Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

LANDASAN PENDIDIKAN TENTANG


“MEMBANDINGKAN TEORI BELAJAR DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP PENDIDIKAN”

Diajukan untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah

Landasan Pendidikan yang diampu oleh:

Nurilah, M.pd

Disusun oleh:

Rosita Aini

PEROGRAM STUDI PERGURUAN MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH(STIT) DARUSSALIMIN NW PRAYA

LOMBOK TENGAH TAHUN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan karunia dan anugrah yang begitu
luas sehingga tak satupun orang bisa menghitungnya. Berkat rahmat dan karuniany itu juga
saya bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul“MEMBANDINGKAN TEORI BELAJAR DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN”.

Salawat dan salam mudah-mudahan selalu tercurahkan kepada junjungan alam nabi
kita nabi besar muhammad SAW. Karena berkat perjuangan dan pengorbanan beliau kita
bisa menikmati manisnya iman, saya berharap semoga makalah ini bisa menambah
pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini
jauh dari kata sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi menciptakan makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Mantang, 13 Oktober 2022

Penyusun

Rosita Aini
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Rumusan masalah..........................................................................................................
C. Tujuan masalah..............................................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar.................................................................................................


B. Pembagian Teori Belajar................................................................................................
C. Pembagian Implikasi Teori Belajar dalam Pendidikan...................................................

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................

Daftar Pustaka......................................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Latar belakang munculnya teori belajar karena para ahli dibidang pendidikan banyak
melakukan penelitian tentang belajar dan pembelajaran telah ditemukan fakta bahwa
terdapat kesulitan atau hambatan dalam menjelaskan proses pembelajaran. Belajar
merupakan suatu proses perubahan pola pikir baru setiap individu sehingga meraka
mendapatkan pengalaman atau memory yang di ingat agar tidak mengulang kesalahan yang
sama. Proses belajar dimulai sejak dini sampai manusia telah tiada. Setiap manusia memiliki
kapasitas proses belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu muncullah teori ini.

Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang teori belajar, sebagai berikut:
1. Teori Belajar Behavoristik adalah perubahan tingkah laku setiap individu dapat
menghasilkan stimulus-proses-respon dari rangsangan berupa pengalaman. Stimulus
didapatkan dari pertanyaan, pelatihan, tugas, pembiasaan, penguatan. Sedangkan respon
didapatkan dari (hadiah) atau negatif (hukuman). Jika mendapat kritik maka mereka tidak
mampu menjelaskan proses belajar yang kompleks.

2. Teori Belajar Kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang setiap individu.
Setiap orang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang berbeda dan tertata dalam
bentuk struktur kognitif. Proses belajar terjadi bila materi yang baru beradaptasi dengan
struktur kognitif yang sudah dimiliki.

3. Teori Belajar Humanistik adalah teori yang memanusiakan manusia dalam bidang filsafat,
kepribadian dan psikoterapi. Teori ini bisa mengaktualisasikan atau memahami seseorang
agar dapat membentuk konsep hidup yang unik.

4. Teori Belajar Konstruktivisme adalah pembelajaran kontekstual. manusia membangun


pengetahuan sedikit demi sedikit yang hasilnya disebarkan melalui konteks yang terbatas
dan dalam waktu yang direncanakan.

Suatu teori bukan hanya dapat membantu dalam memahami fenomena pembelajaran,
tetapi juga dapat menjelaskan dan memaknai setiap fenomena pembelajaran. Teori yang
anda kuasai akan menjadi kerangka pikir dalam mengambil putusan pendidikan atau
pembelajaran, pisau pemilah dalam pemecahan masalah dan bahkan sebagai bagian hidup
yang integratif.

B. Rumusan masalah

1. apa pengertian dari teori belajar?

2. bagaimana pembagian teori belajar?


3. bagaimana pembagian teori belajar dalam implikasi pendidikan?

