Anda di halaman 1dari 12

ULUMUL QUR’AN

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah ‘ulumul qur’an yang di ampu
oleh Bapak Rosidin, S.Sos.I,M.Pd.I

Oleh :
Irsa Nur Munif
NIM : 2213086

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL
Tahun Akademik 2022/2023
Kata Pengantar

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan kewajiban penulis, yakni dalam rangka untuk
memenuhi salah satu syarat tugas individu. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada beliau Baginda Nabi Agung Muhammmad SAW yang telah
mengantarkan kita kepada jalan yang terang dan menjadikan jalan yang indah berupa ajaran
agama Islam.

Ucapan terima kasih kepada beliau Bapak Rosidin, S.Sos.I,M.PD.I selaku dosen
pengampu pada mata kuliah ‘Ulumul Qur’an yang telah memberikan bimbingan serta arahan
sehingga makalah yang berjudul’Ulumul Qur’an ini dapat diselesaikan tepat waktu. Seiring
dengan usaha kerja keras penulis, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu, karena tanpa bimbingan dan dorongannya, penulis tidak
akan menyelesaikan makalah ini sampai selesai. Penulis pun menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaaan, oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam rangka perbaikan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan mempunyai
tanggapan yang positif serta dapat bermanfaat bagi pembaca semua. Amin Ya Rabbal
‘Alamin

Kendal, 14 september 2022

Irsa Nur Munif

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah........................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Pengertian ‘Ulumul Qur’an.......................................................................................................2
B. Perkembangan ‘Ulumul Qur’an................................................................................................3
C. Ruang Lingkup Pembahasan ‘Ulumul Qur’an........................................................................3
D. Perkembangan Ulumul Qur’an.................................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................................7
PENUTUP............................................................................................................................................7
A. Kesimpulan.................................................................................................................................7
B. Saran............................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
         Dalam pembahasan makalah ini, marilah kita mengenal lebih jauh mengenai pengertian
dan ruang lingkup pembahasan ‘Ulumul Qur’an.
         Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan
perantara malaikat Jibril sebagai mu’jizat. Al-Qur’an adalah sumber ilmu bagi kaum
muslimin yang merupakan dasar-dasar hukum yang mencakup segala hal.
“(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi
atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas
seluruh umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah
diri.” (Q.S. An-Nahl : 89).1
         Mempelajari isi Al-Qur’an akan menambah perbendaharaan baru, memperluas
pandangan dan pengetahuan, meningkatkan perspektif baru dan selalu menemui hal-hal yang
selalu baru. Lebih jauh lagi, kita akan lebih yakin akan keunikan isinya yang menunjukkan
Maha Besarnya Allah sebagai penciptanya.

          Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab. Oleh karena itu, ada anggapan bahwa setiap
orang yang mengerti bahasa Arab dapat mengerti isi Al-Qur’an. Lebih dari itu, ada orang
yang merasa telah dapat memahami dan menafsirkan Al-Qur’an dengan bantuan
terjemahannya, sekalipun tidak mengerti bahasa Arab. Padahal orang Arab sendiri banyak
yang tidak mengerti kandungan Al-Qur’an. Maka dari itu, untuk dapat
mengetahui/memahami isi kandungan Al- Qur’an diperlukanlah ilmu yang mempelajari
bagaimana tata cara menafsiri Al Qur’an yaitu ‘Ulumul Qur’an dan juga terdapat faedah-
faedahnya. Dengan adanya pembahasan ini, kita sebagai generasi islam supaya lebih
mengenal Al-Qur’an, karena tak kenal maka tak sayang.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian Ulumul Qur’an ?
2. Bagaimana perkembangan ‘Ulumul Qur’an ?
3. Apa ruang lingkup pembahasan ‘Ulumul Qur’an ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
       1.    Untuk mengetahui pengertian ‘Ulumul Qur’an
       2.    Untuk mengetahui perkembangan ‘Ulumul Qur’an
       3.    Untuk mengetahui ruang lingkup pembahasan ‘Ulumul Qur’an

