Disusun oleh:
1. Rosita Aini
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan karunia dan anugrah
yang begitu luas sehingga tak satupun orang bisa menghitungnya. Berkat rahmat
dan karunianya itu juga saya bisa menyelesaikan makalah mata kuliah bahasa
indonesia dengan judul “HADIS KONTEMPORER: SIRAH NABAWI”.
Terima kasih juga tak lupa pula saya ucapkan kepada pihak-pihak yang
mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini
dapat saya disusun dengan baik.
Penyusun
Penulis
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang.............................................................................................
B. Rumusan masalah........................................................................................
C. Tujuan masalah............................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
Daftar pustaka..........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak masa paling awal dalam sejarah Islam, ulama telah membuat
pembedaan antara hadits hukum (al-hadits al-ahkam) dan hadits yang murni
historis. Rahman menyebutkan hadits hukum sebagai hadits dogmatis atau
teknis, yakni hadits yang menyangkut keimanan dan ibadah. Sedangkan hadits
murni historis adalah hadits yang umumnya berkaitan dengan sejarah.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Sirah dari segi bahasa berarti jalan. Kata sirah secara bahasa mempunyai
banyak makna, antara lain reputasi, tingkah laku (al-suluk), cerita/kisah (at-
tarih), jalan atau cara (at-thariq), bentuk rupa (al-baiah), dan biografi (siratun
rajulun). Dari berbagai makna di atas, kata sirah seringkali dipahami sebagai
biografi atau riwayat hidup seseorang. Kata sirah ini merupakan kata yang
populer digunakan dalam kajian riwayat hidup Nabi Muhammad SAW. dan
para sahabatnya yang dikenal dengan istilah sirah Nabawiyah dan sirah
shahabiyah.
B. Tokoh pengusung
Dahulu orang Arab belum mengenal sirah sebagai sebuah disiplin ilmu.
Segala peristiwa yang terjadi pada masa itu seperti kisah Ka`bah, Sumur
Zamzam, Bendungan Ma’rib sampai kisah leluhur bangsa Arab diceritakan
antar generasi mengandalkan penuturan lisan ke lisan. Diutusnya Nabi
Muhammad SAW kepada para sahabat, menimbulkan sebuah gerakan
keilmuan baru. Selain menukil ajaran yang Beliau SAW sampaikan dengan
lisan, perbuatan dan ketetapan yang dikenal dengan istilah al-Sunnah. Para
sahabat juga menukil segala hal tentang Beliau SAW mulai dari kisah
kelahiran, pribadi dan segala peristiwa yang terjadi pada Beliau.
Pada masa tabiin dan seterusnya, muncul beberapa ulama yang juga
menjadi spesialis di bidang penulisan sirah dan maghazi, di antaranya
(berdasarkan urutan tahun wafat):
1. Urwah -putra Zubair bin Awwam- (w. 94 H). Bisa dibilang Urwah
merupakan ‘guru besar’ sirah sekaligus rujukan utama bagi para sejarawan
besar muslim sekaliber Ibn Ishaq dan al-Waqidi.
2. Aban -putra Khalifah Utsman bin Affan- (w. 105 H)
3. Wahb bin Munabbih (w. 110 H). Di kota Heidelberg (Jerman) terdapat
sepotong naskah kitab maghazi karya beliau.
4. Syurahbil bin Sa`d (w. 123 H)
5. Ibnu Syihab al-Zuhri (w. 124 H)
6. `Ashim bin `Amir bin Qatadah (w. 120 H)
7. Abdullah bin Abu Bakr bin Hazm (w. 135 H)
8. Musa bin Uqbah (w. 141 H)
9. Ma`mar bin Rasyid (w. 150 H)
10. Muhammad bin Ishaq -penulis kitab sirah terkenal- (w. 152 H)
11. Ziyad al-Baka’i (w. 183 H)
12. Al-Waqidi -penulis kitab maghazi terkenal- (w. 207 H)
13. Ibnu Hisyam -penulis kitab sirah, meringkas kitab sirah Ibn Ishaq- (w. 218
H)
14. Muhammad bin Sa`d -penulis kitab thabaqat/biografi sahabat dan generasi
setelahnya yang terkenal- (w. 230 H)
C. Model Kajiannya
1. Syamail al-Muhammadiyah
2. Dalail an-Nubuwwah
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.fikriamiruddin.com/2021/01/kajian-sirah-nabi.html
https://www.kuliahalislam.com/2021/10/penulisan-sirah.html
https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/mengenal-ragam-fokus-kajian-sirah-
nabawiyah-TRepu