C. Tujuan masalah

1. agar dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan teori belajar

2. agar dapat mengetahui pembagian teori belajar

3. agar dapat mengetahui pembagian teori belajar dalam implikasi pendidikan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian teori belajar

Teori Belajar merupakan serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang
saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai
fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan
fenomena alamiah.

Menurut Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008), pengertian belajar


merupakan proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam
kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut
diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua
melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

Jadi Teori belajar adalah upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar,
sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang kompleks dari belajar
dan sebagai teori yang mempelajari perkembangan intelektual (mental) siswa.1

B. MACAM-MACAM TEORI BELAJAR

1. Teori Belajar Behavioristik

Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat
adanya interaksi antara stimulus (rangsangan) dan respon (tanggapan). Dengan kata
lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal
kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi
antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat
menunjukkan perubahan pada tingkah lakunya.

Menurut teori ini hal yang paling penting adalah input (masukan) yang berupa
stimulus dan output (keluaran) yang berupa respon. Menurut teori ini, apa yang tejadi
diantara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak dapat
diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati hanyalah stimulus dan respon. Oleh
sebab itu, apa saja yang diberikan guru (stimulus) dan apa yang dihasilkan siswa
(respon), semuanya harus dapat diamati dan diukur.

1
Mulyana Aina. Pengertian dan Jenis-Jenis Teori Belajar, (19 Februari 2020)
Adapun tokoh-tokoh lain teori belajar behavioritik:

1. Thorndike
Belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon.
2. Waston
Belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus
dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan
dapat diukur.
3. Clark Hull
Menggunakan variable hubangan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan
pengertian teori tentang belajar. Namun ia sangat terpengaruh oleh teori evolusi
Charles Darwin.
4. Edwin Guthrie
Menggunakan variabel stimulus dan respon. Namun ia mengemukakan bahwa
stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan biologis.
5. Skinner
Belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui
interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan
tingkah laku.2

Contoh aplikasi behavioritik:

1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional


2. Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk mengidentifikasi “entry
behavior” mahasiswa ( pengetahuan awal mahasiswa)
3. Menetukan materi pelajaran (pokok bahasan, topik)
4. Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecilan (sub pokok bahasan, sub
topik)
5. Menyajikan materi pelajaran
6. Memberikan stimulasi berupa:
 Pertanyaan
 Tes
 Latihan
 Tugas-tugas
7. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan
8. Memberikan penguatan/reinforcement (positif atau negatif)
9. Memberikan stimulus baru
10. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan (mengevaluasi hasil belajar)
11. Memberikan penguatan dan seterusnya.3
2
https://sites.google.com/site/mulyanabanten/home/teori-belajar-behavioristik

3
Budiningsih, Asri. Teori Belajar dan Motivasi, Universitas Negeri Yogyakarta
2. Teori Belajar kognitif

Teori belajar ini mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap
teori perilaku yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki
perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui
upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada.4

Teori belajar kognitif adalah perubahan dalam struktur mental seseorang yang atas
kapasitas untuk menunjukkan perilaku yang berbeda. Menurut Baharuddin dan Esa
Nur wahyuni (2007: 89) yang menyatakan” aliran kognitif memandang kegiatan belajar
bukan sekedar stimulus dari respons yang bersifat mekanistik, tetapi lebih dari itu,
kegiatan belajar juga melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam individu yang
sedang belajar. Menurut Winkel (1996:53) bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahanperubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan
dan nilai sikap”.5

Teori belajar kognitif didasarkan pada empat prinsip dasar:

1. Pembelajar aktif dalam upaya untuk memahami pengalaman.


2. Pemahaman bahwa pelajar mengembangkan tergantung pada apa yang telah
yang mereka ketahui.
3. Belajar membangun pemahaman dari pada catatan.
4. Belajar adalah perubahan dalam struktur mental seseorang.6

Adapun tahapan dalam teori Bruner sebagai berikut:

