Anda di halaman 1dari 21

MENGENAL AL- QUR’AN

A Definisi

Kata Al- Qur’an berasal dari kata kerja qara’a yang berarti membaca dan dalam bentuk masdar
(kata dasar)- nya adalah Qur’an yang berarti bacaan. Al- Qur’an di artikan juga dengan Kalam
(firman) Allah SWT yang di wahyukan kepada Rosulullah Muhammad SAW melalui malaikat
Jibril dengan lafadz dan maknanya. Kemudian di gunakan kata “Qur’an” itu untuk Al- Qur’an
yang dikenal sekarang ini. Adapun definisi Al- Qur’an adalah : Kalam Ilahi yang merupakan
mukjizat yang di turunkan (di wahyukan) Allah SWT kepada Muhammad SAW dan yang ditulis di
mushaf dan di riwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah. Al- Qur’an
dengan makna bacaan di nyatakan oleh Allah SWT dalam beberapa ayat, antara lain dalam
surat Al- Baqoroh ayat 185 dan Al- Qiyamah ayat 16- 18: 1

Artinya :

“ (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya di
turunkan (Permulaan) Al- Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan – penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, Barang
siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan Barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang di tinggalkannya, pada hari- hari yang lain.
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah mengagungkan Allah atas petunjuk-
Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al- Baqoroh : 185).

1
Departemen Pendidikan Nasional, Ensiklopedi Islam, Jilid 4. Hal.132.
Artinya :

“ Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al- Qur’an karena hendak cepat- cepat
(menguasai) nya.

“ Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (didadamu) dan (membuatmu


pandai) membacanya.

“ Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. 2

Al- Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang di turunkan Allah SWT kepada Rosulullah SAW.
Dan sesuatu di luar kebiasaan yang disertai dengan adanya tantangan. 3 Syekh Muhammad
Abduh dalam kitabnya Risaalatut Tauhid menerangkan bagaimana ketinggian dan kemajuan
bahasa di masa turunnya Al- Qur’an : Al- Qur’an di turunkan pada suatu masa yang telah
sepakat ahli- ahli riwayat mengatakan, bahwa masa itu adalah masa yang gemilang di tinjau
dari segi kemajuan bahasa dan pada masa itu banyak sekali terdapat ahli- ahli sastera dan ahli-
ahli pidato. Sedangkan menurut Prof. DR. Quraish Shihab, sesuatu itu di namakan dengan
mukjizat apabila telah memenuhi empat unsur, yaitu :

a) Sesuatu hal yang ada di luar kebiasaan


b) Terdapat pada diri seorang Nabi
c) Di sertai dengan adanya tantangan
d) Sesuatu yang tidak dapat di kalahkan manusia

Al- Qur’an sebagai mukjizat merupakan tantangan bagi orang arab setelah mereka memberikan
tafsiran dan persepsi yang keliru terhadap Al- Qur’an, untuk membuktikan siapa yang benar di
antara mereka. Mukjizat itu sendiri merupakan sesuatu yang sangat luar biasa yang tidak ada
kuasa bagi manusia untuk menandinginya karena hal tersebut diluar kemampun manusia. Para
ulama sepakat bahwa Al- Qur’an merupakan mukjizat terbesar di tinjau dari dua segi, yaitu dari
segi Bahasa dan dari segi kandungan isi. 4 Al- Qur’an di turunkan oleh Allah SWT secara
bertahap kepada Rosulullah SAW selama kurang lebih dua puluh tiga tahun masa kenabiannya.
Adapun proses di turunkannya Al- Qur’an kepada Rosulullah Muhammad SAW melalui berbagai
cara, antara lain :

