Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

AL – QUR’AN SEBAGAI WAHYU ALLAH

Makalah ini dibuat dengan maksud tujuan memenuhi tugas dari mata kuliah
Materi PAI di Sekolah yang dibina oleh Ibu Shobah Shofariyani Iryanti, M.Pd.

Disusun Oleh :
Anisah Fitri (NIM : 1907015013)
Hermawan (NIM : 1907015055)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISALM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA 1442 HIJRIAH / 2021 MASEHI
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji hanya milik gnay ala’aT aW uhanahbuS ‫ﷲ‬sudah memberikan


penulis berbagai kemudahan sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Tanpa pertolongan dari-Nya pasti penulis tidak bisa menyanggupi
dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan juga salam semoga
slalu tercurahkan kepada Nabi kita yakni Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wassalam yang kita natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada ‫ ﷲ‬Subhanahu Wa Ta’ala atas nikmat


sehat-Nya, sehingga penulis sanggup dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini
sebagai tugas dari mata kuliah Materi Al – Qur’an dan Hadits di Madrasah dengan
judul “Al – Qur’an sebagai Wahyu Allah”.

Penulis tentu sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat kekurangan di dalamnya. Oleh sebab itu, penulis berharap bisa
mendapat kritik dan juga saran yang membangun dari pembaca untuk makalah ini,
sehingga makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan dalam hasil pembuatan makalah ini,
sekiranya penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jakarta, 9 Oktober 2021

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN ......................................................................................... 3


A. Al – Qur’an Menurut Para Ahli .............................................................................. 3

B. Nama – Nama Al – Qur’an ..................................................................................... 8

C. Tujuan dan Fungsi Al – Qur’an ............................................................................ 10

D. Ijaz Al – Qur’an .................................................................................................... 12

E. Pokok – Pokok Isi Al – Qur’an ............................................................................. 13

BAB 3 PENUTUP ................................................................................................ 20


A. Kesimpulan ........................................................................................................... 20

B. Kritik dan Saran .................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al – Qur’an merupakan wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam secara berangsur – angsur. Ia
memiliki kedudukan tertinggi di dalam agama Islam sebagai sumber
pertama dan utama dalam menentukan hukum – hukum Islam. Al – Qur’an
telah menjadi mu’zijat terbesar bagi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wassalam sekaligus juga menjadi anugerah bagi seluruh umat manusia.

Al – Qur’an selain mengandung hukum – hukum Islam, di dalamnya


juga terdapat berbagai sumber pengetahuan yang bahkan beberapa di
antaranya masih perlu dilakukan pengkajian secara mendalam pada zaman
sekarang.

Al – Qur’an yang merupakan wahyu Allah hingga saat ini masih


sering kali dipahami secara keliru oleh sebagaian besar kalangan
masyarakat yang masih melakukan penafsirannya sendiri tanpa melibatkan
peran ulama di dalamnya. Padahal agar Al – Qur’an dapat dipahami isi
kandungannya dengan baik dan benar tidak bisa lepas dari peran ulama
dalam memaknai isi kandunga Al – Qur’an.

Berdasarkan penjelasan di atas makalah ini ditulis untuk


memberikan pemahaman kepada pembaca terkait Al – Qur’an sebagai
wahyu Allah dan juga hal – hal yang berkaitan dengan Al – Qur’an sebagai
wahyu Allah.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Al – Qur’an menurut para ahli?
2. Apa saja nama – nama Al – Qur’an?
3. Apa saja tujuan dan fungsi Al – Qur’an?
4. Apa yang dimaksud dengan I’jaz Al – Qur’an?
5. Apa saja pokok – pokok isi Al – Qur’an?

