Anda di halaman 1dari 10

Kata Pengantar

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahma dan karunia-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah “Ilmu Al-Qur’an dan Tahfidz” dengan judul Al Qur’an dan
Wahyu.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen mata kuliah “Ilmu Al-Qur’an dan Tahfidz” yang
telah memberikan tugas kepada kami. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan,
Terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran
Pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak
Kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga
makalah Al-Quran dan Wahyu ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Semarang, 30 Agustus 2022


Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an adalah sumber wahyu Allah SWT yang diturunkan
kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril
yang berfungsi sebagai petunjuk dan Pedoman hidup bagi umat
manusia pada umumnya dan kaum muslim khususnya.
Didalamnya terdapat informasi-informasi baik berupa sejarah
dimasa lalu, hukum-hukum yang berlaku, perintah, larangan,
hingga ilmu pengetahuan yang akan terbukti Dimasa depan,
sehingga al-Qur’an merupakan salah satu kelangkaan kitab yang
telah Memberikan pengaruh begitu luas dan mendalam terhadap
peradaban umat manusia.1 Dengan demikian, al-Qur’an
merupakan sarana bagi umat manusia agar menjadi lebih Baik lagi
dalam kehidupan di dunia dan bahagia di akhirat kelak.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Al quran dan nama namanya?
2. Bagaimana garis besar kandungan Al Quran?
3. Apa pengertian dan macam macam wahyu?
4. Bagaimana perbedaaan wahyu, ilham dan ta’lim?
C. Tujuan
1. Menyebutkan pengertian Al quran dan nama namanya
2. Menyebutkan garis besar kandungan Al Quran
3. Menyebutkan pengertian dan macam macam wahyu
4. Menyebutkan perbedaaan wahyu, ilham dan ta’lim
Al-Quran dan Wahyu
A. Al-Quran
a. Pengertian Al-Quran
Secara bahasa al-Quran merupakan masdar dari kata qara’a-yaqra’u-
qiraatan-waqur’aanan, yang artinya bacaan atau yang dibaca. Menurut
istilah, para ahli bahasa, ulama ushul dan kalam mendefinisikan al-Quran
dengan berbagai macam definisi. Dalam pandangan ahli bahasa, al-Quran
adalah nama perkataan Allah SWT yang memiliki mu’jizat, yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ulama fikih dan ushul
memberikan definisi al-Quran yaitu kalam Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad, membacanya dinilai sebagai ibadah, dinukilkan secara
mutawattir mulai dari surah al-Fatihah sampai ke akhir surah yakni surah
an-Nas. Sedangkan ulama kalam memberikan pengertian al-Quran yakni
kalam Allah SWT yang berdiri sendiri, bukan berupa huruf, bukan
makhluk dan tidak dengan suara.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa al-Quran
adalah kalam Allah SWT yang berupa mukjizat, diturunkan kepada nabi
Muhammad dan sampai kepada kita secara mutawattir, serta
membacanya dinilai sebagai ibadah.
Al-Quran merupakan kalam ilahi yang merupakan bacaan bagi kaum
muslimin, karena tidak ada suatu bacaan di dunia ini yang sebanding
dengannya. Sebagai orang Islam sudah sepantasnya kita membaca,
memahami dan mengamalkan isi al-Quran untuk menjamin kehidupan
kita baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana diterangkan dalam
Surah al-Baqarah ayat 185, berbunyi:
‫ان‬ ٍ َ‫اس َوبَيِّ ٰن‬
َِ َ‫ت ِّمنَ ْٱلهُد َٰى َو ْٱلفُرْ ق‬ ِ َّ‫نز َل فِي ِه ْٱلقُرْ َءانُ هُدًى لِّلن‬‫ضانَ ٱلَّ ِذ ٓ ُأ‬
ِ ‫ى‬ َ ‫َش ْه ُر َر َم‬

Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan,


bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Referensi : https://tafsirweb.com/691-surat-al-baqarah-ayat-185.html

b. Nama-nama Al-Quran
Allah menamakan al-Quran dengan beberapa nama, diantaranya:
1. Al-Quran (Bacaan atau Yang Mengumpulkan)
Artinya sesuatu yang dibaca (bacaan), dan juga sesuatu yang
mengumpulkan (pengumpul) yang merupakan pengumpul kabar-
kabar dan hukum-hukum Allah SWT. Allah menyebut nama ini di
antaranya dalam surat Al Insan ayat 23, berbunyi:
ِ ‫ِإنَّا نَحْ نُ نَ َّز ْلنَا َعلَ ْيكَ ْٱلقُرْ َءانَ ت‬
‫َنزياًل‬
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Quran kepadamu
(hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.
Referensi : https://tafsirweb.com/11751-surat-al-insan-ayat-23.html
2. Al-Furqan (Pembeda)
Al-Furqan memiliki arti pembeda. Hal ini berarti al-Quran
menjelaskan antara yang benar dan yang salah, antara hak dan batil,
antara baik dan yang buruk. Allah menyebut nama ini di antaranya
dalam surat Al-Furqan ayat 1, berbunyi:
‫ك ٱلَّ ِذى نَ َّز َل ْٱلفُرْ قَانَ َعلَ ٰى َع ْب ِد ِهۦ لِيَ ُكونَ لِ ْل ٰ َعلَ ِمينَ نَ ِذيرًا‬ َ َ‫تَب‬
َ ‫ار‬
Artinya: Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al
Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan
kepada seluruh alam,
Referensi : https://tafsirweb.com/6257-surat-al-furqan-ayat-1.html

3. At-Tanzil (Yang Diturunkan)


Dinamakan at-Tanzil karena mempunyai arti benar-benar turun, serta
banyaknya firman Allah yang menyebutkan at-Tanzil. Allah
menyebut nama ini di antaranya dalam surat asy-Syuara ayat 192,
berbunyi:
َ‫َنزي ُل َربِّ ْٱل ٰ َعلَ ِمين‬
ِ ‫َوِإنَّهۥُ لَت‬
Artinya: Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh
Tuhan semesta alam,
Referensi : https://tafsirweb.com/6602-surat-asy-syuara-ayat-192.html

4. Adz-Dzikr (Pemberi Peringatan)


Dinamakan adz-Dzikr yang berarti peringatan, karena di dalam al-
Quran mengandung peringatan-peringatan dan informasi mengenai
umat yang telah lalu yang juga sebagai peringatan dan nasihat bagi
orang yang bertaqwa. Allah SWT menyebut nama Adz-Dzikr di
antaranya dalam surat Al-Hijr ayat 9, berbunyi:
َ‫ِإنَّا نَحْ نُ نَ َّز ْلنَا ٱل ِّذ ْك َر َوِإنَّا لَهۥُ لَ ٰ َحفِظُون‬
Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
Referensi : https://tafsirweb.com/4159-surat-al-hijr-ayat-9.html

5. Al-Kitab (Buku)
Allah SWT menyebut nama Al-Kitab dalam awal surat al-Baqarah
ayat 2, berbunyi:
َ ‫ٰ َذلِكَ ْٱل ِك ٰتَبُ اَل َري‬
َ‫ْب ۛ فِي ِه ۛ هُدًى لِّ ْل ُمتَّقِين‬
Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk
bagi mereka yang bertakwa,
Referensi : https://tafsirweb.com/177-surat-al-baqarah-ayat-2.html

Berikut beberapa nama lainnya dari Al-Quran yang telah disebutkan


oleh Allah SWT, yang dikumpulkan oleh Abul Ma’ali Al-Uzaizi bin
Abdul Malik dalam kitabnya Al Burhan, yakni Al Huda (petunjuk), Al
Mubin (yang menjelaskan), Al Karim (yang mulia), Al Kalam
(perkataan), Ar-Rahmah (kasih sayang), Asy-Syifa (obat), An-Nuur
(cahaya), Al Mau’idhah (nasihat), Al Mubarak (yang diberkahi), Al
Aliy (yang tinggi), Al Hadi (petunjuk), dan masih banyak lagi.

