Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ZAKAT

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah


Mata Kuliah: Ushul Fiqih

Dosen Pengampu:
Dr. Sarina Aini, MA

Disusun Oleh:
Fahri Sidana
Alisma Fauzan

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI/PTIA)


YAYASAN TGK. CHIK PANTE KULU
DARUSSALAM BANDA ACEH
1445 H / 2023 M
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas di mata kuliah, Ushul Fiqih, dengan judul:

“AL-QURAN SEBAGAI SUMBER HUKUM”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik. Sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna di
karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Banda Aceh, 29 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................2

PEMBAHASAN........................................................................................................................2

A. Pengertian Sumber dan Dalil..........................................................................................2

B. Al-Qur’an Sebagai Sumber dan Dalil hukum.................................................................2

C. Al-Qur’an sebagai Dalil Kulli dan Juz’I.........................................................................4

BAB III.......................................................................................................................................5

PENUTUP..................................................................................................................................5

A. Kesimpulan.....................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan nama kitab suci Allah Swt. Yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw, dengan perantaraan malaikat Jibril. Al-Qur’an adalah kalam Allah
berbahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantaraan
malaikat Jibril serta diriwayatkan secara mutawatir dan tertulis dalam mushaf.

Pembahasan Qath’i dan Dzanni, Kully dan Juz’i hanya dapat ditemukan di kalangan
ahli ushul fiqh ketika mereka menganalisis kebenaran sumber suatu dalil serta kandungan
makna dalil itu sendiri. Dalam pengertian yang lebih sesuai, Qath’i dalam hukum Islam
adalah sesuatu yang bersifat pasti, tidak berubah-ubah dan karena itu bersifat fundamental,
yakni nilai kemaslahatan atau keadilan.

B. Rumusan Masalah

A. Apa Definisi Sumber dan Dalil?


B. Bagaimana Alqur’an sebagai sumber dalil dan hukum?
C. Bagaimana definisi dalil Qully, dan Juz’i?

C. Tujuan

1. Mengetahui Alqur’an sebagai sumber dalil dan hukum.


2. Mengetahui Cara Al-Qur’an dalam menetapkan hukum.
3. Mengetahui kehujjahan Al-Qur’an.
4. Mengetahui definisi dalil Qully, dan Juz’i.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sumber dan Dalil

Dalam bahasa Arab, yang dimaksud dengan “sumber” secara etimologi adalah
mashdar (‫)مصدر‬, yaitu asal dari segala sesuatu dan tempat merujuk segala sesuatu. Dalam
ushul fiqih kata mashdar al-ahkam al-syar’iyyah ( ‫ )مصادراالحكام الشرعية‬secara terminologi
berarti rujukan utama dalam menetapkan hukum Islam, yaitu Alquran dan Sunnah.

Sedangkan “dalil” dari bahasa Arab al-dalil ( ‫)الدليل‬, jamaknya al-adillah (‫)االدلة‬, secara
etimologi berarti:

‫الهادي الى اي شئ اومعنوي‬

“Petunjuk kepada sesuatu baik yang bersifat material maupun non material
(maknawi).”

Secara terminologi, dalil mengandung pengertian:

‫مايتوصل بصحيح النظرفيه الى حكم شرعي عملي‬

“Suatu petunjuk yang dijadikan landasan berpikir yang benar dalam memperoleh
hukum syara’ yang bersifat praktis, baik yang statusnya qathi’ (pasti) maupun zhanni
(relatif)1.”

B. Al-Qur’an Sebagai Sumber dan Dalil hukum

1. Pengertian Al-Qur’an

Kata Al-Qur’an dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata Qara’a yang secara
etimologis berarti bacaan, dan atau apa yang tertulis padanya. Subjek dari kata Qara’a berupa
isim fa’il yaitu Maqru’, seperti terdapat dalam firman Allah Swt. Surat Al-Qiyamah ayat 17-
18:

1
Wahbah al-Zuhaili, Ushul Fiqih Alislami, (Beirut: Dar al-Fikr, 1986), hlm. 417.

2
١٨ ‫ َفِإَذ ا َقَر ْأَنٰـ ُه َفٱَّتِبْع ُقْر َء اَن ۥُه‬١٧ ‫ِإَّن َع َلْيَنا َج ْمَع ۥُه َو ُقْر َء اَن ۥُه‬

Artinya: “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu)


dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka
ikutilah bacaannya itu.”

2. Cara Al-Qur’an dalam Menetapkan Hukum

Al-Qur’an diturunkan untuk memperbaiki sikap hidup manusia. Karena itu, Al-
Qur’an berisi perintah dan larangan, Al-Qur’an memerintahkan yang baik dan melarang yang
keji.

Di dalam mengerjakan perintah dan larangan, Al-Qur’an selalu berpedoman pada tiga
hal, yaitu:

a. Tidak memberatkan atau menyusahkan


Misalnya, mengqashar shalat, tidak berpuasa karena musafir, bertayamum,
memakan makanan yang terlarang dalam keadaan darurat.
b. Tidak memperbanyak beban/tuntutan
Misalnya, zakat karena hanya diwajibkan bagi orang-orang yang mampu saja, dan
lain-lain.
c. Berangsur-angsur di dalam mensyari’atkan sesuatu
Misalnya, pengharaman minuman keras prosesnya sampai tiga kali.