1
. Ahmad Syadali. ‘Ulumul Qur’an I. Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1997.

iv
v
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian ‘Ulumul Qur’an
1. Arti Kata ‘Ulum
          Secara etimologi, kata ‘Ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua
kata, yaitu “Ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ‘ulum  adalah bentuk jamak dari kata “ilmu” yang
berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan pada kata Al-Qur’an telah memberikan
pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan
Al-Qur’an, baik dari segi keberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun dari segi pemahaman
terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnya.2
Arti Kata Al-Qur’an  Menurut bahasa, kata “Al-Qur’an” merupakan bentuk mashdar
yang maknanya sama dengan  kata “qira’ah” yaitu bacaan. Bentuk mashdar ini berasal dari
fi’il madhi “qoro’a” yang
artinya  membaca.
          Menurut istilah, “Al-Qur’an” adalah firman Allah yang bersifat mu’jizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril, yang dimulai surah
Al-Fatihah dan diakhiri surah An-Nas, yang dinukil dengan jalan mutawatir dan yang
membacanya merupakan ibadah.

2. Sedangkan ”al-Qur’an” menurut ulama ushul, fiqih, dan ulama bahasa


adalah Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang lafazh-lafazhnya
mengandung mukjizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang diturunkan secara
mutawatir, dan yang ditulis pada mushaf, mulai dari surat al-Fatihah sampai surat an-Nas,
dengan demikian, secara bahasa, ’ulum al-Qur’an adalah ilmu-ilmu (pembahasan-
pembahasan) yang berkaitan dengan
al-Qur’an.
3.  Arti Kata Ulumul Qur’an
          Setelah membahas kata “ulum” dan “Al-Qur’an” yang terdapat dalam kalimat “Ulumul
Qur’an”, perlu kita ketahui bahwa tersusunnya kalimat tersebut mengisyaratkan bahwa
adanya bermacam-macam ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Al-Qur’an atau
pembahasan- pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari aspek
keberadaannya sebagai Al- Qur’an maupun aspek pemahaman kandungannya sebagai
pedoman dan petunjuk bagi manusia.3

4. Secara Etimologis
Pengertian ‘Ulumul Qur’an secara etimologis atau secara Bahasa, bahwa kata
‘Ulumul Qur’an merupakan gabungan dari dua kata bahasa Arab yaitu kata “Ulum” dan kata
“al-Qur’an”. Kata ‘Ulum merupakan bentuk jamak dari kata ‘ilm, kata ‘ilm sendiri
merupakan bentuk masdhar dari kata “‘alima”, “ya’lamu” yang berarti mengetahui. Dalam
kamus al-Muht kata ‘alima disinonimkan dengan kata ‘arafa (mengetahui, mengenal). Kata

2
. Rosihan Anwar. Ilmu al-Qur’an. Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2007.
3
. Rosihan Anwar. Ilmu al-Qur’an. Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2007.

2
‘ilm semakna dengan ma’rifat yang berarti “pengetahuan.” Sedangkan ‘ulum berarti sejumlah
pengetahuan.

Sehingga dapat ditarik sebuah pengertian bahwa ‘Ulumul Qur’an adalah ilmu-ilmu
yang membahas segala sesuatu tentang Al-Qur’an, mulai dari pengertian Al-Qur’an,
pengertian wahyu, sejarah turunnya Al-Qur’an, sejarah pengumpulan Al-Qur’an, makkiyah
dan madaniyah, latar belakang turunnya ayat atau kelompok ayat tertentu, kisah-kisah dalam
Al-Qur’an, mukjizat Al-Qur’an dan lain sebagainya sampai kepada pembahasan tentang tafsir
Al-Qur’an.

