Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ULUMUL HADITS
JUDUL
{SEJARAH PEMBINAAN DAN PENGHIMPUNAN HADITS}

NAMA : MUHAMMAD IN’AMUL MUTTAQIN


NIM : 2213079
DOSEN PENGAMPU : RIFATUL MUNA, M.S.I

SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL


JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
Tahun Akademik 2022/2023
KATA PENGANTAR

Sykur Al Hamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia -NYA ,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas untuk mata kuliah Ulumul Hadits dangan judul Sejarah Pembinaan Dan
Penghimpunan Hadits.

Kami menyadari bahwa pada penulisan makalah ini tidak terlepas bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan Doa , saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna ,dikarenakn
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.Oleh karena itu ,kami mengharap
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dalam
perkembangan dunia Pendidikan .

Kendal, 9 September 2022

M.In’amul Muttaqin

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A.Periodesasi Penghimpunan dan Pengkodifikasian Hadis pada Masa Rasulullah (13SH-11H).. .3
B..Periodesasi Penghimpunan dan Pengkodifikasian Hadis pada Masa Sahabat (12 H – 98 H).....4
C.Periodesasi Penghimpunan dan Pengkodifikasian Hadis pada Masa Tabi’it Tabi’in..................5
D.Periodesasi Penghimpunan dan Pengkodifikasian Hadis pada Masa Setelah Tabi’it Tabi’in....6
PENUTUP....................................................................................................................................................7
Kesimpulan :..........................................................................................................................................7

1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sejarah periodisasi penghimpunan hadis mengalami masa yang lebih panjang


dibandingkan dengan yang dialami oleh Al Quran, yang hanya memerlukan waktu relative
lebih pendek, yaitu sekitar 15 tahun saja.

Yang dimaksud dengan periodisasi penghimpunan hadis disini adalah : “fase-fase yang
telah ditempuh dan dialami dalam sejarah pembinaan dan perkembangan hadis, sejak
Rasulullah SAW masih hidup sampai terwujudnya kitab-kitab yang dapat disaksikan dewasa
ini.”

Para ulama dan ahli hadis, secara bervariasi membagi periodisasi penghimpunan dan
pengkondifikasian hadis tersebut berdasarkan perbedaan pengelompokan data sejarah yang
mereka miliki serta tjuan yang hendak mereka capai.

Muhammad Mustafa Azami, yang secara garis besar hanya berkonsentrasi pada
pengumpulan dan penulisan hadis pada abad pertama dan kedua hijriah, yang dinamainya
dengan pre-clasical “hadith” literature masa sebelum puncak kematangan pengkondifikasian
hadis, membagi periodesasi hadis menjadi empat fase.

2.Rumusan Masalah
A.Bagaimana periodesasi penghimpunan hadis pada masa Rasulullah?
B.Bagaimana periodesasi penghimpunan hadis pada masa sahabat?
C.Bagaimana periodesasi penghimpunan hadis pada masa tabi’in?
D.Bagaimana periodesasi penghimpunan hadis pada masa tabi’it tabi’in?
E.Bagaimana periodesasi penghimpunan hadis pada masa setelah tabi’it tabi’in?

3.TUJUAN

1.Untuk menyanggupi tugas matakuliah ulumul hadis, mengenai periodesasi penghimpunan


hadis.
2.Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai periodesasi penghimpunan hadis.

2
PEMBAHASAN

A.Periodesasi Penghimpunan dan Pengkodifikasian Hadis pada Masa Rasulullah (13SH-


11H).