C. Tujuan Penulisan
1. Memberikan penjelasan terkait pengertian Al – Qur’an menurut para
ahli.
2. Memberikan penjelasan terkait nama – nama Al – Qur’an.
3. Memberikan penjelasan terkait tujuan dan fungsi Al – Qur’an.
4. Memberikan penjelasan terkait I’jaz Al – Qur’an
5. Memberikan penjelasan terkait pokok – pokok isi Al – Qur’an.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Al – Qur’an Menurut Para Ahli


Para ulama ahli al-Qur’an memiliki beberapa definisi dan
pemahaman tentang al-Qur’an (Amin, 2020), baik dari segi etimologi
maupun terminologi. Beberapa pendapat tentang nama Al-Qur’an secara
etimologi (kebahasaan) antara lain adalah

1. Menurut al – Lihyany
Al – Qur’an merupakan bentuk kata benda yang berasal dari

kata َ ‫ قَ َرأ‬yang berarti membaca. Dari kata tersebut al – Lihyany


berpendapat bahwa Al – Qur’an dapat diartikan sebagai bacaan atau
sesuatu untuk dibaca.

Al – Lihyany juga berpendapat bahwa kata Al – Qur’an


dipakai untuk menamai (sebagai identitas) kitab suci yang
diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.

3
4

Dalil dari adanya pendapat ini adalah, Q.S. Al – Qiyamah


[75] ayat 17 – 18.

١٧ – ۚ ‫علَ ْينَا َج ْمعَه َوقُ ْر ٰانَه‬


َ ‫اِن‬
“Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu)
dan membacakannya.” (17)

١٨ - ‫فَ ِاذَا قَ َرأْ ٰنهُ فَات ِب ْع قُ ْر ٰانَه‬


“Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah
bacaannya itu.” (18)

2. Menurut al – Asy’ari

Kata Al – Qur’an berasal dari lafaz َ‫ قَ َرن‬yang berarti

menggabungkan sesuatu dengan yang lain. Kemudian kata ini


dijadikan sebagai nama kumpulan wahyu yang diturunkan kepada
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.

Pendapat al - Asy’ari ini didasarkanpada kenyataan surat –


surat maupun ayat – ayat dan huruf – huruf Al – Qur’an itu saling
beriringan dan juga saling menggabungkan.
5

3. Menurut Al – Zujaj

Kata Al – Qur’an berasal dari lafaz ‫ ا َ ْلقَ ْر ُء‬yang mengikuti


susunan pola ‫فُ ْعالَ ُن‬ yang memiliki arti ‫ْال َج ْم ُع‬ (kumpulan).

Pendapat ini didasari karena Al – Qur’an sendiri terdiri dari


kumpulan surat – surat dan ayat – ayat yang memuat kisah – kisah,
mengandung perintah dan juga larangan, serta kitab ini juga
mengumpulkan inti sari dari kitab – kitab yang diturunkan kepada
nabi para Nabi sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wassalam.

4. Menurut Al - Farra’

Al – Qur’an berasal dari kata ‫قَ َرا ِئن‬ yang merupakan

bentuk jamak dari kata ‫ قَ ِر ْينَة‬yang artinya adalah petunjuk.


Landasan dari pendapat ini terletak pada kenyataannya bahwa
ayat–ayat Al – Qur’an saling membenarkan antara satu sama lain.

5. Menurut Imam Asy – Syafi’I


Imam Syafi’i berpendapat bahwa kata al-Qur’an adalah isim
alam (nama) asli dari kitab itu sendiri. Imam Syafi’i menyatakan
bahwa Al – Qur’an tidaklah berasal dari kata apa pun. Al-
Qur’an memang sejak awal digunakan sebagai nama Kitab suci
yang diturunkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Al-Qur’an merupakan
nama khusus yang diberikan oleh Allah, seperti juga nama - nama
kitab suci terdahulu, Zabur, Taurat dan Injil.
6

Beberapa pendapat ulama mengenai definisi al-Qur’an secara


terminologi (istilah) di antaranya adalah:

1. Syeikh Muhammad Khudari Beik


Al - Qur’an ialah lafaz (firman Allah)atau perkataan Allah
yang berbahasa Arab, yang diturunkan untuk Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, yang disampaikan secara
berkesinambungan (mutawattir), yang ditulis di dalam mushaf,
serta yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan
surat an-Nas.

