Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGANTAR STUDI ISLAM

“HADIS KONTEMPORER:SIRAH NABAWI”

Diajukan untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah

Pengantar studi islam yang diampu oleh:

M. Sufyan Ats-Tsauri, M.pd

Disusun oleh:

1. Rosita Aini

2. Nada Nida an Khofia

PROGRAM STUDI PERGURUAN MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH(STIT) DARUSSALIMIN

NW PRAYA LOMBOK TENGAH TAHUN 2022/2023

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan karunia dan anugrah
yang begitu luas sehingga tak satupun orang bisa menghitungnya. Berkat rahmat
dan karunianya itu juga saya bisa menyelesaikan makalah mata kuliah bahasa
indonesia dengan judul “HADIS KONTEMPORER: SIRAH NABAWI”.

Shalawat dan salam mudah-mudahan selalu tercurahkan kepada junjungan


alam nabi kita nabi besar muhammad SAW. Karena berkat perjuangan dan
pengorbanan beliau kita bisa menikmati manisnya iman hingga saat ini.

Terima kasih juga tak lupa pula saya ucapkan kepada pihak-pihak yang
mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini
dapat saya disusun dengan baik.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna, sehingga saya sangat mengharapakan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi menciptakan makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Penyusun

Mantang, 16 November 2022

Penulis

DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................

KATA PENGANTAR..........................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang.............................................................................................
B. Rumusan masalah........................................................................................
C. Tujuan masalah............................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kajian sirah nabawi....................................................................


B. Tokoh pengusung........................................................................................
C. Mode kajian.................................................................................................

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran............................................................................................................

Daftar pustaka..........................................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penulisan biografi Nabi Muhammad Saw (al-Sirah al-Nabawiyyah)


merupakan salah satu bentuk penulisan sejarah Islam pertama yang
berhubungan erat dengan kepentingan ilmu hadits. Kajian sejarah Islam pada
awalnya merupakan cabang dari studi hadits, sehingga hampir dapat
dipastikan jika historiografi Islam yang lebih awal banyak dipengaruhi oleh
studi hadits. Namun yang terjadi kemudian, kedua cabang disiplin ilmu
tersebut cenderung berjalan sendiri-sendiri. Apalagi setelah sejarawan muslim
mengadopsi metode kritik historis dari Barat, maka hubungan antara studi
hadits dan historiografi Islam tampak semakin jauh dan tidak memiliki
keterkaitan diantara keduanya. Akibatnya hadits yang digunakan dalam
penulisan sirah nabawiyyah tidak diteliti dengan cermat. Oleh sebab itu, umat
Muslim saat ini harus dapat mengetahui sumber informasi hadits yang jelas
keshahihannya.

Sejak masa paling awal dalam sejarah Islam, ulama telah membuat
pembedaan antara hadits hukum (al-hadits al-ahkam) dan hadits yang murni
historis. Rahman menyebutkan hadits hukum sebagai hadits dogmatis atau
teknis, yakni hadits yang menyangkut keimanan dan ibadah. Sedangkan hadits
murni historis adalah hadits yang umumnya berkaitan dengan sejarah.

Biografis kenabian dan perjuangan dakwah kerasulan, atau yang lazim


disebut dengan hadits sirah. Ulama sangat berhati-hati dan kritis dalam
menangani hadits hukum, namun sebaliknya mereka cukup longgar ketika
menghadapi hadits historis.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kajian sirah nabawi?


2. Siapa saja tokoh pengusung?
3. Bagaimana model kajiannya?

C. Tujuan penulisan masalah

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kajian sirah nabawi


2. Untuk mengetahui siapa saja tokoh pengusung
3. Untuk mengetahui bagaimana model kajiannya

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kajian Sirah Nabawi

Sirah dari segi bahasa berarti jalan. Kata sirah secara bahasa mempunyai
banyak makna, antara lain reputasi, tingkah laku (al-suluk), cerita/kisah (at-
tarih), jalan atau cara (at-thariq), bentuk rupa (al-baiah), dan biografi (siratun
rajulun). Dari berbagai makna di atas, kata sirah seringkali dipahami sebagai
biografi atau riwayat hidup seseorang. Kata sirah ini merupakan kata yang
populer digunakan dalam kajian riwayat hidup Nabi Muhammad SAW. dan
para sahabatnya yang dikenal dengan istilah sirah Nabawiyah dan sirah
shahabiyah.