2
Mujamma al- Malik Fahd li Thiba’at al- Mush-haf asy- syarif Madinah al- Munawwarah, P.O BOX 6262, Kerajaan
Arab Saudi, Al- Qur’an Dan Terjemah. h. 45 dan h. 999.
3
Imam as- Suyuti, al- itqon fi ulumil Qur’an.
4
Departemen Pendidikan Nasional, Ensiklopedi Islam, Jilid 4 h. 139
1. Malaikat Jibril “memasukkan” wahyu itu ke dalam hati sanubari Rosulullah Muhammad
SAW tanpa memperlihatkan wujudnya.
2. Malaikat Jibril menampakkan dirinya kepada Rosulullah SAW sebagai seorang laki- laki
dan menyampaikan wahyu langsung di hadapannya.
3. Wahyu turun kepada Rosulullah Muhammad SAW seperti bunyi gemerincing lonceng
dan cara ini yang berat di terima oleh Rosulullah Muhammad SAW.
4. Malaikat Jibril turun membawa wahyu dengan menampakkan wujudnya yang asli
seperti di nyatakan dalam surah an- Najm ayat 13 – 14.

Artinya :

13. Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu
yang lain.

14. (yaitu) di sidratul Muntaha.

Sedangkan masa turunnya Al- Qur’an terbagi dalam dua periode, yaitu :

1. Periode Mekkah, yaitu masa Rosulullah Muhammad SAW masih berada di Mekkah (610-
622), mulai turunnya wahyu pertama sampai Rosulullah Muhammad SAW melakukan
hijrah ke Yatsrib sekarang dikenal Madinatul Munawwaroh kemudian nama surat dan
ayat- ayatnya disebut dengan Makkiyyah.
2. Periode Madinah, yaitu masa setelah Rosulullah Muhammad SAW hijrah ke Madinah
(622-632), sejak Rosulullah Muhammad SAW hijrah sampai turunnya wahyu
penghabisan. Surat dan ayat- ayat yang turun pada masa ini kemudian disebut pula
dengan Madaniyyah.5

Adapun ciri- ciri ayat Makkiyyah di antaranya adalah ayatnya pendek- pendek dimulai dengan
kalimat Yaa ayyuha an- Naas, mayoritas mengandung pembahasan masalah tauhid, hal ihwal
surga dan neraka serta menyangkut masalah kehidupan akhirat. Sedangkan ayat- ayat
Madaniyyah cirinya antara lain adalah ayatnya panjang- panjang(Tiwal) diawali dengan kalimat
Yaa ayyuha alladziinaa aamanuu, mayorita pembahasannya mengenai hukum- hukum yang
jelas serta lainnya mengenai Mu’amalah. 6

Untuk memelihara secara utuh akan keotentikan Al- Qur’an, Pengkodifikasian atau
pengumpulan Al- Qur’an telah dimulai sejak masa Rosulullah Muhammad SAW dengan cara
5
Prof. DR. Quraish Shihab, Membumikan Al- Qur’an, Mizan.
6
Departemen Pendidikan Nasional, Ensiklopedi Islam, Jilid 4
menghafal Al- Qur’an secara benar. Diantara sahabat- sahabat yang menghafal dengan benar di
antaranya adalah : Abu Bakar as- Siddiq, Umar bin Khattab, usman bin Affan, Ali bin Abi Tholib,
Thalhah, Sa’ad bin Abi Waqash,Huzaifah, Abi Hurairoh, Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin
Umar, Abdullah bin Abbas, Amr bin Ash, Mu’awiyyah bin Abi Sopyan Abdullah bin Zubair,
Aisyah binti Abu Bakar, Hafsah binti Umar, Ummu Salamah, Ubay Bin Ka’ab, Mu’adz bin Jabal,
Zaid bin Tsabit, Abu Darda dan Anas bin Malik. Inilah golongan sahabat era pertama setelah
Rosulullah Muhammad SAW yang memelihara keotentikan dan kemurnian Al- Qur’an secara
benar dan terpercaya. Dan pada masa Rosulullah Muhammad SAW ada tiga cara di dalam
memelihara keotentikan dan kemurnian Al- Qur’an, yaitu :

a. Hafalan dari mereka Sahabat Rosul yang hafal Al- Qur’an


b. Naskah- naskah yang ditulis untuk Rosul
c. Naskah- naskah yan di tulis oleh mereka yang pandai menulis dan membaca untuk
mereka masing- masing.7