B. Perkembangan ‘Ulumul Qur’an


           Jika berbicara perkembangan ulumul Qur’an, tentu bahasannya sangat luas dan paling
tidak memerlukan referensi yang lengkap. Untuk itu, Penulis membahasnya pada bagian-
bagian yang dianggap terkait langsung dengan perkembangan ulumul Qur’an.
         Al-Qura’anul Karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizat selalu
diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahun. Ia diturunkan Allah kepada Rasulullah,
Muhammad s.a.w untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang,
serta membimbing mereka kejalan lurus. Rasulullah s.a.w. menyampaikan Qur’an kepada
para sahabatnya- orang-orang Arab asli sehingga mereka dapat memahaminya berdasarkan
naluri mereka. Apabila mereka mengalami ketidakjelasan dalam memahami suatu ayat,
mereka menanyakannya kepada Rasulullah s.a.w.4
           Nabi saw. Bagi para sahabat adalah sebagai mahaguru dan sumber ilmu. Hanya
kepada Nabi, mereka menanyakan segala sesuatu yang tidak mereka pahami termasuk makna
atau pengertian ayat-ayat Al-quran. Sebagai ilustrasi, berikut dikemuakakan dalam contoh :
      Sahabat bertanya kepada Nabi saw. Mengenai makna gayrul magdhubi ’alaihim wa
ladhdhallin yang terdapat dalam surat Al-Fatihah, Nabi saw menjawab : Nabi saw. Menjawab
;magdhubi ’alaihim adalah orang-orang Yahudi sedangkan dhallin adalah orang-orang
Nasrani.”
       -     Setelah turun Surah Al-An’am ayat 82; al-ladziina aamanu walam yalbisu imaahum
bidzulmin ula’ika lahumul amnu walahum muhtadin. Para sahabat bertanya kepada Nabi: ”Ya
Rasul, siapa di anata kami yang tidak menzalimi (adz-dzulm) dirinya?” Maka Rasul
menjawab dengan menafsirkan kata adz-dzulm dalam ayat itu kepada Asy syirik, Nabi
menunjuk kepada ayat yang terdapat dalam surah Luqman, yaitu ”inna Asy-Syirika
ladzulmun ’adzim.”
      -       Abdullah bin Umar mengatakan bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi saw
kemudian bertanya tentang makna as-sabil yang terdapat QS. Ali Imran (3) : 93). Maka
Rasulullah saw. Menjawab, as-sabil artinya bekal (az-zad) dan kedatangan (ar-rihlah).
C. Ruang Lingkup Pembahasan ‘Ulumul Qur’an
          ‘Ulumul Qur’an merupakan suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup pembahasan
yang sangat luas. Ulumul Qur’an  meliputi semua ilmu yang ada kaitanya dengan Al-Qur’an,
baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir maupun ilmu-ilmu bahasa Arab, seperti ilmu
balaghah dan ilmu I’rab al-Qur’an. Disamping itu, masih banyak lagi ilmu-ilmu yang

4
. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya. Cet. V; Bandung: CV. Diponegoro, 2005.

3
tercakup di dalamnya. Dalam kitab Al- Itqan, Assyuyuthi menguraikan sebanyak 80 cabang
ilmu.5

Dari tiap-tiap cabang terdapat beberapa macam cabang ilmu lagi. Kemudian dia
mengutip Abu Bakar Ibnu al Araby yang mengatakan bahwa ulumul qur’an terdiri dari 77450
ilmu. Hal ini didasarkan kepada jumlah kata yang terdapat dalam al-qur’an dengan dikalikan
empat. Sebab, setiap kata dalam al-Qur’an mengandung makna Dzohir, batin, terbatas, dan
tidak terbatas. Perhitungan ini masih dilihat dari sudut mufrodatnya. Adapun jika dilihat dari
sudut hubungan kalimat- kalimatnya, maka jumlahnya menjadi tidak terhitung. Firman
Allah :’ Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat
Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku,
meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).(Q.S. Al-Kahfi :109).6