Perjalanan hadist di masa Rasulullah tidak dapat di pisahkan dengan hadist masa sahabat.
Zaman Rasulullah juga memiliki peran dapat proses periwayatan. Hadist pada zaman Rasulullah
di terima dan di riwayatkan oleh sahabat dengan cara oral (syafahiyyan). Saat itu tidak di kenal
periwayatan dengan tulisan. Sahabat yang mendengar hadist dari Rasulullah langsung
meriwayatkannya dengan lisan tanpa menunggu tulisan. Dengan cara inilah hadist banyak di
hafal oleh para sahabat. 
Menurut Musthafa As-siba’i Hadist tidak di tulis seperti Al-Qur’an alasannya :
a) Al-Quran masih turun dengan kondisi penulisannya sangat sederhana dan belum di
bukukan
b) Sahabat yang mampu tulis menulis amat langka itupun di fungsikan untuk menulis wahyu
c) Orang Arab memiliki ingatan yang sangat kuat, terutama untuk mengingat hadist
d) Cara sahabat menerima hadis pada masa Rasulullah SAW.
Hadis-hadis yanh terhimpun di dalam kitab-kitab hadis yang ada sekarang adalah hasil
kesungguhan para sahabat dalam menerima dan memelihara hadis di masa Nabi SAW terdahulu.
Apa yang diterima oleh para sahabat dari Nabi SAW disampaikan pula oleh mereka kepada
sahabat lain yang tidak hadir ketika itu, dan selanjutnya mereka menyampaikannya kepada
generasi berikutnya, dan demikianlah seterusnya hingga sampai kepada para perawi terakhir
yang melakukan kondifikasi hadis. Ada empat cara yang ditempuh oleh para sahabat untuk
mendapatkan hadis Nabi SAW, yaitu :
1) Mendatangi majelis-majelis taklim yang diadakan Rasul SAW. Rasulullah SAW selalu
menyediakan waktu-waktu khusus untuk mengajarkan ajaran-ajaran islam kepada para
sahabat.
2) Kadang-kadang Rasul SAW sendiri menghadapi beberapa peristiwa tertentu, kemudian
beliau menjelaskan hukumnya kepada para sahabat.
3) Kadang-kadang terjadi sejumlah peristiwa pada diri para sahabat, kemudian mereka
menanyakan hukumnya kepada Rasul SAW dan Rasul memberikan fatwa atau penjelasan
hokum tentang peristiwa tersebut.
4) Kadang-kadang para sahabat menyaksikan Rasul melakukan sesuatu perbuatan dan
sering kali yang berkaitan dengan tata cara pelaksanaan ibadah, solat, puasa, zakat, haji,
dll.

3
Penulisan hadis pada masa Rasulullah.

Pada dasarnya pada masa rasul sudah banyak umat islam yang bias membaca dan menulis.
Bahkan Rasul sendiri mempunyai 40 orang penulis wahyu disamping penulis-penulis untuk
urusan lainnya. Oleh karenanya, argument yang menyatakan kurangnya jumlah umat islam yang
bias baca tulis adalah penyebab tidak dituliskannya hadis secara resmi pada masa Rasul, karena
tidak tepat dan ternyata berdasarkan keterangan diatas bahwa setelah banyak umat islam pada
saat itu yang mampu membaca dan menulis. Meskipun demikian, kenyataannya pada masa Rasul
keadaan hadis, berbeda dengan Al Quran dan belum ditulis resmi.
Mengapa hadis tidak atau belum di tulis secara resmi pada masa Rasul terdapat berbagai
keterangan dan argumentasi yang kadang-kadang satu dengan yang lainnya saling bertentangan.

B..Periodesasi Penghimpunan dan Pengkodifikasian Hadis pada Masa Sahabat (12 H – 98


H).

Kata sahabat (arabnya : shahabat) menurut bahasa adalah musytaq atau pecahan dari


kata shuhbah yang berate orang yng menemani yang lain, tanpa ada batas waktu dan jumlah.
Ibn Hajar al As Qalani mengatakan sahabat ialah orang yang pertama bertemu dengan
Nabi dengan ketentuan ia beriman dan hidup bersama Beliau, baik lama atau pun sebentar,
meriwayatkan hadis dari Beliau atau tidak.
Demikian pula orang yang pernah melihat Nabi walaupun sebentar atau pernah bertemu
degan Beliau namun tidak melihat Beliau karena buta.
Muhammad Jamal al Din al Qasimi mengatakan, bahwa yang disebut sahabat ialah orang yang
pernah bertemu dengan Nabi walaupun sesaat, dalam keadaan beriman kepadanya, baik
meriwayatkan hadis dari Beliau maupun tidak.
Enam orang sahabat yang banyak meriwayatkan hadist :

1. Abu Hurairah : 5.374 hadist


2. Abdullah bin Umar : 2.374 hadist
3. Anas bin Malik : 2.286 hadist
4. Aisyah Ummul Mukminin : 5.210 hadist
5. Abdullah bin Abbas : 1.660 hadist
6. Jubair bin Abdullah : 1.540 hadist

Penulisan hadist sebelum pengkodifikasian antara lain :

1. Ash-Shahifah Ash-Shadiqiyah, tulisan Abdullah bin Amr bin A-Ash (w. 65 H) 1.000
hadist riwayat Imam Ahmad.
2. Ash-Shahifah Jabir bin ‘Abd Allah Al-Anshari (w. 78 H).

4
3. Ashahifah ash-Shahihah, catatan seorang tabi’in Hammam bin Munabbih (w. 131 H).
Hadist-hadistnya banyak diriwayatkan oleh Abu Hurairah 138 buah.
4. Periodesasi Penghimpunan dan Pengkodifikasian Hadis pada Masa Tabi’in.

Tabi’in adalah orang yang perman berjumpa dengan sahabat dan dalam keadaan beriman, serta
meninggal dalam keadaan beriman juga.