B. Nama- Nama Lain dari Al- Qur’an

Al- Quran juga mempunyai nama- nama lain yang di berikan oleh Allah SWT. Sebagaimana
disebutkan dalam Al- Qur’an, diantaranya adalah :

1. Al- Kitab atau Kitab Allah

Nama ini merupakan sinonim dari perkataan Al- Qur’an, sebagaimana Firman Allah SWT dala
surat Al- Baqoroh ayat 2 :

Artinya :

“Kitab (Al- Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya dan petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” 8

2 Al- Furqan (Pembeda)

Nama lain dari Al- Qur’an adalah Al- Furqan yang berarti pembeda sesuai dengan maknanya
bahwa Al- Qur’an telah membedakan atau memberikan batasan antara yang hak dan yang
bathil. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al- Furqan ayat 1.

7
Manna al- Qaththan, Mabahits Fi ulum al- Qur’an, muassasah ar Risalah, Beirut
8
Mujamma al- Malik Fahd li Thiba’at al- Mush-haf asy- syarif Madinah al- Munawwarah, P.O BOX 6262, Kerajaan
Arab Saudi, Al- Qur’an Dan Terjemah. h. 8
Artinya :

“ Maha Agung (Allah) yang telah menurunkan Al- Furqan, kepada hamba-Nya, agar ia menjadi
peringatan kepada seluruh alam”.

3 Adz- Zikr

Selain di beri nama Al- Furqan, Al- Qur’an juga di namai dengan Adz- Zikr, yang berarti
peringatan. Dan Al- Qur’an memberi peri peringatan kepada seluruh manusia bahwa seluruh
perbuatan yang dilakukan akan ada perhitungannya. Mengenai penamaan Al- Qur’an dengan
Adz- Zikr, sebagaimana tercantum dalam surat Al- Hijr ayat 9.

Artinya :

“ sesungguhnya kamilah yang menurunkan “Adz- Zikr” dan sesungguhnya kami pula yang
menjaganya”.

4 Al- HUdaa

Al- Qur’an juga dinamai dengan nama Al- Huda yang berarti petunjuk bagi manusia.
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat Al- Baqoroh ayat 185.

Artnya :

“ (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya di
turunkan (Permulaan) Al- Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan – penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, Barang
siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan Barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang di tinggalkannya, pada hari- hari yang lain.
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah mengagungkan Allah atas petunjuk-
Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al- Baqoroh : 185)

Menurut imam as- Suyuthi , nama- nama Al- Qur’an yang masyhur adalah Al- Kitab, Al- Furqan
dan adz- Zikr selain nama- nama tersebut jarang sekali digunakan, seperti halnya juga Al-
Mubiin, Al- Kariim, Al- Kalaam Al- Hudaa dan An- Nuur dan lain- lain. 9 Nama- nama Al- Qur’an
yang mulia tersebut menggambarkan al- Qur’an itu sendiri.

C. Kandungan Al- Qur’an

Al- Qur’an adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Rosulullah Muhammad SAW yang
mengandung petunjuk- petunjuk bagi seluruh umat manusia. Al- Qur’an di turunkan untuk
menjadi pegangan bagi manusia untuk menata kehidupan yang sesuai dengan kaidah- kaidah
yang tergambar dalam Al- Qur’an untuk terciptanya sebuah kondisi yang stabil secara mikro
ataupun secara makro.