c. Garis Besar Kandungan Al-Quran


Al-Quran merupakan pedoman hidup dan petunjuk bagi umat Muslim di
seluruh alam semesta. Oleh karena itu, Al-Quran memiliki kandungan
yang sangat lengkap dan kompleks. Isi kandungan Al-Quran terdiri dari
pokok-pokok ajaran Islam yang berkaitan dengan masalah ketauhidan,
akidah, akhlak, ibadah, muamalah, sejarah, hukum, dan ilmu
pengetahuan yang dibutuhkan manusia dalam kehidupannya.
1. Akidah
Akidah secara bahasa berarti keyakinan. Sedangkan secara istilah
artinya suatu kepercayaan yang harus diyakini dengan sepenuh hati,
dinyatakan dengan lisan, dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Inti
pokok dari akidah adalah keyakinan penuh dan tidak ada keraguan
akan keesaan Allah SWT.
2. Ibadah dan Muamalah
Adanya manusia di dunia ini tentunya karena kehendak dan
kekuasaan Allah SWT. Untuk itu setiap manusia diharuskan atau
diperintahkan untuk beribadah kepada Allah SWT dengan melakukan
ibadah. Artinya, manusia diperintahkan untuk mengabdi atau
beribadah sepenuhnya kepada Allah SWT dengan patuh dan menaati
perintahNya.
Selain ibadah, manusia juga memiliki keinginan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan manusia lain. Oleh karena itu, Allah
mengatur hubungan antarmanusia dalam Al-Quran disebut dengan
muamalah.
3. Hukum
Hukum dalam Al-Quran berisi aturan-aturan dasar dan menyeluruh
bagi umat manusia. Hukum ini membuat hidup manusia lebih adil,
damai, dan sejahtera. Adapun hukum-hukum yang terdapat dalam Al-
Quran antara lain hukm waris, hukum pidana, hukum perkawinan,
hukm perang, dan hukum anarbangsa.
4. Sejarah
Di dalam Al-Quran menjelaskan sejarah dan cerita masa lalu untuk
dijadikan pelajaran maupun pedoman bagi umat islam. Banyak kisah
yang menceritakan sahabat yang berakhlak baik, selalu menaati
perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Begitupun sebaliknya, dan
manusia bias belajar dari cerita sahabat tersebut.
5. Akhlak
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia dan muncul
dalam perilaku sehari-hari. Sosok yang patut dijadikan suri auladan
bagi umat Islam adalah Nabi Muhammad SAW. Hal ini dikarenakan
kepridabian beliau bersumber langsung dari Al-Quran. Dengan
mengikuti akhlak Nabi, seorang muslim akan menjadi pribadi yang
baik dan terhindar dari akhlak tercela.
6. Ilmu Pengetahuan
Di dalam Al-Quran berisi banyak sekali ayat yang menunjukkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Ilmu ini memiliki kekuatan besar untuk
dikembangkan demi kebaikan dan kesejahteraan umat manusia.
Ayat pertama yang diturunkan Allah adalah surat Al-Alaq, yang
memerintahkan umat Islam untuk membaca sebagai sarana utama
untuk memperdalam ilmu. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Quran
hadir sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi manusia.