2. Subkhi Shaleh
Al - Qur’an adalah kitab (Allah) yang mengandung mukjizat,
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wassalam, yang ditulis dalam mushaf-mushaf, yang disampaikan
secara mutawatir, dan bernilai ibadah membacanya.

3. Muhammad Abduh
Kitab (al - Qur’an) merupakan sekumpulan bacaan yang
tertulis dalam mushaf - mushaf, yang terpelihara di dalam dada
(hati) orang - orang yang menjaganya dengan menghafalnya
(yakni) orang-orang Islam.
7

Berdasarkan beberapa pengertian Al – Qur’an di atas baik dari segi


etimologi (bahasa) atau terminologi (istilah), maka dapat disimpulan
beberapa unsur yang terdapat di dalam pengertian Al – Qur’an sebagai
berikut :
1. Al – Qur’an adalah firman atau perkataan Allah.
2. Al – Qur’an terdiri dari lafaz bahasa arab.
3. Al – Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai
penerimanya.
4. Al – Qur’an mengandung mukjizat bagi Nabi Muhammad yang
diturunkan melalui Malaikat Jibril sebagai perantaranya.
5. Al – Qur’an diturunkan secara mutawatir (berkesinambungan).
6. Al – Qur’an merupakan bacaan mulia dan membacanya termasuk
ibadah.
7. Al – Qur’an ditulis dalam mushaf – mushaf, yang diawali dengan
surat Al – Fatihah dan diakhiri dengan surat An – Nas.
8. Al – Qur’an senantiasa terjaga kemurniannya dengan adanya
penghapal Al – Qur’an.
8

B. Nama – Nama Al – Qur’an


1. Al – Qur’an
Nama Al - Qur’an adalah paling populer dan paling sering
dilekatkan. Adapun ayat yang di dalamnya terdapat istilah Al -
Qur’an adalah sebagai berikut:

a) Q.S. Al – Baqarah [2] : 185

ِ ‫ِي ا ُ ْن ِز َل فِ ْي ِه ْالقُ ْر ٰا ُن ُهدًى ِللن‬


‫اس َو َب ِي ٰنت‬ ْ ‫ضانَ الذ‬ َ ‫ش ْه ُر َر َم‬
َ
ِ َ‫ِمنَ ْال ُه ٰدى َو ْالفُ ْرق‬
‫ان‬
Artinya :
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an,
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).”

2. Al – Kitab
Al-Qur’an sering disebut sebagai Al - Kitab atau Kitabullah
artinya kitab suci Allah. Al - Kitab juga bisa diartikan yang ditulis.
Dalil dari penamaan ini terdapat pada surat Al - Baqarah [2] : 2.

٢ – َ‫ْب ۚ فِ ْي ِه ۚ ُهدًى ِل ْل ُمت ِقيْن‬ ُ ‫ٰذ ِل َك ْال ِك ٰت‬


َ ‫ب َل َري‬
Artinya :
“Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertakwa”
9

3. Al – Furqan
Al - Furqan artinya pembeda, maksudnya adalah yang
membedakan antara yang hak dan yang batil. Al - Furqan
merupakan salah satu nama Al - Qur’an. Penyebutan Al - Furqan
terdapat dalam surat Al - Furqan [25] :1

َ ‫ع ٰلى‬
َ‫ع ْبدِه ِليَ ُك ْون‬ َ َ‫ِي نَز َل ْالفُ ْرقَان‬
ْ ‫ت َ ٰب َر َك الذ‬
١ – ۚ ‫ِل ْلعٰ لَ ِميْنَ نَ ِذي ًْرا‬
Artinya :
“Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur'an)
kepada hamba - Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi
peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia).”

