Dosen Pengampu:
Dr. Riska Pristiani, S.Pd., M.Pd
Oleh:
Kelompok 3
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas izinNya
kelompok kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
secara tepat waktu.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dr. Riska Pristiani, S.Pd., M.Pd
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami buat masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik & saran yang sangat membangun
sangat kami butuhkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
membutuhkan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori belajar behavioristik?
2. Siapa saja tokoh-tokoh dalam teori belajar behavioristik?
3. Bagaimana hukum-hukum dalam teori belajar behavioristik?
4. Apa saja Contoh dan bagaimana penerapan teori belajar behavioristik?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep teori belajar behavioristik
2. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh dalam teori belajar behavioristik
3. Untuk mengetahui hukum-hukum dalam teori belajar behavioristik
4. Untuk mengetahui Contoh dan penerapan teori belajar behavioristik
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Teori Belajar Behavioristik
Pada dunia pendidikan telah dikembangkan berbagai jenis teori belajar
yang dianggap relevan untuk diaplikasikan ke sekolah. Namun, seiring
berkembangnya jaman, ilmu, dan teknologi hal ini menyebabkan konsep belajar
dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai juga ikut bergeser. Teori belajar
behavioristik merupakan salah satu teori pembelajaran yang paling tua yang
berkembang pada abad ke-19. Teori Behavioristik digagas oleh Gage dan Berliner
yaitu mempelajari adanya perubahan perilaku seseorang dari produk pengalaman.
Selanjutnya teori ini meningkat menjadi sebuah aliran dalam psikologi. Teori ini
menyimpulkan bahwa perilaku manusia dapat dibentuk menjadi baik atau buruk
tergantung pada lingkungannya. Meski teori ini sudah sangat lama
perkembangannya dan ada teori-teori baru yang dianggap lebih baik untuk
digunakan, namun teori behaviorisme ini hingga sekarang masih banyak ditemui
di Indonesia. Hal ini nampak mulai dari pembelajaran di Kelompok Bermain,
Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Menengah, bahkan sekolah tinggi.
Pembentukan perilaku siswa dengan drill (pembiasaan) disertai reinforcement dan
punishment masih sering ditemui.
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
akibat adanya pengalaman dan latihan berupa rangsangan yang diberikan secara
berulang-ulang serta diberikan penguatan atau reinforcement. Pembelajaran yang
dirancang pada teori belajar behavioristik memandang pengetahuan adalah
objektif, sehingga belajar merupakan perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar
adalah memindahkan pengetahuan kepada siswa.
Menurut B.F. Skinner teori belajar behavioristik mengemukakan bahwa
hubungan antara stimulus dan respon yang diungkapkan oleh individu atau subjek
terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Teori ini menekankan bahwa perilaku
seseorang merupakan hasil interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah
apa saja yang diberikan guru kepada siswa misalnya daftar perkalian, alat peraga,
pedoman kerja, atau cara-cara tertentu, untuk membantu belajar siswa, sedangkan
Respon adalah reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh
guru.
Tanda keberhasilan penerapan teori belajar behavioristik adalah adanya
perubahan tingkah laku seseorang setelah mengalami peristiwa masa lalu.
3
Seseorang dikatakan telah belajar jika bereaksi terhadap suatu kejadian dan belajar
untuk tidak menggunakan respon yang sama di kemudian hari untuk menghindari
akibat yang dideritanya.
4
saat ini. Ciri dari implementasi sukses teori belajar behavioristik ini adalah adanya
perubahan perilaku yang ditunjukkan seseorang setelah mengalami kejadian di
masa lampau. Seseorang dinyatakan belajar jika telah merespon suatu kejadian
dan menjadikannya pembelajaran untuk tidak menggunakan respon yang sama di
masa depan, guna menghindari akibat yang pernah dialaminya.
5
yang menyenangkan cenderung diperkuat, sementara perilaku
yang diikuti oleh konsekuensi yang tidak menyenangkan cenderung dihentikan.
William Mc Dougall
6
bahwa gerakan refleksif dapat terjadi tidak hanya karena stimulus tak terkondisi,
tetapi juga stimuli yang telah diasosiasikan oleh stimulus awal.