1. Maka pengkodifikasian hadist (al-Jam’u Wa At-Tadwin). Pada masa Khalifah Umar


bin Abdul Aziz (99101 H). Akhir abat ke-1 H.
2. Diantara kitab-kitab yang muncul :
3. Al-Muwaththa’ oleh Imam Malik
4. Al-Muhannaf oleh Abdul Razzaq
5. As-Sunnah oleh Abd bin Manshur
6. Al-Mushannaf oleh Abu Bakar bin Syaybah
7. Musnad Asy-Syafi’i
8. Teknik Pembukuan Hadist
9. Al-Mushannaf (sesuatu yang tersusun) yaitu teknik pembukuan hadist sesuai
klasifikasi hukum fiqih (Marfu’, Mauquf, Maqthu’).

Misal : ‘Al-Mushannaf oleh Abd Razzaq bin Hammam Ash-Shan’ani

1.Al-Muwaththa’ (sesuatu yang di mudahkan) dalam istilah di sebut Mushannaf, yaitu


teknik pembungkusan hadist sesuai klsifikasi hukum fiqih (Marfu’, Mauquf, dan Maqthu’).
Misal : Al-Muwaththa’ oleh Imam Malik (w.179 H)

2.Musnad (tempat sandaran) yaitu teknik pembukuan hadist didasarkan pada nama
sahabat yang meriwayatkan hadist tersebut.
Misal : Musnad Asy-Syafi’i.

C.Periodesasi Penghimpunan dan Pengkodifikasian Hadis pada Masa Tabi’it Tabi’in.


Masa ini dikenal dengan masa keemasan, dimana ilmu hadis telah terbukukan sekalipun
masih dalam bentuk yang terpisah-pisah. Ilmu hadis sudah terklasifikasikan secara tersendiri dan
menjadi satu disiplin ilmu yang independent. Di samping kitab yang berkaitan dengan ilmu
hadis, kitab-kitab Nabi juga marak ditulis.

1. Lahirnya ummahat Kutub As-Sittah (buku induk hadist enam)


2. Al-Jami’ ash-Shahih li al-Bukhari (194-256 H)
3. Al-Jami’ ash-Shahih li Muslim (204-261 H)
4. Sunan an-Nasai (215-303 H)

5
5. Sunan Abu Daud (202-276 H)
6. Jami’ at-Tarmidzi (209-269 H)
7. Sunan Ibn Majah al-Qazwini (209-276 H)
8. Pengkondifikasian hadist bedasarkan nama periwayat dengan bentuk musnad :
9. Musnad Abu Daud (w. 204 H)
10. Musnad Abu Bakar (w. 219 H)
11. Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal (w. 211 H)
12. Musnad al-Bazzar (w. 292 H)
13. Musnad Abi Ya’la (w. 307 H)
14. Tiga bentuk pembukun hadist :
15. Musnad, menghimpun hadist-hadist dari sahabat tanpa memperhatikan masalah atau
topik
16. Al-Jami’, yaitu teknik pembkuan hadist yang mengakumulasi sembilan masalah :
aqaid, hukum, perbudakan, akhlak, adab makan-minum, fitnah, tafsir, tarikh, serta
sejarah dan makna qaib.
17. Sunan, teknik penghimpunan hadist seara bab fiqih

D.Periodesasi Penghimpunan dan Pengkodifikasian Hadis pada Masa Setelah Tabi’it


Tabi’in

Periode ini dimulai sejak kekhalifahan Abasyiah di Baghdad ditaklukan oleh tentara Tar-
Tar (656 H-1258 M ), yang kemudian kekhalifahan Abasyiah dihidupkan kembali oleh dinasti
Mamluk dari Mesir setelah mereka berhasil menghancurkan bangsa Mongol tersebut.

 Disebut periode penghimpunan dan penertiban (al-Jami’ wa al-Tartib) 4-6 H.


Mu’jam, Shahih, al-Mustadrak Sunan, Syarah, Ikhtishar, Istikhraj, dan al-Jam’u.

 Penghimpunan dan pembukuan hadist secara sistematik/ tematik abad 7-8 dan berikutnya
: Al-Mawadhu’at, al-Ahkam, al-Athraf, Takhrij, Zawaid, dan Jawami/Jami’.
 Kitab Hadist yang di Pedomani,Kitab Shahih,Al-Bukhari, Muslim, dan Al-Muwaththa’.
 Kitab Sunan: Sunan Abu Daud, At-Tarmidzi, an-Nasa’i, dan Sunan Ibn Majah.
 Kitab-kitab Musnad
Selain Musnad Ahmad yaitu : Musnad Abi Ya’la, ‘Abd ar-Razzaq, Mushannaf Abi Bakar
bin Abi Syaybah, Musnad at-Thayalisi, Sunan al-Bayhaqi, kitab-kitab al-Thahawi, dan
kitab at-Thabarani.