Sedangkan menurut istilah, kata Sirah ini dikaitkan dengan kumpulan


berita-berita yang diriwayatkan untuk menceritakan tentang kisah hidup
Rasulullah SAW (as-Sirah an-Nabawiyah) yang meliputi nasab, keadaan
baginda semasa didalam kandungan ibunya, kelahirannya dan lain-lain lagi
keadaan yang berkaitan. Kumpulan berita-berita Sirah Rasulullah SAW ini
dikuatkan lagi dengan penyandaran kepada berbagai Hadis yang diriwayatkan
oleh para sahabat, tabiin dan generasi sesudahnya.

Nabi Muhammad adalah simbol dari sifat kemanusiaan yang sempurna


Mengkaji tentang Nabi, tidak akan lepas dari sejarah. Hal ini sulit dihindari,
karena terjadi kesenjangan zaman yang begitu panjang antara Nabi dengan
kita. Di sinilah peran sejarah sangat urgen, yang akan memberikan data atau
bukti historis yang bisa diinterpretasikan lebih jauh tentang perjalanan hidup
Nabi.

B. Tokoh pengusung

Dahulu orang Arab belum mengenal sirah sebagai sebuah disiplin ilmu.
Segala peristiwa yang terjadi pada masa itu seperti kisah Ka`bah, Sumur
Zamzam, Bendungan Ma’rib sampai kisah leluhur bangsa Arab diceritakan
antar generasi mengandalkan penuturan lisan ke lisan. Diutusnya Nabi
Muhammad SAW kepada para sahabat, menimbulkan sebuah gerakan
keilmuan baru. Selain menukil ajaran yang Beliau SAW sampaikan dengan
lisan, perbuatan dan ketetapan yang dikenal dengan istilah al-Sunnah. Para
sahabat juga menukil segala hal tentang Beliau SAW mulai dari kisah
kelahiran, pribadi dan segala peristiwa yang terjadi pada Beliau.

Pada masa tabiin dan seterusnya, muncul beberapa ulama yang juga
menjadi spesialis di bidang penulisan sirah dan maghazi, di antaranya
(berdasarkan urutan tahun wafat):

1. Urwah -putra Zubair bin Awwam- (w. 94 H). Bisa dibilang Urwah
merupakan ‘guru besar’ sirah sekaligus rujukan utama bagi para sejarawan
besar muslim sekaliber Ibn Ishaq dan al-Waqidi.
2. Aban -putra Khalifah Utsman bin Affan- (w. 105 H)
3. Wahb bin Munabbih (w. 110 H). Di kota Heidelberg (Jerman) terdapat
sepotong naskah kitab maghazi karya beliau.
4. Syurahbil bin Sa`d (w. 123 H)
5. Ibnu Syihab al-Zuhri (w. 124 H)
6. `Ashim bin `Amir bin Qatadah (w. 120 H)
7. Abdullah bin Abu Bakr bin Hazm (w. 135 H)
8. Musa bin Uqbah (w. 141 H)
9. Ma`mar bin Rasyid (w. 150 H)
10. Muhammad bin Ishaq -penulis kitab sirah terkenal- (w. 152 H)
11. Ziyad al-Baka’i (w. 183 H)
12. Al-Waqidi -penulis kitab maghazi terkenal- (w. 207 H)
13. Ibnu Hisyam -penulis kitab sirah, meringkas kitab sirah Ibn Ishaq- (w. 218
H)
14. Muhammad bin Sa`d -penulis kitab thabaqat/biografi sahabat dan generasi
setelahnya yang terkenal- (w. 230 H)

C. Model Kajiannya
1. Syamail al-Muhammadiyah

Kitab sirah nabawiyah dengan kategori syamail al-muhammadiyah


fokus membahas tentang akhlak, keseharian, keutamaan, dan kegiatan Nabi
Muhammad saw. Dengan fokus kajian demikian, syamail al-muhammadiyah
lebih menonjolkan sifat-sifat luhur Nabi sehingga menambah kecintaan dan
pengagungan seorang Muslim kepada Baginda Nabi. Dengan begitu, hal ini
menjadi sebab seseorang untuk mengikuti petunjuk, sunnah, dan
mengagungkan syariat serta agama Islam.

