Dosen Pengampu:
Dra. Nurhasanah M.Pd
195911181986032002
DISUSUN OLEH:
Mona Sahira (2206104020073)
Mira Wati (2206104020014)
M. Wildannur (2206104020032)
Awis Qarni (2206104020064)
Bambang Irsyandi (2206104020022)
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "Teori Behaviorisme dalam
Pembelajaran". Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam pembuatan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sebagai penulis, kami
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa
penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga
makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................6
2.1 Pandangan Teori Behaviorisme.................................................................................................6
2.2 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Teori Behaviorisme.......................................................7
2.3 Implikasi Teori Behaviorisme dalam Pembelajaran..............................................................8
BAB III..................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku Individu. Belajar
merupakan hal yangsangat penting dan harus di jalani oleh setiap manusia. Dengan
Pendidikan sesorang bisamembedakan mana yang baik dan mana yang buruk, dengan
pendidikan seseorang bisamembedakan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, dan
dengan Pendidikan juga seseorag bisa merumuskan tujuan hidup. Belajar yang di lakukan
oleh masing-masing Individu bisa di lakukan dengan banyak gaya.Penggunaan gaya di
maksudkan agar tujuan belajar dapat tercapai dengan baik. Dalam hal initeori juga bisa di
kategorikan dalam gaya belajar seseorang. Ada banyak teori yang berbicaratentang belajar
yang salah satunya adalah teori belajar Behaviorisme. Dalam menelaah literatur psikologi,
kita akan menemukan banyak teori belajar yang bersumberdari aliran-aliran psikologi. Salah
satunya adalah teori belajar behaviorisme, Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu
adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dandinilai secara konkret. Perubahan
terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkanhubungan perilaku reaktif (respon)
berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lainadalah lingkungan belajar anak,
baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons
adalah akibat atau dampak, berupa reaksi titik terhadap stimulans.Belajar berarti penguatan
ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon)
Teori Behaviorisme:
1. Mementingkan faktor lingkungan
2. Menekankan pada faktor bagian
3. Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
4. Sifatnya mekanis.
5. Mementingkan masalalu
Kritik terhadap behavioristik adalah pembelajaran siswa yang berpusat pada guru,
bersifatmekanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati dan diukur. Kritik
ini sangattidak berdasar karena penggunaan teori behaviorisme mempunyai persyaratan
tertentu sesuaidengan ciri yang dimunculkannya. Tidak setiap mata pelajaran bisa memakai
metode ini,sehingga kejelian dan kepekaan guru pada situasi dan kondisi belajar sangat
penting untukmenerapkan kondisi behaviorisme.Metode behavioristik ini sangat cocok untuk
perolehan kemampaun yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-
unsur seperti : Kecepatan, spontanitas,kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya,
contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik,menari, menggunakan komputer, berenang,
olahraga dan sebagainya. Teori ini juga cocokditerapkan untuk melatih anak-anak yang masih
membutuhkan dominasi peran orang dewasa,suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka
meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau
dipuji.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pandangan behaviorisme?
2. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi teori behaviorisme?
3. Apa implikasi teori behaviorisme dalam pembelajaran?
C. Tujuan
1. Mengerti dan memahami pandangan behaviorisme
2. Mengetahui faktor faktor apa saja yang mempengaruhi teori behaviorisme
3. Mengetahui amplikasi teori behaviorisme dalam pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut teori behavioristik, apa yang terjadi diantara stimulus dan respons dianggap
tidak penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan dan tidak dapat diukur. Yang dapat
diamati hanyalahstimulus dan respons. Oleh karena itu, apa saja yang diberikan guru
(stimulus), dan apa saja yangdihasilkan siswa (respons), semuanya harus dapat diamati dan
diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang
penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran behavior adalah faktor
pengutan(reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya
respon bila pengutanditambahkan maka respon semakin kuat. Begitu juga bila pengutan
dikurangi responpun akan tetapdikuatkan. Misalnya, ketika peserta didik diberi tugas oleh
guru, ketika tugasnya ditambahkan maka iaakan semakin giat belajarnya. Maka penambahan
tugas tersebut merupakan penguat positif (positivereinforcement) dalam brlajar. Bila tugas-
tugas dikurangi dan pengurangan itu justru meningkatkanaktifitas belajarnya, maka
pengurangan tugas merupakan penguatan negatif (negative reinforcement)dalam belajar. Jadi
penguatan merupakan suatu bentuk stimulus yang penting diberikan atau dikurangiuntuk
memungkinkan terjadinya respon
3.1 KESIMPULAN
Teori belajar memiliki beberapa fungsi dalam proses pembelajaran, antara lain fungsi
pemahaman, fungsi prediktif, fungsi kontrol, dan fungsi rekomendatif. Melalui fungsi
rekomendatif, teori behavioristik dapat merekomendasikan pedoman instruksional kepada
pendidik, yang berupa stimulus-stimulus yang tepat dalam proses pembelajaran
sehinggamemunculkan respon peserta didik yang merupakan hasil belajar yang
diinginkan.Teori belajar behavioristik menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan tingkah
laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dari beberapa teori
belajarbehavioristik yang dikembangkan dapat disimpulkan bahwa untuk memunculkan
respon yang diharapkan dibutuhkan penguatan (reinforcement).
Aplikasi teori belajar behavioristik sangat cocok untuk perolehan kemampaun yang
membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti:
Kecepatan,spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya sehingga model yang
palingcocok adalah Drill dan Practice, contohnya: dimanfaatkan di pendidikan anak usia dini,
TK untuk melatih kebiasaan baik, karena anak-anak sangat mudah meniru perilaku yang ada
dilingkungannya dan sangat suka dengan pujian dan penghargaan. Sedangkan untuk
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi teori behavioristik ini banyak digunakan
antaralain untuk melatih percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan
komputer, berenang, olahraga dan sebagainya.