A. PENDAHULUAN ...........................................................................................1
1. Latar Belakang ............................................................................................1
2. Tujuan ..........................................................................................................1
3. Rumusan masalah .......................................................................................1
B. PEMBAHASAN ..............................................................................................2
I. Hadis Pada Masa Rasulullah .....................................................................2
1. Kebjaksanaan Rasulullah tentang Hadits .............................................2
2. Cara Rasullulah Menyampaikan hadis .................................................3
3. Perbedaan Para Sahabat Dalam Menguasai hadis ..............................4
II. Hadis Pada Masa Khulafa’ Rasyidin.....................................................5
III. Hadis Pada Masa Tabi’in .......................................................................6
1. Pusat-pusat Pembinaan Hadis ...............................................................7
2. Pergolakan Politik dan Pemalsuan Hadits ............................................8
3. Perkembangan Pembukuan Hadis ........................................................8
IV. Masa Kodifikasi Hadis ............................................................................8
1. Definisi Kodifikasi Hadis ........................................................................9
2. Sejarah dan Perkembangan Kodifikasi Hadis .....................................9
3. Perkembangan Pembukuan Hadis ......................................................15
4. Kodifikasi Hadis Secara Resmi ............................................................17
C. KESIMPULAN .............................................................................................20
D. SARAN...........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................20
i
SEJARAH KODEFIKASI HADIS
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan sejarah perkembangan hadis pra kodifikasi.
2. Untuk mendeskripsikan sejarah penulisan dan kodifikasi hadis.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kodifikasi hadis.
3. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan hadis pra kodifikasi?
2. Bagaimana sejarah penulisan dan kodifikasi hadis?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi kodifikasi hadits?
1
B. PEMBAHASAN
2
b) Rasulullah melarang para sahabat untuk menulis hadis-hadisnya. Dalil yang
menunjukkan perintah ini yaitu:
Umat Islam pada masa ini dapat secara langsung memperoleh hadis
dari Rasulullah sebagai sumber hadis. Tempat pertemuan antara Rasulullah
dan sahabatnya, seperti di Masjid, rumahnya sendiri, pasar, ketika dalam
perjalanan, dan ketika muqim (berada di rumah). Melalui tempat tersebut
Rasulullah menyampaikan hadits yang disampaikan melalui sabdanya yang
didengar oleh para sahabat (melalui musyafahah), dan melalui perbuatan
serta taqrirnya yang disaksikan oleh para sahabat (melalui musyahadah).
a. Melalui majlis al-‘ilm, yaitu pusat atau tempat pengajian yang diadakan
oleh Nabi Muhammad untuk membina para jama’ah. Melalui majlis ini
para sahabat memperoleh banyak peluang untuk menerima hadits,
sehingga mereka berusaha untuk selalu mengkonsentrasikan diri guna
mengikuti kegiatan dan ajaran yang diberikan oleh Rasulullah.
b. Dalam banyak kesempatan Rasulullah juga menyampaikan hadisnya
melalui para sahabat tertentu, yang kemudian disampaikannya kepada
orang lain. Jika yang berkaitan dengan soal keluarga dan kebutuhan
biologis (terutama yang menyangkut hubungan suami istri), ia
sampaikan melalui istri-istrinya.
c. Melalui ceramah atau pidato di tempat terbuka, seperti ketika haji wada‟
dan Fath Makkah.Ketika menunaikan ibadah haji pada tahun 10 H (631
M), Nabi Muhammad menyampaikan khatbah yang sangat bersejarah di
3
depan ratusan ribu kaum muslimin yang melakukan ibadah haji, yang
isinya terkait dengan bidang muamalah, ubudiyah, siyasah, jinayah, dan
hak asasi manusia yang meliputi kemanusiaan, persamaan, keadilan
sosial, keadilan ekonomi, kebajikan, dan solidaritas isi khatbah itu
antara lain larangan menumpahkan darah kecuali dengan hak dan
larangan mengambil harta orang lain dengan batil, larangan riba,
menganiaya, persaudaraan dan persamaan diantara manusia harus
ditegakkan, dan umat Islam harus selalu berpegang teguh kepada Al-
Quran dan Hadis.
4
e. Para sahabat yang secara sungguh-sungguh yang mengikuti majlis
Rasulullah,banyak bertanya kepada sahabat lain dari sudut usia
tergolong yang hidup lebih lama dari wafatnya Rasulullah SAW,
seperti Abdullah Ibn Umar, Anas Ibn Malik dan Abdullah Ibn
Abbas.
