Disusun oleh:
Syafi’i Ali
22702332267
Dosen Pengampu:
Nur Ikhlas, M.A
Bismillahirrahmannirrahiim
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena berkat dan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Sejarah Perkembangan Dan Penulisan Hadis”. Shalawat serta salam tak lupa
kita sampaikan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW. Karena
beliaulah petunjuk dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang ini.
Penyusunan makalah ini di buat penulis dalam rangka memenuhi salah
satu tugas mata kuliah “Ulumul Hadis” di Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
Sebagai penulis kami masih dalam proses pembelajaran jika pada saat
penyajian makalah ini jika banyak kekurangan dan kesalahan mohon
perhatiannya dan harap dimaklumi. Namun penulis berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi Penulis pada khususnya pembaca pada umumnya.
Sehingga sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian sebagai
bahan evaluasi penulis.
Demikian, besar harapan penulis agar makalah ini dapat menjadi bacaan
menarik bagi pembaca dan dapat bermanfaat. Terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................
C. Tujuan ..............................................................................................
BAB ll PEMBAHASAN
D. Penulisan Hadis.................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................
B. Saran.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah periwayatan hadis berbeda dengan sejarah periwayatan Al-
quran. Pernyataan Al-quran dari Nabi Muhammad Saw. kepada para
sahabat berlangusng secara umum. Para sahabat disamping ada yang
menghafalnya, ada juga yang mencatatnya, baik atas perintah dari Nabi
atau inisiatif sendiri. Periwayatan Al-quran dalam bentuk tertulis dan
penghimpunan seluruhnya secara resmi dilaksanakan pada masa khalifah
Utsman dengan tujuan untuk keseragaman bacaan.1
Periwayatan hadis berlangsung secara ahâd dan hanya sebagian
kecil saja yang berlangsung secara mutawâtir. 2 Sementara itu Nabi
memang pernah pula melarang para sahabat untuk menulis hadis. Nabi
pernah memerintahkan para sahabat untuk menghapus seluruh catatan
selain Al-quran. Namun dalam kesempatan lain Nabi pernah juga
menyuruh para sahabat agar menulis hadis. Nabi menyatakan bahwa apa
yang keluar dari lisannya adalah benar. Oleh karena itu, beliau tidak
keberatan bila hadis yang diucapkannya ditulis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah sebagaimana telah
disebutkan di atas, berikut ini dikemukakan rumusan masalah; yaitu:
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan hadis?
2. Bagaimana sejarah penulisan hadis?
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan sejarah perkembangan hadis
2. Untuk mendeskripsikan sejarah penulisan hadis
1. Jalâl al-Dîn al-Suyûtî, al-Itqân fi ‘Ulûm al-Qur’ân (Beirut: Dar al-Fikr al-Arabī, 1399 H), Juz 1, 58-63.
2. M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi (Jakarta: Bulan Bintang, 2007), Cetakan Ke-2. hlm. 3.
BAB II
PEMBAHASAN
5. Munzier Suparta, Ilmu Hadis (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm 70-71.
kamu dengar daripadaku. Barangsiapa berdusta
pada diriku, hendaklah dia bersedia menempati
kediamannya dineraka.” (HR. al-Bukhari dan
Muslim).
6. Umi Sumbulah, Kajian Kritis Ilmu Hadis (Malang: UIN Maliki Press, 2010), 38-41.
Abdullah bin Abi Aufa yang menulis sendiri hadis-hadis Nabi
Muhammad SAW.
Selain itu, pada masa Rasulullah SAW, tulisan Abdullah
bin Amr bin al-Ash termasuk sebagai ash-Shahifah ash-Shadiqah.
Abdullah bin Amr mencatat dari sumbernya, yakni Rasulullah
sendiri. Yang terhimpun seribu hadis Rasulullah SAW. Shahifah
dalam tulisan tangan beliau tidak ditemui sekarang, namun isinya
terhimpun di dalam kitab-kitab Hadis terutama di dalam Musnad
Ahmad.7
7. Ramli Abdul Wahid, Studi Ilmu Hadis (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011), 63-64.
11. Noor Sulaiman PL, Antologi Ilmu Hadits (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), 70.
Pergolakan ini sebenarnya terjadi pada masa sahabat,
setelah terjadinya perang Jamal dan perang Siffin, yaitu ketika
kekuasaan dipegang oleh Ali Bin Abi Thalib. Akan tetapi
akibatnya cukup panjang dan berlarut dengan terpecahnya umat
Islam ke dalam beberapa kelompok (Khawarij, Syi’ah, Mu’awiyah,
dan golongan mayoritas yang tidak masuk ke dalam ketiga
kelompok tersebut).
Demikian, dari pergolakan politik tersebut memberikan
pengaruh negatif, yakni dengan munculnya hadis-hadis palsu
(mawdhu’) untuk mendukung kepentingan politiknya masing-
masing kelompok dan untuk menjatuhkan posisi lawan-lawannya.