2.3 Hukum-Hukum Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik mengemukakan bahwa perilaku manusia dapat
dijelaskan dan dipahami melalui pengamatan perilaku yang dapat diamati, sambil
mengabaikan proses mental internal. Menurut teori behavioristik, dalam prose
belajar terdapat rangsangan (Stimulus) dan tanggapan (Respon) yang mempunyai
unsur-unsur seperti dorongan atau tekanan, rangsangan atau stimulus, respon atau
tanggapan, dan penguatan atau (reinforcement). Thorndike mengemukakan
hukum-hukum belajar sebagai berikut:
7
berakhlak mulia, bertakwa dan menyembah tuhan.(Alawiyah et al.,
2023)
Treatment atau solusi yang dapat dilakukan oleh guru adalah selalu
memotivasi untuk semangat dan fokus dalam belajar dan selalu memberi apreasi
atas sekecil apapun yang telah Roy capai. Tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh
guru adalah dengan memindahkan Roy ke dalam kelas yang berisi anak-anak
rajin, agar Roy juga dapat termotivasi untuk menjadi rajin berkat lingkungannya
yang baru. Lalu, sedikit demi sedikit perilaku Roy yang tadinya suka tidur dikelas,
tidak perhatian, akhirnya mulai berubah kepada hal yang lebih baik.
9
segala tingkah laku manusia menjadi suatu perilaku berbahasa yang menjadi
manifestasi stimulus dan respon yang dilakukan terus-menerus menjadi suatu
kebiasaan. Berdasarkan teori ini, pembelajaran bahasa dilakukan dengan
mendahulukan pengenalan keterampilan mendengar dan berbicara daripada
keterampilan lainnya, pemberian latihan-latihan dan penggunaan bahasa secara
aktif dan terus menerus, penciptaan lingkungan berbahasa yang kondusif,
penggunaan media pembelajaran yang memungkinkan siswa mendengar dan
berinteraksi dengan penutur asli, pembiasaan motivasi sehingga berbahasa asing
menjadi sebuah perilaku kebiasaan. Ada beberapa kegiatan pembelajaran bahasa
Arab yang dapat dikembangkan berdasarkan teori ini, diantara yang penting
adalah:
a. Pengenalan keterampilan mendengar dan berbicara sebagai awal dalam
pembelajaran sebelum keterampilan membaca dan menulis.
b. Latihan dan penggunaan bahasa secara aktif dan terus menerus agar
pembelajar memiliki keterampilan berbahasa dan berbentuk kebiasaan
menggunakan bahasa.
c. Penciptaan lingkungan berbahasa yang kondusif agar mendukung proses
pembiasaan berbahasa secara efektif.
d. Penggunaan media pembelajaran yang memungkinkan pembelajar
mendengar dan berinteraksi dengan penutur asli.
e. Memotivasi guru bahasa untuk tampil berbahasa secara baik dan benar,
sehingga dapat menjadi teladan yang baik bagi para siswanya dalam
berbahasa.
10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam konsep teori belajar behavioristik, pembelajaran dipahami sebagai
perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan latihan, dengan
stimulus dan respons sebagai fokus utama. Teori ini mengemukakan bahwa
perilaku manusia dapat dibentuk dan diubah melalui lingkungan eksternal.
Beberapa tokoh penting dalam teori behavioristik termasuk Ivan Pavlov, B.F.
Skinner, John Broadus Watson, Edward Thorndike, dan William McDougall,
masing-masing dengan kontribusi dan pendekatan uniknya dalam
mengembangkan teori ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Alawiyah, T., Ismail, F., & Afgani, M.W. 2023. “Implementasi teori Belajar
Andriani, Kiki Melita, and Rz Ricky Satria Wiranata. 2022. "Penerapan Teori
Jelita, M. Ramadhan, L. Pratama., A, R., Yusri, F., & Yarni,L. 2023. “Teori
Oktariska, B., Toenlioe, A. J., & Susilaningsih, S. 2018. “Studi kasus penerapan
12