Pembahasan ‘Ulum Al-Qur’an sangat luas   al-Imam al-Sayuthi dalam bukunya ‘al-


Itqan fi ’Ulum  Al-Qur’an, menguraikan sebanyak 80 cabang, dan setiap cabang masih dapat
diperinci lagi menjadi beragam cabang lagi. Menurut Dr. M. Quraish Shihab, materi-materi
cakupan ‘Ulum fsirt al-Qur’an dapat dibagi dalam 4 (empat) komponen : (1) Pengenalan
Terhadap Al- Qur’an, (2) Kaidah-kaidah tafsir, (3) Metode-metode tafsir, (4) Kitab-Kitab
tafsir dan para mufassir.
 Komponen pertama (Pengenalan terhadap al-Qur’an) mencakup
a) Sejarah al-Qur’an,
b) Rasm al-Qur’an,
c) I’jaz al-Qur’an,
d) Munasabah al-Qur’an,
e) qushah al-Qur’an,
f) jadal al-Qur’an,
g) aqsam al-Qur’an,
h) amtsal al-Qur’an
i) nasikh dan mansukh,
j) muhkam dan mutasyabih,
k) al-qiraat, dan sebagainya.
 Komponen kedua (Kaida-kaidah tafsir) mencakup :
a) ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam menafsirkan al-Qur’an
b) sistematika yang hendaknya ditempuh dalam menguraikan penafsiran, dan
c) patokan-patokan khusus yang membantu pemahaman ayat-ayat al-Qur’an,baik
dari ilmu-ilmu bantu, seperti bahasa dan ushul fiqhi, maupun yang ditarik
langsung dari penggunaan al-Qur,an.
Sebagai contoh, dapat  dikemukakan kaidah-kaidah berikut :
a) kaidah ism dan fi’il,
b) kaidah ta’rif dan tankir,
c) kaidah istifham dan macam-macamnya,
d) ma’aniy al-huruf seperti : asa; la’alla, in, iza; dan lain-lain,
e) kaidahsu’al dan jawab,

5
. Mannaa’ Khaliil al-Qattaan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Terj. Muzakkir AS. Cet. VI; Bogor: PT.
6
. Pustaka Litera Antar Nusa, 2001.

4
f) kaidah pengulangan,
g) kaidah perintah sesudah larangan,
h) kaidah penyebutan nama dalam kishah,
i) kaidah penggunaan kata dan uslub al-Qur’an, dan lain-lain.

 Komponen ketiga (metode-metode tafsir) mencakup metode-metode tafsir yang


dikemukakan oleh ulama mutaqaddim dengan ketiga coraknya : al-ra’yu, al-ma’tsur, al-
isyariy, disertai penjelasan tentang syarat-syarat diterimanya suatu penafsiran serta metode
pengembangannya, dan juga mencakup juga metode mutaakhir dengan keempat
macamnya : tahliliy, ijmaliy, muqarran, maudhu’iy.
 Komponen keempat (kitab tafsir dan para mufassir) mencakup pembahasan tentang
kitab-kitab tafsir baik yang lama maupun yang baru, yang berbahasa arab, inggris, atau
indonesia, dengan mempelajari biografi, latar belakang dan kecenderungan pengarangnya,
metode dan prinsip-prinsip yang digunakan, serta keistimewaan dan kelemahannya.
Adapun beberapa disiplin keilmuan yang terbungkus dalam ‘ulumul qur’an antara lain :

