Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MENGANALISIS TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK BERDASARKAN


KONTEKS PENDIDIKAN ABAD 21

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah


Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampu:
Dr. Riska Pristiani, S.Pd., M.Pd

Oleh:
Kelompok 3

Adellia Nadia Rotul 220411605459


Ashifa Alvianti 220611601177

Dwi Satria Bimantara 220252601642

Ihza Bangun Ramadhan 220631609797

Moch. Robert Irfan Amrullah 220513601159

Mustofa Khamdy 220631611558

Putri Ulfaturochmah 220611608883

Safa Inayatul Fariha 220611604689


Tsannisa Shalsa Sharaswati 220611604957

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


OKTOBER 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas izinNya
kelompok kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
secara tepat waktu.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dr. Riska Pristiani, S.Pd., M.Pd
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami buat masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik & saran yang sangat membangun
sangat kami butuhkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
membutuhkan.

Malang, 1 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................2


DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................2
1.3 Tujuan ....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
2.1 Konsep Teori Belajar Behavioristik ......................................................3
2.2 Tokoh-tokoh Teori Belajar Behavioristik ..............................................4
2.3 Hukum-hukum Teori Belajar Behavioristik ..........................................7
2.4 Contoh dan Penerapan Teori Belajar Behavioristik ..............................8
BAB III PENUTUP ...............................................................................................11
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................12

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu
untuk menghasilkan suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari bersikap
buruk menjadi bersikap baik, dari tidak terampil menjadi terampil. Sedangkan
pembelajaran merupakan suatu sistem yang membantu individu belajar dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
Pada zaman sekarang ini, telah kita ketahui bahwa para pelajar khususnya
mereka yang menginjak usia remaja sering kali melakukan hal-hal yang tidak
seharusnya dia lakukan di usianya, seperti halnya merokok. Merokok pada saat ini
nampaknya sudah menjadi kebiasaan mereka yang sulit untuk dihindari. Hal
tersebut dikarenakan faktor lingkungan yang kurang baik. Oleh karena itu, guru di
sekolah seharusnya memberikan pendidikan terhadap para pelajar bagaimana
seharusnya mereka berperilaku dengan baik.
Teori belajar Behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage
dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori
ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap
arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal
sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku
yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau
perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman.
Metode behavioristik ini sangat cocok untuk perolehan kemampuan yang
membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti :
Kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya, contohnya:
percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang,
olahraga dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak
yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan
harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan
langsung seperti diberi permen atau puji.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori belajar behavioristik?
2. Siapa saja tokoh-tokoh dalam teori belajar behavioristik?
3. Bagaimana hukum-hukum dalam teori belajar behavioristik?
4. Apa saja Contoh dan bagaimana penerapan teori belajar behavioristik?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep teori belajar behavioristik
2. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh dalam teori belajar behavioristik
3. Untuk mengetahui hukum-hukum dalam teori belajar behavioristik
4. Untuk mengetahui Contoh dan penerapan teori belajar behavioristik

