AL – QUR’AN
Guna memenuhi Tugas
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK : 2
NO NAMA NIM
1 Taufiq Kamal 22010186
2 M Husein Assuyufi 22010107
3 Gina Syifa Lutfiah 22010224
4 Indriani 22010221
PROGRAM STUDI
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami
karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini,
dan terus dapat menimba ilmu di STIT Sirojul Falah Bogor.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Ulumul
Qur’an & Tafsir. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami
semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
saya sendiri umumnya para pembaca makalah ini.
Kelompok 2
1
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1.Latar Belakang Masalah...........................................................................................3
1.2.Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.3.Tujuan penulisan......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
2.1. Pengertian AL – Qur’an...........................................................................................4
2.2 Nama dan Julukan AL- Qur’an.................................................................................5
2.3 Proses penurunan Al-Qur’an..................................................................................18
2.4 Sejarah Pemelihraan Al-Qur’an.............................................................................19
BAB III PENUTUP..............................................................................................................24
3.1.Kesimpulan.............................................................................................................24
3.2. Saran.....................................................................................................................24
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah
Apa pengertian Al – Qur’an?
Apa nama danjulukan Al- Qur;an?
Bagaimana Proses penurunan Al- Qur’a ?
Bagaimana sejarah penurunan Al – Qur’an ?
1.3.Tujuan penulisan
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaan baik secara
Teorisis maupun secara Praktis. Secara teoristis makalah ini diharapkan dapat
berguna dalam menambah wawasan atau pengetahuan mengenai Al- Qur’an.
Secara makalah ini dapat di harapkan membawa manfaat bagi : Penulis, sebagai
media dalam menambah pengetahuan dan keilmuan khususnya tentang Al-
Qur;an
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian AL – Qur’an
Ditinjau dari segi kebahasaan (etimologi), Al-Qur'an berasal dari bahasa Arab
yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur'an
adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca.
Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur'an
sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah yang
kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan
4
Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan
kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan
ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas"
1. Kitab
ِ َوا ْل ِك ٰت
٢ – ب ا ْل ُمبِ ْي ۙ ِن
2. Mubin
3. Qur’an
4. Karim
5
Al-Qur’an diberi nama “al-Karim” karena terdapat sifat kemuliaan yang
terkandung di dalamnya. Sebagaimana dalam Q.S. al-Waqi’ah [56] ayat 77:
5. Kalam
ْ َ…ح ٰتّى ي
… س َم َع َك ٰل َم هّللا َ
6. Nur
“dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-
Qur’an)”
7. Huda
8. Rahmah
١ – ي نَ َّز َل ا ْلفُ ْرقَانَ ع َٰلى َع ْب ِد ٖهلِيَ ُك ْونَلِ ْل ٰعلَ ِم ْينَنَ ِذ ْي ًر ۙا
ْ تَ ٰب َر َك الَّ ِذ
10. Syifa’
شفَ ۤا ٌء
ِ َونُنَ ِّز ُل ِمنَ ا ْلقُ ْر ٰا ِن َما ُه َو
11. Mau’idhah
12. Dzikr
7
“Dan ini (Al-Qur’an) adalah suatu peringatan yang mempunyai berkah yang
telah Kami turunkan. Maka apakah kamu mengingkarinya?”
13. Mubarak
14. ‘Aliy
Dinamakan dengan nama “al-’Aliy” karena Al-Qur’an merupakan kitab suci yang
mengandung nilai yang tinggi nan agung. Sebagaimana dalam Q.S. al-Zukhruf
[43] ayat 4:
“Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi
Kami, benar-benar (bernilai) tinggi dan penuh hikmah”
15. Hikmah
16. Hakim
8
17. Muhaimin
18. Habl
Al-Quran memiliki nama lain “al-Habl” yaitu tali. Hal ini dikarenakan
barangsiapa yang berpegang teguh pada tali (Al-Qur’an) tersebut maka ia akan
mendapatkan pentunjuk dan masuk surga. Sebagaimana dalam Q.S. Ali ‘Imran [3]
ayat 103:
19. Shirath Mustaqim
Nama lain dari Al-Quran adalah “al-Shirath al-Mustaqim”. Hal ini dikarenakan
Al-Qur’an merupakan panduan yang menuntun kita menuju jalan yang lurus yaitu
surga. Sebagaimana dalam Q.S. al-An’am [6] ayat 153:
“Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat
pedih”
20. Qayyim
9
“Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat
pedih”
21. Qaul
١٣ – ص ۙ ٌل
ْ َاِنَّ ٗهلَقَ ْولٌف
“Sungguh, (Al-Qur’an) itu benar-benar firman pemisah (antara yang hak dan
yang batil)”
22. Fashl
Nama Al-Quran yang satu ini, “al-Fashl” karena Al-Qur’an memisahkan antara
yang hak (benar) dan yang batil. Sebagaimana telah disebutkan dalam kutipan
ayat pada nama Al-Qur’an sebelumnya.