1) tahap enaktif; pada tahap ini pengetahuan dipelajari secara aktif dengan
menggunakan bendabenda konkret atau dengan menggunakan situasi nyata,

2) tahap ikonik; pada tahapa ini pengetahuan dipresentasikan dalam bentuk bayangan
visual atau gambar yang menggambarkan kegiatan konkret yang terdapat pada tahap
enaktif,

3) tahap simbolik; pada tahap ini pengetahuan dipresentasikan dalam bentuk simbol-
simbol.7
4
https://durrohiem.blogs.uny.ac.id

5
Mulyana Aina. Pengertian dan Jenis-jenis Teori Belajar, (Februari 2020)

6
https://magister-pendidikan.blogspot.com/p/teori-kognitif.html?m=1

7
Munawaroh Isniatun. Modul Pendidikan Profesi Guru, hal 24.
3. Teori Belajar Humanistik

A. Pengertian Teori Belajar Humanistik

Teori Belajar Humanistik Menurut Arden N. Frandsen dalam Darsono (2001),


menyatakan hal yang mendorong seseorang itu untuk belajar antara lain adanya sifat
ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas, adanya sifat kreatif yang ada
pada manusia dan keinginan untuk maju, adanya keinginan untuk mendapatkan
simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman, adanya keinginan untuk
memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi
maupun dengan kompetensi, adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman,
adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada belajar.8

Di sisi lain humanistik berarti minat terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang tidak
bersifat ketuhanan. Sedangkan humanistik dalam tataran akademik tertuju pada
pengetahuan tentang budaya manusia, seperti studi-studi klasik mengenai
kebudayaan Yunani dan Roma (Roberts, 1975).9

Beberapa prinsip Teori belajar Humanistik:

1. Manusia mempunyai belajar alami


2. Belajar signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempuyai
relevansi dengan maksud tertentu.
3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan bila ancaman itu
kecil.
5. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik dalam memperoleh
cara.
6. Belajar yang bermakna diperoleh jika peserta didik melakukannya.
7. Belajar lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar.
8. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang
mendalam.
9. Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan dengan membiasakan
untuk mawas diri.
10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.10

8
Susanto Hadi. Teori Belajar Humanistik, 11 Desember 2015.

9
Qodir Abdul. Jurnal Pedagogik, Teori Belajar Humanistik Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Islam, (Probolinggo, Juli-
Desember 2017) hal 193.

10
Yarni Nevi. Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi Humanistik Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran,(Desember 2019)
hal 273.
B. Teori Belajar Humanistik Menurut Ahli

1. Carl Rogers Carl R. Rogers


Dalam Hadis (2006) kurang menaruh perhatian kepada mekanisme proses belajar.
Belajar dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi. Belajar dipandang sebagai
fungsi keseluruhan pribadi. Mereka berpendapat bahwa belajar yang sebenarnya
tidak dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual maupun emosional
peserta didik. Oleh karena itu, menurut teori belajar humanisme bahwa motivasi
belajar harus bersumber pada diri peserta didik. Roger membedakan dua ciri belajar,
yaitu belajar yang bermakna dan belajar yang tidak bermakna.
2. Arthur Combs
Menurut Combs memberikan dalam dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar
dan kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari
persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh
peristiwaperistiwa itu dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap
perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin
mudah hal itu terlupakan.11

4. Teori Belajar Konstruktivisme

A. Pengertian Teori Belajar Konstruktivisme

Dilihat dari maknanya, konstruksi berarti membangun. Dapat diambil kesimpulan


bahwa teori belajar konstruktivisme adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
membangun tata hidup yang berbudaya modern. Landasan dari teori belajar
konstruktivisme adalah pembelajaran kontekstual. manusia membangun
pengetahuan sedikit demi sedikit yang hasilnya disebarkan melalui konteks yang
terbatas dan dalam waktu yang direncanakan.