2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Teori Belajar Behavioristik
Pada dunia pendidikan telah dikembangkan berbagai jenis teori belajar
yang dianggap relevan untuk diaplikasikan ke sekolah. Namun, seiring
berkembangnya jaman, ilmu, dan teknologi hal ini menyebabkan konsep belajar
dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai juga ikut bergeser. Teori belajar
behavioristik merupakan salah satu teori pembelajaran yang paling tua yang
berkembang pada abad ke-19. Teori Behavioristik digagas oleh Gage dan Berliner
yaitu mempelajari adanya perubahan perilaku seseorang dari produk pengalaman.
Selanjutnya teori ini meningkat menjadi sebuah aliran dalam psikologi. Teori ini
menyimpulkan bahwa perilaku manusia dapat dibentuk menjadi baik atau buruk
tergantung pada lingkungannya. Meski teori ini sudah sangat lama
perkembangannya dan ada teori-teori baru yang dianggap lebih baik untuk
digunakan, namun teori behaviorisme ini hingga sekarang masih banyak ditemui
di Indonesia. Hal ini nampak mulai dari pembelajaran di Kelompok Bermain,
Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Menengah, bahkan sekolah tinggi.
Pembentukan perilaku siswa dengan drill (pembiasaan) disertai reinforcement dan
punishment masih sering ditemui.
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
akibat adanya pengalaman dan latihan berupa rangsangan yang diberikan secara
berulang-ulang serta diberikan penguatan atau reinforcement. Pembelajaran yang
dirancang pada teori belajar behavioristik memandang pengetahuan adalah
objektif, sehingga belajar merupakan perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar
adalah memindahkan pengetahuan kepada siswa.
Menurut B.F. Skinner teori belajar behavioristik mengemukakan bahwa
hubungan antara stimulus dan respon yang diungkapkan oleh individu atau subjek
terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Teori ini menekankan bahwa perilaku
seseorang merupakan hasil interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah
apa saja yang diberikan guru kepada siswa misalnya daftar perkalian, alat peraga,
pedoman kerja, atau cara-cara tertentu, untuk membantu belajar siswa, sedangkan
Respon adalah reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh
guru.
Tanda keberhasilan penerapan teori belajar behavioristik adalah adanya
perubahan tingkah laku seseorang setelah mengalami peristiwa masa lalu.

3
Seseorang dikatakan telah belajar jika bereaksi terhadap suatu kejadian dan belajar
untuk tidak menggunakan respon yang sama di kemudian hari untuk menghindari
akibat yang dideritanya.

2.2 Tokoh-Tokoh Teori Belajar


Behavioristik
Ivan Pavlov
Pada 1903 pavlov menerbitkan hasil eksperimennya,
berdasarkan eksperimen yang sering disebut sebagai teori
Pavlov atau pembiasaan klasikal (classical conditioning).
Pavlov merupakan seorang ilmuwan besar di Rusia. Pada
dasarnya pembiasan klasikal adalah sebuah prosedur
penciptaan refleksi baru dengan cara mendatangkan
stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut

Teori pavlov adalah pengkondisian klasik yang menggambarkan proses


pembelajaran melalui asosiatif stimulus dari lingkungan dan bersifat alamiah.
Untuk menyusun teori ini, Ivan Pavlov menggunakan anjing sebagai bahan
eksperimen. Kemungkinan besar, Pavlov memilih anjing sebagai objek
eksperimennya karena anjing memiliki emosi yang sama dengan manusia. Anjing
mengerti apa itu penghargaan, pujian, rasa iri, dan lain-lain. Dalam
eksperimennya, Pavlov menempatkan sinyal netral untuk mendapatkan refleks 5
secara alami. Sinyal netral yang dimunculkan berupa suara nada tertentu. Adapun
refleksi alamiah yang muncul merupakan mengeluarkan air liur sebagai respon
terhadap makanan.
B.F. Skinner

Menurut B.F. Skinner teori belajar behaviorisme


adalah hubungan antara stimulus dengan respon yang
ditunjukkan individu atau subyek terjadi melalui interaksi
dengan lingkungan. Teori ini menekankan bahwa tingkah
laku yang ditunjukkan seseorang merupakan akibat dari
interaksi antara stimulus dengan respon. Teori ini
berkembang dan cenderung mengikuti aliran psikologi
belajar, lantas menjadi dasar pengembangan teori pendidikan dan pembelajaraan

4
saat ini. Ciri dari implementasi sukses teori belajar behavioristik ini adalah adanya
perubahan perilaku yang ditunjukkan seseorang setelah mengalami kejadian di
masa lampau. Seseorang dinyatakan belajar jika telah merespon suatu kejadian
dan menjadikannya pembelajaran untuk tidak menggunakan respon yang sama di
masa depan, guna menghindari akibat yang pernah dialaminya.

