Dosen Pengampu:
Oleh:
KELOMPOK 6
Bismillahirohmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang
senantiasa memberikan kemudahan, kelancaran dan limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang
tiada terhingga, sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Yang telah
membawa kita dari alam gelap gulita ke alam terang menderang seperti sekarang ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini
mohon kritik dan saran yang membangun dari semua yang membaca makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 2
A. Kesimpulan.............................................................................................. 8
B. Saran.........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 9
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari belajar. Karena sebagian besar
perubahan perilaku seorang individu diperoleh dari belajar. Perubahan perilaku yang
merupakan hasil dari proses belajar dapat berwujud perilaku yang tampak (overt behavior)
dan perilaku yang tidak tampak (inner behavior). Perilaku yang tampak misalnya menulis,
memukul, menendang sedangkan perilaku yang tidak tampak misalnya berfikir, bernalar,
dan berkhayal. Maka dari itu untuk proses belajar yang lebih efektif diperlukan adanya
pemahaman dan pengenalan terhadap teori-teori belajar.
Seorang pendidik terlebih dahulu harus mengetahui teori belajar sebelum melakukan
proses pembelajaran, karena teori belajar akan sangat membantu pendidik supaya
memiliki kedewasaan dan kewibawaan dalam hal mengajar, mempelajari peserta didiknya,
serta dapat menggunakan prinsip-prinsip psikologi dalam hal menilai cara mengajarnya
sendiri.
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian
kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang
yang mengacu pada seperangkat pernyataan umum yang digunakan untuk
menggambarkan realitas pembelajaran.yang nantinya akan dilaksanakan di kelas maupun
di luar kelas.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasaran latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas pada
makalah ini, yaitu:
1. Apa saja teori-teori belajar yang dapat digunakan dalam praktek pembelajaran
disekolah?
2. Apa saja evaluasi yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah?
3. Bagaimana implikasi teori belajar bagi proses pembelajaran?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini, yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan macam-macam teori belajar yang dapat digunakan dalam
praktek pembelajaran di sekolah.
2. Untuk mengetahui lebih dalam jenis-jenis evaluasi yang dapat digunakan dalam
kegiatan pembelajaran
3. Untuk mengetahui implikasi teori belajar bagi kegiatan pembelajaran
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
2. Teori Belajar Kognitivisme
Teori kognitif mulai berkembang pada abad 20-an. Secara sederhana teori ini
menggambarkan bahwa belajar adalah aktivitas internal yang terdiri dari beberapa
proses, seperti pemahaman, mengingat, mengolah informasi, problem solving, analisis,
prediksi, dan perasaan. Namun Secara sederhana teori kognitif adalah kemampuan
individu untuk berfikir lebih komplek serta kemampuan melakukan penalaran dan
pemecahan masalah. Ada juga yang menggambarkan bahwa teori belajar kognitif itu
ibarat komputer. Proses awalnya dimulai dengan input data, kemudian mengolahnya
hingga mendapatkan hasil akhir. Pakar psikologi kognitif modern berpendapat bahwa
belajar melibatkan proses mental yang kompleks, termasuk memori, perhatian, bahasa,
pembentukan konsep, dan pemecahan masalah. Mereka meneliti bagaimana manusia
memproses informasi dan membentuk representasi mental dari orang lain, objek, dan
kejadian.
Penerapan Teori Kognitif: Guru dapat merancang aktivitas pembelajaran yang
mendorong siswa untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengorganisir
informasi dengan baik. Menjelaskan konsep dengan jelas dan memberikan contoh
untuk bisa membantu siswa memahami materi.
4
Penerapan teori konstruktivisme: siswa diberi kesempatan untuk membangun
pengetahuan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri melalui eksplorasi, penelitian dan
eksprimen, ini dapat mendorong pemahaman yang lebih mendalam.
Evaluasi dalam konteks pembelajaran adalah proses untuk mengukur sejauh mana siswa telah
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Evaluasi belajar penting untuk
mengidentifikasi prestasi siswa, memahami kemajuan mereka, dan menginformasikan
perbaikan dalam proses pembelajaran. Beberapa jenis evaluasi terhadap belajar meliputi:
1. Evaluasi Formatif: Jenis evaluasi ini berlangsung selama proses pembelajaran. Guru
menggunakan hasil evaluasi formatif untuk memantau kemajuan siswa, memberikan
umpan balik, dan menyesuaikan pengajaran agar sesuai dengan kebutuhan siswa.
5
2. Evaluasi Sumatif: Evaluasi ini digunakan untuk mengevaluasi pencapaian akhir siswa
pada akhir suatu periode pembelajaran, seperti ujian akhir semester atau proyek akhir. Ini
memberikan gambaran tentang sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai.
3. Evaluasi Diagnostik: Jenis evaluasi ini dilakukan sebelum pembelajaran dimulai.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan awal siswa sehingga guru
dapat merancang pengajaran yang sesuai.
4. Evaluasi Normatif: Evaluasi ini digunakan untuk membandingkan kemajuan siswa
dengan siswa lain dalam kelompoknya. Hasilnya digunakan untuk menilai sejauh mana
siswa berada dalam kisaran prestasi kelompoknya.