Al- Qur’an memiliki 114 surat ( urutan- urutannya sebagaimana ditetapkan oleh Rosulullah
Muhammad SAW) yang tidak sama panjang dan pendeknya. Dan surat- surat tersebut terbagi
menjadi empat bagian, yaitu :

a. Assab’uththiwal, yaitu tujuh surat yang panjang, yaitu : Al- Baqoroh, Ali Imron, An-
Nisaa, Al- A’raaf, Al- An’aam, Al- Maaidah dan Yuunus.
b. Al- Miuun, yaitu surat- surat yang berisi kira- kira seratus ayat lebih, di antaranya : Hud,
Yusuf, al- Mu’miin dan seterusnya.
c. Al- Matsaani, yaitu surat- surat yang berisi kurang sedikit dari seratus ayat, di antaranya
: Al- Anfaal, Al- Hijr dan seterusnya.
d. Al- Mufashshal, yaitu surat- surat pendek, di antaranya : Adh- Dhuha, Al- Ikhlas, Al-
Falaq, An- Naas dan seterusnya

Sedangkan dalam hal jumlah ayat terdapat perbedaan. Menurut pehitungan ulama Kufah,
seperti Abdurrahman as- Salmi, Al- Qur’an terdiri dari 6.236 ayat dan menurut imam as-
Sayuthi, bahwa Al- Qur’an terdiri dari 6.000 ayat lebih sedangkan menurut imam al- Alusi dalam
kitabnya menyebutkan bahwa jumlah ayat Al- Qur’an sekitar 6.616 ayat. 10 Perbedaan jumlah
ayat ini di sebabkan oleh adanya perbedaan pandangan di antara mereka tentang kalimat
Basmalah pada awal surat dan Fawatih as- Suwar (kata- kata pembuka surat) seperti Yaasiin,
Alif Lam Miim dan Ha Miim. Ada yang menggolongkan kata- kat pembuka surat tersebut
sebagai ayat dan ada pula yang tidak menggolongkannya sebagai ayat.

9
Imam as- Suyuthi, al- Itqan Fi ulumil Qur’an. Daar al Fikr, Beirut
10
Imam al- Alussi, Ruhul Ma’ani fi Tafsir Al- Qur’an al- Adzim wa as- Sab al- Masani.
Secara umum kandungan Al- Qur’an dapat diklasifikasikan ke dalam tiga pembahasan utama,
yaitu :11

A. pembahasan mengenai prinsip- prinsip akidah/tauhid

kandungan Al- Qur’an yang membahas prinsip- prinsip akidah (Keimanan) adalah sebagai
berikut :

a. Iman kepada Allah SWT dengan segala sifat- sifat-Nya.


b. Iman Kepada Para Malaikat Allah SWT
c. Iman kepada kitab- kitab-Nya
d. Iman kepada Rosul- Rosul-Nya
e. Iman kepada Akherat
f. Iman kepad Qodho dan Qodar-Nya

Hal inilah yang menjadi dasar/pondasi utama dari akidah yang terdapat dalam A- Qur’an. Kata
“Allah” disebutkan dalam Al- Qur’an sebanyak 2.799 kali, di mulai dan di akhiri dengan
penjelasan tentang keesaan-Nya. Sedangkan kata Rabb yang berarti pemilik, pendidik dan
pemelihara disebutkan sebanyak 967 kali. Sifat Allah SWT yang banyak di sebutkan adalah sifat
Rahman (Maha Pemurah) dan Rahim (Maha Penyayang). Keduanya di sebut sebanyak 560 kali.
Sifat Ghofur (Maha Pengampun) di sebutkan sebanyak 233 kali. Sebagaimana firman Allah SWT
tentang keesaan-Nya dalam Surat Al- Baqoroh ayat 163 :

Artinya :

“Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak di sembah)
melainkan Dia (Allah). Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.

B. Pembahasan mengenai prinsip- prinsip Ibadah

Kandungan Al- Qur’an yang membahas tentang prinsip- prinsip Ibadah diantaranya mengenai
masalah ibadah Wudhu, sholat, Zakat dan Haji. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-
Baqoroh ayat 43 :

11
Departemen Pendidikan Nasional, Ensiklopedi Islam, Jilid 4 hal 142
Artinya :

“ Dan dirikanlah Sholat, tunaikanlah Zakat dan ruku’lah beserta orang- orang yang ruku’”