John Broadus Watson

John Broadus Watson (lahir di Greenville 9 Januari


1878; meninggal 25 September 1958) adalah seorang ahli
psikologi(psikolog) amerika serikat. Watson
mempromosikan sebuah perubahan psikologi melalui
karyanya Psychology as the Behaviorist Views it
(pandangan perilaku psikologi), yang ia dedikasikan kepada
Universitas Columbia pada tahun 1913. Ia menjelaskan
bahwa tingkah laku seseorang dapat dijelaskan atas dasar
reaksi fisiologi terhadap suatu rangsangan atau stimulus. Aliran ini tidak
menerima paham tentang alam sadar dan alam bawah sadar pada kegiatan mental
manusia. Watson adalah guru besar dan direktur laboratorium psikologi
universitas john hopkins(tahun 1908-1920).

Berdasarkan penelitiannya pada tingkah laku bayi, Watson berpendapat bahwa


pada bayi dan anak yang sangat muda terdapat tiga reaksi yang tak perlu
dipelajarinya terlebih dahulu, yaitu terkait rasa takut, kasih sayang, dan amarah.
Di antara buku karangannya yang terkenal adalah, Psychology from the standpoint
of a behaviorist tahun 1919 dan Psychological care of infant and child tahun 1928
Edward Thorndike

Edward Thorndike adalah seorang psikolog


Amerika yang dikenal dengan eksperimen kotak puzzle, di
mana ia mempelajari bagaimana hewan (biasanya kucing)
dapat belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas yang
kompleks melalui percobaan dan kesalahan. Teori
Thorndike dikenal sebagai teori hukum efek yang
menyatakan bahwa perilaku yang diikuti oleh konsekuensi

5
yang menyenangkan cenderung diperkuat, sementara perilaku
yang diikuti oleh konsekuensi yang tidak menyenangkan cenderung dihentikan.

William Mc Dougall

William Mcdougall. Dia adalah tokoh yang sangat


kuat menentang Watson, seorang psikolog asal Inggris
yang datang ke Amerika. Dia terkenal dengan teori
instinknya. Dia adalah pendukung gerakan-gerakan yang
tidak populer. Banyak pers Amerika yang sering
mencelanya, McDougall dihina di dalam komunitas
psikologi karena mengkritik behaviorisme pada 1920.
Pokok Pemikiran Tokoh Behaviorisme Dougall

Teori instink McDougall mengatakan bahwa, perilaku manusia berasal dari


tendensi-tendensi dari dalam diri membentuk pikiran dan tindakan. Watson
menolak pemikiran ini, dan keduanya berselisih bukan hanya dalam persoalan ini,
tetapi juga dalam beberapa persoalan lainya. Mcdougall setuju mengenai data
perilaku yang diberikan Watson adalah fokus yang benar untuk riset psikologis,
tetapi menurut pendapatnya data tentang kesadaran juga tak dapat dilepaskan.
Vladmir M Bekhterev

Pada 1893, dia ditunjuk sebagai pimpinan bagian


penyakit mental dan syaraf di Akademi Kesehatan
Militer. Pada 1907, dia mendirikan psychoneurological
Institute, yang kini mengabadikan namanya. Bekhterev
dan Pavlov menjadi musuh setelah Pavlov menerbitkan
ulasan negatif terhadap salah satu buku Bekhterev. Dia
meninggal pada tahun 1927 karena merawat stalin yang
divonis menderita paranoid. Dicurigai bahwa stalin
meracuni Bekhterev sebagai balas dendam terhadap vonis yang dijatuhkan
kepadanya.
Pokok Pemikiran Tokoh Behaviorisme Bekhterev. Minat Bekhterev adalah
pengkondisian respon motorik. Dia menerapkan prinsip-prinsip pengkondisian
Pavlov pada otot. Penemuan utamanya adalah refleks terasosiasi. Dia menemukan