23. Naba’ ‘Adhim
24. Ahsan al-Hadits
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang
serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang”
25. Mutasyabih
10
Al-Qur’an juga dinamakan dengan “al-Mutasyabih”, karena adanya kemiripan
atau keserupaan dari sebagian ayat dengan ayat lainya dalam hal kebaikan
(keindahan) dan kebenaran. Sebagaimana telah disebutkan dalam kutipan ayat
pada nama Al-Qur’an sebelumnya.
26. Matsani
27. Tanzil
“Dan sungguh, (Al-Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam”
28. Ruh
29. Wahy
11
“Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku hanya memberimu peringatan
sesuai dengan wahyu”
30. ‘Arabiy
٢٨ – َج لَّ َعلَّ ُه ْم يَتَّقُ ْون ْ قُ ْر ٰانًا َع َربِيًّا َغ ْي َر ِذ
ٍ ي ِع َو
“(Yaitu) Al-Qur’an dalam bahasa Arab, tidak ada kebengkokan (di dalamnya)
agar mereka bertakwa”
31. Basha’ir
32. Bayan
33. ‘Ilm
ُّ ص ا ْل َح
ق َ َاِنَّ ٰه َذا لَ ُه َو ا ْلق
ُ ص
35. Hady
36. ‘Ajab
37. Tadzkirah
38. al-’Urwah al-Wutsqa
“dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus”
39. Shidq
Dinamakan “al-Shidq” karena semua isi dari Al-Qur’an adalah ajaran kebenaran.
Sebagaimana dalam Q.S. al-Zumar [39] ayat 33:
ٰۤ
٣٣ – َول ِٕى َك ُه ُما ْل ُمتَّقُ ْون ُ ق بِ ٖ ٓها
َ ص َّد
َ ْق َو ِّ ِي َج ۤا َء ب
ِ الصد ْ َوالَّ ِذ
40. ‘Adl
Al-Qur’an juga dikenal dengan nama “al-’Adl” karena semua keputusan yang
tercantum dalam Al-Qur’an adalah pasti adil. Sebagaimana dalam Q.S. al-An’am
[6] ayat 115:
“Dan telah sempurna firman Tuhanmu (Al-Qur’an) dengan benar dan adil”
41. Amr
Dinamakan “al-Amr” karena dalam Al-Qur’an terdapat perintah-perintah Allah
yang harus dilaksanakan oleh umat Islam. Nama ini berdasar pada Q.S. al-Thalaq
[65] ayat 5:
42. Munadiy
Al-Qur’an memiliki nama “al-Munadiy”. Alasan penamaan ini karena ia
menyerukan kepada umat manusia agar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sebagaimana dalam Q.S. Ali ‘Imran [3] ayat 193:
14
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada
iman”
43. Busyra
Dinamakan “al-Busyra”, karena dalam Al-Qur’an terdapat kabar gembira bagi
orang-orang yang beriman. Sebagaimana dalam Q.S. al-Naml [27] ayat 2:
44. Majid
Al-Qur’an dinamakan dengan nama “al-Majid” karena sifat kemuliaan yang
dimiliki Al-Qur’an. Sebagaiamana disebutkan dalam Q.S. al-Buruj [85] ayat 21:
45. Zabur
Nabi Muhammad juga pernah menamakan kitab Zabur dengan Al-Qur’an,
sebagaimana dalam sabdanya: Khuffifa ‘ala Dawud Al-Qur’an (telah diperingan
pada Nabi Dawud Al-Qur’an), tetapi tidak dijelaskan alas an penamaan tersebut.