Karena pada masa ini perhatian para sahabat masih terfokus pada
pemeliharaan dan penyebaran Al-Quran, maka periwayatan hadits belum begitu
berkembang dan kelihatannya berusaha membatasinya. Oleh karena itu, masa
ini oleh para ulama dianggap sebagai masa yang menunjukkan adanya
pembatasan periwayatan.
Dengan demikian, para sahabat Nabi Muhammad SAW sangat kritis dan
hati-hati dalam periwayatan hadis. Tradisi tersebut menunjukkan bahwa mereka
sangat peduli tentang kebenaran dalam periwayatan hadis, diantaranya:
5
a. Para sahabat, bersikap cermat dan hati-hati dalam menerima suatu
riwayat.Ini dikarenakan meriwayatkan hadis Nabi Muhammad SAW
merupakan hal penting, sebagai wujud kewajiban taat kepadanya.
b. Para sahabat melakukan penelitian dengan cermat terhadap periwayat
maupun isi riwayat itu sendiri.
c. Para sahabat, sebagaimana dipelopori Abu Bakar, mengharuskan
adanya saksi dalam periwayatan hadits.
d. Para sahabat, sebagaimana dipelopori Ali Ibn Abi Thalib, meminta
sumpah dari periwayatan hadits.
e. Para sahabat menerima riwayat dari satu orang yang terpercaya.
f. Diantara para sahabat terjadi penerimaan dan periwayatan hadis tanpa
pengecekan terlebih dahulu apakah benar dari Nabi atau perkataan orang
lain dikarenakan mereka memiliki agama yang kuat sehingga tidak
mungkin berdusta.
6
tabi’in karena sahabat Nabi Muhammad SAW telah menyebar ke seluruh
penjuru dunia Islam. Sehingga, mereka mudah mendapatkan informasi
tentang sunnah.
7
2. Pergolakan Politik dan Pemalsuan Hadits
Pergolakan ini sebenarnya terjadi pada masa sahabat, setelah terjadinya
perang Jamal dan perang Siffin, yaitu ketika kekuasaan dipegang oleh Ali Ibn
Abi Thalib. Akan tetapi akibatnya cukup panjang dan berlarut dengan
terpecahnya umat Islam ke dalam beberapa kelompok (Khawarij, Syiah,
Muawiyah, dan golongan mayoritas yang tidak masuk ke dalam ketiga
kelompok tersebut).
8
1. Definisi Kodifikasi Hadis
Di antara tokoh-tokoh hadis yang masyhur dalam abad ke-2 Hijriyah ialah
Malik, Yahya Ibn Said al-Qaththan, Waki’ Ibn al-Jarrah, Sufyan ats-Tsaury, Ibnu
Uyainah, Syu’bah Ibn Hajjaj, Abd ar-Rahman Ibn Mahdy, Al-Auza’y, Al-Laits,
Abu Hanifah, Asy-Syafi’y.
9
2) Kitab-kitab hadis yang terkenal dalam abad ke-2 hijriyah. Adapun
kitab-kitab hadis yang telah dibukukan dan terkenal di kalangan ahli
hadis, ialah:
a) Al-Muwaththa, susunan Imam Malik (95-179 H).
b) Al-Maghazi wa as-Siyar, susunan Muhammad Ibn Ishaq (150 H).
c) Al-Jami, susunan Abd ar-Razzaq ash-Shan’any (211 H).
d) Al-Mushannaf, susunan Syu’bah Ibn Hajjaj (160 H).
e) Al-Mushannaf, susunan Sufyan Ibn Uyainah (198 H).
f) Al-Mushannaf, susunan Al-Laits Ibn Sa’ad (175 H).
g) Al-Mushannaf, susunan Al-Auza’y (150 H).
h) Al-Mushannaf, susunan Al-Humaidy (219 H).
i) Al-Maghazi an-Nabawiyah, susunan Muhammad Ibn Waqid al-Aslamy
(130-207 H).
j) Al-Musnad, susunan Abu Hanifah (150 H).
k) Al-Musnad, susunan Zaid Ibn Ali
l) Al-Musnad, susunan Imam Asy-Syafi’y (204 H).
m) Mukhtalif al-Hadis, susunan Imam As-Syafi’y.
