DOSEN PEMBIMBING:
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Bismillahirrahmanirrahi
m Assalamu’alaikum
wr.wb
Puji serta rasa syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan berkah dan rahmatnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “ Memahami teori
belajar behavioristik ” dengan lancar. Sholawat serta salam tetap tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan
samapai kepada seluruh umatnya. Kami berharap dengan adanya makalah
ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembacanya.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Belajar dan Pembelajaran. Penulis menyadari dalam penulisan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi penulis.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar Persfektif Operant Conditioning ..................4
B. Makna Belajar Menurut Teori Behavioristik..............................4
C. Aplikasi Teori Belaqjar Behaviorisme Dalam Pembelajaran......5
D. Ciri-ciri Teori Belajar Behavioristik ........................................8
E. Prinsip-prinsip dalam teori belajar Behaviorisme.......................9
F. Penerapan Teori Belajar Behavioristik dalam Pembelajaran......14
2. Saran ...........................................................................................17
ii
iii
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar dan pembelajaran merupakan topik yang tetap menarik
ketika mengkaji ilmu-ilmu perilaku. Bagaiman sebenernya proses belajar
itu dapat berlangsung dan bagaimana pembelajaran seharusnya dilakukan,
ini merupakan hal yang menarik bagi pendidik, guru, orang tua, konselor,
dan orang-orang yang bergerak dalam pengelolaan perilaku. Jika belajar
merupakan suatu kegiatan yang bersifat rumit dan kompleks, maka
pembelajaran menjadi lebih kompleks dan rumit karena tujuan
pembelajaran adalah untuk memacu (merangsang) dan memicu
(menumbuhkan) terjadi kegiatan belajar. Dengan demikian, hasil belajar
merupakan tujuan dan pembelajaran dari sarana untuk mencapai tujuan
tersebut.
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh
individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi
terampil melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan
pengetahuan atau informasi yang disampaikan. Namun bagaimana
melibatkan individu secara aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar
yang diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang bermanfaat bagi
pribadinya.
Pembelajaran merupakan suatu sistim yang membantu individu
belajar dan berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan. Teori
adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu
dalam dunia nyata. Teori merupakan seperangkat preposisi yang
didalamnya memuat tentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri
dari satu atau lebih variable yang saling berhubungan satu sama lainnya
dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta dibuktikan kebenarannya.
Dari dua pendapat diatas Teori adalah seperangkat azaz tentang kejadian-
kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip
yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya.
1
2
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa,
perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas
maupun di luar kelas. Teori belajar selalu bertolak dari sudut pandang
psikologi belajar. Untuk itu dalam pemahasan ini penyusun akan mengulas
mengenai teori belajar yang berhubungan dengan psikologi yang berpijak
pada pandaangan behaviorisme dan aplikasinya dalam pembelajaran.
Secara etimologi, Behaviorisme berasal dari kata behavior yang
artinya tingkah laku dan isme yang berarti paham atau aliran. Sedangkan
secara terminology behaviorisme adalah salah satu aliran dalam psikologi
yang memandang individu dari sisi fenomena jasmaniah atau prilaku nyata
yang di tampilkanya. Teori behaviorisme merupakan salah satu bidang
kajian psikologi eksperimental yang kemudian diadopsi oleh dunia
pendidikan. Behaviorisme berpendapat bahwa perilaku dapat dijelaskan
melalui hal-hal yang dapat diobservasi, bukan melalui proses mental yang
tidak kelihatan. Jadi perilaku bagi pengikut behaviorisme adalah segala
sesuatu yang kita lakukan dapat diobservasi secara langsung. Misalnya:
seorang anak membuat poster, seorang anak mengganggu anak lain,
sedangkan proses mental seperti berpikir, perasaan dan motivasi adalah
sesuatu yang tersembunyi dan tidak dapat diobservasi langsung karena
bukan hal yang nyata. Jadi dalam membuat poster tadi pendekatan
behaviorisme tidak mempertimbangkan bagaimana pikiran anak; atau
perasaan anak yang terganggu sehingga mengganggu temannya. Bagi
behaviorisme, pikiran, perasaan, dan motiasi adalah bukan materi ilmiah
karena tidak dapat diobservasi secara langsung
2
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
5
6
6
7
Agar penguat efektif, guru harus memberikan penguat secara tepat waktu
dan segera mungkin setelah anak menampilkan perhilaku tertentu yang
diharapkan.
