MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu Mata kuliah: Dewi Nur Aini M. Pd
OLEH:
BAYU FIRMANSYAH
DELTA RISA
AMIRUL HIDAYAT
SINTA NURIYAH
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
"Paradigma Dan Teori Belajar Behavorisme ". Makalah ini disusun sebagai salah
satu tugas dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan. Dalam makalah ini membahas
tentang pengertian behaviorisme, paradigma belajar behaviorisme, implikasi
paradigma behaviorisme terhadap proses pembelajaran dan kelebihan &
kekurangan teori belajar behaviorisme.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian behaviorisme?
2. Bagaimana paradigma belajar behaviorisme?
3. Bagaimana implikasi paradigma behaviorisme terhadap proses pembelajaran?
4. Apa kelebihan & kekurangan teori belajar behaviorisme?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian pengertian behaviorisme.
2. Untuk mengetahui paradigma belajar behaviorisme.
3. Untuk mengetahui implikasi paradigma behaviorisme terhadap proses
pembelajaran.
4. Untuk menjelaskan kelebihan & kekurangan teori belajar behaviorisme.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Behaviorisme
Asumsi dasar mengenai tingkah laku menurut teori ini adalah bahwa
tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh aturan, bisa diramalkan, dan bisa
ditentukan. Menurut teori ini, seseorang terlibat dalam tingkah laku tertentu karena
mereka telah mempelajarinya, melalui pengalaman-pengalaman terdahulu,
menghubungkan tingkah laku tersebut dengan hadiah. Seseorang menghentikan
suatu tingkah laku, mungkin karena tingkah laku tersebut belum diberi hadiah atau
telah mendapat hukuman. Karena semua tingkah laku yang baik bermanfaat
ataupun yang merusak, merupakan tingkah laku yang dipelajari.1
1
Eni Fariyatul Fahyuni,”Istikomah. Psikologi Belajar & Mengajar. Sidoarjo”, Nizamia
Learning Center, 2016, hlm:26- 27.
2
menelaah kejiwaan manusia, amatilah perilaku yang muncul, maka akan
memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya. 2
2
Desmita,“Psikologi Perkembangan Peserta Didik”,Bandung. Remaja Rosdakarya, 2011,
hlm:44- 45 .
3
C. Asri Budiningsih,” Belajar dan Pembelajaran”, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2022
hal 26.
3
Berikut ini adalah beberapa poin kunci yang merangkum paradigma belajar
behaviorisme:
Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Vol. Vi, No. 2, 2019, Hlm.93-95.
4
Meskipun behaviorisme telah menjadi landasan penting dalam studi belajar
dan psikologi, pendekatan ini juga telah menghadapi kritik. Beberapa kritikus
menyoroti keterbatasan dalam menjelaskan aspek psikologis kompleks dari
pembelajaran manusia, seperti peran kognisi, emosi, dan motivasi. Namun
demikian, paradigma behaviorisme tetap memberikan kontribusi penting dalam
pemahaman kita tentang bagaimana pengalaman eksternal memengaruhi perilaku
manusia.
5
Mohammad Syamsul Anam, Wasis D. Dwiyogo, “Teori Belajar Behavioristik Dan
Implikasinya Dalam Pembelajaran”, Universitas Negeri Malang, 2021, Hlm 1.
5
4. Kelebihan & Kekurangan Teori Belajar Behaviorisme.
Dalam proses teori pembelajaran behaviorisme memiliki kelebihan dan
kekurangan yang perlu dipertimbangkan, tentunya hal itu harus diperhatikan antara
lain:
a. Kelebihan teori belajar behaviorisme
1) Membisakan guru untuk bersikap jeli dan peka terhadap situasi dan kondisi
belajar.
2) Guru tidak membiasakan memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan
belajar mandiri. Jika murid menemukan kesulitan baru ditanyakan pada
guru yang bersangkutan.
3) Mampu membentuk suatu prilaku yang diinginkan mendapatkan pengakuan
positif dan prilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negative yang
didasari pada prilaku yang tampak.
4) Dengan melalui pengulangan dan pelatihan yang berkesinambungan, dapat
mengoptimalkan bakat dan kecerdasan siswa yang sudah terbentuk
sebelumnya. Jika anak sudha mahir dalam satu bidang tertentu, akan lebih
dapat dikuatkan lagi dengan pembiasaan dan pengulangan yang
berkesinambungan tersebut dan lebih optimal.
5) Bahan pelajaran yang telah disusun hierarkis dari yang sederhana sampai
pada yang kompleks dengan tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-
bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu
mampu menghasilakan suatu prilaku yang konsisten terhadap bidang
tertentu.6
6) Dapat mengganti stimulus yang satu dengan stimulus yang lainnya dan
seterusnya sampai respons yang diinginkan muncul.
7) Teori ini cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek
dan pembiasaan yang mengandung unsure-unsur kecepatan, spontanitas,
dan daya tahan.
8) Teori behavioristik juga cocok diterapakan untuk anak yang masih
membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus
6
Ibid, hlm 3.
6
dibiasakan, suka meniru, dan suka dengan bentuk-bentuk penghargaan
langsung.
b. Kekurangan teori belajar behaviorisme
1) Sebuah konsekuensi untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang
sudah siap.
2) Tidak setiap pelajaran dapat menggunakan metode ini.
3) Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan
menghafalkan apa di dengar dan di pandang sebagai cara belajar yang
efektif.
4) Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik
justru dianggap sebagai metode yang paling efektif untuk menertibkan
siswa.
5) Murid dipandang pasif, perlu motifasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh
penguatan yang diberikan oleh guru.
6) Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelsan dari guru dan
mendengarkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang
efektif sehingga inisiatf siswa terhadap suatu permasalahan yang muncul
secara temporer tidak bisa diselesaikan oleh siswa.
7) Cenderung mengarahakan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak
kreatif, tidak produktif, dan menundukkan siswa sebagai individu yang
pasif.
8) Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher cenceredlearning)
bersifat mekanistik dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati
dan diukur.
9) Penerapan metode yang salah dalam pembelajaran mengakibatkan
terjadinya proses pembelajaran yang tidak menyenangkan bagi siswa, yaitu
guru sebagai center, otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru
melatih, dan menentukan apa yang harus dipelajari murid.7
7
Ibid, hlm 4.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Behaviorisme adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk
perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku
dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi stimulus dan respon. Pendekatan
psikologi ini mengutamakan pengamatan tingkah laku dalam mempelajari individu
dan bukan mengamati bagian dalam tubuh atau mencermati penilaian orang tentang
penasarannya.
B. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA