Disusun oleh:
Lia Fatikhatul Malikha 2103036125
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.atas rahmat dan Hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Implementasi Teori Belajar
Behavioristik Skinner dalam Dunia Pendidikan” dengan tepat waktu.
Makalah Psikologi Pendidikan Islam Dalam Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam Ini
disusun guna memenuhi tugas Bapak M.Saekan Muchith, S.Ag.M.Pd pada mata kuliah
Psikologi Pendididkan Islam Di UIN Walisongo Semarang. Selain itu, penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Implemetasi Teori Belajar
Behavioristik Skinner dalam Dunia Pendidikan.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Semarang,
Penulis
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
BAB II ................................................................................................................................ 6
BAB IV...............................................................................................................................12
4.1.kesimpulan...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pembelajaran tidak terlepas dari proses kegiatan belajar serta pendidikan. Lewat belajar
manusia sanggup dengan mudah menguasai serta menyesuaikan diri dengan area sekitarnya.
Belajar pula jadi bentuk dari usaha yang dicoba siswa supaya menggapai perubahan yang lebih
baik, mulai dari proses kenaikan mutu serta kuantitas pada individu tiap- tiap siswa guna
tingkatkan pengetahuan, kecakapan serta energi pikir.
Dalam pembelajaran telah ditemukan berbagai tokoh dan teori serta aliran-aliran
didalamya mulai dari behavioristik, teori kognitif, konstruktivistik dan teori humanistik.
Namun makalah ini, akan lebih memfokuskan pada teori belajar menurut BF.Skinner yang
merupakan salah satu tokoh behaviorisme.
Teori behavioristik memandang kalau belajar merupakan mengganti tingkah laku siswa
dari tidak dapat jadi dapat, dari tidak paham jadi paham, serta tugas guru merupakan
mengendalikan stimulus serta area belajar supaya pergantian mendekati tujuan yang di idamkan,
serta guru pemberi hadiah siswa yang sudah sanggup memperlihatkan pergantian bermakna
sebaliknya penguatan negative diberikan kepada siswa yang tidak sanggup memperlihatkan
pergantian arti.
Teori belajar behaviorisme ini sudah lama dianut oleh para guru serta pendidik, tetapi
dari seluruh pendukuung teori ini, teori Skinnerlah yang sangat besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan teori belajar behaviorisme. Program- program pendidikan semacam teaching
machine, pendidikan berprogram, materi serta program- program pendidikan lain yang berpijak
pada konsep ikatan stimulus- respons dan mementingkan faktor- faktor penguat ialah program-
program pendidikan yang mempraktikkan teori belajar yang dikemukakan oleh skinner.
Oleh karena itu, ruang lingkup yang akan dibahas dalam makalah ini adalah pengertian
teori belajar behaviorisme,teori belajar behaviorisme menurut skinner, manfaat teori belajar
behaviorisme skinner dalam lembaga pendidikan, dan aplikasnya dalam lembaga pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar bahaviorisme skinner
2. Apa saja manfaat teori belajar behaviorisme skinner dalam lembaga pendidikan
3. Bagaimana penerapan teori belajar behaviorisme skinner dalam lembaga pendidikan
1.3. Tujuan
DISKRIPSI TEORI
1
Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo,hlm:7
2
Budiningsih, C. Asri,( 2005). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta hlm:10
3
Mahmudi,muhammad (2016).” Penerapan teori behavioristik dalam pembelajaran bahasa arab (kajian terhadap pemikiran bf. Skinner)”jurnal
penelitian keislaman vol. 1.no.1 hlm.2
2.2. Tokoh Pencipta Teori Belajar Behaviorisme
Dalam teori belajar behaviorisme terdapat beberapa tokoh pencipta antara lain.
Menurut Herpratiwi (2016), tokoh pencipta teori belajar behaviorisme antara lain4 :
1. B.F.Skinner
Skinner merupakan tokoh teori behaviorisme yang paling banyak dianut sampai saat ini
dan paling berpengaruh. Menurut Skinner, belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian
tingkah laku secara progresif. Belajar juga dipahami sebagai suatu prilaku, pada saat
orang belajar, dan responnya menjadi lebih baik.menurutnya hubungan antara stimulus dan
respon yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya akan menimbulkan perubahan
tingkah laku.5
2. Ivan Pavlov
Menurut Ivan Pavlov,belajar adalah pengkondisian klasik atau classical conditioning.
Pavlov mengungkapkan bahwa kita bisa menghasilkan suatu respons dengan mengombinasikan
dua stimulus yaknistimulus alami dan stimulus buatan.6
3. Edwar Lee Thorndike
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu
apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal
lain yang dapat di tangkap melalui alat indera.Sedangkan respon yaitu reaksi yang di munculkan
siswa ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.Dari definisi
belajar tersebut maka menurut Thorndike perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu
dapat berwujud kongkrit yaitu yang dapat di amati, atau tidak kongkrit yaitu yang tidak dapat di
amati.7
4. Jhon B Watson
Menurut Watson, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun
stimulus dan respon yang di maksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat di amati
(observabel) dan dapat di ukur.Dengan kata lain, walaupun ia mengakui adanya
perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun ia
menganggap hal-hal tersebut sebagai faktor yang tak perlu di perhitungkan.8
5. Albert Bandura
Menurut Bandura, belajar adalah hasil dari kemampuan individu memaknai suatu pengetahuan
atau informasi, memaknai suatu model yang ditiru, kemudian mengolah secara kognitif dan
menentukan tindakan sesuai tujuan yang dikehendaki.9
4
Herpratiwi, Teori belajar dan pembelajaran,(Yogyakarta:media akademi 2016).hlm.2
5
Herpratiwi,hlm:6
6
Herpratiwi,hlm:3
7
Herpratiwi,hlm:4
8
Herpratiwi,hlm:2
9
Herpratiwi,hlm:7
2. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat
melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut
akan menurun bahkan musnah. 10
Skinner membedakan adanya dua macam respon, yaitu responding conditioning dan
operant conditioning.
Respondent conditioning (respondent response) adalah respon yang diperoleh dari
beberapa stimulus yang teridentifikasi. Stimulus yang teridentifikasi itu menimbulkan respon
yang secara relatif tetap. Belajar dengan respondent conditioning ini hanya efektif bila suatu
respon timbul karena kehadiran stimulus tertentu. Misalnya, diberikan stimulus berupa masalah
yang dapat diselesaikan dengan konsep turunan fungsi, maka timbul respon untuk mempelajari
lebih lanjut dalil-dalil turunan fungsi, ibarat makanan yang menimbulkan keluarnya air liur.
Stimulus yang demikian, pada umumnya mendahului respon yang dtimbulkan.
Operant conditioning adalah suatu respon terhadap lingkungannya. Respon yang timbul
ini diikuti oleh stimulus-stimulus tertentu. Stimulus yang demikian itu disebut penguatan sebab
stimulus-stimulus itu memperkuat respon yang telah dilakukan seseorang. Misalnya seorang
peserta didik mengerjakan soal-soal matematika (telah melakukan perbuatan) lalu mendapat
nilai baik (ganjaran).
Skinner memusatkan kepada operant conditioning tersebut. Operant conditioning itu
dapat dipergunakan untuk mendorong peserta didik memberikan respon yang berupa tingkah
laku. Peristiwa terjadinya tingkah laku itu disebut respon belajar (operant learning). Operant
conditioning untuk respon belajar dikontrol dengan diiringi suatu tingkah laku dan stimulus.
Kondisi operasional ini meliputi ganjaran (reward) dan penguatan (reinforcement).
Ganjaran atau penguatan mempunyai peranan yang amat penting dalam proses belajar. Terdapat
perbedaan antara ganjaran dan penguatan. Ganjaran merupakan respon yang sifatnya
menggembirakan dan merupakan tingkah laku yang sifatnya subyektif, sedangkan penguatan
merupakan suatu yang mengakibatkan meningkatnya kemungkinan suatu respon dan lebih
mengarah kepada hal-hal yang sifatnya dapat diamati dan diukur.
Teori Skinner menyatakan penguatan terdiri atas penguatan positif dan penguatan
negatif. Penguatan dapat dianggap sebagai stimulus positif, jika penguatan tersebut seiring
dengan meningkatnya perilaku siswa dalam melakukan pengulangan perilakunya itu. Dalam hal
ini penguatan yang diberikan kepada siswa memperkuat tindakan siswa, sehingga siswa
semakin sering melakukannya. Contoh penguatan positif diantaranya adalah pujian yang
diberikan kepada siswa, sikap guru yang menunjukkan rasa gembira pada saat siswa bisa
menjawab dengan benar. 11
Perubahan tingkah laku anak dari negatif menjadi positif, guru perlu mengetahui
psikologi yang dapat digunakan untuk memperkirakan (memprediksikan) dan mengendalikan
tingkah laku anak. Guru di dalam kelas mempunyai tugas untuk mengarahkan anak dalam
aktivitas belajar, karena pada saat tersebut kontrol berada pada guru, yang berwenang
memberikan instruksi ataupun larangan pada anak didiknya.
Penguatan positif akan berbekas pada diri siswa. Tanggapan yang dihargai akan
cenderung diulangi. Mereka yang mendapat pujian setelah berhasil menyelesaikan tugas atau
menjawab pertanyaan dengan benar biasanya akan berusaha memenuhi tugas berikutnya dengan
penuh semangat. Penguatan yang berbentuk hadiah atau pujian akan memotivasi siswa untuk
rajin belajar dan mempertahankan prestasinya. Nilai tinggi membuat seseorang belajar lebih
giat. Penguatan yang seperti ini sebaiknya segera diberikan dan jangan ditundatunda. Bentuk-
bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dan sebagainya),
perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan
10
https://made82math.wordpress.com/2009/06/05/teori-belajar-b-f-skinner-dan-aplikasinya/
11
Rusli, RK(2013)”Teori belajar dalam psikologi pendidikan”jurnal sosial humaniora vol.4 no.2 hlm:66
jempol, kata-kata pujian), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dan sebagainya). Penguatan negatif
adalah bentuk stimulus yang lahir akibat dari respon siswa yang kurang atau tidak diharapkan.