4. Az – Zikr
Az - Zikr artinya pemberi peringatan. Melalui Al - Qur’an
Allah memberi peringatan kepada seluruh manusia. Penyebutan
nama Az - Zikr terdapat dalam Surat Al – Hijr [15] : 9

ِ ‫اِنا ن َْح ُن نَز ْلنَا‬


ُ ‫الذ ْك َر َواِنا لَه لَحٰ ِف‬
٩ – َ‫ظ ْون‬
Artinya :
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti
Kami (pula) yang memeliharanya.”
10

5. At – Tanzil
At - Tanzil artinya yang diturunkan. Al-Qur’an diturunkan
oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril sebagai
perantara untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia.
Penyebutan Tanzil ini antara lain terdapat dalam Surat Asy -Syu’ara
[26] :192

١٩٢ – ۚ َ‫ب ْالعٰ لَ ِم ْين‬


ِ ‫َواِنه لَت َ ْن ِز ْي ُل َر‬
Artinya :
“Dan sungguh, (Al-Qur'an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan
seluruh alam,”

C. Tujuan dan Fungsi Al – Qur’an


1. Petunjuk Umat Manusia
Al – Qur’an berfungsi sebagai petunjuk bagi umat manusia.
Hal ini bertujuan agar umat manusia dapat menjalani kehidupannya
dengan baik dan benar sesuai dengan ketetapan – ketetapan yang
telah ditentukan dalam syari’at Islam (Syukran, 2019). Dalil dari
penjelasan ini terdapat pada Q.S. Al – Baqarah [2] : 185

ِ ‫ِي ا ُ ْن ِز َل فِ ْي ِه ْالقُ ْر ٰا ُن ُهدًى ِللن‬


‫اس َوبَ ِي ٰنت‬ ْ ‫ضانَ الذ‬ َ ‫ش ْه ُر َر َم‬
َ
ِ َ‫ِمنَ ْال ُه ٰدى َو ْالفُ ْرق‬
‫ان‬
Artinya :
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-
Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang
batil).”
11

2. Penyempurna Kitab – Kitab Suci Sebelumnya


Al – Qur’an juga berfungsi sebagai penyempurna kitab –
kitab suci sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk melanjutkan
ajaran pokok kitab – kitab suci sebelumnya. Dalil dari
penjelasan ini terdapat pada Q.S Al – Baqarah [2] : 4

‫ۚ َوال ِذيْنَ يُؤْ ِمنُ ْونَ ِب َما ا ُ ْن ِز َل اِلَي َْك َو َما ا ُ ْن ِز َل ِم ْن قَ ْب ِل َك‬
٤ – َ‫ال ِخ َرةِ ُه ْم يُ ْوقِنُ ْون‬ ٰ ْ ‫َو ِب‬
Artinya :
“dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan
kepadamu (Muhammad) dan (kitab - kitab) yang telah diturunkan
sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat.”

Ajaran pokok yang terdapat pada semua kitab suci yang telah
Allah turunkan adalah mengajak seluruh manusia untuk menyembah
satu Tuhan, yakni Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kesamaan aqidah
yang dibawa oleh semua rasul sejak Nabi Adam sampai Nabi
Muhammad ditegaskan oleh Q.S. Al – Anbiya [21] : 25

‫س ْول اِل نُ ْو ِح ْي اِلَ ْي ِه اَنه َل ا ِٰلهَ اِل‬


ُ ‫س ْلنَا ِم ْن قَ ْب ِل َك ِم ْن ر‬
َ ‫َو َما ا َ ْر‬
٢٥ – ‫اَنَا فَا ْعبُد ُْو ِن‬
Artinya :
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau
(Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak
ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah
Aku.”
12

3. Sumber Pokok Agama Islam

Al - Qur‘an merupakan sumber pokok seluruh ajaran Islam


dan dari Al – Qur’an lah manusia dapat memperoleh ajaran tentang
keimanan (aqidah), ibadah, akhlak, dan prinsip-prinsip hukum serta
syariat(Sahid, 2016).

