Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ‘ULUM AL-QUR’AN

“AL-QURAN SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM”


Disusun untuk memenuhi Tugas pada Mata Kuliah “Ulum Al-Qur’an”
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Umi Kultsum, M.A.

Disusun Oleh :
Kelompok 1

1. Tb. Miftahul Agnia Khoironi NIM : 211210058


2. Siti ‘Aisyah NIM : 211210052

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
1442 H / 2021 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
Penyusun (Kelompok 1) dapat menyelesaikan makalah tentang “Al-Qur’an
sebagai Sumber Hukum Islam”. Sholawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada junjungan Nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW., yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah “Ulum Al-Qur’an”
pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Negeri Sultan
Maulana Hasanuddin Banten (UIN SMH Banten)

Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin dapat diselesaikan


tanpa ada bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu, penyusun pada kesempatan
ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada dosen mata kuliah “Ulum Al-
Qur’an”, yaitu yang terhormat Ibu Dr. Hj. Umi Kultsum, M.A. yang telah
membimbing dan banyak memberikan pengetahuan dan pencerahan terutama
dalam pembelajaran “Ulum Al-Qur’an”.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dinantikan demi perbaikan
di masa mendatang. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT., kita memohon petunjuk
dan pertolongan. Semoga kita selalu diberi jalan terang terutama dalam hal
mengembangkan dan memanfaatkan ilmu, Aamiin.

Serang, 08 September 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1


B. TUJUAN PENULISAN ........................................................................... 1
C. MANFAAT PENULISAN ....................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. TINJAUAN UMUM AL-QUR’AN ......................................................... 2


B. NAMA DAN SIFAT AL-QUR’AN ......................................................... 3
C. PENGERTIAN SUMBER HUKUM ISLAM .......................................... 6
D. KANDUNGAN HUKUM DI DALAM AL-QUR’AN ............................ 7
E. SISTEMATIKA HUKUM DI DALAM AL-QUR’AN ........................... 9
F. AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM MENURUT 4
(EMPAT) IMAM MADZHAB ................................................................ 9

BAB III PENUTUP ..............................................................................................12

A. KESIMPULAN ........................................................................................12
B. SARAN .....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci bagi umat muslim yang mencakup segala
aspek yang ada di dalam kehidupan manusia. Agama Islam sebagai agama yang
sempurna tentunya keutuhan dan kesucian kitab sucinya terjaga sehingga
terbebas dari perpecahan dan kerusakan oleh orang munafik. Sebagai sumber
hukum umat Islam, Al-Qur’an perlu dipahami dan dikaji lebih mendalam oleh
orang mukmin agar mampu menjalankan tugas dan kewajiban sebagai khalifah
(penguasa) di muka bumi.
Al-Qur’an sebagai wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW., merupakan bukti kerasulan yang harus diyakini oleh umat muslim dan
kewajiban beliau adalah menyampaikan hadits-hadits untuk memperjelas dari
ayat-ayat Al-Qur’an. Jadi, Al-Qur’an adalah salah satu pedoman yang paling
utama untuk menjalankan kehidupan agar dapat meraih kebahagiaan di dunia dan
di akhirat.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan tentang pengertian Al-Qur’an.
2. Untuk memaparkan tentang Al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam
3. Untuk menerangkan tentang pendapat yang dikemukakan oleh Imam
Madzhab

C. Manfaat Penulisan
1. Agar kita dapat mengetahui dan memahami pengertian Al-Qur’an
2. Agar kita mampu mengamalkan nilai-nilai yang bersumber dari Al-Qur’an
3. Supaya kita bisa mendapatkan referensi terbaru dari pembahasan tentang Al-
Qur’an sebagai sumber hukum Islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Al-Qur’an