6
bahwa gerakan refleksif dapat terjadi tidak hanya karena stimulus tak terkondisi,
tetapi juga stimuli yang telah diasosiasikan oleh stimulus awal.
2.3 Hukum-Hukum Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik mengemukakan bahwa perilaku manusia dapat
dijelaskan dan dipahami melalui pengamatan perilaku yang dapat diamati, sambil
mengabaikan proses mental internal. Menurut teori behavioristik, dalam prose
belajar terdapat rangsangan (Stimulus) dan tanggapan (Respon) yang mempunyai
unsur-unsur seperti dorongan atau tekanan, rangsangan atau stimulus, respon atau
tanggapan, dan penguatan atau (reinforcement). Thorndike mengemukakan
hukum-hukum belajar sebagai berikut:

1. Hukum Kesiapan (Law of Readiness) Jika suatu organisme


didukung oleh kesiapan yang kuat untuk memperoleh stimulus
maka pelaksanaan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan
individu sehingga asosaiasi cenderung diperkuat.
2. Hukum Latihan (law of exercise) Hukum latihan (law of
exercise) ialah hubungan stimulus dan respon akan semakin kuat
apabila terus menerus dilatih dan diulang. Sebaliknya
hubungan akan semakin lemah jika tidak pernah diulang. Maka
sering pelajaran di ulang maka akan semakin di kuasailah pelajaran
itu.
3. Hukum akibat ( Efek ) Hubungan stimulus dan respon cenderung
diperkuat bila akibat menyenangkan dan cenderung diperlemah
jika akibatnya tidak memuaskan. Rumusan tingkat hukum akibat
adalah, bahwa suatu tindakan yang disertai hasil menyenangkan
cenderung untuk dipertahankan dan pada waktu lain akan diulangi.
Jadi hukum akibat menunjukkan bagaimana pengaruh hasil suatu
tindakan bagi perbuatan serupa.
4. law of Attitude (Hukum Sikap) Hukum sikap ini menjelaskan
bahwasanya hukum ini dapat terjadi dalam bentuk tingkah laku
setelah melakukan pembelajaran. Berdasarkan hal ini sikap
individu dipengaruhi oleh apa yang dia dapatkan dalam
proses pembelajaran. Pendidikan Islam memandang bahwa belajar
merupakan proses pembentukan dan penciptaan manusia yang

7
berakhlak mulia, bertakwa dan menyembah tuhan.(Alawiyah et al.,
2023)

Dari keterangan dan sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa pandangan


Edward Lee Thorndike dan teori behavioristik, belajar adalah proses interaksi
antara stimulus (motivasi) dan response (tanggapan), dimana stimulus dapat
berupa berbagai hal seperti pikiran, perasaan, atau peristiwa, dan response adalah
reaksi atau tanggapan yang timbul dalam proses belajar. Teori ini menekankan
pentingnya penguatan (reinforcement) dalam membentuk perilaku, di mana
tindakan yang diikuti oleh hasil yang memuaskan cenderung untuk dipertahankan
dan diulangi. Thorndike juga merumuskan hukum-hukum belajar seperti hukum
kesiapan, hukum latihan, hukum akibat, dan hukum sikap sebagai prinsip-prinsip
dalam pemahaman proses belajar.
sehingga, belajar melibatkan stimulus, respons, dan penguatan, serta
memiliki hukum-hukum yang menggambarkan bagaimana individu belajar dan
membentuk perilaku mereka.
2.4 Contoh dan Penerapan Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik adalah pendekatan dalam psikologi yang


menekankan pengamatan perilaku yang dapat diamati secara eksternal. Teori ini
berpendapat bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan eksternal, dan
pembelajaran terjadi melalui hubungan antara stimulus dan respons. Menurut teori
belajar behavioristik terdapat dua aspek pokok yaitu stimulus dan respons. Teori
ini disebut juga teori S-R (Stimulus-Respon). Secara umum stimulus dapat
diartikan sebagai rangsangan atau dorongan yang digunakan untuk meningkatkan
prestasi atau membentuk tingkah laku, sedangkan respon diartikan sebagai
tanggapan atau kemampuan yang ditunjukkan setelah adanya pemberian stimulus.