Tanggapan yang memungkinkan terjadinya keadaan untuk meloloskan diri dari hal yang tidak
diinginkan atau ketidaknyamanan cenderung akan diulangi.
Penguatan negatif diberikan agar respon yang tidak diharapkan atau tidak menunjang
pada pelajaran tidak diulangi siswa. Penguatan negatif itu dapat berupa teguran, peringatan atau
sangsi. Contoh penguatan negatif yaitu pemberian alasan untuk terlambat mengerjakan
pekerjaan rumah akan membuat seseorang tidak tepat waktu menyampaikan pekerjaan rumah
yang lain.
Namun untuk mengubah tingkah laku siswa dari negatif menjadi positif guru perlu
mengetahui psikologi yang dapat digunakan untuk memperkirakan (memprediksi) dalam
mengendalikan tingkah laku siswa. Di dalam kelas guru mempunyai tugas untuk mengarahkan
siswa dalam aktivitas belajar, karena pada saat tersebut kontrol berada pada guru, yang
berwenang memberikan instruksi ataupun larangan pada siswanya. Bentuk-bentuk penguatan
negatif antara lain, menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau
menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dan lain lain).
Jika respon siswa baik (menunjang efektivitas pencapaian tujuan) harus segera diberi
penguatan positif agar respon tersebut lebih baik lagi, atau minimal perbuatan baik itu
dipertahankan. Sebaliknya jika respon siswa kurang atau tidak diharapkan sehingga tidak
menunjang tujuan pengajaran, harus segera diberi pengutan negatif agar respon tersebut tidak
diulangi lagi dan berubah menjadi respon yang sifatnya positif. 12
Dalam pandangannya Skinner, komponen-komponen penting dalam pengajaran adalah
sebagai berikut.
1. Tujuan yang dinyatakan adalah terminologi tingkah laku.
2. Tugas dibagi menjadi ketrampilan-ketrampilan yang satu menjadi prasyarat dari yang
lain.
3. Penentuan hubungan antara ketrampilan pra syarat dan urutan logis dari materi yang
akan dipelajari.
4. Perencanaan materi dan prosedur mengajar untuk setiap tugas bagian.
5. Pemberian balikan kepada peserta didik yang dapat dilihat penampilan peserta didik di
mana peserta didik itu telah selesai melaksanakan tugas-tugas bagian yang mendukung.
12
Rusli, RK(2013) hlm:67
Beberapa tokoh yang mempengaruhi pemikiran Skinner yaitu Crozier, Jacques Loeb,
C.S. Sherington, Ivan Pavlov, J.B. Watson dan E.L. Thorndike. Skinner menjalani karir sebagai
pengajar Universitas Minnesota dan pernah ditunjuk sebagai dekan Fakultas Psikologi
Universitas Indiana. Setelah itu, ia kembali ke Harvard dan di sana menerima jabatan guru besar
psikologi di Universitas Harvard.
Selama tahun 1930-an dan 1940-an, Skinner mengembangkan teorinya dengan
melakukan eksperimen-eksperiman pengondisian operan (operant conditioning). Pada tahun
1954, Skinner ikut serta dalam sebuah symposium tentang kecenderungan-kecenderungan
modern dalam psikologi. Skinner menggunakan media ketika proses belajar mengajar
Berdasarkan prinsip-prinsip yang mengaturnya. Presentasi tersebut dipublikasikan dalam
Harvard Educational Review pada tahun 1954 dan menobatkan Skinner sebagai “pencipta
teknologi pendidikan”.13
13
Herpratiwi,hlm:6
BAB III
PEMBAHASAN
14
Herpratiwi hlm:11
BAB IV
KESIMPULAN
1.Pengertian teori belajar behaviorisne Skinner :teori belajar behavioristik lebih menekankan
pada tingkah laku manusia,bukan pada pemahaman berfikir manusia .B.F.Skinner menekankan
pada perubahan perilaku yang dapat diamati dengan mengabaikan kemungkinan yang terjadi
dalam pproses berfikir pada otak seseorang.Skinner menggunakan kondisi operasional (operant
conditioning ) atau pperilaku sukarela yang digunakan dalam suatu lingkungan tertentu. Kondisi
operational ini meliputi ganjran (reward)dan penguatan (reinforcement). Ganjaran atau
penguatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pproses belajar. Penguatan terdiri
dari penguatan positif dan negatif.
Budiningsih, C. Asri,( 2005). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta
hlm:10
Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo,hlm:7
Herpratiwi, Teori belajar dan pembelajaran,(Yogyakarta:media akademi
2016).hlm.2-11
https://made82math.wordpress.com/2009/06/05/teori-belajar-b-f-skinner-dan-
aplikasinya/
Mahmudi,muhammad (2016).” Penerapan teori behavioristik dalam pembelajaran
bahasa arab (kajian terhadap pemikiran bf. Skinner)”jurnal penelitian keislaman vol.
1.no.1 hlm.2
Rusli, RK(2013)”Teori belajar dalam psikologi pendidikan”jurnal sosial
humaniora vol.4 no.2 hlm:66