Penerapan teori konstruktivisme: siswa diberi kesempatan untuk membangun
pengetahuan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri melalui eksplorasi, penelitian dan
eksprimen, ini dapat mendorong pemahaman yang lebih mendalam.

4. Teori Belajar Humanistik


Tokoh dari teori humanis adalah Carl Rogers dan Abraham Maslow. Dilihat dari
definisinya, teori humanis adalah metode pembelajaran yang fokus pada peserta didik
guna mengembangkan potensinya. Tujuan utama Teori belajar bagi para pendidik
adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu
masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang
unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok unruk diterapkan pada
materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan
sikap dan anlisi terhadap fenomena sosial. Dalam teori belajar humanistik proses
belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Dalam teori belajar
humanistik ini, guru berperan sebagai fasilitator bagi para siswa dan memberikan
motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa sehingga dapat
memperoleh keberhasilan tujuan dalam proses pembelajaran.
Penerapan Teori Humanistik: penerapan aplikasi teori humanistik dalam proses
pembelajaran, yaitu guru lebih mengarahkan siswa untuk berfikir induktif,
mementingkan pengalaman, hal ini dapat diterapakan melalui kegiatan diskusi,
membahas materi secara berkelompok sehinggah siswa dapat mengemukakan
pendapatnya masing-masing dikelas.

B. Evaluasi bagi Proses Belajar

Evaluasi dalam konteks pembelajaran adalah proses untuk mengukur sejauh mana siswa telah
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Evaluasi belajar penting untuk
mengidentifikasi prestasi siswa, memahami kemajuan mereka, dan menginformasikan
perbaikan dalam proses pembelajaran. Beberapa jenis evaluasi terhadap belajar meliputi:

1. Evaluasi Formatif: Jenis evaluasi ini berlangsung selama proses pembelajaran. Guru
menggunakan hasil evaluasi formatif untuk memantau kemajuan siswa, memberikan
umpan balik, dan menyesuaikan pengajaran agar sesuai dengan kebutuhan siswa.

5
2. Evaluasi Sumatif: Evaluasi ini digunakan untuk mengevaluasi pencapaian akhir siswa
pada akhir suatu periode pembelajaran, seperti ujian akhir semester atau proyek akhir. Ini
memberikan gambaran tentang sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai.
3. Evaluasi Diagnostik: Jenis evaluasi ini dilakukan sebelum pembelajaran dimulai.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan awal siswa sehingga guru
dapat merancang pengajaran yang sesuai.
4. Evaluasi Normatif: Evaluasi ini digunakan untuk membandingkan kemajuan siswa
dengan siswa lain dalam kelompoknya. Hasilnya digunakan untuk menilai sejauh mana
siswa berada dalam kisaran prestasi kelompoknya.
5. Evaluasi Kriteria-Rujukan (Criterion-Referenced Evaluation): Evaluasi ini berfokus
pada pencapaian siswa terhadap kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Ini
berguna untuk menilai sejauh mana siswa telah mencapai standar tertentu.
6. Evaluasi Otonom: Jenis evaluasi ini memberi siswa kendali atas proses evaluasi mereka
sendiri. Siswa merencanakan, mengimplementasikan, dan menilai pembelajaran mereka
sendiri, mempromosikan pemahaman diri dan tanggung jawab.
7. Evaluasi Portofolio: Dalam evaluasi ini, siswa mengumpulkan sampel karya atau proyek
yang mencerminkan kemajuan dan prestasi mereka sepanjang suatu periode. Ini
memberikan pandangan yang lebih holistik tentang pencapaian siswa.

Evaluasi yang efektif adalah bagian integral dari proses pembelajaran yang dapat membantu
siswa dan guru dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Pilihan jenis evaluasi dan metodenya
harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan dan karakteristik siswa yang terlibat.

C. Implikasi bagi Proses Belajar


Evaluasi terhadap belajar memiliki implikasi yang signifikan bagi seorang pendidik (guru atau
instruktur) dalam konteks pendidikan. Berikut beberapa implikasi evaluasi bagi proses belajar
1. Menginformasikan Pengajaran: Hasil evaluasi memberikan wawasan kepada pendidik
tentang kemajuan siswa. Dengan informasi ini, guru dapat menyesuaikan metode
pengajaran, strategi, dan materi untuk memenuhi kebutuhan individu siswa. Untuk
meningkatkan efektivitas pengajaran.
2. Identifikasi Kesulitan Siswa: Evaluasi membantu dalam mengidentifikasi siswa yang
mungkin mengalami kesulitan dalam pemahaman materi. Ini memungkinkan guru untuk