Sedangkan pengaruh positifnya ialah lahirnya rencana dan usaha
yang mendorong diadakannya kodifikasi atau tadwin hadis, sebagai
upaya penyelamatan dari pemusnahan dan pemalsuan, sebagai
akibat dari pergolakan politik tersebut.12
14. Lukman Zain, “Sejarah Hadis pada Masa Permulaan dan Penghimpunannya”, Diya al-Afkar, Vol. 2, No. 1 ( Juni 2014).
15. M.M. Azami, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, terj. Ali Mustafa Yaqub (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994). hlm. 133
Pada masa-masa awal, anak-anak di Madinah juga belajar menulis.
Munurut al-Waqidi, jumlah mereka yang dapat menulis tidak lebih dari
sebelas orang. Seperti halnya di Makkah, jumlah pendudk Madinah yang
mengetahui tulis-menulis relatif sedikit.16
Banyak akhbar yang menunjukkan bahwa para penulis lebih
banyak di Makkah daripada di Madinah. Hal ini dibuktikan bahwa
Rasulullah mengizinkan tawanan dari Makkah dalam perang Badar yang
mampu menulis untuk mengajarkan menulis dan membaca kepada 10 anak
Madinah sebagai tebusan diri mereka.17
Rasulullah memerintahkan anak-anak untuk belajar di masjid
kampung mereka. Pada tahun pertama Hijriyah Rasulullah Saw.
memerintahkan untuk menghitung (menyensus) jumlah kaum muslimin di
Madinah, baik dewasa maupun anak-anak, laki-laki ataupun perempuan.
Pada masa Nabi SAW. tulis-menulis sudah tersebar luas. Al-
Qur‟an sendiri menganjurkan untuk belajar dan membaca. Rasulullah
sendiri mengangkat para penulis wahyu yang jumlahnya mencapai 40
orang, dan nama-nama mereka disebut dalam kitab al-Taratib al-Idariyyah.
Bahkan, dalam kitab Futuh al-Buldan disebutkan adanya sejumlah penulis
wanita, di antara mereka yaitu; Ummul Mu‘minin Hafshah, Ummu
Kultsum bintu „Uqbah, al-Syifa‟ bintu „Abdullah al-Qurasyiyyah,
„Aisyah bintu Sa„ad, Karimah bintu al-Miqdad.
Orang pertama yang menjadi penulis wahyu bagi Nabi di periode
Makkah ialah „Abdullah ibn Sarh. Para khalifah yang empat juga menjadi
penulis wahyu, begitu pula al-Zubair ibn „Awwam, Khalid dan Aban dua
putera Sa„id ibn al-„Ash ibn Umayyah, Hanzhalah ibn al-Rabi„ al-Asadi,
Mu„ayqib ibn Abi Fathimah, „Abdullah ibn al-Arqam al-Zuhri, Syurahbil
ibn Hasanah, dan „Abdullah ibn Rawahah. Setelah hijrah ke Madinah,
maka yang mula-mula menjadi penulis wahyu ialah Ubay ibn Ka„ab.
Kemudian diikuti oleh Zayd ibn Tsabit dan sejumlah sahabat lainnya.
17. Al-Qaththan. Mabahits fi ‘Ulum Al-Hadits. Terj. Mifdhol Abdurrahman. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2005. hlm. 45
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah perkembangan hadis merupakan masa atau periode yang
telah dilalui oleh hadis dari masa lahirnya dan tumbuh dalam
pengenalan, penghayatan, dan pengamalan umat dari generasi ke
generasi. Dengan memerhatikan masa yang telah dilalui hadis sejak
masa timbulnya/lahirnya di zaman Nabi SAW. meneliti dan membina
hadis, serta serta segala hal yang memengaruhi hadis tersebut.
Sebelum datangnya Islam, bangsa Arab tidak dikenal dengan
kemampuan membaca dan menulis, sehingga mereka lebih dikenal
sebagai bangsa yang ummi (tidak bisa membaca dan menulis). Namun
demikian, ini tidak berarti bahwa di antara mereka tidak ada
seorangpun yang bisa menulis dan membaca.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini pasti banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan, maka dari itu, kritik dan saran sangat diharapkan agar
penulisan makalah selanjutnya dapat meningkat jadi lebih baik lagi
tanpa ada kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
Jalâl al-Dîn al-Suyûtî, al-Itqân fi ‘Ulûm al-Qur’ân (Beirut: Dar al-Fikr al-Arabī,
1399 H), Juz 1
M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi (Jakarta: Bulan Bintang,
2007), Cetakan Ke-2
Drs. M. Agus Solahudin, M.Ag. Ulumul Hadis. Bandung:Pustaka Setia. 2008
Umi Sumbulah, Kajian Kritis Ilmu Hadis (Malang: UIN Maliki Press, 2010)
Ramli Abdul Wahid, Studi Ilmu Hadis (Bandung: Citapustaka Media Perintis,
2011)