Teori ini telah diterapkan dalam pendidikan, psikoterapi, dan manajemen


perilaku. Kasus pertama yaitu mengenai masalah psikologi pendidikan di sekolah.
Roy, seorang siswa kelas X di suatu sekolah, dimana di dalam proses
pembelajaran ia terlihat tidak fokus dan tidak perhatian ketika proses
pembelajaran dilangsungkan. Sekali ditegur oleh guru ia fokus kembali tetapi tak
lama kemudian roy kembali ke situasi semula, yang tidak fokus dan tidak
perhatian terhadap pembelajaran yang dilangsungkan. Analisa Penyebab Masalah
Setelah diteliti hal yang mengakibatkan perilaku Roy seperti itu adalah dari faktor
8
lingkungannya karena dilingkungan Roy tinggal banyak dihuni oleh remajaremaja
yang tidak sekolah atau putus sekolah. Akibat dari masalah faktor lingkungan
tersebut Roy menjadi tidak fokus dalam belajar dan tidak memperhatikan proses
pembelajaran berlangsung. Treatment yang dibutuhkan yaitunya selalu
memotivasi untuk semangat dan fokus dalam belajar. Tindak lanjut yang
dilakukan yaitunya guru telah memotivasi Roy untuk selalu fokus dalam belajar,
sedikit demi sedikit perilaku Roy yang tadinya suka tidur dikelas, tidak perhatian,
akhirnya mulai berubah kepada hal yang lebih baik.

Dalam teori behavioristik, perilaku seseorang dipengaruhi oleh stimulus


dari lingkungan dan konsekuensi dari perilaku tersebut. Dalam kasus Roy, ketika
guru memberikan teguran dan motivasi, hal ini bertindak sebagai stimulus yang
mengubah perilakunya. Roy merasakan perubahan dalam konsekuensi dari
perilakunya yang semula tidak fokus menjadi lebih baik, seperti menjadi lebih
fokus dalam belajar. Roy mungkin merasa lebih termotivasi untuk belajar karena
pengaruh dari stimulus dan konsekuensi ini dalam teori behavioristik.

Treatment atau solusi yang dapat dilakukan oleh guru adalah selalu
memotivasi untuk semangat dan fokus dalam belajar dan selalu memberi apreasi
atas sekecil apapun yang telah Roy capai. Tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh
guru adalah dengan memindahkan Roy ke dalam kelas yang berisi anak-anak
rajin, agar Roy juga dapat termotivasi untuk menjadi rajin berkat lingkungannya
yang baru. Lalu, sedikit demi sedikit perilaku Roy yang tadinya suka tidur dikelas,
tidak perhatian, akhirnya mulai berubah kepada hal yang lebih baik.

Penerapan Teori Behavioristik dalam Pembelajaran Bahasa Arab Para


pakar Psikologi belajar bahasa penganut paham Behaviorisme berpendapat bahwa
belajar bahasa berlangsung dalam lima tahap, yaitu:
a. Trial and error;
b. Mengingat-ingat;
c. Menirukan;
d. Mengasosiasikan;
e. Menganalogikan.
Dari kelima langkah tersebut dapat disimpulkan bahwa berbahasa pada
dasarnya merupakan proses pembentukan kebiasaan. Dalam teori behaviorisme,