Fokus kajian syamail al-muhammadiyah sebenarnya sudah dimulai oleh


ulama-ulama terdahulu dan menjadi salah satu pembahasan dalam kitab-kitab
hadits yang menjelaskan keseharian Rasulullah, baik ibadahnya, interaksi
sosialnya, dan nilai-nilai moral beliau. Termasuk hal-hal yang lebih sederhana
seperti cara Nabi makan, minum, berpakaian, perabotan, kendaraan, senjata
perang, dan lain sebagainya. Mengkaji hal-hal demikian merupakan bagian
dari sunah Nabi.

2. Dalail an-Nubuwwah

Para ulama mengatakan bahwa kitab sirah nabawiyah dengan


kategori addalail an-nubuwah sebagai dalil (hujah) kuat dan jelas yang
menjelaskan kejujuran, status kenabian Nabi Muhammad SAW, dan jelas
universalitas risalahnya. Pembahasan ad-dalail an-nubuwah sangat luas
karena berkaitan dengan banyak kajian sirah nabawiyah secara umum,
baik dengan asy-samail, al-maghazi, dan lain sebagainya.

Ad-dalail an-nubuwah terbagi menjadi dua, yaitu ma’nawiyah


(abstrak) dan hissiyah (fisik). Yang termasuk jenis ma’nawiyah adalah
mukjizat yang tidak tampak jelas wujudnya secara fisik, seperti Al-Qur’an
sebagai mukjizat yang paling tinggi, juga akhlak-akhlak Nabi seperti
pemberani, zuhud, amanah, dan sebagainya. Sementara yang hissiyah
adalah mukjizat yang secara fisik tampak jelas oleh mata, seperti
terbelahnya rembulan, jari-jemari memancarka, menggadakan makanan,
pohon dan batu yang mengucapkan salam kepadanya, bersuaranya batang
pohon kurma, dan lain sebagainya.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

1. Seringkali sirah dimaksudkan sebagai "Sirah Nabawiyah", menurut istilah


syar'i maksud dari as-sirah an-nabawiyah adalah Ilmu yang kompeten
yang mengumpulkan apa yang diterima dari fakta-fakta sejarah kehidupan
Nabi Muhammad SAW secara komprehensif dari sifat-sifatnya, etika dan
moral.
2. Tokoh pengusung Sirah yaitu:
a. Urwah -putra Zubair bin Awwam- (w. 94 H). Bisa dibilang Urwah
merupakan ‘guru besar’ sirah sekaligus rujukan utama bagi para
sejarawan besar muslim sekaliber Ibn Ishaq dan al-Waqidi.
b. Aban -putra Khalifah Utsman bin Affan- (w. 105 H)
c. Wahb bin Munabbih (w. 110 H). Di kota Heidelberg (Jerman) terdapat
sepotong naskah kitab maghazi karya beliau.
d. Syurahbil bin Sa`d (w. 123 H)
e. Ibnu Syihab al-Zuhri (w. 124 H)
f. `Ashim bin `Amir bin Qatadah (w. 120 H)
g. Abdullah bin Abu Bakr bin Hazm (w. 135 H)
h. Musa bin Uqbah (w. 141 H)
i. Ma`mar bin Rasyid (w. 150 H)
j. Muhammad bin Ishaq -penulis kitab sirah terkenal- (w. 152 H)
k. Ziyad al-Baka’i (w. 183 H)
l. Al-Waqidi -penulis kitab maghazi terkenal- (w. 207 H)
m. Ibnu Hisyam -penulis kitab sirah, meringkas kitab sirah Ibn Ishaq- (w.
218 H)
n. Muhammad bin Sa`d -penulis kitab thabaqat/biografi sahabat dan
generasi setelahnya yang terkenal- (w. 230 H)
3. Model kajian Sirah nabawai antara lain:
a. Syamail al-Muhammadiyah
b. Dalail an-Nubuwwah
B. Saran

Demikianlah materi yang dapat penulis uraikan yang menjadi pokok


pembahasan makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena kurangnya pengetahuan dan referensi. Penulis berharap
para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah pada kesempatan berikutnya. Semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Mauqi al Islam, Al Maghrib Jz 3 hal 100, http://www.al-islam.com


Al-mubarakfury rahman shafiyyur syaikh, Bahtsun Fi Al Sirah Al Nabawiyah 'ala
Sahibina Afdhali al-Salati Wal al-Salam, (Riyadh: Darul-Salam,1993), 9

https://www.fikriamiruddin.com/2021/01/kajian-sirah-nabi.html

https://www.kuliahalislam.com/2021/10/penulisan-sirah.html

https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/mengenal-ragam-fokus-kajian-sirah-
nabawiyah-TRepu

Anda mungkin juga menyukai