B. Wahyu
a. Pengertian Wahyu
Al-wahy (wahyu) adalah kata infinitive (masdhar) yang menunjuk pada
dua pengertian dasar, yakni tersembunyi dan cepat. Pendapat lain yakni
menurut bahasa, kata wahyu berasal dari bahasa Arab al-wahy yang
memiliki beberapa arti, di antaranya suara, bahasa isyarat, bisikan, dan
paham. Makna dasar dari kata wahyu yakni memahamkan suatu hal
dengan tersembunyi dan cepat.
Wahyu menurut etimologi yaitu pemberitahuan secra sembunyi dan cepat
yang khusus ditujukan kepada orang yang diberi tahu tanpa diketahui
orang lain. Sedangkan menurut terminology wahyu ialah firman atau
petunjuk dari Allah SWT kepada para rasul. Wahyu merupakan nama
bagi sesuatu yang disampaikan dengan cepat dari Allah kepada nabiNya.
Secara syar’i wahyu adalah kalam atau perkataan dari Allah yang berisi
perintah atau ajaran agama yang diturunkan kepada para utusanNya baik
disampaikan melalui perantara malaikat maupun tanpa perantara (secara
langsung).
b. Macam-macam Wahyu
Para ulama telah meyebutkan tenang macam-macam wahyu yang
diurunkan kepada Rasulullah, yaitu:
1. Ar-ru’ya ash-shadiqah (Mimpi yang benar)
Nabi adalah orang-orang sholeh dan orang-orang yang terpilih oleh
Allah. Tentu mimpi yang mereka dapatkan adalah mimpi dari Allah.
Sebagai contoh kisah Nabi Ibrahim yang mendapatkan wahyu dari
Allah melalui mimpinya untuk menyembelih anaknya yaitu Nabi
Ismail. Hal lain juga terjadi pada Nabi Muhammad SAW
2. Ilham
Menurut syar’i, ilham adalah bisikan hati berupa pengetahuan yang
diberikan oleh Allah kepada hambaNya, baik kepada Rasulullah
maupun selainnya.
Rasulullah mendapat ilham dengan cara malaikat meniupkannya ke
dalam hati Nabi tanpa beliau sadari. Seperti sabda nabi
“Sesungguhnya Malaikat Jibril telah meniupkan ke dalam hatiku.
Bahwasannya tidak akan mati suatu jiwa hingga disempurnakan
rezekinya. Maka bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam
meminta.” Dari sabda beliau menandakan bahwa malaikat Jibril telah
memberikan wahyu kepada Rasulullah dengan cara membisikkan ke
dalam hatinya.
3. Bunyi Lonceng
Wahyu yang satu ini agak sulit untuk dipahami. Seperti yang
diketahui bunyi sebuah lonceng. Lalu beliau mampu untuk
mengartikannya, atau mungkn terdapat kalimat-kalimat setelah itu.
Sebagaimana Rasulullah sabdakan ketika ditanya oleh Al-Harits
“Terkadang datang kepadaku seperti bunyi lonceng, dan uti yang
paling berat bagiku. Lalu wahyu terputus dariku, aku mengerti apa
yang ia katakan. Dan terkadang malaikat itu menjelma menjadi
seorang laki-laki lalu berbicara denganku dan aku mengerti apa yang
dia katakan.”
4. Tanpa Perantara
Wahyu Allah yang langsung diturunkan tanpa perantara malaikat.
Sebagaimana ketika Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa A.S.
Sedangkan Nabi Muhammad SAW, adalah ketika beliau berada dalam
isra mi’raj. Perintah sholat tersebut disampaikan oleh Allah dengan
berbicara langsung dengan Nabi Muhammad untuk melaksanakan
kewajiban yang saat ini dilakukan oleh seluruh umat muslim di dunia.
5. Malaikat Jibril Menampakkan Diri dengan Wujud Aslinya
Nabi Muhammad SAW melihat malaikat Jibril dalam wujud aslinya
pada saat malaikat Jibril menyampaikan wahyu yang pertama kali di
gua hiro. Malaikat Jibril menampakkan wujud aslinya sehingga
membuat Rasulullah gemetaran selama 40 hari.
Malaikat Jibril tampak wujudnya dengan enam ratus sayap antara
masyrik dan magrib (barat-timur), sayap dan jubah kebesarannya
putih bagai mutiara, dengan rupa begitu gagah dan rupawan, dan
dengan kekuatan yang dahsyat penuh mukjizat. Disebutkan bahwa
Nabi Muhammad hanya mampu melihat wujud asli malaikat Jibril
sebanyak dua kali.
6. Malaikat Jibril Menampakkan Diri sebagai Seorang Laki-laki
Malaikat Jibril mendatangi Nabi Muhammad SAW dengan wujud
seorang laki-laki yang tampan, lalu berbicara kepada beliau untuk
menyampaikan wahyu dari Allah SWT. Dalam wahyu ini, terkadang
ada kalangan sahabat yang melihatnya.

c. Perbedaan Wahyu, Ilham, dan Ta’lim


1. Wahyu
Wahyu adalah kalam Allah yang disampaikan kepada orang yang
terpilih dari beberapa hambaNya berisi petunjuk dan ilmu
pengetahuan yang akan diberitahukan tetapi dengan cara yang tidak
biasa bagi manusia, baik melalui perantara maupun tanpa perantara.
2. Ilham
Ilham adalah petunjuk Allah yang muncul dalam hati, dan harus ada
keyakinan bahwa petunjuk itu datang dari Allah. Dari sisi
penyampaian ilham disamakan dengan wahyu yakni disampaikan
lewat hati. Namun ilham tidak melalui perantara. Ilham dapat disebut
sebagai inspirasi yakni bisikan batin yang timbul dengan sendirinya.
3. Ta’lim
Ta’lim secara bahasa berarti pengajaran (masdar dari ‘alama-
yu’alimu-ta’liman). Secara istilah berarti pengajaran yang bersifat
penyampaian pengertian, pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
untuk menuju posisi tidak tahu menjadi tahu, sehingga siap untuk
menerima hikmah dan mampu mempelajari hal-hal yang bermanfaat
bagi dirinya.
Bisa dikatakan perbedaannya yaitu wahyu hanya untuk orang-orang
tertentu yang dipilih Allah SWT yakni nabi dan rasul, sedangkan
ilham dan ta’lim untuk semua manusia. Ilham dapat berisi ilmu
pengetahuan, perasaan halus, insting, atau berupa tabiat yang
diberikan kepada semua manusia dan hanya diperoleh atas kehendak
Allah, tanpa usaha manusia. Sedangkan ta’lim harus melalui usaha
manusia.

Anda mungkin juga menyukai