c. Pilih jadwal terbaik untuk penguatan
Guru harus memilih jadwal penguatan terbaik sesuai dengan tuntutan
perilaku peserta didik yang diharapkan guru.
d. Pertimbangkan untuk membuat kontrak
Analisis perilaku terapan menyarankan bahwa kontrak kelas seharusnya
merupakan hasil masukan dari guru maupun peserta didik. Pembuatan
kontrak melibatkan pembuatan ketergantungan penguatan secara tertulis.
e. Gunakan penguatan negative secara efektif
Penguatan negative, meningkatkan frekuensi respons dengan
menghilangkan stimulus yang tidak disukai. Contoh: stimulus guru yang
sering mengkritik jawaban serta pertanyaan peserta didik harus dihilangkan
agar frekuensi bertanya dan frekuensi menjawab semakin meningkat.
f. Gunakan arahan dan pembentukan
Arahan merupakan stimulus ditambahkan sebelum terjadinya kemungkinan
peningkatan respons yang diinginkan. Jika arahan belum mampu membuat
peserta didik menampilkan perilaku yang diharapakan, guru perlu
membantu dengan pembentukan.
2. Mengurangi perilaku yang tidak diinginkan
Ada beberapa langkah yang dapat digunakan guru untuk
mengurangi perilaku peserta didik yang tidak diinginkan (Alberto &
Troutman dalam Santrock, 2008) :
a. Gunakan penguatan Diferensial
Gdalam penguatan diferensial, guru memperkuat perilaku yang tidak sesuai
dengan apa yang dilakukan anak tersebut. Contoh: guru dapat memperkuat
peserta didik untuk melakukan aktivitas pembelajaran dengan
memanfaatkan computer dari pada computer hanya dipakai untuk
memainkan game.
b. Gunakan penguatan Diferensial
7
8
8
9
Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang
berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon. Sedangkan
apa yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting
diperhatikan karena tidak bisa diamati. Faktor lain yang juga dianggap
penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement)
penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila
penguatan ditambahkan (positive reinforcement).
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
siswa. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan
yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah,
sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh
karakteristik struktur pengetahuan tersebut.
15
16
f. Evaluasi lebih ditekankan pada respons pasif melalui sistem paper and pencil
test dan menuntut hanya ada satu jawaban yang benar. Dengan demikian,
evaluasi lebih ditekankan pada hasil dan bukan pada proses, atau sintesis antara
keduanya.
16
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bagian sebelumnya,
dapat kita ambil sebuah kesimpulan dalam penelitian ini sebagaimana
berikut:
1. Teori belajar behavioristik menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Dari beberapa teori belajar behavioristik yang dikembangkan dapat
disimpulkan bahwa untuk memunculkan respon yang diharapkan
dibutuhkan penguatan (reinforcement).
2. Teori behaviristik terdiri dari dari 4 landasan: koneksionisme,
pengkondisian, penguatan, dan Operant conditioning. Menurut teori
belajar behavioristik, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah
laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar apabila ia bisa menunjukkan perubahan tingkah
lakunya. Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran
tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi
pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang
tersedia.
B. Saran
17
18
DAFTAR PUSTAKA
https://serupa.id/operant-conditioning-eksperimen-pengertian-proses-
aplikasi/
https://www.sehatq.com/artikel
https://anaozen.blogspot.com/2017/12/teori-belajar-behavioristik.html
https://mahmudakkgaipanji.blogspot.com/2014/05/landasan-behavioristik-
dan-penerapannya.html
18