D. Ijaz Al – Qur’an
Secara etimologi (bahasa), kata I'jaz berasal dari kata 'ajz yang
berarti kelemahan atau ketidak rnarnpuan. Secara terminologi (istilah) I’jaz
dapat didefinisikan sebagai sesuatu hal atau peristiwa yang menakjubkan
atau luar biasa. Ketika kata i’jaz digandengkan dengan Al-Quran, maka
dapat diketahui bahwa Al – Quran merupakan suatu ciptaan yang terdapat
hal-hal yang penuh dengan hikmah atau keajaiban (mukjizat). Mukjizat
sendiri terdiri dari beberapa unsur penting yang menyertainya. Diantara
lain:
1. Sesuatu berasal dari Allah.
2. Sesuatu hal atau pristiwa yang luar biasa, yang keluar dari hukum –
hukum alam (Sunnatullah).
3. Ia terjadi kepada Nabi dan Rasul.
4. Tidak ada seorangpun yang dapat menandinginya.

Abu Bakar Muhammad bin Ath – Thayyib Al – Baqillani


menyebutkan bahwa faktor I’jaz terbagi menjadi tiga (Boullata & Fajariyah,
2021). Ketiga hal tersebut adalah :
1. Al – Qur’an mengandung Al – Ikhbar (pengabaran) terkait hal – hal
yang bersifat ghaib yang tidak dapat ditandingi dan dilakukan oleh
manusia.
2. Sebagai pemberitahuan mengenai kondisi Nabi Muhammad
Shallallahu A’laihi Wassalam yang seorang ummi dan tidak dapat
baca tulis.
3. Segi keindahan struktur bahasa yang luar biasa dalam aspek
balaghah.
13

E. Pokok – Pokok Isi Al – Qur’an


1. Akidah Tauhid

Aqidah secara etimologis berasal dari kata al-‘aqdu yang


berarti ikatan, dan at - tautsῑqu yang berarti kepercayaan atau
keyakinan yang kuat. Sedangkan menurut istilah (terminologi):
aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan
sedikit pun bagi orang yang meyakininya.

Muhammad Yusuf Musa mendifinisikan aqidah sebagai


sistem keyakinan Islam yang mendasari seluruh aktivitas umat Islam
dalam kehidupannya yang dibangun atas dasar enam keyakinan
yang biasa disebut sebagai enam rukun iman (Bisyron Muhtar,
2018).

Aqidah dalam pembahasan ajaran Islam selalu dikaitkan


dengan tauhid (meng-Esakan Allah), sehingga yang dimaksud
aqidah dalam Islam adalah aqidah tauhid.

Tauhid berasal dari bahasa Arab “wahhadayuwahhidu” yang


artinya menjadikan sesuatu satu/tunggal/esa. Secara istilah syar‟i,
tauhid berarti mengEsakan Allah dalam hal mencipta, menguasai,
mengatur dan mengikhlaskan atau memurnikan peribadatan hanya
kepada Allah, meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya, serta
menetapkan Asmā’ al Ḥusna dan Ṣifat al-„Ulya bagi-Nya dan
mensucikan - Nya dari kekurangan dan cacad. Salah satu ayat Al –
Qur’an yang menjadi dalil tauhid antara lain terletak pada Q.S.
Thaha [20] :

ْ ‫ّللاُ َل ا ِٰلهَ اِل اَنَا فَا ْعبُ ْدنِ ْي َواَقِ ِم الص ٰلوة َ ِل ِذ ْك ِر‬
١٤ – ‫ي‬ ٰ ‫اِننِ ْي اَنَا‬
Artinya : “Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka
sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku”.
14

2. Ibadah

Secara etimologi kata ibadah bermakna ketaatan (Al-Thā’ah)


dan ketundukan (Al - Khudū’). Senada dengan itu disebutkan makna
ibadah adalah ketundukan ( Al - Khudū’ ) kepada tuhan untuk
mengagungkan-Nya.

Adapun secara terminologi pengertian ibadah menurut Ibnu


Taimiyah menjelaskan bahwa ibadah didasari atas syara’ dan ittibā’,
bukan atas dasar hawa’ dan ibtida’. Sebab Islam dibangun atas dua
pondasi yaitu beribadah kepada Allah dengan tidak
menyekutukannya, dan ibadah kita juga atas apa yang disampaikan
rasulullah (Nurlaili, 2017).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa ibadah


merupakan suatu aktivitas tertentu yang melambangkan bentuk
keta’atan kepada Allah dengan cara mengikuti syari’at – syari’at
yang telah dibawa oleh Rasululullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.