10
Abad ketiga Hijriyah merupakan puncak usaha pembukuan hadis (Masa
Keemasan). Ulama’ hadits yang muncul pada abad ini digelari Muqaddimin, yang
mengumpulkan hadis dengan semata-mata berpegang pada usaha sendiri dan
pemeriksaan sendiri dengan menemui para penghapalnya yang tersebar di setiap
pelosok dan penjuru Negara Arab, Persia, dan lain-lain.18
Di antara tokoh-tokoh hadis yang lahir pada masa ini ialah Ali Ibn al-Madiny, Abu
Hatim ar-Razy, Muhammad Ibn Jarir ath-Thabary, Muhammad Ibn Sa’ad, Ishaq
Ibn Rahawaih, Ahmad, Al-Bukhary, Muslim, An-Nasa‟y, Abu Daud, Ibnu Madjah,
Ibnu Qutaibah, Ad-Dainury.
11
p) Al-Musnad, susunan Utsman Ibn Abi Syaibah (293 H).
q) Al-Musnad, susunan Abu al-Husain Ibn Muhammad al-Masarkhasy (298
H). Dalam musnad ini dikumpulkan seluruh hadis Az-Zuhry.
r) Al-Musnad, susunan Ad-Darimy. Musnad ini disusun menurut bab demi
bab). Seharusnya digolongkan ke dalam mushannaf. Dinamakan musnad
karena hadis yang diriwayatkannya secara musnad. Al-Bukhary pun
menamai kitabnya dengan Al-Musnad ash-Shahih. s)
s) Al-Musnad, susunan Said Ibn Manshur.
t) Al-Musnad, susunan Al-Imam Ibn Jabir.
Maka dengan usaha ulama besar abad ke-3, tersusunlah kitab hadis
dalam tiga macam, yaitu:
Pada masa ini tersusun 6 kitab hadits terkenal yang bisa disebut
Kutub al Sittah, yaitu:
a) Al-Jami’al-Shahih karya Imam al-Bukhari (194-252 H).
b) Al-Jami’ al-Shahih karya Imam Muslim (204-261 H).
c) Al-Sunan Abu Dawud karya Abu Dawud (202-261 H).
d) Al-Sunan karya al-Tirmidzi (200-279 H).
e) Al-Sunan karya al-Nasa’ie (215-302 H).
f) Al-Sunan karya Ibn Madjah (207-273 H).
12
Masa ini adalah masa pemeliharaan, penertiban, penambahan, dan
penghimpunan (ashr al-tahzib wa al-tartib wa al-istidrak wa al-jamu’) dan
berlangsung sekitar dua setengah abad, yaitu antara abad keempat sampai
pertengahan abad ketujuh Masehi, saat jatuhnya Dinasti Abbasiyah ke
tangan Khulagu Khan tahun 656 H/1258 M. Gerakan ulama hadis pada
masa ini sebenarnya tidak jauh beda dengan gerakan ulama pada masa
sebelumnya.
Di antara ulama hadits yang terkenal dalam masa ini adalah Sulaiman bin
Ahmad alThabari,Abd al-Hasan Ali bin Umar bin Ahmad al-Daruquhni, Abu
Awanah Ya’kub al-Safrayani, Ibnu Khuzaimah Muhammad bin Ishaq, Abu Bakr
Ahmad bin Husain Ali al-Baihaqi, Majuddin al-Harrani, Al-Syaukani, Al-Munziri,
Al-Shiddiqi, Muhyiddin Abi Zakaria al-Nawawi.
13
mensistemisasi hadits-hadits menurut kehendak penyusun, memperbarui kitab-
kitab mustakhraj dengan cara membagi hadits menurut kualitasnya.
Di antara ulama hadis yang terkenal dalam masa ini ialah Az-Zahaby (748
H), Ibnu Sayyid an-Nas (734 H), Ibnu Daqiq al-Ied, Mughlathai (862 H), Al-
Asqalany (852 H), Ad-Dimyaty (705 H), Al-Ainy (855 H), As-Sayuthy (911 H),
Az-Zarkasy (794 H), Al-Mizzy (742 H), Al-Ala’y (761 H), Ibnu Katsir (744 H),
Az-Zaila’ y (762 H), Ibnu Rajab (795 H), Ibnu Mulaqqin (804 H), Al-Bulqiny (805
H), Al-Iraqy (806 H), Al-Haitsamy (807 H), Abu Zur‟ah (806 H).