1. Ilmu Adab Tilawah al-Qur'an, yaitu ilmu- ilmu yang menerangkan aturan pembacaan
al-Qur’an.
2. Ilmu Tajwid, yaitu ilmu yang menerangkan cara membaca al-Qur’an, tempat
memulai, atau tempat berhenti (waqaf).
3. Ilmu Mawathin an-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan tempat, musim awal dan
akhir turunnya ayat.
4. Ilmu Tawarikh an-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan danmenjelaskan masa dan
urutan turunnya ayat, satu demi satu dariawal hingga yang terakhir turun.
5. Ilmu Asbab an-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan sebab-sebab turunnya ayat.
6. Ilmu Qira’at, yaitu ilmu yang menerangkan ragam qira’at (pembacaan al-Qur’an)
yang telah diterima Rasulullah Saw. Qiraat terdiri dari qiraat tujuh (qiraat sab’ah),
qira'at 10 (asyara) dan qira'at empat belas. Ada qira'at yang shahih dan ada qira'at
yang tidak sahih.
7. Ilmu Gharib al-Quran, yaitu ilmu yang menerangkan maknakata-kata ganjil yang
tidak terdapat dalam kitab-kitab konvensional, atau tidak terdapat dalam percakapan
sehari-hari.
8. Ilmu I’rab al-Quran, yaitu ilmu yang menerangkan harakat al-Qur’an dan kedudukan
sebuah kata dalam kalimat.
9. Ilmu Wuzuh wa an-Nazha’ir, yaitu ilmu yang menerangkankata-kata al-Qur’an yang
mempunyai makna lebih dari satu.
10. Ilmu Ma’rifat al-Muhkam wa al-Mutasyabih, yaitu ilmu yangmenerangkan ayat-ayat
yang dipandang muhkam dan yangdipandang mutasyabih.

Dari uraian diatas menggambarkan bahwa “ulumul al-Quran” mencakup bahasan


yang sangat luas, antara lain ilmu nuzul al-Qur’an, asbab al-nuzul, qiraat, ilmu an-nasikh wa
al-mansukh dan ilmu fawatih as-suwar serta masih banyak yang lainnya. Karena begitu
luasnya cakupan kajian ‘Ulumul Qur’an, maka para ulama harus mengakhiri definisi yang
mereka buat dengan ungkapan “dan lain-lain”. Ungkapan ini menunjukkan, kajian ulumul
quran tidak hanya
Hal-hal yang disebutkan dalam definisi itu saja, tetapi banyak hal yang secara
keseluruhan tidak mungkin disebutkan dalam definisi. Ibnu Arabi (w 544 H), seperti yang

5
dikutip oleh Az-Zarkasyi, menyebutkan, Ulumul Qur’an mencakup 77.450 ilmu sesuai
dengan bilangan kata-katanya. Hal itu sesuai dengan pendapat sebagian kaum salaf, yang
melihat bahwa setiap kata dalam Al-Quran mempunyai makna lahir dan bathin, selain itu
terdapat pula hubungan-hubungan dan susunan-susunannya. Maka dengan demikian, ilmu ini
tidak terkira banyaknya dan Allah sajalah yang mengetahuinya secara pasti.
         Sedang pemilihan kitab atau pengarang disesuaikan dengan berbagai corak atau
aliran tafsir yang selama ini dikenal, seperti corak : Fiqhi, sufi; ‘ilmi, bayan, falsafi, adabi,
ijtima’iy, dan lain-lain.

D. Perkembangan Ulumul Qur’an


‘Ulumul Qur’an sebagai disiplin ilmu memberikan jalan yang cukup luas untuk
pengembangan ‘Ulumul Qur’an. Meski teks Al-Qur’an telah terhenti akan tetapi ayat-ayat
yang termaktub didalamnya akan selalu relevan dengan perkembangan zaman. Tinggal
bagaimana kita menaplikasikannya kedalam suatu kondisi.
           Jika berbicara perkembangan ulumul Qur’an, tentu bahasannya sangat luas dan paling
tidak memerlukan referensi yang lengkap. Untuk itu, Penulis membahasnya pada bagian-
bagian yang dianggap terkait langsung dengan perkembangan ulumul Qur’an
         Al-Qura’anul Karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizat selalu diperkuat
oleh kemajuan ilmu pengetahun. Ia diturunkan Allah kepada Rasulullah, Muhammad s.a.w
untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta
membimbing mereka kejalan lurus. Rasulullah s.a.w. menyampaikan Qur’an kepada para
sahabatnya orang-orang Arab asli sehingga mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri
mereka. Apabila mereke mengalami ketidakjelasan dalam memahami suatu ayat, mereka
menanyakannya kepada Rasulullah s.a.w.7
           Nabi saw. Bagi para sahabat adalah sebagai mahaguru dan sumber ilmu. Hanya
kepada Nabi, mereka menanyakan segala sesuatu yang tidak mereka pahami termasuk makna
atau pengertian ayat-ayat Alquran. Sebagai ilustrasi, berikut dikemuakakan dalam contoh :
       