Nama ini dapat ditemukan dalam Q.S. al-Anbiya’ [21] ayat 105:
46. Basyir
Al-Qur’an dinamakan “al-Basyir” karena Al-Qur’an membawa berita kembira
kepada orang-orang yang beriman berupa surga. Sebagaimana dalam Q.S. Fussilat
[41] ayat 3-4:
“Kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan, bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum
yang mengetahui, yang membawa berita gembira dan peringatan”
47. Nadzir
15
Disebut juga dengan nama “al-Nadzir”, karena Al-Qur’an juga menjelaskan
tentang peringatan-peringatan terkait neraka supaya umat Islam menghindarinya.
Sebagaimana telah disebutkan dalam kutipan ayat pada nama Al-Qur’an
sebelumnya.
48. ‘Aziz
Alasan penamaan “al-’Aziz” karena Al-Qur’an selalu menang atas orang-orang
yang menentang dan mengingkari akan kebenaran Al-Qur’an. Sebagaimana dalam
Q.S. Fussilat [41] ayat 41:
49. Balagh
Al-Qur’an juga dikenal dengan nama “al-Balagh”, alasan penamaan tersebut
dalam Al-Qur’an disampaikan kepada umat manusia terkait perintah-perintah
yang harus dijalani, serta juga disampaikan perihal larangan-larangan yang harus
dihindari. Sebagaimana dalam Q.S. Ibrahim [14] ayat 52:
50. Qashash
Al-Qur’an juga disebut dengan nama “al-Qashash” karena di dalamnya
diceritakan tentang kisah-kisah umat terdahulu supaya bisa diambil pelajaran
(ibrah) dari kisah tersebut. Sebagaimana dalam Q.S. Yusuf [12] ayat 3:
51. Shuhuf
Dinamakan “Shuhuf” karena Al-Qur’an terkumpul dan tertulis dalam beberapa
lembaran (Shahifah). Sebagaimana dalam Q.S. ‘Abasa [80] ayat 13:
16
“di dalam kitab-kitab yang dimuliakan (di sisi Allah)”
52. Mukarramah
Ibnu Jarir al-Thabari mengatakan bahwa makna penamaan Al-Qur’an dengan kata
“al-Mukarramah” adalah karena di dalamnya terkandung kumpulan ilmu dan
hikmah. Sehingga menjadikanya sebagai kitab yang mulia. Sebagaimana telah
disebutkan dalam kutipan ayat pada nama Al-Qur’an sebelumnya.
53. Marfu’ah
Dinamakan dengan nama “al-Marfu’ah” dikarenakan Al-Qur’an berasal dari
tingkatan alam tertinggi (al-’alam al-’ulwiy) yaitu langit ke tujuh. Sebagaimana
dalam Q.S. ‘Abasa [80] ayat 14:
54. Muthahharah
Al-Qur’an memiliki nama “al-Muthahharah” karena ia merupakan kitab yang
suci dari penentangan dan penghinaan orang-orang kafir. Ibnu ‘Asyur dalam
tafsirnya mengatakan bahwa suci dalam hal ini adalah bentuk majaz dari
kemuliaan (syaraf). Sebagaimana telah disebutkan dalam kutipan ayat pada nama
Al-Qur’an sebelumnya.
55. Wa’id
Alasan penamaan “al-Wa’id”, karena di dalam Al-Qur’an disebutkan terkait
ancaman dan peringatan bagi umat manusia. Sebagaimana dalam Q.S. Ibrahim
[14] ayat 14:
“Dan Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu setelah mereka.
Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (menghadap) ke
hadirat-Ku dan takut akan ancaman-Ku
17
2.3 Proses penurunan Al-Qur’an
Sebagian ulama berpendapat bahwa surat Alquran yang pertama kali turun
secara lengkap adalah Surat Al Muddatstir. Sedangkan ayat yang pertama kali
turun secara lengkap adalah Surat Al Alaq ayat 1 – 5 seperti yang diucapkan
malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Meski begitu, terdapat beberapa
ulama yang berpendapat lain. Di mana sebagian ulama meyakini wahyu yang
pertama kali turun adalah Surat Al Fatihah yang didukung dengan riwayat
munqathi. Sementara sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa wahyu Allah
yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, adalah bacaan
basmalah (bismillahir rahmanir rahim) karena basmalah merupakan awal setiap
surat Alquran
Dalam hal ini, adanya perbedaan pendapat ulama memang tak dapat
dipungkiri. Sebab, setiap orang dapat menafsirkan hal yang berbeda sesuai dengan
hadist riwayat dan sumber lain yang dipakai. Sehingga tidak dapat dikatakan,
pendapat mana yang lebih benar dan mana yang salah.Di balik perbedaan
pendapat tersebut, tersirat pesan kebaikan yang didapatkan oleh seluruh umat
muslim. Bahwa Allah telah memerintahkan hamba-Nya untuk membaca ayat-ayat
dalam kitab suci Alquran. Dalam kitab ini terdapat berbagai nilai-nilai kehidupan
yang bisa menjadi pedoman dan teladan untuk mendapatkan kehidupan dunia dan
akhirat yang baik.
18
2.4 Sejarah Pemelihraan Al-Qur’an
Artinya:
Dalam firman Allah yang telah penulis sebutkan di atas, tepatnya pada
katanahnu dan nazzalna serta wa-inna yang menggunakan redaksi jamak
(mutakallim ma’a al-ghar) bukan mutakallim wahdah yang menunjukkan
kemahatunggalan Allah Yang Maha Esa, mengindikasikan keharusan keterlibatan
kaum muslimindalam mempertahankan kemurnian kitab suci al-Qur’an.Upaya
demikian memang telah berjalan sepajang sejarah kaum muslimin sejak Nabi
Muhammad Saw, dan terus berlanjut hingga kini dan di masa-masa mendatang.
Sejarah telah membuktikan kebenaran pemeliharaan Al-Qur’an dari kemungkinan
ternodanya wahyu Allah SWT ini.
19
membaca Mereka belum mengenal kertas, sebagaimana kertas yang dikenal
sekarang.Bahkan, Nabi Muhammad Saw sendiri dinyatakan sebagai nabi yang
ummi,yang berarti tidak pandai membaca dan menulis. Buta huruf bangsa Arab
pada saat itu dan ke-ummi-an Nabi Muhammad SAW dengan tegas di sebutkan
dalam Al-Qur'an surat Al Jumuah ayat 2 :
ُلmmْوا ِمن قَب ۟ ُب َو ْٱل ِح ْكمةَ و ن َكان ۟ ُث فِى ٱُأْل ِّم ِّيۦنَ َر ُسواًل ِّم ْنهُ ْم يَ ْتل
َ َوا َعلَ ْي ِه ْم َءا ٰيَتِ ِهۦ َويُزَ ِّكي ِه ْم َويُ َعلِّ ُمهُ ُم ْٱل ِك ٰت َ ه َُو ٱلَّ ِذى بَ َع
َ َِإ
ٰ
ينٍ ِضلَ ٍل ُّمبَ لَفِى
Artinya: Dialah (Allah) yang mengutus kepada kaum yang buta huruf, seorang
Kendatipun bangsa Arab pada saat itu masih tergolong buta huruf pada awal
penurunan Al-Qur’an, tetapi mereka dikenal memilki daya ingat (hafal) yang
sangat kuat. Mereka terbiasa menghafal berbagai sya’ir Arab dalam jumlah yang
tidak sedikit atau bahkan sangat banyak. Dengan demikian, pada saat
diturunkannya al-Qur’an, Rasulullah menganjurkan supaya Al-Qur’an itu dihafal,
dibaca selalu, dan diwajibkannya membacanya dalam shalat.Sedangkan untuk
penulisan al-Qur’an, Rasulullah Saw mengangkat beberapa orang sahabat, yang
bertugas merekam dalam bentuk tulisan semua wahyu yang diturunkan kepada
Rasulullah Saw. Di antara mereka ialah Abu Bakar al-Shiddiq, Umar bin Khattab,
Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab,dan
beberapa sahabat lainnya. Setiap kali turun ayat al-Qur’an, Rasulullah memanggil
juru tulis wahyu dan memerintahkan sahabatnya agar mencatat dan menempatkan