6
memberikan bantuan tambahan atau intervensi yang diperlukan sebelum kesenjangan
dalam pemahaman semakin besar.
3. Memberikan Umpan Balik: Guru dapat memberikan umpan balik yang konstruktif
kepada siswa berdasarkan hasil evaluasi. Umpan balik ini membantu siswa memahami
kekuatan dan kelemahan mereka, serta memberi mereka arah untuk meningkatkan kinerja
mereka.
4. Pengambilan Keputusan Pendidikan: Hasil evaluasi digunakan untuk membuat
keputusan penting dalam pendidikan, seperti menentukan apakah siswa layak untuk
memasuki tingkat berikutnya atau mendapatkan dukungan tambahan.
5. Mengukur Pencapaian Tujuan Pembelajaran: Evaluasi membantu guru menilai
sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Ini
memungkinkan pendidik untuk menilai efektivitas pengajaran mereka dan memodifikasi
kurikulum jika diperlukan.
6. Mendukung Perkembangan Profesional: Guru dapat menggunakan hasil evaluasi
sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Ini dapat membantu mereka
mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan dan mengembangkan strategi
pengajaran yang lebih baik.
7. Transparansi dan Komunikasi dengan Orang Tua: Evaluasi memberikan data konkret
kepada orang tua tentang kemajuan anak mereka. Ini memungkinkan komunikasi yang
terbuka antara sekolah dan orang tua, memungkinkan kerjasama dalam mendukung
pembelajaran siswa.
8. Memotivasi Siswa: Kesadaran akan adanya evaluasi dapat memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran mereka dan berusaha mencapai tujuan
pembelajaran.

Dengan memahami implikasi evaluasi terhadap belajar, seorang pendidik dapat merancang
pengajaran yang lebih efektif, memaksimalkan pembelajaran siswa, dan mendukung
perkembangan mereka dengan lebih baik.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan
keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar, Nah agar proses belajar mengajar
menjadi lebih efektif diperlukan adanya pemahaman dan pengenalan terhadap teori-
teori belajar. Memahami teori belajar adalah fondasi penting dalam merancang
pendekatan pembelajaran yang efektif, yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, yang bisa
membantu pendidik untuk memahami bagaimana siswa memperoleh pengetahuan
dan keterampilan.
2. Evaluasi dalam konteks pembelajaran adalah proses untuk mengukur sejauh mana
siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Evaluasi belajar
penting, karena dengan melakukan evaluasi kita mengidentifikasi prestasi siswa,
memahami kemajuan pemahaman mereka, dan mencari solusi perbaikan dalam
proses pembelajaran.
3. Penerapan teori belajar memiliki implikasi yang signifikan pada proses pendidikan.
Ini mencakup personalisasi pembelajaran, penggunaan teknologi, peningkatan
motivasi siswa, pengembangan kurikulum yang relevan, dan peningkatan kompetensi
guru. pemahaman teori belajar dan penerapannya dalam pembelajaran adalah upaya
untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik. dan dapat memberikan
pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi siswa.

B. Saran
1. Pendidik dan praktisi pendidikan harus terus belajar tentang perkembangan terbaru
dalam teori belajar serta. melibatkan penggunaan berbagai metode evaluasi dan data
hasil evaluasi untuk perbaikan proses pembelajaran. Hal ini guna agar mereka selalu
memperbarui praktik pengajaran mereka sehinggah siswa mendapatkan pembelajaran
yang relevan dan up-to-date.
2. Seorang Guru perlu mengenali dan memahami kebutuhan dan gaya belajar unik dari
siswa. Dengan cara ini, mereka dapat merancang pengalaman pembelajaran yang
sesuai dengan masing-masing siswa.

8
DAFTAR PUSTAKA

Iswadi, 2017. Teori belajar. Bogor: PT. IN MEDIA

Saleh, A.A. 2018. Pengantar Psikologi. Makassar (Sul-sel): PT. Aksara Timur, Cetakan
Pertama, Agustus.

Spada.uns.ac.id/2021/Makalah teori-teori belajar. Diakses Rabu 09/10/2023

Wahab G. dan Rosnawati.2021.Teori-teori belajar dan pembelajaran E-book, Jawa Barat: PT.
Adab (CV.Adanu Abima), cetakan pertama, April. Diakses Rabu 10 Oktober 2023

9
10

Anda mungkin juga menyukai