 Kitab-kitab Musnad

6
Selain Musnad Ahmad yaitu : Musnad Abi Ya’la, ‘Abd ar-Razzaq, Mushannaf Abi Bakar
bin Abi Syaybah, Musnad at-Thayalisi, Sunan al-Bayhaqi, kitab-kitab al-Thahawi, dan
kitab at-Thabarani.

PENUTUP

Kesimpulan :

Perjalanan hadist di masa Rasulullah tidak dapat di pisahkan dengan hadist masa sahabat.
Zaman Rasulullah juga memiliki peran dapat proses periwayatan. Hadist pada zaman Rasulullah
di terima dan di riwayatkan oleh sahabat dengan cara oral (syafahiyyan). Saat itu tidak di kenal
periwayatan dengan tulisan. Sahabat yang mendengar hadist dari Rasulullah langsung
meriwayatkannya dengan lisan tanpa menunggu tulisan. Dengan cara inilah hadist banyak di
hafal oleh para sahabat.

Ada empat cara yang ditempuh oleh para sahabat untuk mendapatkan hadis Nabi SAW, yaitu :

 Mendatangi majelis-majelis taklim yang diadakan Rasul SAW. Rasulullah SAW selalu
menyediakan waktu-waktu khusus untuk mengajarkan ajaran-ajaran islam kepada para
sahabat.
 Kadang-kadang Rasul SAW sendiri menghadapi beberapa peristiwa tertentu, kemudian
beliau menjelaskan hukumnya kepada para sahabat.
 Kadang-kadang terjadi sejumlah peristiwa pada diri para sahabat, kemudian mereka
menanyakan hukumnya kepada Rasul SAW dan Rasul memberikan fatwa atau penjelasan
hokum tentang peristiwa tersebut.
 Kadang-kadang para sahabat menyaksikan Rasul melakukan sesuatu perbuatan dan
sering kali yang berkaitan dengan tata cara pelaksanaan ibadah, solat, puasa, zakat, haji,
dll.
Muhammad Jamal al Din al Qasimi mengatakan, bahwa yang disebut sahabat ialah orang yang
pernah bertemu dengan Nabi walaupun sesaat, dalam keadaan beriman kepadanya, baik
meriwayatkan hadis dari Beliau maupun tidak.

Enam orang sahabat yang banyak meriwayatkan hadist :

1. Abu Hurairah : 5.374 hadist


2. Abdullah bin Umar : 2.374 hadist
3. Anas bin Malik : 2.286 hadist
4. Aisyah Ummul Mukminin: 5.210 hadist
5. Abdullah bin Abbas : 1.660 hadist
7
6. Jubair bin Abdullah : 1.540 hadist
Tabi’in adalah orang yang perman berjumpa dengan sahabat dan dalam keadaan beriman, serta
meninggal dalam keadaan beriman juga.

Periodesasi Penghimpunan dan Pengkodifikasian Hadis pada Masa Tabi’it Tabi’in, masa
ini dikenal dengan masa keemasan, dimana ilmu hadis telah terbukukan sekalipun masih dalam
bentuk yang terpisah-pisah. Ilmu hadis sudah terklasifikasikan secara tersendiri dan menjadi satu
disiplin ilmu yang independent. Di samping kitab yang berkaitan dengan ilmu hadis, kitab-kitab
Nabi juga marak ditulis.

Periodesasi Penghimpunan dan Pengkodifikasian Hadis pada Masa Setelah Tabi’it Tabi’in,
periode ini dimulai sejak kekhalifahan Abasyiah di Baghdad ditaklukan oleh tentara Tar-Tar
(656 H-1258 M), yang kemudian kekhalifahan Abasyiah dihidupkan kembali oleh dinasti
Mamluk dari Mesir setelah mereka berhasil menghancurkan bangsa Mongol tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Izzan, Ahmad dan Saifudin Nur. 2011. ulumul hadis.  Bandung: Tafakur.


Smeer, Zeid. B. 2008. Ulumul Hadis. Malang: UIN Malang Press.
1. H. Zeid B. Smeer, Lc., M.A., Ulumul Hadis, (Malang: UIN Malang Press,2008), hlm.19.
2. Drs. H. Ahmad izzan, M.Ag dan Saifudin nur, M.Ag., ulumul hadis, (bandung: tafakur, 2011),
hlm. 41.
3. Ibid, hlm. 44
4. Ibid. hlm 52.
5. Ibid.
6. Ibid.
7. Ibid. hlm 53.
8. H. Zeid B. Smeer, Lc., M.A., Ulumul Hadis, (Malang: UIN Malang Press,2008), hlm 27
9. Drs. H. Ahmad izzan, M.Ag dan Saifudin nur, M.Ag., ulumul hadis, (bandung: tafakur, 2011),
hlm. 71.

8
9

Anda mungkin juga menyukai