Dalam teori ini ditekankan bahwa seseorang yang belajar memiliki tujuan untuk
menemukan bakatnya, menambah pengetahuan atau teknologi, dan lain-lain yang
dibutuhkan untuk mengembangkan dirinya. Dari pengalaman-pengalaman yang
telah dilewati oleh siswa, maka mereka akan memiliki hidup yang lebih dinamis dan
pengetahuan akan bertambah. Dalam konteks belajar mengajar, teori belajar dan
pembelajaran konstruktivisme membebaskan siswa untuk membimbing sendiri
pengetahuan yang dimiliki berdasarkan pengalaman.

B. Kelebihan Teori Belajar Konstruktivisme


1. Dalam proses belajar mengajar, Guru Pintar dapat mengajarkan kepada siswa
untuk mengeluarkan ide atau gagasannya dan juga melatih siswa supaya bisa
mengambil keputusan.

11
Yarni Nevi. Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi Humanistik Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran,(Desember
2019) hal 272.
2. Siswa dapat mengingat pelajaran yang sudah diajarkan karena mengikuti proses
belajar mengajar secara langsung dan aktif.
3. Pelajaran yang dilakukan secara berulang-ulang akan membuat siswa lebih
mudah dalam berinteraksi dan memahami pelajarannya.
4. Ketika proses belajar mengajar, siswa akan lebih mudah beradaptasi dengan
lingkungannya dan mendapatkan pengetahuan baru. Misalnya berinteraksi
dengan teman-temannya dan guru.
5. Pengetahuan yang diterima siswa lebih mudah diterapkan dalam kehidupannya.
C. Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme
1. Teori ini memiliki ruang lingkupnya lebih luas sehingga terkadang susah
dimengerti.2.
2. Tugas guru menjadi kurang maksimal karena siswa diberi kebebasan lebih
banyak.12

C. Teori Belajar Dalam Implikasi Pendidikan

1. Implikasi Teori Belajar Behavioristik dalam Pembelajaran

Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa


hal, seperti tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa, media, dan
fasilitas pembelajaran yang tersedia. Gagasan-gagasan yang telah dikemukakan oleh para
pencetus aliran behavioristik seperti Thorndike tentang perlunya bantuan guru untuk
menciptakan perilaku siswa, perlunya keterampilan-keterampilan yang dilatihkan, dan
disiplin mental menjadi dasar bagi pengembangan aliran behavioristik di sekolah.
Disamping itu, gagasan Guthrie tentang perlunya reinforcement dalam pembelajaran
sampai saat ini diakui menjadi sebuah hal yang sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran. Lebih dari itu, gagasan Skinner tentang perlunya pengaturan pembelajaran
oleh guru, respons aktif dari siswa, adanya feedback setelah adanya respons dari
pembelajar, dan kebebasan siswa dalam mempelajari materi sesuai dengan ritme
pembelajar menjadi dasar bagi pengembangan kurikulum di Indonesia.

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan


pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas “mimetic”, yang menuntut siswa untuk
mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis,
atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada keterampilan yang
terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian keseluruhan. Pembelajaran
mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak
didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada keterampilan
mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut.13

12
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/teori-belajar-kontruktivisme

13
https://www.gurusiana.id/read/indranurdianto/article/teori-behavioristik-dan-implikasinya-dalam-pembelajaran-2586144
2. Implikasi Teori Belajar Kognitif dalam Pembelajaran

Hakikat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar yang
berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual, dan proses internal.
Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori belajar koginitif ini sudah banyak
dogunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategis dan
tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagaimana yang dilakukan dalam
pendekatan behavioristik. Kebebasan dan keterlibatan peserta didik secara aktif dalam
proses belajar amat diperhitungan, agar belajar lebih bermakna bagi peserta didik.
Sedangkan kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:

a) Peserta didik bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya

b) Anak usia para sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik,
terutama jika menggunakan benda-benda konkrit.

c) Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam belajar

d) dipentingkan, karena hanya dengan mengaktifkan peserta didik maka proses asimilasi
dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.

e) Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan


pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang dimiliki si belajar.

f) Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan
menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks.

g) Belajar memahami akan lebih bermakna daripada belajar menghafal. Agar bermakna,
informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki peserta didik. Tugas guru adalah menunjukkan hubungan antara apa yang
sedang dipelajari dengan yang telah diketahui peserta didik.

h) Adanya perbedaan individual pada diri peserta didik perlu diperhatikan, karena faktor
ini sangat mempengaruhi belajar peserta didik. Perbedaan tersebut misalnya pada
motivasi, persepsi, kemampuan berpikir, pengetahuan awal, dan sebagainya.14

3. Implikasi teori humanistik dalam pembelajaran

Implikasi teori humanistik dalam proses pembelajaran sering dikritik karena cukup
sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis. Akan tetapi karena sifatnya yang ideal,
yaitu memanusiakan manusia, maka teori humanistik mampu memberikan arah terhadap
semua komponen pembelajaran untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut.

14
Reza Muhammad. Teori belajar Kognitif dan implikasinya dalam pembelajaran, (mei 2021)
Aspek emosional dan karakteristik individu dalam belajar perlu diperhatikan oleh
pendidik dalam merencanakan pembelajaran guna mewujudkan tujuan ideal yang ingin
dicapai. Teori humanistik dapat membantu para pendidik dalam memahami arah belajar
pada dimensi yang lebih luas, sehingga upaya pembelajaran apapun dan konteks
manapun akan selalu diarahkan dan dilakukan untuk mencapai tujuannya.

Meskipun teori humanistik ini masih sukar diterjemahkan ke dalam langkah-langkah


pembelajaran yang praktis dan operasional, namun sumbangan teori ini amat besar. Ide-
ide, konsep-konsep dan taksonomi-taksonomi tujuan yang telah dirumuskannya dapat
membantu para pendidik dan guru untuk memahami hakikat kejiwaan manusia. Hal ini
akan dapat membantu mereka dalam menemukan komponen-komponen pembelajaran
seperti perumusan tujuan, penentuan materi, pemilihan strategi pembelajaran, serta alat
pengembangan evakuasi, ke arah pembentukan manusia yang diciptakan tersebut.15

4. Implikasi Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran

Aliran ini lebih menekankan bagaimana siswa belajar bukan bagaimana guru
mengajar. Sebagai fasilitator guru bertanggung jawab terhadap kegiatan pembelajaran
di kelas. Diantara tanggung jawab guru dalam pembelajaran adalah menstimulasi dan
memotivasi siswa. Mendiagnosis dan mengatasi kesulitan siswa serta menyediakan
pengalaman untuk menumbuhkan pemahaman siswa (Tim MKPBM UPI, 2001).
Berkenaan dengan hal tersebut, guru harus menyediakan dan memberikan kesempatan
sebanyak mungkin kepada siswa untuk belajar secara aktif. Sedemikian rupa sehingga
para siswa dapat menciptakan, membangun, mendiskusikan, membandingkan, bekerja
sama, dan melakukan eksperimentasi dalam kegiatan belajarnya (Setyosari, 1997).
Kegiatan inilah yang dapat memberikan pengalaman berlajar bagi siswa sehingga siswa
mampu mengingat pengetahuan yang didapatnya lebih lama dari pada belajar yang
dilakukan dengan menghafal.

Adapun implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan anak (Poedjiadi,
1999) adalah sebagai berikut:

a. Tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan


individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap
persoalan yang dihadapi;

b. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan


pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan
memcahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis
masalah dalam kehidupan sehari-hari dan Peserta didik diharapkan selalu aktif dan
dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi
sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk
terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.16

15
https://edikuasi.info.com/2021/03/pengertian-teori-belajar-humanistik-dan.html

16
Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan,Implikasi Teori Konstruktivisme Dalam Pembelajaran,Mei2017
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang teori belajar, sebagai berikut:
1. Teori Belajar Behavoristik adalah perubahan tingkah laku setiap individu dapat
menghasilkan stimulus-proses-respon dari rangsangan berupa pengalaman. Stimulus
didapatkan dari pertanyaan, pelatihan, tugas, pembiasaan, penguatan. Sedangkan respon
didapatkan dari (hadiah) atau negatif (hukuman). Jika mendapat kritik maka mereka tidak
mampu menjelaskan proses belajar yang kompleks.