Salah satu ayat Al – Qur’an yang menjadi dalil dari


alasan terkait ibadah ini antara lain terletak pada Q.S. Az –
Zaeiyat [51] : 56

ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِجن َو‬


َ ‫ال ْن‬
٥٦ – ‫س اِل ِل َي ْعبُد ُْو ِن‬
Artinya :
“ Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku.”
15

3. Akhlak

Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab


al-Akhlaaq, bentuk jamak dari kata aI-Khuluq yang berarti budi
pekerti, tabiat atau watak. Akhlak merupakan salah satu dari tiga
kerangka dasar ajaran Islam yang memiliki kedudukan yang sangat
penting, Akhlak merupakan intisari yang dihasilkan dari proses
menerapkan akidah dan syariah yang baik. Jadi, tidak mungkin
akhlak ini akan terwujud pada diri seseorang jika dia tidak memiliki
akidah dan syariah yang baik.

Menurut Abuddin Natta (Nata, 2009), minimal ada empat


alasan kenapa manusia harus berakhlak kepada Allah. Yaitu:
a) Karena Allah yang telah menciptakan manusia.
(Q.S. At – Thariq [86] : 4 – 7)
b) Karena Allah yang telah memberi perlengkapan panca indra,
akal dan hati nurani kepada manusia.
(Q.S. An – Nahl [16] : 78)
c) Karena Allah telah menyediakan berbagai macam fasilitas
yang diperlakukan sebagai kelangsungan hidup manusia.
(Q.S. Al – Jatsiyah [45] : 12 – 13)
d) Karena Allah telah memuliakan manusia dengan
diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan.

Pendidikan akhlak di dalam Al – Qur’an merupakan


sebuah proses untuk mendidik, memelihara, membentuk, dan
memberikan latihan mengenai akhlak dan kecerdasan berfikir
yang baik. Pendidikan akhlak ini juga menekankan pada sikap,
tabiat dan perilaku yang menggambarkan nilai-nilai kebaikan yang
harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan anak didik dalam kehidupan
sehari-hari.
16

4. Hukum Islam

Pengertian hukum Islam atau syariat islam secara umum


dapat dipahami sebagai sistem kaidah-kaidah yang didasarkan pada
wahyu Allah dan Sunnah Rasul mengenai tingkah laku mukallaf
(orang yang sudah dapat dibebani kewajiban) yang diakui dan
diyakini, yang mengikat bagi semua pemeluknya.

Syariat menurut istilah berarti hukum - hukum yang


diperintahkan Allah Swt untuk umatNya yang dibawa oleh seorang
Nabi, baik yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun
yang berhubungan dengan amaliyah (Zainuddin, 2008).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa


definisi hukum Islam adalah syariat yang berarti aturan yang
diadakan oleh Allah untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang
Nabi, baik hukum yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah)
maupun hukum - hukum yang berhubungan dengan amaliyah
(perbuatan) yang dilakukan oleh umat Muslim semuanya.

Beberapa Sumber Hukum Islam antara lain : Al – Qur’an, Al


– Hadits, Ijma para Ulama, dan Qiyas. Sedangkan macam – macam
hukum Islam antara lain : Wajib, Sunnah, Haram, Makruh, dan
Mubah.
17

5. Sejarah atau Kisah Umat Masa Lalu

Alquran itu memuat berbagai kisah-kisah perjalanan yang


mencerminkan kehidupan umat masa lalu, kisah tersebut tentu
mempunyai tujuan yang tidak sama. Adakalanya kisah itu
mengandung unsur strategi (politik), etika (akhlak) atau unsur
kebudayaan.

