Disusun oleh:
1. Lusi Luselawati
2. Idris Maulana Yusup
3. Fitri Yani Lestari
4. Elisa Wartini
Penyusun
i
Daftar isi
Kata pengantar ................................................................................................. i
Daftar isi ........................................................................................................... ii
BAB 1 : PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan penulisan................................................................................. 1
BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................... 2
2.1 Sejarah Penulisan Hadis .................................................................... 2
2.2 Hadis Pada Masa Rasululloh saw ...................................................... 3
2.3 Hadis pada Masa Khulafa’Rasyidin ................................................... 7
2.4 Hadis pada Masa Tabi’in ................................................................... 8
2.5 Masa kodifikasi Hadis ........................................................................ 10
BAB III : PENUTUP ....................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah perkembangan hadits merupakan masa atau periode yang
telah dilalui oleh hadits dari masa lahirnya dan tumbuh dalam pengenalan,
penghayatan, dan pengamalan umat dari generasi ke generasi. Dengan
memerhatikan masa yang telah dilalui hadis sejak masa lahirnya di masa
Rasulullah SAW meneliti dan membin hadits, serta segala hal yang
memengaruhi hadits tersebut.
Di samping sebagai utusan Allah SWT, Rasulullah SAW adalah
panutan dan tokoh masyarakat. Beliau sadar sepenuhnya bahwa agama yang
dibawanya harus disampaikan dan terwujud secara konkrit dalam kehidupan
sehari-hari. Karena itu, setiap kali ada kesempatan Rasulullah SAW
memanfaatkannya berdialog dengan para sahabat dengan berbagai media.
Hadis Rasulullah SAW yang sudah diterima oleh para sahabat, ada yang
dihafal dan dicatat. Dengan demikian, ada beberapa periode dalam sejarah
perkembangan hadis.. dari Periode Rasulullah SAW sampai periode
sekarang.
Oleh karena itu, dalam pembahasan makalah ini, kami akan
menyajikan bahan seminar kelas yang berjudul “Sejarah Perkembangan
Hadis; masa prakodifikasi hadis (Masa Rasulullah SAW, Khulafa‟
Rasyidin, Tabi‟in), masa kodifikasi hingga sekarang”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan hadis pra kodifikasi?
2. Bagaimana sejarah penulisan dan kodifikasi hadis?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi kodifikasi hadits?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mendeskripsikan sejarah perkembangan hadis pra kodifikasi.
2. Untuk mendeskripsikan sejarah penulisan dan kodifikasi hadist.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kodifikasi hadist.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah Penulisan Hadis
Penyebaran pada masa Rasulullah shalallahu alaihi wasalam,lewat mulut
kemulut. Hal ini terjadi bukan karena para sahabat tidak bisa menulis, tetapi
karena Rasulullah pernah melarang untuk menulis hadis. Sebagaimana hadis yang
diriwayatkan Oleh Abu Sais Al-khudri radhiyallahu anhu,Rasulullah saw
bersabda: “Janganlah kalian menulis sesuatu dariku ! Barang siapa menulis
dariku selain alquran, maka sebaiknya ia menghapusnya. Sampaikanlah apa
apa yang telah kalian peroleh dariku dan itu tidak berdosa. Barang siapa yang
berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaknya ia mendapatkan
tempat duduknya di dalam neraka.”(HR.Muslim)
Namun sebenarnya, pada waktu itu (ketika rasul masih hidup) ada sebagian
Sahabat yang mendapat izin khusus dari Rasulullah untuk menulis hadis,seperti :
Abdullah bin Amru bin Ash, jabir bin Abdullah, Ali bin Abi Thalib.Hanya saja
hadis pada waktu itu belum dibukukan secara resmi.