2) Kitab-kitab hadis yang tersusun dalam abad ke-7 Hijriyah sampai sekarang
a) Kitab hadis yang disusun dalam abad ke-7 Hijriyah
Ath-Targhib, susunan Al-Hafizh Abdul Azhim Ibn Abd al-Qawy
Ibn Abdullah al-Mundziry (656 H).
Al-Jami’ baina ash-Shahihain, susunan Ahmad Ibn Muhammad
al-Qurthuby, yang terkenal dengan nama Ibnu Hujjah (642 H).
Muntaqa Al-Akhbar fi al-Ahkam, susunan Majduddin Abul
Barakah Abd asSalam Ibn Abdillah Ibn Abi al-Qasim al-Harrany
(652 H).
Al-Mukhtarah, susunan Muhammad Ibn Abdil Wahid al-
Maqdisy (643 H) yang mentashih hadis yang belum ditashih
oleh ulama sebelumnya.
Riyadh ash-Shalihin, oleh Imam An-Nawawy. Kitab ini telah
disyarahkan oleh Ibnu Ruslan ash-Shiddiqy dalam kitab Dalil al-
Falihin.
Al-Arbain, oleh An-Nawawy dan telah disyarahkan oleh banyak
ulama, di antaranya Ahmad Hijazy al-Faryany dalam kitab Al-
Majelis ats-Tsaniyah ala al-Arba’in an-Nawawiyah.
b) Kitab hadis yang disusun dalam abad ke-8 Hijriyah -
Jami’ al-Masanid was-Sunan al-Hadis ila Aqwami Sanan,
susunan Al-Hafizh Ibnu Katsir.
14
Al-Ilmam fi Ahadis al-Ahkam, susunan Al-Imam Ibnu Daqiq al-
Ied (792 H). Kitab ini telah disyarahkan oleh penulisnya dalam
kitabnya Al-Imam.
c) Kitab hadis yang disusun dalam abad ke-10 Hijriyah
Ith-haf al-Khiyar bi Zawa’id al-Masanid al-Asyrah, susunan
Muhammad Ibn Abu Bakar al-Baghawy (804 H).
Bulugh Al-Maram, susunan Al-Hafizh Al-Asqalany. Di dalamnya
dikumpulkan sejumlah 1.400 hadis.
Majma’ az-Zawa’id wa Mamba’ al-Fawa’id, susunan Al-Hafizh
Abu al-Hasan Ali Ibn Abi Bakr Ibn Sulaiman asy-Syafi’y al-
Haitamay (1303 H). Di dalamnya dikumpulkan Zawa’id dari
musnad-musnad Ahmad, Abu Ya’la, Al-Bazzar dan mu’jam Ath-
Thabrany.
15
e. Syarah, yaitu penjelasan hadis baik yang berkaitan dengan sanad atau
matan, terutama maksud dan makna matan hadis atau pemecahannya jika
terjadi kontradiksi dengan ayat atau dengan hadis lain, misalnya Syarh
Ma’ani Al-Atsar, dan Syarah Musykil Al-Atsar yang ditulis Ath-Thahawi
(w. 321 H).
f. Mustakhraj adalah seorang penghimpun hadis mengeluarkan beberapa buah
hadis dari sebuah hadis seperti yang diterima dari gurunya sendiri dengan
menggunakan sanad sendiri, misalnya Mustadrakhraj Abi Bakr Al-Isma’ili
ala Shahih Bukhari (w. 371 H).
g. Al-Jam’u, gabungan dua atau beberapa buku hadis menjadi satu buku, Al-
Jam’u Bayn Ash- Shahihayn yang ditulis oleh Isma‟il bin Ahmad yang
dikenal dengan Ibnu Al-Furat (w. 401 H) Al-Jam’u Bayn Ash-Shahihayn
ditulis Al-Husin bin Mas’ud Al-Baghawi (w. 516 H), At-Tajrid li Ash-
Shahah wa As-Sunan gabungan Shahihayn, Al-Muwaththa’, dan kitab-kitab
Sunan selain Ibnu Madjah, ditulisoleh Abu Al-Hasan Razin bin Mu‟awiyah
As-Sirqisthi (w. 535 H) dan Jami’ Al-Ushul li Ahadis Ar-Rasul yang ditulis
oleh Ibnu Al-Atsir Al-Jazari (w. 606 H) gabungan 6 kitab hadis.