Secara bahasa, Al-Qur’an berasal dari kata qara’a - yaqra’u – qur’anan
yang artinya bacaan atau yang dibaca.1 Hal ini sebagaimana yang telah dijelaskan
di dalam QS. Al-Qiyamah/75:17-18
)١٨ -١٧ : ٧٥ \ ‫) ( ْالقِيَا َم ِة‬١٨( ٗ‫) فَا ِ َذا قَ َر ْأ ٰنهُ فَا تَّبِ ْع قُرْ ٰا نَه‬١٧( ٗ‫ اِ َّن َعلَ ْينَا َج ْم َعهٗ َوقُرْ ٰا نَه‬
Artinya :
“Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan
membacakannya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah
bacaannya itu.” (QS. Al-Qiyamah 75:17-18).2
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Al-Qur’an ialah kitab
suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw. dengan perantaraan malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan
diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia.3 Sedangkan,
menurut istilah ada beberapa pendapat, antara lain :
1. Menurut Az-Zarqani, Al-Qur’an adalah lafal yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw., dari permulaan surah Al-Fatihah sampai dengan akhir
surah An-Nas.
2. Menurut Abdul Wahab Khalaf, Al-Qur’an adalah firman Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril dengan
bahasa Arab agar dapat dijadikan sebagai hujjah (dasar) bagi Rasul bahwa
beliau benar-benar utusan Allah, menjadi undang-undang bagi manusia, dan
menjadi sarana mendekatkan diri kepada-Nya dan mengandung nilai ibadah
bagi yang membacanya.

1
Eni Kusmiyati dan Tim Editor Madrasah, SPM UAMBN : siap tuntas menghadapi UAMBN,
(Jakarta : Erlangga, 2015), h.2.
2
Andi Unpam, “Al-Qur'an Indonesia”, diakses dari https://quranforandroid.com/alquran-indonesia,
tanggal 10 September 2021, pukul 08.48.
3
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, diakses dari
https://kbbi.web.id/Alquran, tanggal 09 September 2021, pukul 13.32.

2
3. Menurut jumhur atau mayoritas ‘ulama, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang
mengandung mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw,. yang
termaktub dalam mushaf-mushaf (lembaran-lembaran) yang disalin dengan
jalan mutawatir dan bernilai ibadah bagi yang membacanya.4
4. Menurut Syeikh Muhammad Abduh, Al-Qur’an adalah bacaan yang tertulis
dalam mushaf, yang terpelihara di dalam dada orang yang menjaganya
dengan menghafalnya oleh orang-orang Islam.5
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an
adalah Kitab suci umat Islam yang berisi Kalamullah (Perkataan Allah) yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,. melalui perantara Malaikat Jibril
dengan jalan mutawatir (berangsur-angsur) yang termaktub dalam lembaran-
lembaran dan bernilai ibadah bagi yang membacanya. Dengan Pengertian lain,
bahwa Al-Qur’an adalah salah satu mukjizat6 terbesar yang diberikan oleh Nabi
Muhammad SAW., untuk disampaikan kepada umatnya sebagai petunjuk dan
pedoman hidup bagi manusia.

B. Nama dan Sifat Al-Qur’an


Al-Qur’an memiliki nama dan sifat yang mulia. Kedua unsur tersebut
merupakan bukti bahwa Al-Qur’an memiliki keistimewaan dan keagungan yang
tidak ada di dalam Kitab lainnya. Berikut beberapa nama lain dari Al-Qur’an,
diantaranya :
1. Al-Qur’an artinya bacaan, karena Al-Qur’an berasal dari kata kerja yang
berarti membaca atau yang dibaca.7 Hal ini sebagaimana yang telah dijelaskan
di dalam QS. Al-Isra’/17:9
٩ - ‫ت اَ َّن لَهُ ْم اَجْ رًا َكبِ ْير ًۙا‬ ّ ٰ ‫ْن الَّ ِذ ْينَ يَ ْع َملُوْ نَ ال‬yَ ‫اِ َّن ٰه َذا ْالقُرْ ٰانَ يَ ْه ِديْ لِلَّتِ ْي ِه َي اَ ْق َو ُم َويُبَ ِّش ُر ْال ُم ْؤ ِمنِي‬
ِ ‫صلِ ٰح‬
)٩ : ١٧ \ ‫(اإْل ِ ْس َراء‬

4
Eni Kusmiyati, loc.cit.
5
Nur Ummi dan Taufiqurahman, "Persepsi Siswa MAN Insan Cendekia Sambas tentang Pengaruh
Kelancaran dalam Membaca Al-Qur'an terhadap Jumlah Hafalan Al-Qur'an", dalam MAN IC
Sambas : Jurnal Cendekia Sambas, Vol I, No. 2, (Juli–Desember, 2020), h. 43.
6
Menurut KBBI Online, Mukjizat ialah kejadian (peristiwa) ajaib yang sukar dijangkau oleh
kemampuan akal manusia.
7
Eni Kusmiyati, loc.cit.