serta mengurutkannya sesuai dengan petunjuk Beliau. Pada masa Rasulullah,
Keseluruhan Al-Qur’an telah ditulis, namun masih belum terhimpun dalam satu
tempat artinya masih berserak-serak. Mengingat pada masa itu belum dikenal
zaman pembukuan, maka tidaklah mengherankan jika pencatatan Al-Qur’an
bukan dilakukan pada kertas-kertas seperti dikenal pada zaman sekarang,
melainkan dicatat pada benda-benda yang mungkin digunakan sebagai sarana
tulis-menulis terutama pelepah-pelepah kurma, kulit-kulit hewan, tulang belulang,
bebatuan dan juga dihafal oleh para hafizh muslimin.Sebelum wafat, Rasulullah
telah mencocokkan Al-Qur’an yang diturunkan Allah kepada Beliau dengan Al-
Qur’an yang dihafal para hafizh, surat demi surat, ayat demi ayat. Maka Al-
Qur’an yang dihafal para hafizh itu merupakan duplikat Al-Qur’an yang dihafal
oleh Rasulullah Saw. Dengan demikian terdapatlah di masa Rasulullah Saw tiga
unsur yang saling terkait dalam pemeliharaan Al-Qur’an yang telah diturunkan,
yaitu: Hafalan dari mereka yang hafal al-Qur’an, Naskah-naskah yang ditulis
untuk nabi, dan naskah-naskah yang ditulis oleh mereka yang pandai menulis dan
membaca untukmereka masing-masing.Setelah para penghafal dan menguasai
20
dengan sempurna, para hafizh(penghafal ayat-ayat al-Qur’an) menyebarluaskan
apa yang telah mereka hafal, mengajarkan-nya kepada anak-anak kecil dan
mereka yang tidak menyaksikan saat wahyu turun,baik dari penduduk Makkah
maupun Madinah dan daerah sekitarnya.
Setelah Rasulullah wafat, para sahabat baik dari kalangan Anshar maupun
Muhajirin sepakat mengangkat Abu Bakar ash-Shiddiq sebagai khalifah bagi
kaum muslimin. Pada masa awal pemerintahannya, banyak di antara orang-orang
islam yang belum kuat imannya. Terutama di Yaman banyak di antara mereka
yang menjadi murtad dari agamanya, dan banyak pula yang menolak membayar
zakat. Di samping itu, ada pula orang-orang yang mengaku dirinya sebagai nabi
seperti Musailamah al-Kahzab. Musailamah mengaku nabi pada masa
Rasulullah.Melihat fenomena yang terjadi, Abu Bakar ash-Shiddiq sebagai
khalifah mengambil ketegasan dengan memerangi mereka yang yang ingkar zakat
dan mengaku sebagai nabi beserta pengikutnya.Maka terjadilah peperangan yang
hebat untuk menumpas orang-orang murtad dan pengikut-pengikut orang yang
mengaku dirinya nabi. Peperangan itu dikenal dengan perang Yamamah.Dalam
peperangan itu tujuh puluh penghafal Al-Qur’an dari kalangan sahabat gugur.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran dalam diri Umar bin Khattab (yang
kemudian menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah kedua). Karena orang-orang
ini merupakan penghafal Al-Qur’an yang amat baik, Umar merasa cemas Jika
bertambah lagi angka yang gugur.Kemudian Umar menghadap Abu Bakar dan
mengajukan usul kepadanya agar pengumpulkan dan membukukan Al-Qur’an
dalam satu mushaf karena dikhawatirkan akan musnah, karena dalam peperangan
Yamamah telah banyak penghafal Al-Qur’an yang gugur.Di sisi lain, Umar juga
merasa khawatir kalau peperangan di tempat-tempat lain akan terbunuh banyak
penghafal Al-Qur’an sehingga Al-Qur’an akan hilang dan musnah.Pada awalnya
Abu Bakar menolak usul Umar untuk mengumpulkan dan membukukan al-
Qur’an, karena hal ini tidak dilakukan oleh Rasulullah Saw. Walapun demikian
Umar tetap membujuk Abu Bakar, hingga akhirnya Allah SWT membukakan hati
Abu Bakar untuk menerima usulan dari Umar bin Khattab untuk mengumpulkan
dan membukukan al-Qur’an.Kemudian Abu Bakar meminta kepada Zaid bin
Tsabit, mengingat kedudukannya dalam qiraat, penulisan, pemahaman, dan
kecerdasannya serta kehadirannya pada pembacaan Al-Qur’an terakhir kali oleh
Rasulullah Saw.