3. Kehujjahan Al-Qur’an

Ada alasan yang dikemukakan ulama ushul fiqih tentang kewajiban berujjah dengan
Al-Qur’an, diantaranya adalah:

a. Al-Qur’an itu diturunkan kepada Rasulullah Saw, diketahui secara mutawattir,


dan ini memberi keyakinan bahwa Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah
Swt melalui Malaikat Jibril kepada Muhammad Saw, yang dikenal sebagai orang
yang paling percaya.

3
b. Banyak ayat yang menyatakan bahwa Al-Qur’an itu datangnya dari Allah,
diantaranya dalam surat Ali Imran ayat 3:

‫َنَّز َل َع َلْيَك اْلِكَتاَب ِباْلَح ِّق ُمَص ِّد ًقا ِلَم ا َبْيَن َيَد ْيِه َو َأْنَز َل الَّتْو َر اَة َو اِإْل ْنِج يَل‬

Artinya: “Dia menurunkan Al kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya;


membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.”

c. Mukjizat Al-Qur’an juga merupakan dalil yang pasti tentang kebenaran Al-Qur’an
Mukjizat Al-Qur’an, menurut para ahli ushul fiqih dan ahli tafsir terlihat ketika
ada tantangan dari berbagai pihak untuk menandingi Al-Qur’an itu sendiri,
sehingga para ahli sastra Arab di mana dan kapan pun tidak bisa menandinginya2.

C. Al-Qur’an sebagai Dalil Kulli dan Juz’I

Al-Qur’an sebagai sumber utama hukum Islam menjelaskan hukum-hukum yang


terkandung di dalamnya dengan cara:

1. Penjelasan rinci (juz’i) terhadap sebagian hukum-hukum yang dikandungnya, seperti


yang berkaitan dengan masalah akidah, hukum waris, hukum-hukum yang terkait
dengan masalah pidana hudud, dan kaffarat.

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم الِّص َياُم َك َم ا ُك ِتَب َع َلى اَّلِذ يَن ِم ْن َقْبِلُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَّتُقوَن‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa,


sebagai mana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.”
(Q.S. Al-Baqarah :183)

Ayat diatas termasuk kedalam dalil juz’I, karena hanya menunjukkan kepada
perintah puasa saja.

2. Penjelasan Al-Qur’an terhadap sebagian besar hukum-hukum itu bersifat global


(kulli), umum, dan mutlak, seperti dalam masalah shalat yang tidak dirinci beberapa
kali sehari dikerjakan, berapa rakaat untuk satu kali shalat, apa rukun dan syaratnya.
Demikian juga dalam masalah zakat, tidak dijelaskan secara rinci, dan berapa benda
yang wajib dizakatkan, berapa nisab zakat, dan berapa kadar yang harus di zakatkan.
2
Abdul Wahhab Khalaf, ‘Ilmu Ushul al-Fiqh, (Kuwait: Dar al-Qalam, 1978), hlm. 20.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalil mengandung pengertian Suatu petunjuk yang dijadikan landasan berpikir yang
benar dalam memperoleh hukum syara’ yang bersifat praktis, baik yang statusnya qathi’
(pasti) maupun zhanni (relatif). Al-Qur’an merupakan nama kitab suci Allah Swt. Yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantaraan malaikat Jibril.

Di dalam mengerjakan perintah dan larangan, Al-Qur’an selalu berpedoman pada tiga
hal, yaitu tidak memberatkan atau menyusahkan, tidak memperbanyak beban/tuntutan,
berangsur-angsur di dalam mensyari’atkan sesuatu.

Dalil qath’I adalah lafal-lafal yang mengandung pengertian tungal dan tidak bisa
dipahami makna lain darinya. Ayat-ayat seperti ini misalnya, ayat-ayat waris, hudud, dan
kaffarat.

Dalil zhanni adalah lafal-lafal yang dalam Al-Qur’an mengandung pengertian lebih
dari satu dan memungkinkan untuk ditakwilkan. Misalnya, lafal musytarak (mengandung
pengertian ganda).

Penjelasan rinci (juz’i) terhadap sebagian hukum-hukum yang dikandungnya, seperti


yang berkaitan dengan masalah akidah, hukum waris, hukum-hukum yang terkait dengan
masalah pidana hudud, dan kaffarat.

Penjelasan Al-Qur’an terhadap sebagian besar hukum-hukum itu bersifat global


(kulli), umum, dan mutlak, seperti dalam masalah shalat yang tidak dirinci beberapa kali
sehari dikerjakan.

5
DAFTAR PUSTAKA

al-Zuhaili, Wahbah. Ushul Fiqih Alislami. Beirut: Dar al-Fikr, 1986.

Khalaf, Abdul Wahhab. ‘Ilmu Ushul al-Fiqh. Kuwait: 1978, Dar al-Qalam.

Prof. Drs. H.A. Djazuli, Dr. I. Nurol Aen M. A. Ushul Fiqih (Metodologi Hukum Islam).
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013.

Rifa’I, Drs. Moh. Fiqih Islam. Bandung: PT. Al- Ma’arif, 1973.

Anda mungkin juga menyukai