Sahabat bertanya kepada Nabi saw. Mengenai makna gayrul magdhubi ’alaihim wa


      

ladhdhallin yang terdapat dalam surat Al-Fatihah, Nabi saw menjawab : Nabi saw. Menjawab
;magdhubi ’alaihim adalah orang-orang Yahudi sedangkan dhallin adalah orang-orang
Nasrani.”
      -       Setelah turun Surah Al-An’am ayat 82; al-ladziina aamanu walam yalbisu imaahum
bidzulmin ula’ika lahumul amnu walahum muhtadin. Para sahabat bertanya kepada Nabi: ”Ya
Rasul, siapa di anata kami yang tidak menzalimi (adz-dzulm) dirinya?” Maka Rasul
menjawab dengan menafsirkan kata adz-dzulm dalam ayat itu kepada Asy syirik, Nabi
menunjuk kepada ayat yang terdapat dalam surah Luqman, yaitu ”inna Asy-Syirika
ladzulmun ’adzim.
   -       Abdullah bin Umar mengatakan bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi saw
kemudian bertanya tentang makna as-sabil yang terdapat QS. Ali Imran (3) : 93). Maka
Rasulullah saw. Menjawab, as-sabil artinya bekal (az-zad) dan kedatangan (ar-rihlah).8
7
. Mardan. al-Qur’an, Sebuah Pengantar Memahami al-Qur’an Secara Utuh, Jakarta: Pustaka Mapan,
2009.
8
. Mannaa’ Khaliil al-Qattaan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Terj. Muzakkir AS. Cet. VI; Bogor: PT.

6
        

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
           Dari pembahasan yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa secara terminologi,
‘Ulumul Qur’an adalah kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an yang
mempunyai ruang lingkup pembahasan yang luas. Pertumbuhan dan perkembangan ‘Ulumul
Qur’an menjelma menjadi suatu disiplin ilmu melalui proses secara bertahap dan sesuai
dengan Kebutuhan untuk membenahi Al-Qur’an dari segi keberadaan danpemahamannya.
Jadi, Al- Qur’an adalah pedoman hidup bagi manusia yang disajikan dengan status sastra
yang tinggi. Kitab suci ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia semenjak Al-
Qur’an diturunkan, terutama terhadap ilmu pengetahuan, peradaban serta akhlak manusia.
B. Saran
           Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Harapan kami
dengan adanya tulisan ini bisa menjadikan kita untuk lebih menyadari bahwa agama islam
memiliki khazanah keilmuan yang sangat dalam untuk mengembangkan potensi yang ada di
alam ini dan merupakan langkah awal untuk membuka cakrawala keilmuan kita, agar kita
menjadi seorang muslim yang bijak sekaligus intelek. Serta dengan harapan dapat bermanfaat
dan bisa difahami
oleh para pembaca. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari
Dewan Guru yang telah membimbing kami dan para Mahasiswa demi kesempurnaan
makalah ini. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syadali. ‘Ulumul Qur’an I. Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1997.


Rosihan Anwar. Ilmu al-Qur’an. Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2007.
Kadar M. Yusuf, Studi Alquran, Cet. I; Pekan Baru : Amzah, 2009.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya. Cet. V; Bandung: CV.


Diponegoro, 2005.

Mannaa’ Khaliil al-Qattaan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Terj. Muzakkir AS. Cet. VI;
Bogor: PT.
Pustaka Litera Antar Nusa, 2001.

Mardan. al-Qur’an, Sebuah Pengantar Memahami al-Qur’an Secara Utuh, Jakarta:


Pustaka Mapan, 2009.

Anda mungkin juga menyukai