3
Artinya :
Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan
memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan,
bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar, (QS. Al-Isra’/17:9).8
2. Al-Furqan artinya pembeda, karena Al-Qur’an membedakan antara yang hak
dan yang batil.9 Hal ini sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam QS. Al-
Furqan/25:1
ْ ١ - ۙ ‫ك الَّ ِذيْ نَ َّز َل ْالفُرْ قَانَ ع َٰلى َع ْب ِد ٖه لِيَ ُكوْ نَ لِ ْل ٰعلَ ِم ْينَ نَ ِذ ْيرًا‬
)١ : ٢٥ \ ‫(الفُرْ قَان‬ َ ‫ت َٰب َر‬
Artinya :
Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur'an) kepada hamba-
Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam
(jin dan manusia). (QS. Al-Furqan/25:1).10
3. Az-Zikr artinya peringatan, ingat, dan mulia. Az-Zikr yang artinya peringatan,
karena Al-Qur’an banyak berisi peringatan-peringatan, baik peringatan agar
tidak melakukan kesalahan atau peringatan terhadap orang yang meelakukan
kesalahan. Az-Zikr yang berarti ingat, karena umat Islam senantiasa ingat
kepada Allah swt. Dan Az-Zikr yang berarti mulia, karena Al-Qur’an akan
mengantarkan manusia pada kemuliaan.11 Hal ini sebagaimana yang telah
dijelaskan di dalam QS. Al-Hijr/15:9
ْ ٩ - َ‫اِنَّا نَحْ نُ نَ َّز ْلنَا ال ِّذ ْك َر َواِنَّا لَهٗ لَ ٰحفِظُوْ ن‬
)٩ : ١٥ \ ‫(ال ِحجْ ر‬
Artinya :
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula)
yang memeliharanya. (QS. Al-Hijr/15:9).12
Selain itu, Ada beberapa sifat yang dimiliki Al-Qur’an, diantaranya :
1. Huda artinya petunjuk. Karena Al-Qur’an memiliki fungsi yaitu sebagai
petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia agar tidak tersesat / terjerumus ke

8
Kementerian Agama RI, “Qur'an Kemenag”, diakses dari https://quran.kemenag.go.id/sura/17,
tanggal 10 September 2021, pukul 19.10.
9
Eni Kusmiyati, loc.cit.
10
Kementerian Agama, op.cit, diakses dari https://quran.kemenag.go.id/sura/25, tanggal 10
September 2021, pukul 19.15.
11
Eni Kusmiyati, loc.cit.
12
Kementerian Agama, op.cit, diakses dari https://quran.kemenag.go.id/sura/15, tanggal 10
September 2021, pukul 19.17.

4
dalam kemaksiatan dan supaya mendapatkan keselamatan, baik di dunia
maupun di akhirat kelak. Allah SWT,. Berfirman :
َ ‫ٰذلِكَ ْال ِك ٰتبُ اَل َري‬
ْ ٢ – َ‫ْب ۛ فِ ْي ِه ۛ هُدًى لِّ ْل ُمتَّقِ ْي ۙن‬
)٢ : ٢ \ ‫(البَقَ َرة‬
Artinya :
Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertakwa, (QS. Al-Baqarah/2:2).13
2. Syifa artinya obat. Karena Al-Qur’an sebagai obat penenang hati, pikiran
dan jiwa supaya lebih segar dan lebih tenang dalam menjalankan segala
aktivitas sehari-hari. Selain itu, sebagai obat penyembuh apabila kita sedang
sakit, sedang marah, dsb. Dengan Al-Qur’an (Asy-Syifa), maka segala
penderitaan dan permasalahan yang dialami akan hilang. Allah SWT.,
Berfirman :
)٤٤ : ٤١ \ ‫ (فُصِّ لَت‬...‫… قُلْ ه َُو لِلَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا هُدًى َّو ِشفَ ۤا ٌء‬
Artinya :
…Katakanlah, “Al-Qur'an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang
yang beriman... (QS. Fushilat/41:44).14
3. Mauidzah artinya nasihat / pelajaran. Karena isi kandungan di dalam Al-
Qur’an terdapat nasihat-nasihat atau pelajaran-pelajaran yang dapat diambil
hikmahnya dan mampu mengubah pola kehidupan manusia menjadi lebih
baik. Allah SWT., berfirman :
‫ (يونس‬٥٧ - َ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َج ۤا َء ْت ُك ْم َّموْ ِعظَةٌ ِّم ْن َّربِّ ُك ْم َو ِشفَ ۤا ٌء لِّ َما فِى الصُّ ُدوْ ۙ ِر َوهُدًى َّو َرحْ َمةٌ لِّ ْل ُم ْؤ ِمنِ ْين‬
)٥٧ : ١٠ \
Artinya :
Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari
Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang yang beriman. (QS. Yunus/10:57).15