Namun diakhir hayat Rasulullah saw,barulah beliau mengizinkan penulisan
hadis dan membatalkan larangan tersebut. Sebagaimana riwayat dari Abdullah bin
Amru bin Ash,beliau mengatakan : “Dahulu aku menulis semua yang aku dengar
dari Rasulullah karena aku ingin menghapalnya,kemudian orang Quraisy
melarangku,dan mereka berkata :” Engkau menulis semua yang kau dengar dari
Rasul ? Dan Rasulullah adalah seorang manusia, kadang berbicara karena marah,
kadang berbicara dalam keadaan lapang”. Mulai dari sejak itu pun aku tidak
menulis lagi.sampai aku bertemu dengan Rasulullah dan mengadukan masalah ini,
Kemudian beliau bersabda sambil menunjukan jarinya kemulutnya :
‘tulislah!Demi yang jiwaku ada ditangan-nya tidaklah keluar dari mulutku ini
kecuali kebenaran’. (HR Abu Dawud )
Setelah Rasulullah membolehkan menulis hadis,barulah para sahabat yang lain
menulisnya,seperti :Abu Huroiroh,Abu Bakar,dll.
2
3
Umat Islam pada masa ini dapat secara langsung memperoleh hadits
dari Rasulullah SAW sebagai sumber hadits. Tempat pertemuan antara
Rasulullah SAW dan sahabatnya, seperti di Masjid, rumahnya sendiri,
pasar, ketika dalam perjalanan, dan ketika muqim (berada di rumah).
Melalui tempat tersebut Rasulullah SAW menyampaikan hadits yang
disampaikan melalui sabdanya yang didengar oleh para sahabat (melalui
musyafahah), dan melalui perbuatan serta taqrirnya yang disaksikan oleh
para sahabat (melalui musyahadah).
Ada beberapa cara Rasulullah SAW menyampaikan hadits kepada
para sahabat, yaitu:
a. Melalui majlis al-‟ilm, yaitu pusat atau tempat pengajian yang
diadakan oleh Nabi Muhammad SAW untuk membina para jama‟ah.
Melalui majlis ini para sahabat memperoleh banyak peluang untuk
menerima hadits, sehingga mereka berusaha untuk selalu
mengkonsentrasikan diri guna mengikuti kegiatan dan ajaran yang
diberikan oleh Rasulullah SAW.
b. Dalam banyak kesempatan Rasulullah SAW juga menyampaikan
haditsnya melalui para sahabat tertentu, yang kemudian
disampaikannya kepada orang lain. Jika yang berkaitan dengan soal
keluarga dan kebutuhan biologis (terutama yang menyangkut
hubungan suami istri), ia sampaikan melalui istri-istrinya.
c. Melalui ceramah atau pidato di tempat terbuka, seperti ketika haji
wada‟ dan Fath Makkah. Ketika menunaikan ibadah haji pada tahun
10 H (631 M), Nabi Muhammad SAW menyampaikan khatbah yang
sangat bersejarah di depan ratusan ribu kaum muslimin yang
melakukan ibadah haji, yang isinya terkait dengan bidang muamalah,
ubudiyah, siyasah, jinayah, dan hak asasi manusia yang meliputi
kemanusiaan, persamaan, keadilan sosial, keadilan ekonomi,
kebajikan, dan solidaritas isi khatbah itu antara lain larangan
menumpahkan darah kecuali dengan hak dan larangan mengambil
harta orang lain dengan batil, larangan riba, menganiaya,
persaudaraan dan persamaan diantara manusia harus ditegakkan, dan
5
17
DAFTAR PUSTAKA
As-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis.
Semarang:Pustaka Rizki Putra, 2009.
Hakim, Atang Abd & Jaih Mubarok. Metodologi Studi Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012.
Idri. Studi Hadis. Jakarta: Kencana, 2010.
Khon, Abdul Majid. Ulumul Hadis. Jakarta: Amzah, 2012.
PL, Noor Sulaiman. Antologi Ilmu Hadits. Jakarta: Gaung Persada Press, 2009.
Solahudin, Agus. Ulumul Hadis. Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Sumbulah, Umi. Kajian Kritis Ilmu Hadis. Malang: UIN Maliki Press, 2010.
Suparta, Munzier. Ilmu Hadis. Jakarta: Rajawali Press, 2010.
Wahid, Ramli Abdul. Studi Ilmu Hadis. Medan: Citapustaka Media Perintis, 2011