A.Hanafi (Hanafi, 1984)mengatakan bahwa Allah membagi


kisah Alquran kepada tiga macam, yaitu

1. Kisah sejarah (Al - Kissatu At - Tarikhiyyah), yakni kisah


yang berbicara tentang tokoh-tokoh sejarah seperti para Nabi
dan Rasul.
2. Kisah-kisah perumpamaan (Al - Kissatu At - Tamsiliyyah),
yakni peristiwa yang diceritakan untuk memperjelas suatu
pengertian. Peristiwa-peristiwa di dalamnya tidaklah mutlak
harus pernah terjadi.
3. Kisah asatir, yakni kisah yang berdasarkan atas sesuatu
asatir (ustur/mitos). Pada umumnya kisah semacam ini
dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan - tujuan ilmiah
atau menafsirkan gejala-gejala yang sukar diterima akal.

Alquran dalam mengemukakan kisah-kisah sejarah bersifat


kesusastraan dan bersifat sejarah, sedang sasaran utamanya agar
dapat menggugah jiwa dan perasaan yang halus. Ayat-ayat yang
mengandung kisah dapat membantu untuk memulai atau
mendapatkan gambaran yang langsung dirasakan. Tujuannya agar
para pembacanya muncul aspirasi baru serta menjadi terbuka
pikirannya.
18

6. Ilmu Pengetahuan

Islam merupakan agama yang sangat memerhatikan segala


aspek kehidupan. Segalanya telah diatur sesuai dengan perintah dari
Allah. Aspek yang cukup diperhatikan dalam islam adalah
pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat.

Paradigma Islam terhadap ilmu pengetahuan memandang


bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah Islam
menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Pandangan yang
menganggap bahwa al-Qur’an sebagai sebuah sumber seluruh ilmu
pengetahuan ini bukanlah sesuatu yang baru.

Jika sains dikaitkan dengan fenomena alam, maka dalam al-


Qur’an lebih dari 750 ayat menjelaskan tentang fenomena alam
(Osman, 1991). Salah satunya adalah pada Surah Luqman [31] : 10

‫ض‬ ِ ‫ع َمد ت َ َر ْونَ َها َوا َ ْل ٰقى ِفى ْالَ ْر‬ َ ‫ت ِبغَي ِْر‬ ِ ‫َخلَقَ السمٰ ٰو‬
َ‫ي ا َ ْن ت َ ِم ْيدَ ِب ُك ْم َو َبث فِ ْي َها ِم ْن ُك ِل دَ ۤابة َوا َ ْنزَ ْلنَا ِمن‬
َ ‫َر َوا ِس‬
١٠ – ‫الس َم ۤا ِء َم ۤا ًء فَا َ ْۢ ْنبَتْنَا فِ ْي َها ِم ْن ُك ِل زَ ْوج َك ِريْم‬
Artinya :
“Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu
melihatnya, dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan)
bumi agar ia (bumi) tidak menggoyangkan kamu; dan
memperkembangbiakkan segala macam jenis makhluk bergerak
yang bernyawa di bumi. Dan Kami turunkan air hujan dari langit,
lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan
yang baik.”
19

Dalam ayat tersebut, menjelaskan tentang betapa besarnya


kekuasaan Allah. dalam menciptakan mahluk - mahlukNya.
Tidak berhenti sampai disitu, kita juga diperintahkan untuk
mempelajarinya (mahluk).

