B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Al quran dan nama namanya?
2. Bagaimana garis besar kandungan Al Quran?
3. Apa pengertian dan macam macam wahyu?
4. Bagaimana perbedaaan wahyu, ilham dan ta’lim?
C. Tujuan
1. Menyebutkan pengertian Al quran dan nama namanya
2. Menyebutkan garis besar kandungan Al Quran
3. Menyebutkan pengertian dan macam macam wahyu
4. Menyebutkan perbedaaan wahyu, ilham dan ta’lim
Al-Quran dan Wahyu
A. Al-Quran
a. Pengertian Al-Quran
Secara bahasa al-Quran merupakan masdar dari kata qara’a-yaqra’u-
qiraatan-waqur’aanan, yang artinya bacaan atau yang dibaca. Menurut
istilah, para ahli bahasa, ulama ushul dan kalam mendefinisikan al-Quran
dengan berbagai macam definisi. Dalam pandangan ahli bahasa, al-Quran
adalah nama perkataan Allah SWT yang memiliki mu’jizat, yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ulama fikih dan ushul
memberikan definisi al-Quran yaitu kalam Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad, membacanya dinilai sebagai ibadah, dinukilkan secara
mutawattir mulai dari surah al-Fatihah sampai ke akhir surah yakni surah
an-Nas. Sedangkan ulama kalam memberikan pengertian al-Quran yakni
kalam Allah SWT yang berdiri sendiri, bukan berupa huruf, bukan
makhluk dan tidak dengan suara.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa al-Quran
adalah kalam Allah SWT yang berupa mukjizat, diturunkan kepada nabi
Muhammad dan sampai kepada kita secara mutawattir, serta
membacanya dinilai sebagai ibadah.
Al-Quran merupakan kalam ilahi yang merupakan bacaan bagi kaum
muslimin, karena tidak ada suatu bacaan di dunia ini yang sebanding
dengannya. Sebagai orang Islam sudah sepantasnya kita membaca,
memahami dan mengamalkan isi al-Quran untuk menjamin kehidupan
kita baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana diterangkan dalam
Surah al-Baqarah ayat 185, berbunyi:
ان ٍ َاس َوبَيِّ ٰن
َِ َت ِّمنَ ْٱلهُد َٰى َو ْٱلفُرْ ق ِ َّنز َل فِي ِه ْٱلقُرْ َءانُ هُدًى لِّلنضانَ ٱلَّ ِذ ٓ ُأ
ِ ى َ َش ْه ُر َر َم
b. Nama-nama Al-Quran
Allah menamakan al-Quran dengan beberapa nama, diantaranya:
1. Al-Quran (Bacaan atau Yang Mengumpulkan)
Artinya sesuatu yang dibaca (bacaan), dan juga sesuatu yang
mengumpulkan (pengumpul) yang merupakan pengumpul kabar-
kabar dan hukum-hukum Allah SWT. Allah menyebut nama ini di
antaranya dalam surat Al Insan ayat 23, berbunyi:
ِ ِإنَّا نَحْ نُ نَ َّز ْلنَا َعلَ ْيكَ ْٱلقُرْ َءانَ ت
َنزياًل
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Quran kepadamu
(hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.
Referensi : https://tafsirweb.com/11751-surat-al-insan-ayat-23.html
2. Al-Furqan (Pembeda)
Al-Furqan memiliki arti pembeda. Hal ini berarti al-Quran
menjelaskan antara yang benar dan yang salah, antara hak dan batil,
antara baik dan yang buruk. Allah menyebut nama ini di antaranya
dalam surat Al-Furqan ayat 1, berbunyi:
ك ٱلَّ ِذى نَ َّز َل ْٱلفُرْ قَانَ َعلَ ٰى َع ْب ِد ِهۦ لِيَ ُكونَ لِ ْل ٰ َعلَ ِمينَ نَ ِذيرًا َ َتَب
َ ار
Artinya: Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al
Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan
kepada seluruh alam,
Referensi : https://tafsirweb.com/6257-surat-al-furqan-ayat-1.html
5. Al-Kitab (Buku)
Allah SWT menyebut nama Al-Kitab dalam awal surat al-Baqarah
ayat 2, berbunyi:
َ ٰ َذلِكَ ْٱل ِك ٰتَبُ اَل َري
َْب ۛ فِي ِه ۛ هُدًى لِّ ْل ُمتَّقِين
Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk
bagi mereka yang bertakwa,
Referensi : https://tafsirweb.com/177-surat-al-baqarah-ayat-2.html
B. Wahyu
a. Pengertian Wahyu
Al-wahy (wahyu) adalah kata infinitive (masdhar) yang menunjuk pada
dua pengertian dasar, yakni tersembunyi dan cepat. Pendapat lain yakni
menurut bahasa, kata wahyu berasal dari bahasa Arab al-wahy yang
memiliki beberapa arti, di antaranya suara, bahasa isyarat, bisikan, dan
paham. Makna dasar dari kata wahyu yakni memahamkan suatu hal
dengan tersembunyi dan cepat.