2. Teori Belajar Kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang setiap individu.
Setiap orang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang berbeda dan tertata dalam
bentuk struktur kognitif. Proses belajar terjadi bila materi yang baru beradaptasi dengan
struktur kognitif yang sudah dimiliki.

3. Teori Belajar Humanistik adalah teori yang memanusiakan manusia dalam bidang filsafat,
kepribadian dan psikoterapi. Teori ini bisa mengaktualisasikan atau memahami seseorang
agar dapat membentuk konsep hidup yang unik.

4. Teori Belajar Konstruktivisme adalah pembelajaran kontekstual. manusia membangun


pengetahuan sedikit demi sedikit yang hasilnya disebarkan melalui konteks yang terbatas
dan dalam waktu yang direncanakan.

Dan adapun implikasi teori belajar yaitu:

a. Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal,
seperti tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa, media, dan fasilitas
pembelajaran yang tersedia.

b. Hakikat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar yang
berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual, dan proses internal. Kegiatan
pembelajaran yang berpijak pada teori belajar koginitif ini sudah banyak dogunakan.

c. Implikasi teori humanistik dalam proses pembelajaran sering dikritik karena cukup sulit
diterapkan dalam konteks yang lebih praktis.

d. Implikasi teori belajar kontruktivisme Aliran ini lebih menekankan bagaimana siswa
belajar bukan bagaimana guru mengajar. Sebagai fasilitator guru bertanggung jawab
terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Diantara tanggung jawab guru dalam
pembelajaran adalah menstimulasi dan memotivasi siswa.
B. Saran

Demikian materi yang dapat penulis uraikan yang menjadi pokok pembahasan makalah
ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena kurangnya
pengetahuan dan refrensi. Penulis berharap para pembaca yang budiman, memberikan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah pada kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyana Aina. Pengertian dan Jenis-Jenis Teori Belajar, (19 Februari 2020)

https://sites.google.com/site/mulyanabanten/home/teori-belajar-behavioristik

Budiningsih, Asri. Teori Belajar dan Motivasi, Universitas Negeri Yogyakarta

https://durrohiem.blogs.uny.ac.id

Mulyana Aina. Pengertian dan Jenis-jenis Teori Belajar, (Februari 2020)

https://magister-pendidikan.blogspot.com/p/teori-kognitif.html?m=1

Munawaroh Isniatun. Modul Pendidikan Profesi Guru, hal 24.

Susanto Hadi. Teori Belajar Humanistik, 11 Desember 2015.

Qodir Abdul. Jurnal Pedagogik, Teori Belajar Humanistik Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Islam, (Probolinggo, Juli- Desember 2017) hal 193.

Yarni Nevi. Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi Humanistik Dan Implikasinya Dalam
Pembelajaran,(Desember 2019) hal 273.

Yarni Nevi. Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi Humanistik Dan Implikasinya Dalam
Pembelajaran,(Desember 2019) hal 272.

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/teori-belajar-kontruktivisme

https://www.gurusiana.id/read/indranurdianto/article/teori-behavioristik-dan-implikasinya-
dalam-pembelajaran-2586144

Reza Muhammad. Teori belajar Kognitif dan implikasinya dalam pembelajaran, (mei 2021)

https://edikuasi.info.com/2021/03/pengertian-teori-belajar-humanistik-dan.html

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan,Implikasi Teori Konstruktivisme


Dalam Pembelajaran,Mei2017

Anda mungkin juga menyukai