9
segala tingkah laku manusia menjadi suatu perilaku berbahasa yang menjadi
manifestasi stimulus dan respon yang dilakukan terus-menerus menjadi suatu
kebiasaan. Berdasarkan teori ini, pembelajaran bahasa dilakukan dengan
mendahulukan pengenalan keterampilan mendengar dan berbicara daripada
keterampilan lainnya, pemberian latihan-latihan dan penggunaan bahasa secara
aktif dan terus menerus, penciptaan lingkungan berbahasa yang kondusif,
penggunaan media pembelajaran yang memungkinkan siswa mendengar dan
berinteraksi dengan penutur asli, pembiasaan motivasi sehingga berbahasa asing
menjadi sebuah perilaku kebiasaan. Ada beberapa kegiatan pembelajaran bahasa
Arab yang dapat dikembangkan berdasarkan teori ini, diantara yang penting
adalah:
a. Pengenalan keterampilan mendengar dan berbicara sebagai awal dalam
pembelajaran sebelum keterampilan membaca dan menulis.
b. Latihan dan penggunaan bahasa secara aktif dan terus menerus agar
pembelajar memiliki keterampilan berbahasa dan berbentuk kebiasaan
menggunakan bahasa.
c. Penciptaan lingkungan berbahasa yang kondusif agar mendukung proses
pembiasaan berbahasa secara efektif.
d. Penggunaan media pembelajaran yang memungkinkan pembelajar
mendengar dan berinteraksi dengan penutur asli.
e. Memotivasi guru bahasa untuk tampil berbahasa secara baik dan benar,
sehingga dapat menjadi teladan yang baik bagi para siswanya dalam
berbahasa.

10
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam konsep teori belajar behavioristik, pembelajaran dipahami sebagai
perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan latihan, dengan
stimulus dan respons sebagai fokus utama. Teori ini mengemukakan bahwa
perilaku manusia dapat dibentuk dan diubah melalui lingkungan eksternal.
Beberapa tokoh penting dalam teori behavioristik termasuk Ivan Pavlov, B.F.
Skinner, John Broadus Watson, Edward Thorndike, dan William McDougall,
masing-masing dengan kontribusi dan pendekatan uniknya dalam
mengembangkan teori ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah, T., Ismail, F., & Afgani, M.W. 2023. “Implementasi teori Belajar

Behavioristik dalam Pembelajaran PAI di SMPN 06 Sungai Rotan

Kabupaten Muara Enim.” ADIBA: Journal of Educaton 3(3):389-394.

Andriani, Kiki Melita, and Rz Ricky Satria Wiranata. 2022. "Penerapan Teori

Belajar Behavioristik BF Skinner dalam pembelajaran: Studi analisis

terhadap artikel Jurnal Terindeks Sinta Tahun 2014-2020", 78-91.

SALIHA: Jurnal Pendidikan & Agama Islam 5.1.

Jelita, M. Ramadhan, L. Pratama., A, R., Yusri, F., & Yarni,L. 2023. “Teori

Belajar Behavioristik.” Jurnal Pendidikan dan Konseling, (5(3)), 404-411.

Khairani, Yenny, Kama Abdul Hakam, and Ganjar Muhammmad Ganeswara.

2021. "Analisis Teori Belajar Behavioristik sebagai Upaya Pengembangan

Kreativitas Peserta Didik Pda Abad 21.", (JIPSE Journal of Islamic

Primary Education 2.2), 89-94.

Mahmudi, M. 2016. “Penerapan Teori Behavioristik Dalam Pembelajaran Bahasa

Arab (Kajian Terhadap Pemikiran Bf. Skinner).” Prosiding Konferensi

Nasional Bahasa Arab 1(2).

Oktariska, B., Toenlioe, A. J., & Susilaningsih, S. 2018. “Studi kasus penerapan

teori belajar behavioristik dalam menumbuhkembangkan perilaku peduli

lingkungan hidup siswa di SMKN 6 Malang.” JKTP: Jurnal Kajian

Teknologi Pendidikan 1(2):159-168.

Putra, A., Harahap, T. H., & Panggabean, E. M. 2023. “Kelebihan dan

Kekurangan Teori Belajar Behavioristik dalam Penerapan Pembelajaran.”

Khazanah Penddikan 17(2):1-8.

12

Anda mungkin juga menyukai