13
Kementerian Agama, op.cit, diakses dari https://quran.kemenag.go.id/sura/2, tanggal 10
September 2021, pukul 20.18.
14
Kementerian Agama, op.cit, diakses dari https://quran.kemenag.go.id/sura/41, tanggal 10
September 2021, pukul 20.47.
15
Kementerian Agama, op.cit, diakses dari https://quran.kemenag.go.id/sura/10, tanggal 10
September 2021, pukul 21.52.

5
Nama dan sifat dari Al-Qur’an tidak hanya itu saja, melainkan ada
banyak contoh-contohnya, seperti Nur (Cahaya), Rahmah (Rahmat), Mubin
(yang menerangkan), Al-Burhan (bukti kebenaran), dan sebagainya.

C. Pengertian Sumber Hukum Islam


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Sumber hukum adalah
segala sesuatu yang berupa tulisan, dokumen, naskah, dan sebagainya yang
digunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman hidupnya pada masa tertentu. 16
Jadi, Sumber hukum Islam adalah asal (tempat pengambilan) sesuatu berdasarkan
hukum syarak. Hukum syarak merupakan hukum yang dijadikan sebagai
landasan dalam agama Islam.
Berkaitan dengan sumber hukum Islam, Allah SWT., telah menjelaskan
mengenai kewajiban bagi setiap muslim yang berkaitan dengan sumber hukum
Islam, sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam QS.An-Nisa’/4:59
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اَ ِط ْيعُوا َ َواَ ِط ْيعُوا ال َّرسُوْ َل َواُولِى ااْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ۚ ْم فَا ِ ْن تَنَا َز ْعتُ ْم فِ ْي َش ْي ٍء فَ ُر ُّدوْ هُ اِلَى‬
)٥٩ : ٤ \ ‫ (النِّ َسآء‬٥٩ - ࣖ ‫ك َخ ْي ٌر َّواَحْ َسنُ تَأْ ِو ْياًل‬ َ ِ‫َوال َّرسُوْ ِل اِ ْن ُك ْنتُ ْم تُ ْؤ ِمنُوْ نَ بِاهّٰلل ِ َو ْاليَوْ ِم ااْل ٰ ِخ ۗ ِر ٰذل‬
Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian,
jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah
(Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(QS. An-Nisa’/4:59).17
Di dalam ayat tersebut dapat diketahui bahwasanya Allah SWT.,
memerintahkan kepada kaum mukmin untuk taat dan patuh kepada Allah (Al-
Qur’an) dan Rasul-nya (Hadits), melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya serta menjalankan sunnah-sunnah Nabi. Selain itu, Kita juga harus
taat kepada ulil amr (Pemerintah) sebagai pemegang hukum dalam menjalankan

16
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, op.cit, diakses dari https://kbbi.web.id/sumber,
tanggal 11 September 2021, pukul 07.10.
17
Kementerian Agama, op.cit, diakses dari https://quran.kemenag.go.id/sura/4, tanggal 13
September 2021, pukul 10.50.

6
tata kelola kehidupan bermasyarakat. Artinya, selain Al-Qur’an dan Hadits yang
menjadi sumber hukum Islam, Ijma’ juga menjadi tolok ukur yang dapat
dijadikan sebagai sumber hukum Islam. Dari beberapa penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwasanya Sumber hukum Islam merupakan segala sesuatu berupa
peraturan atau ketentuan dalam menjalankan tata kelola kehidupan berdasarkan
hukum syarak.