Al - Qur’an selain membahas tetang keilmuan terkait alam


semesta, ia juga membahas banyak ilmu, antara lain ilmu yang
berhubungan dengan kemasyarakatan yang memberi pedoman dan
petunjuk berkaitan dengan perundang-undangan tentang halal dan
haramnya suatu aktiviti, peradaban, muamalat antara manusia dalam
bidang ekonomi, perniagaan, sosiobudaya, peperangan dan
perhubungan antar bangsa. Juga terdapat maklumat ataupun isyarat
(hint-suggestions) tentang perkara - perkara yang telah menjadi
tumpuan kajian sains, misalnya, sidik jari sebagai tanda pengenal,
penciptaan bumi dan langit, dan lain-lain.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa pengertian Al – Qur’an di atas baik dari segi
etimologi (bahasa) atau terminologi (istilah), maka dapat disimpulan
beberapa unsur yang terdapat di dalam pengertian Al – Qur’an sebagai
berikut :
1. Al – Qur’an merupakan firman Allah.
2. Al – Qur’an terdiri dari lafaz bahasa arab.
3. Al – Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad.
4. Al – Qur’an mengandung mukjizat bagi Nabi Muhammad yang
diturunkan melalui Malaikat Jibril sebagai perantaranya.
5. Al – Qur’an diturunkan secara mutawatir (berkesinambungan).
6. Al – Qur’an merupakan bacaan mulia dan membacanya termasuk
ibadah.
7. Al – Qur’an ditulis dalam mushaf – mushaf, yang diawali dengan
surat Al – Fatihah dan diakhiri dengan surat An – Nas.
8. Al – Qur’an senantiasa terjaga kemurniannya dengan adanya
penghapal Al – Qur’an.

Nama – nama Al – Qur’an terdiri dari


1. Al – Qur’an
2. Al – Kitab
3. Al – Furqan
4. Az – Zikr
5. At – Tanzil

20
21

Selain itu tujuan dan fungsi Al – Qur’an antarai lain sebagai :


1. Petunjuk bagi manusia
2. Penyempurna kitab – kitab suci sebelumnya
3. Sumber pokok ajaran agama Islam

Secara etimologi (bahasa), kata I'jaz berasal dari kata 'ajz yang
berarti kelemahan atau ketidak rnarnpuan. Secara terminologi (istilah) ’jaz
dapat didefinisikan sebagai sesuatu hal atau peristiwa yang menakjubkan
atau luar biasa. Ketika kata i’jaz digandengkan dengan Al-Quran, maka
dapat diketahui bahwa Al – Quran merupakan suatu ciptaan yang terdapat
hal-hal yang penuh dengan hikmah atau keajaiban (mukjizat)

Pokok – pokok isi Al – Qur’an antara lain terkait :


1. Akidah tauhid
2. Ibadah
3. Akhlak
4. Hukum Islam
5. Sejarah atau kisah umat masa lalu
6. Ilmu Pengetahuan

B. Kritik dan Saran


Demikianlah pokok pembahasan makalah ini yang dapat Penulis
paparkan, Besar harapan Penulis makalah ini dapat memberikan manfaat
yang sebesar – besarnya kepada para pembaca. Karena segala keterbatasan
yang ada, Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan agar
makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, S. (2020). AL - QUR’AN HADIS MA KELAS X (H. A. Fawaid (ed.); I).


Direktorat KSKKK Madrasah, Direktorat Jendral Pendidikan Islam,
Kementrian Agama RI.
Bisyron Muhtar. (2018). KONSEP PENDIDIKAN AQIDAH TAUHID DALAM
PEMBETUKAN KARAKTER JUJUR DAN SIKAP ANTI
KORUPSI(PERSEPKTIF AL - QUR’AN SURAT AL - HADID AYAT 1 -
6). Jurnal Pendidikan Islam.
Boullata, O. J., & Fajariyah, L. (2021). I ’ jaz Al-Q ur ’ an Menurut Pandangan
Orietalis J. Boullata. Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab Dan Dakwah, 3(1), 17–
33.
Dr, HM Sahid, M. A. (2016). Ulumul Qur’an. Pustaka Idea.
Hanafi, A. (1984). Segi-segi Kesusastraan pada Kisah-kisah Alquran (I). Al Husna.
Nata, A. (2009). Akhlak Tasawuf. Raja Grafindo Persada.
Nurlaili. (2017). PENDIDIKAN IBADAH DALAM AL-QURAN. Jurnal Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan, 209–224.
Osman, B. (1991). Tauhid dan Sains. Pustaka Hidayah.
Syukran, A. S. (2019). Fungsi Al- Qur’an bagi Manusia. Jurnal Pendidikan Islam,
1, 90–108.
Zainuddin, A. (2008). Hukum Islam : Pengantar Hukum Islam di Indonesia. Sinar
Grafika.

Anda mungkin juga menyukai