21
mengungkapkan bahwa pekerjaan itu sangat berat dengan mengatakan seandainya
aku diperintahkan untuk memindahkan sebuah bukit, maka hal itu tidak lebih
22
Pada awalnya, perbedaan bacaan dikalangan sahabat tidak dipermasalahkan,
bahkan pada masa Rasulullah Saw perbedaan bacaan tersebut diakui, seperti kata
imdhi= sir= pergilah, ‘ajjil= asri’= bersegeralah; akhkhir=amhil= tundalah. Akan
tetapi setelah Rasulullah wafat, perbedaan ini semakin meruncing, yakni pada
masa khalifah Utsman bin Affan, sampai-sampai terjadi percekcokan antara murid
dan gurunya.Setelah mendengar laporan dari Huzaifah dan melihat langsung
fenomena yang tejadi di kalangan umat Islam, Utsman bin Affan kemudian
mengutus orang meminjam mushaf yang ada pada Hafsah istri Rasulullah Saw
untuk diperbanyak.
Untuk kepentingan itu, Utsman bin Affan membentuk panitia penyalin Al-
Qur’an yang diketuai Zaid bin Tsabit dengan tiga orang anggotanya masing-
masing Abdullah bin Zubair, Sa’id bin al-Ash, Abdul al-Rahman bin alHarits bin
Hisyam.Tugas panitia ini ialah membukukan al-Qur’an, yakni menyalin
lembaranlembaran yang telah dikumpulkan pada masa Abu Bakar menjadi
beberapa mushaf.
b. Kalau ada pertikaian antara mereka mengenai bahasa (bacaan), maka haruslah
dituliskan menurut dialek suku Quraisy, sebab Al-Qur’an itu diturunkan menurut
dialek mereka.
Maka dikerjakanlah oleh panitia kepada mereka, dan setelah tugas itu
selesai, maka lembaran-lembaran yang dipinjam dari Hafsah itu dikembalikan
kepadanya. Kemudian Utsman bin Affan memerintahkan mengumpulkan semua
lembaran-lembaran yang bertuliskan Al-Qur’an yang ditulis sebelum itu dan
membakarnya. Mushaf yang ditulis oleh panitia adalah lima buah, empat di
antaranya dikirim ke Makkah, Syiria, Basrah dan Kufah, dan satu mushaf lagi
ditinggalkan di Madinah, untuk Utsman sendiri, dan itulah yang dinamai dengan
Mushaf al-Imam.
1. Menyatukan kaum muslimin pada satu macam mushaf yang seragam ejaan
tulisannya.
3.Menyatukan tertib susunan surat-surat, menurut tertib urut sebagai yang kelihatan
pada mushaf-mushaf sekarang.
23
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Al-Quran adalah salah satu kalam allah S.W.T yang diturunkan kepada nabi
Muhammad S.A.W. dan arti “quran” berarti “bacaan” yaitu pedoman seluruh
umat islam diseluuh penjuru dunia yang dipakai sebagai petunjuk, pegangan dan
lain sebagainya, didalam baik melakukan ibadah, budi pekerti dan lain-lain.
Al-Qur’an adalah firman Allah yang berbentuk mukjizat, diturunkan kepada
nabi Muhammad SAW, melalui malaikat jibril yang tertulis dalam di dalam
mushahif, yang diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir, merupakan ibadah
bila membacanya,dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-
Naas.
3.2. Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat dan kami sampaikan. Mudah-
mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada kesalahan dalam
penulisan, ataupun referensi yang kurang benar dalam pembahasan, kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Dan kami menerima saran dan kritikkan dari
pembaca demi kebaikan kami untuk selanjutnya. Tiada kesempurnaan bagi kita,
kecuali kesempurnaan itu hanya milik Allah semata.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qathan, Manna’ Khalil, 2004. Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Penerj. Mudzakir AS, Cet.
VIII, Litera Antar Nusa
Sumber : https://purbalingga.kemenag.go.id/nama-nama-al-quran/
24