D. Kandungan Hukum di Dalam Al-Qur’an


Secara garis besar, hukum-hukum yang dikandung Al-qur’an dalam tiga
bidang yaitu aqidah, akhlak dan hukum-hukum amaliyah. Aqidah mengkaji
masalah-masalah yang berkaitan dengan keimanan. Seperti iman kepada Allah,
hari akhir dan lain [sic]. Masalah ini dibahas secara khusus dalam ilmu tauhid
atau aqo’id, atau ilmu kalam atau teologi. Akhlak membahas tentang cara-cara
membersihkan dari kotoran-kotoran dosa dan menghiasinya dengan kemuliaan,
secara khusus masalah ini dibahas dalam ilmu akhlak dan tasawuf. Amaliyah
membahas tentang perbuatan orang mukalaf, dan dibahas dalam ilmu fiqh.
Secara garis besar, hukum-hukum amaliyah dibagi menjadi dua, yaitu
ibadah dan muamalah. Hukum-hukum ibadah didalam Al-qur’an dijelaskan lebih
rinci daripada hukum muamalah. Ayat-ayat Al-qur’an yang menjelaskan masalah
ibada [sic] berjumlah 140 ayat.18 Adapun ayat-ayat Al-Qur’an yang membahas
tentang masalah muamalah terbagi menjadi 7 bidang, yaitu :
1. Masalah-masalah yang berkaitan dengan keluarga atau ahwal syakhsyiyyah,
seperti pernikahan, perceraian, nasab, perwalian dan lain-lain. Jumlah ayat
yang mengatur ayat ini berjumlah 70 ayat.
2. Masalah-masalah yang berkaitan dengan muamalah maliyah, seperti jual
beli, sewa menyewa, gadai dan akad-akad lain. Jumlah ayat yang mengatur
masalah ini berjumlah 70 ayat.

18
Abdul Latif, ‘Al-Quran Sebagai Sumber Hukum Utama’, Jurnal Ilmiah: Hukum Dan Keadilan, 4
(2017), 68-69.

7
3. Masalah-masalah yang berkaitan dengan peradilan, persaksian dan sumpah
atau yang biasa disebut dengan hukum cara (murafa’at). Jumlah ayat yang
mengatur masalah ini berjumlah 13 ayat.
4. Masalah-masalah yang berkaitan dengan tindak pidana dan sanksi tindak
pidana (al-jaro’im wa al-‘uqubat), atau yang biasa dikenal dengan hukum
pidana. Ayat yang mengatur masalah ini berjumlah 30 ayat.
5. Masalah-masalah yang berkaitan dengan tata pemerintahan, seperti
hubungan pemerintah dengan rakyatnya, hak dan kewajiban pemerintah dan
rakyat dan lainlain. Ayat yang mengatur masalah ini berjumlah 10 ayat.
6. Masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antara negara islam dan
non islam, perang dan damai dan lain-lain. Ayat yang mengatur masalah ini
berjumlah 25 ayat.
7. Masalah-masalah yang berkaitan dengan ekonomi, seperti sunber devisa
negara, penggunaan APBN dan lain-lain. Ayat yang mengatur masalah ini
berjumlah 10 ayat.19
Dari komponen-komponen tersebut dapat kita diketahui bersama
bahwanya ada banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang ibadah
dan muamalah. Kedua hukum tersebut dapat dijadikan sebagai rujukan / dalil
terkait permasalahan yang akan dibahas seputar ibadah dan muamalah.
E. Sistematika Hukum di Dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam yang pertama dan utama dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa bagian yang mengandung tiga sisi dasar
hukum, yaitu :
1. Hukum-hukum I’tiqadiyah, yaitu hukum yang berkaitan dengan kewajiban
orang mukallaf, meliputi keimanan kepada Allah, malaikat, kitab, Rasul-
rasul, hari kiamat, dan ketetapan Allah (Qadha dan Qadar).
2. Hukum-hukum moral/akhlaq, yaitu hukum-hukum yang berhubungan dengan
perilaku orang mukallaf guna menghiasi dirinya dengan sifat-sifat keutamaan
dan menjauhkan diri dari segala sifat tercela yang menyebabkan kehinaan.