16
c. Al-Athraf, artinya teknik pembukuan hadis dengan menyebutkan
permulaan hadisnya saja, misalnya Athraf Al-Kutub As-Sittah ditulis
oleh Al-Maqdish dikenal Ibnu Al-Qisrani (w. 507 H).
d. Takhrij, yaitu seorang muhaddits mengeluarkan beberapa hadis yang
ada dalam buku hadis atau pada buku lain dengan menggunakan sanad
sendiri atau ditelusuri sanad dan kualitasnya. Missal, Irwa’ Al-Ghalil fi
Takhrij Ahadits Mannar AsSabil, oleh Nashiruddin Al-Albani.
e. Zawa’id, yaitu penggabungan beberapa kitab tertentu seperti Musnad
dan Mu‟jam ke beberapa buku induk hadis. Missal, Majma’ Az-Zawa’id
wa Manba’ AlFawa’id ditulis oleh Al-Haitami (w. 807 H). Zawa’id
diartikan mengumpulkan hadis-hadis yang tidak terdapat dalam kitab-
kitab yang sebelumnya ke dalam sebuah kitab seperti Zawa’id Ibnu
Madjah dan Zawa’id As-Sunan Al-Kubra disusun oleh Al-Bushri (w.
840 H).
f. Jawami’ atau Jami’, sebuah kitab hadis yang menghimpun hadis-hadis
Nabi secara mutlak, seperti Al-Jami’ Al-Kabir yang dikenal dengan
sebutan Jami’ AlJawami’ dan Al-Jami’ Ash-Shaghir tulisan As-Suyuthi
(w. 911 H).
17
Faktor yang lain adalah timbulnya hadis maudhu‟ sebagai akibat meluasnya
wilayah Islam dan terjadinya perselisihan di kalangan kaum Muslimin
mendorong khalifah untuk menghimpun dan membukukan hadis. Faktor-faktor
penyebab dilakukannya kodifikasi hadis tersebut dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu:
a. Faktor Internal
1) Pentingnya menjaga autentisitas dan eksistensi hadis, serta petunjuk untuk
keselamatan dalam menempuh kehidupan dunia akhirat.
2) Semangat untuk menjaga hadis, sebagai salah satu warisan Nabi yang sangat
berharga, yakni Al-Quran dan Hadis. Jika umat Islam berpegang pada
keduanya mereka tidak akan tersesat selamanya.
3) Adanya kebolehan dan izin untuk menulis hadis pada saat itu.
4) Para penghafal dan periwayatan hadis semakin berkurang karena meninggal
dunia baik disebabkan adanya peperangan maupun yang lainnya.
5) Rasa bangga dan puas ketika mampu menjaga hadis Nabi dengan menghafal
dan kemudian meriwayatkannya.
b. Faktor Eksternal
18
lebih teliti oleh Imam ahli hadis, seperti Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu
Dawud, Ibnu Majah, dan lain-lain. Dari mereka kita kenal dengan Kutubus Sittah,
yaitu Shahih AlBukhari, Shahih Muslim, Sunan An-Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu
Majah.
19
C. KESIMPULAN
Sejarah perkembangan hadis merupakan masa atau periode yang telah
dilalui oleh hadis dari masa lahirnya dan tumbuh dalam pengenalan,
penghayatan, dan pengalaman umat dari generasi kek generasi. Ada
beberapa periode dalam sejarahperkembangan hadis, antara lain :
1. Masa rasul perkembangan larangan penulisan,karakteristik penulisan
hadis dihapal diluar kepala, model buku nya kepentingan pribadi
dalam bentuk lembaran (shahifah).
2. Khulafa’ rasyidin perkembangan periwayatan hadis,karakteristik
penulisan disertai sumpah dan saksi pada masa ini, model buku catatan
pribadi dalam bentuk lembaran (shahifah)
3. Tabi’in perkembangan penghimpunan hadis (Al-Jam’u wa At-Tadwin)
karakteristik penulisan bercampur antara hadis nabi dan fatwa sahabat
dan aqwal sahabat, model buku Mushannaf, Muwaththa,Musnad,Jami’
4. Kodifikasi perkembangan penghimpunan dan penertiban secara
sistematik (al-Jam’u wa at-tanzhim),karakteristik penulisan referensi
(muraja’ah) pada buku-buku sebelumnya tetapi lebih sistematis, model
buku Mu’Jam, Mustadrak, Zawa’id, Jami’.
Factor factor penyebab dilakukannya kodifikasi hadis, yaitu kekhawatiran
hilangnnyahadis dan kemurnian hadis.
D. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
20
Solahudin, Agus. Ulumul Hadis. Bandung: Pustaka Setia, 2008.
21