5. Evaluasi Kriteria-Rujukan (Criterion-Referenced Evaluation): Evaluasi ini berfokus
pada pencapaian siswa terhadap kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Ini
berguna untuk menilai sejauh mana siswa telah mencapai standar tertentu.
6. Evaluasi Otonom: Jenis evaluasi ini memberi siswa kendali atas proses evaluasi mereka
sendiri. Siswa merencanakan, mengimplementasikan, dan menilai pembelajaran mereka
sendiri, mempromosikan pemahaman diri dan tanggung jawab.
7. Evaluasi Portofolio: Dalam evaluasi ini, siswa mengumpulkan sampel karya atau proyek
yang mencerminkan kemajuan dan prestasi mereka sepanjang suatu periode. Ini
memberikan pandangan yang lebih holistik tentang pencapaian siswa.
Evaluasi yang efektif adalah bagian integral dari proses pembelajaran yang dapat membantu
siswa dan guru dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Pilihan jenis evaluasi dan metodenya
harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan dan karakteristik siswa yang terlibat.
6
memberikan bantuan tambahan atau intervensi yang diperlukan sebelum kesenjangan
dalam pemahaman semakin besar.
3. Memberikan Umpan Balik: Guru dapat memberikan umpan balik yang konstruktif
kepada siswa berdasarkan hasil evaluasi. Umpan balik ini membantu siswa memahami
kekuatan dan kelemahan mereka, serta memberi mereka arah untuk meningkatkan kinerja
mereka.
4. Pengambilan Keputusan Pendidikan: Hasil evaluasi digunakan untuk membuat
keputusan penting dalam pendidikan, seperti menentukan apakah siswa layak untuk
memasuki tingkat berikutnya atau mendapatkan dukungan tambahan.
5. Mengukur Pencapaian Tujuan Pembelajaran: Evaluasi membantu guru menilai
sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Ini
memungkinkan pendidik untuk menilai efektivitas pengajaran mereka dan memodifikasi
kurikulum jika diperlukan.
6. Mendukung Perkembangan Profesional: Guru dapat menggunakan hasil evaluasi
sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Ini dapat membantu mereka
mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan dan mengembangkan strategi
pengajaran yang lebih baik.
7. Transparansi dan Komunikasi dengan Orang Tua: Evaluasi memberikan data konkret
kepada orang tua tentang kemajuan anak mereka. Ini memungkinkan komunikasi yang
terbuka antara sekolah dan orang tua, memungkinkan kerjasama dalam mendukung
pembelajaran siswa.
8. Memotivasi Siswa: Kesadaran akan adanya evaluasi dapat memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran mereka dan berusaha mencapai tujuan
pembelajaran.
Dengan memahami implikasi evaluasi terhadap belajar, seorang pendidik dapat merancang
pengajaran yang lebih efektif, memaksimalkan pembelajaran siswa, dan mendukung
perkembangan mereka dengan lebih baik.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan
keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar, Nah agar proses belajar mengajar
menjadi lebih efektif diperlukan adanya pemahaman dan pengenalan terhadap teori-
teori belajar. Memahami teori belajar adalah fondasi penting dalam merancang
pendekatan pembelajaran yang efektif, yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, yang bisa
membantu pendidik untuk memahami bagaimana siswa memperoleh pengetahuan
dan keterampilan.
2. Evaluasi dalam konteks pembelajaran adalah proses untuk mengukur sejauh mana
siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Evaluasi belajar
penting, karena dengan melakukan evaluasi kita mengidentifikasi prestasi siswa,
memahami kemajuan pemahaman mereka, dan mencari solusi perbaikan dalam
proses pembelajaran.
3. Penerapan teori belajar memiliki implikasi yang signifikan pada proses pendidikan.
Ini mencakup personalisasi pembelajaran, penggunaan teknologi, peningkatan
motivasi siswa, pengembangan kurikulum yang relevan, dan peningkatan kompetensi
guru. pemahaman teori belajar dan penerapannya dalam pembelajaran adalah upaya
untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik. dan dapat memberikan
pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi siswa.
B. Saran
1. Pendidik dan praktisi pendidikan harus terus belajar tentang perkembangan terbaru
dalam teori belajar serta. melibatkan penggunaan berbagai metode evaluasi dan data
hasil evaluasi untuk perbaikan proses pembelajaran. Hal ini guna agar mereka selalu
memperbarui praktik pengajaran mereka sehinggah siswa mendapatkan pembelajaran
yang relevan dan up-to-date.
2. Seorang Guru perlu mengenali dan memahami kebutuhan dan gaya belajar unik dari
siswa. Dengan cara ini, mereka dapat merancang pengalaman pembelajaran yang
sesuai dengan masing-masing siswa.
8
DAFTAR PUSTAKA
Saleh, A.A. 2018. Pengantar Psikologi. Makassar (Sul-sel): PT. Aksara Timur, Cetakan
Pertama, Agustus.
Wahab G. dan Rosnawati.2021.Teori-teori belajar dan pembelajaran E-book, Jawa Barat: PT.
Adab (CV.Adanu Abima), cetakan pertama, April. Diakses Rabu 10 Oktober 2023
9
10