19
Ibid., h. 69.

8
3. Hukum-hukum amaliyah, yaitu segala aturan hukum yang berkaitan dengan
segala perbuatan, perjanjian dan muamalah sesame [sic] manusia. Segi
hukum inilah yang lazimnya disebut dengan fiqh al-Qur’an dan itulah yang
dicapai dan dikembangkan oleh ilmu ushul fiqh.20
Dari ketiga unsur tersebut dapat disimpulkan bahwasanya Al-Qur’an
memiliki tiga sisi dasar hukum, yaitu hukum-hukum I’tiqadiyah, Akhlaq, dan
Amaliyah. Masing-masing unsur tersebut mempunyai peran dan kedudukan
tersendiri dalam menentukan hukum agar mampu membangkitkan kembali
tatatan kehidupan umat Islam.

F. Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Islam Menurut 4 (Empat) Imam


Madzhab

1. Pandangan Imam Abu Hanifah


Imam Abu Hanifah sependapat dengan jumhur bahwa Al-qur’an
merupakan sumber hukum pertama islam. Namun ia berbeda mengenai Al-
qur’an itu, apakah mencakup makna dan lafazh atau maknanya saja. Di
antara dalil yang menunjukan pendapat Imam Abu Hanifah bahwa Al-qur’an
hanya maknanya saja, misalnya ia mengatakan boleh shalat dalam bahasa
parsi walaupun tidak dalam keadaan madharat, tapi ini bagi orang pemula
dan tidak untuk seterusnya. Padahal menurut Imam Syafi’I sekalipun orang
itu bodoh tidak dibolehkan membaca Alqur’an dengan menggunakan bahasa
selain arab.

2. Pandangan Imam Malik


Menurut Imam Malik, hakikat Al-qur’an adalah kalam Allah yang
lafadz dan maknanya berasal dari Allah SWT. Sebagai sumber hukum
islam,dan Dia berpendapat bahwa Al-qur’an itu bukan makhluk, karena
kalam Allah termasuk sifat Allah. Suatu yang termasuk sifat Allah, tidak
dikatakan makhluk, bahkan dia memberikan predikat kafir zindiq terhadap
orang yang menyatakan Al-qur’an itu makhluk. Imam Malik juga sangat

20
Ibid., h. 72-73.

9
menentang orang-orang yang menafsirkan Alqur’an secara murni tanpa
memakai atsar, sehingga beliau berkata: “seandainya aku mempunyai
wewenang untuk membunuh seseorang yang menafsirkan Alqur’an (dengan
daya nalar murni) maka akan kupenggal leher orang itu”. Dengan demikian,
dalam hal ini Imam Malik mengikuti ulama’ salaf (sahabat dan tabi’in) yang
membatasi pembahasan Al-qur’an sesempit mungkin agar tidak terjadi
kebohongan atau tafsir serampangan terhadap Al-qur’an, maka tidak heran
kalau kitabnya Al-Muwaththa dan Al-Mudawwanah, sarat dengan pendapat
sahabat dan tabi’in. dan Imam Malik pun mengikuti jejak mereka dalam cara
menggunakan ra’yu.

3. Pandangan imam syafi’i


Menurut Imam Syafi’i sebagaimana pendapat ulama yang lain, Imam
Syafi’i menetapkan bahwa sumber hukum islam yang paling pokok adalah
Al-qur’an. Bahkan beliau berpendapat, “tidak ada yang diturunkan kepada
penganut agama manapun, kecuali petunjuk terdapat didalam Al-qur’an.”
(asy-syafi’i, 1309:20) oleh karena itu Imam Syafi’i senantiasa
mencantumkan nash-nash Al-qur’an setiap kali mengeluarkan pendapatnya.
Sesuai metode yang digunakan, yakni deduktif. Namun, asy-syafi’i
menganggap bahwa Al-qur’an tidak bisa dilepaskan dari sunnah. Karena
kaitannya sangat erat sekali. Kalau para ulama lain menganggap bahwa
sumber hukum islam pertama Al-qur’an dan kedua assunnah, maka Imam
Syafi’i berpandangan bahwa Al-qur’an dan sunnah berada pada satu
martabat (keduanya wahyu ilahi yang berasal dari Allah) firman Allah ( surat
an-najm : 4), yang artinya: “Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang
diwahyukan (kepadanya)”. Sebenarnya, Imam Syafi’i pada beberapa
tulisannya yang lain tidak menganggap bahwa Al-qur’an dan sunnah berada
dalam satu martabat (karena dianggap sama-sama wahyu, yang berasal dari
Allah), namun kedudukan sunnah tetap setelah Al-qur’an. Al-qur’an
seluruhnya berbahasa arab. Tapi Asy-syafi’i menganggap bahwa diantara
keduanya terdapat perbedaan cara memperolehnya. Dan menurutnya sunnah

