ZAKAT
Dosen Pengampu:
Dr. Sarina Aini, MA
Disusun Oleh:
Fahri Sidana
Alisma Fauzan
Syukur Alhamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas di mata kuliah, Ushul Fiqih, dengan judul:
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik. Sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna di
karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
BAB III.......................................................................................................................................5
PENUTUP..................................................................................................................................5
A. Kesimpulan.....................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan nama kitab suci Allah Swt. Yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw, dengan perantaraan malaikat Jibril. Al-Qur’an adalah kalam Allah
berbahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantaraan
malaikat Jibril serta diriwayatkan secara mutawatir dan tertulis dalam mushaf.
Pembahasan Qath’i dan Dzanni, Kully dan Juz’i hanya dapat ditemukan di kalangan
ahli ushul fiqh ketika mereka menganalisis kebenaran sumber suatu dalil serta kandungan
makna dalil itu sendiri. Dalam pengertian yang lebih sesuai, Qath’i dalam hukum Islam
adalah sesuatu yang bersifat pasti, tidak berubah-ubah dan karena itu bersifat fundamental,
yakni nilai kemaslahatan atau keadilan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam bahasa Arab, yang dimaksud dengan “sumber” secara etimologi adalah
mashdar ()مصدر, yaitu asal dari segala sesuatu dan tempat merujuk segala sesuatu. Dalam
ushul fiqih kata mashdar al-ahkam al-syar’iyyah ( )مصادراالحكام الشرعيةsecara terminologi
berarti rujukan utama dalam menetapkan hukum Islam, yaitu Alquran dan Sunnah.
Sedangkan “dalil” dari bahasa Arab al-dalil ( )الدليل, jamaknya al-adillah ()االدلة, secara
etimologi berarti:
“Petunjuk kepada sesuatu baik yang bersifat material maupun non material
(maknawi).”
“Suatu petunjuk yang dijadikan landasan berpikir yang benar dalam memperoleh
hukum syara’ yang bersifat praktis, baik yang statusnya qathi’ (pasti) maupun zhanni
(relatif)1.”
1. Pengertian Al-Qur’an
Kata Al-Qur’an dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata Qara’a yang secara
etimologis berarti bacaan, dan atau apa yang tertulis padanya. Subjek dari kata Qara’a berupa
isim fa’il yaitu Maqru’, seperti terdapat dalam firman Allah Swt. Surat Al-Qiyamah ayat 17-
18:
1
Wahbah al-Zuhaili, Ushul Fiqih Alislami, (Beirut: Dar al-Fikr, 1986), hlm. 417.
2
١٨ َفِإَذ ا َقَر ْأَنٰـ ُه َفٱَّتِبْع ُقْر َء اَن ۥُه١٧ ِإَّن َع َلْيَنا َج ْمَع ۥُه َو ُقْر َء اَن ۥُه
Al-Qur’an diturunkan untuk memperbaiki sikap hidup manusia. Karena itu, Al-
Qur’an berisi perintah dan larangan, Al-Qur’an memerintahkan yang baik dan melarang yang
keji.
Di dalam mengerjakan perintah dan larangan, Al-Qur’an selalu berpedoman pada tiga
hal, yaitu:
3. Kehujjahan Al-Qur’an
Ada alasan yang dikemukakan ulama ushul fiqih tentang kewajiban berujjah dengan
Al-Qur’an, diantaranya adalah:
3
b. Banyak ayat yang menyatakan bahwa Al-Qur’an itu datangnya dari Allah,
diantaranya dalam surat Ali Imran ayat 3:
َنَّز َل َع َلْيَك اْلِكَتاَب ِباْلَح ِّق ُمَص ِّد ًقا ِلَم ا َبْيَن َيَد ْيِه َو َأْنَز َل الَّتْو َر اَة َو اِإْل ْنِج يَل
c. Mukjizat Al-Qur’an juga merupakan dalil yang pasti tentang kebenaran Al-Qur’an
Mukjizat Al-Qur’an, menurut para ahli ushul fiqih dan ahli tafsir terlihat ketika
ada tantangan dari berbagai pihak untuk menandingi Al-Qur’an itu sendiri,
sehingga para ahli sastra Arab di mana dan kapan pun tidak bisa menandinginya2.
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم الِّص َياُم َك َم ا ُك ِتَب َع َلى اَّلِذ يَن ِم ْن َقْبِلُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَّتُقوَن
Ayat diatas termasuk kedalam dalil juz’I, karena hanya menunjukkan kepada
perintah puasa saja.
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalil mengandung pengertian Suatu petunjuk yang dijadikan landasan berpikir yang
benar dalam memperoleh hukum syara’ yang bersifat praktis, baik yang statusnya qathi’
(pasti) maupun zhanni (relatif). Al-Qur’an merupakan nama kitab suci Allah Swt. Yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantaraan malaikat Jibril.
Di dalam mengerjakan perintah dan larangan, Al-Qur’an selalu berpedoman pada tiga
hal, yaitu tidak memberatkan atau menyusahkan, tidak memperbanyak beban/tuntutan,
berangsur-angsur di dalam mensyari’atkan sesuatu.
Dalil qath’I adalah lafal-lafal yang mengandung pengertian tungal dan tidak bisa
dipahami makna lain darinya. Ayat-ayat seperti ini misalnya, ayat-ayat waris, hudud, dan
kaffarat.
Dalil zhanni adalah lafal-lafal yang dalam Al-Qur’an mengandung pengertian lebih
dari satu dan memungkinkan untuk ditakwilkan. Misalnya, lafal musytarak (mengandung
pengertian ganda).
5
DAFTAR PUSTAKA
Khalaf, Abdul Wahhab. ‘Ilmu Ushul al-Fiqh. Kuwait: 1978, Dar al-Qalam.
Prof. Drs. H.A. Djazuli, Dr. I. Nurol Aen M. A. Ushul Fiqih (Metodologi Hukum Islam).
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013.
Rifa’I, Drs. Moh. Fiqih Islam. Bandung: PT. Al- Ma’arif, 1973.