Wahyu menurut etimologi yaitu pemberitahuan secra sembunyi dan cepat
yang khusus ditujukan kepada orang yang diberi tahu tanpa diketahui
orang lain. Sedangkan menurut terminology wahyu ialah firman atau
petunjuk dari Allah SWT kepada para rasul. Wahyu merupakan nama
bagi sesuatu yang disampaikan dengan cepat dari Allah kepada nabiNya.
Secara syar’i wahyu adalah kalam atau perkataan dari Allah yang berisi
perintah atau ajaran agama yang diturunkan kepada para utusanNya baik
disampaikan melalui perantara malaikat maupun tanpa perantara (secara
langsung).
b. Macam-macam Wahyu
Para ulama telah meyebutkan tenang macam-macam wahyu yang
diurunkan kepada Rasulullah, yaitu:
1. Ar-ru’ya ash-shadiqah (Mimpi yang benar)
Nabi adalah orang-orang sholeh dan orang-orang yang terpilih oleh
Allah. Tentu mimpi yang mereka dapatkan adalah mimpi dari Allah.
Sebagai contoh kisah Nabi Ibrahim yang mendapatkan wahyu dari
Allah melalui mimpinya untuk menyembelih anaknya yaitu Nabi
Ismail. Hal lain juga terjadi pada Nabi Muhammad SAW
2. Ilham
Menurut syar’i, ilham adalah bisikan hati berupa pengetahuan yang
diberikan oleh Allah kepada hambaNya, baik kepada Rasulullah
maupun selainnya.
Rasulullah mendapat ilham dengan cara malaikat meniupkannya ke
dalam hati Nabi tanpa beliau sadari. Seperti sabda nabi
“Sesungguhnya Malaikat Jibril telah meniupkan ke dalam hatiku.
Bahwasannya tidak akan mati suatu jiwa hingga disempurnakan
rezekinya. Maka bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam
meminta.” Dari sabda beliau menandakan bahwa malaikat Jibril telah
memberikan wahyu kepada Rasulullah dengan cara membisikkan ke
dalam hatinya.
3. Bunyi Lonceng
Wahyu yang satu ini agak sulit untuk dipahami. Seperti yang
diketahui bunyi sebuah lonceng. Lalu beliau mampu untuk
mengartikannya, atau mungkn terdapat kalimat-kalimat setelah itu.
Sebagaimana Rasulullah sabdakan ketika ditanya oleh Al-Harits
“Terkadang datang kepadaku seperti bunyi lonceng, dan uti yang
paling berat bagiku. Lalu wahyu terputus dariku, aku mengerti apa
yang ia katakan. Dan terkadang malaikat itu menjelma menjadi
seorang laki-laki lalu berbicara denganku dan aku mengerti apa yang
dia katakan.”
4. Tanpa Perantara
Wahyu Allah yang langsung diturunkan tanpa perantara malaikat.
Sebagaimana ketika Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa A.S.
Sedangkan Nabi Muhammad SAW, adalah ketika beliau berada dalam
isra mi’raj. Perintah sholat tersebut disampaikan oleh Allah dengan
berbicara langsung dengan Nabi Muhammad untuk melaksanakan
kewajiban yang saat ini dilakukan oleh seluruh umat muslim di dunia.
5. Malaikat Jibril Menampakkan Diri dengan Wujud Aslinya
Nabi Muhammad SAW melihat malaikat Jibril dalam wujud aslinya
pada saat malaikat Jibril menyampaikan wahyu yang pertama kali di
gua hiro. Malaikat Jibril menampakkan wujud aslinya sehingga
membuat Rasulullah gemetaran selama 40 hari.
Malaikat Jibril tampak wujudnya dengan enam ratus sayap antara
masyrik dan magrib (barat-timur), sayap dan jubah kebesarannya
putih bagai mutiara, dengan rupa begitu gagah dan rupawan, dan
dengan kekuatan yang dahsyat penuh mukjizat. Disebutkan bahwa
Nabi Muhammad hanya mampu melihat wujud asli malaikat Jibril
sebanyak dua kali.
6. Malaikat Jibril Menampakkan Diri sebagai Seorang Laki-laki
Malaikat Jibril mendatangi Nabi Muhammad SAW dengan wujud
seorang laki-laki yang tampan, lalu berbicara kepada beliau untuk
menyampaikan wahyu dari Allah SWT. Dalam wahyu ini, terkadang
ada kalangan sahabat yang melihatnya.