10
merupakan penjelas bagi keterangan yang bersifat umum yang berada
didalam Al-qur’an.

4. Pandangan Imam Ibnu Hambal


Pandangan Imam Ahmad, sama dengan Imam Syafi’i dalam
memposisikan Al-qur’an sebagai sumber utama hukum islam dan
selanjutnya diikuti oleh sunnah. Al-qur’an merupakan sumber dan tiangnya
agama islam, yang didalamnya terdapat berbagai kaidah yang tidak akan
berubah dengan perubahan zaman dan tempat. Al-qur’an juga mengandung
hukum-hukum global dan penjelasan mengenai akidah yang benar,
disamping sebagai hujjah untuk tetap berdirinya agama islam.21

21
Ibid., h. 70-72.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :


1. Al-Qur’an adalah Kitab suci umat Islam yang berisi Kalamullah (Perkataan
Allah) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,. melalui perantara
Malaikat Jibril dengan jalan mutawatir (berangsur-angsur) yang termaktub
dalam lembaran-lembaran dan bernilai ibadah bagi yang membacanya.
Dengan Pengertian lain, bahwa Al-Qur’an adalah salah satu mukjizat terbesar
yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW., untuk disampaikan kepada
umatnya sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia.
2. Beberapa nama lain dari Al-Qur’an, antara lain Al-Qur’an (bacaan), Al-
Furqan (pembeda), Az-Zikr (peringatan, ingat, dan mulia). Dan beberapa sifat
yang dimiliki Al-Qur’an, antara lain Huda (petunjuk), Syifa (obat), Mauidzah
(nasihat / pelajaran), dan sebagainya.
3. Sumber hukum Islam adalah segala sesuatu berupa peraturan atau ketentuan
dalam menjalankan tata kelola kehidupan berdasarkan hukum syarak.
4. Klasifikasi hukum di dalam Al-Qur’an mencakup hukum-hukum I’tiqadiyah,
hukum-hukum moral / akhlaq, dan hukum-hukum amaliyah.
B. Saran 

1. Kita sebagai umat Islam harus mengetahui dan memahami Al-Qur’an sebagai
sumber hukum Islam yang pertama dan utama untuk dijadikan landasan dan /
atau pedoman hidup bagi manusia.
2. Kita sebagai muslim harus menjunjung tinggi nilai Al-Qur’an agar dapat
diamalkan / diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan
mengharapkan ridha dan pahala dari-Nya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Latif, Abdul. 2017. Al-Quran Sebagai Sumber Hukum Utama. Jurnal Ilmiah:
Hukum Dan Keadilan, 4(1), 62–74.
Kusmiyati, Eni, Tim Editor Madrasah. 2015. SPM UAMBN : siap tuntas
menghadapi UAMBN, Jakarta: Erlangga.
Andi Unpam, “Al-Qur'an Indonesia”, tersedia di
https://quranforandroid.com/alquran-indonesia.
Kementerian Agama RI, “Qur'an Kemenag”, tersedia di
https://quran.kemenag.go.id.
Ummi, Nur dan Taufiqurahman. 2020. Persepsi Siswa MAN Insan Cendekia
Sambas tentang Pengaruh Kelancaran dalam Membaca Al-Qur'an terhadap
Jumlah Hafalan Al-Qur'an. dalam MAN IC Sambas : Jurnal Cendekia
Sambas, 1(2), 40-48.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”,
tersedia di https://kbbi.web.id.

13

Anda mungkin juga menyukai