C. Pembahasan yang berkenaan dengan prinsip- prinsip Syari’at

Adapun pembahasan yang berkenaan dengan prinsip- prinsip syari’at meliputi pembicaraan
tentang :

a) Keberadaan manusia
b) Keberadaan masyarakat
c) Keberadaan social politik
d) Keberadaan ekonomi
e) Keberadaan sejarah
f) Keberadaan hukum untuk mengatur kehidupan manusia

Dari keseluruhan isi Al- Qur’an terlihat bahwa Al- Qur’an memberikan porsi yang cukup besar
pada hal- hal yang berkaitan dengan sejarah, yang meliputi kisah- kisah Rosul dan para Nabi
serta keberadaan manusia pada masa lampau. Adapun ayat- ayat yang mengandung ketentuan-
ketentuan hukum hanya sedikit.

Menurut beberapa ulama, di antaranya Abdul Wahhab Khallaf, ayat- ayat yang mengandung
ketentuan hukum mengenai iman, ibadah dan hidup bermasyarakat ada sekitar 500 ayat atau
kurang lebih delapan persen dari seluruh isi Al- Qur’an. 12

Dari segi kandungan isi , Al- Qur’an dapat di lihat dari tiga aspek, yaitu :

 Merupakan isyarat ilmiah.


Al- Qur’an banyak berisi informasi ilmu pengetahuan walaupun hanya dalam bentuk
isyarat ilmiah, seperti dikatakan bahwa bumi dan langit sebenarnya merupakan suatu
yang padu dan setelah terpisah di jadikannya segala sesuatu yang hidup.
 Merupakan sumber hukum
Al- Qur’an telah memberikan andil yang kuat dalam pertumbuhan hukum.
 Merupakan Ibrah (teladan)
Al- Qur’an banyak memberikan teladan kepada manusia dengan menghadirkan cerita
dan sejarah masa lalu sebagai Ibrah bagi manusia. Al- Qur’an banyak mengandunga
kisah dan berita tentang hal- hal yang ghoib, seperti surga dan neraka, hari kiamat dan
hari perhitungan akan amal- amal manusia.

Kandungan- kandungan yan g terdapat Al- Qur’an memuat seluruh sendi- sendi kehidupan
manusia ajaran- ajarannya begitu luas serta di tujukan kepada umat manusia dalam peri
12
Abdul Wahhab Khallaf
kehidupan yang bagaimanapun juga. Al- Qur’an menghendaki agar sifat- sifat yang ditanamkan
pada manusia di pertunjukkan dengan syarat, yaitu sifat- sifat itu hendaknya diterapkan pada
waktu- waktu yang tepat seperti memberi ma’af tetapi sebaliknya di kehendaki pula supaya
kejahatan harus di hukum dengan hukuman yang setimpal. Selanjutnya Al- Qur’an juga
mengajarkan supaya manusia tetap suci tetapi tidak dengan jalan dikebiri, manusia harus
berbakti kepada Tuhan tetapi tidak dengan menjadi rahib, manusia harus rendah hati tapi
jangan melupakan harga diri, manusia dapat menggunakan hak- haknya dengan tidak
mengganggu hak- hak orang lain dan manusia di haruskan untuk saling mengingatkan namun
dengan cara- cara yang elegan dan bijaksana. Sebagaimana firman Allah SWT tentang
keberadaan manusia sebagai khalifah/Pemimpin di bumi dalam surat Al- Baqoroh ayat 30 :

Artinya :

“ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : “ Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi “. Mereka berkata : “ mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan berbuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau ?” Tuhan berfirman : “sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui”.13

Hal tersebut merupakan kandungan- kandungan yang terdapat dalam Al- Qur’an yang
mengatur kehidupan manusia agar mampu mengemban amanat utama yaitu menjadi Khalifah
di muka bumi dengan baik sesuai kaidah kaidah Al- Qur’an. Dan Al- Qur’an telah mengajarkan
kepada manusia dalam membentuk pribadi dan masyarakat yang baik melalui sejarah yang
diceritakan Al- Qur’an.

D. Posisi Al- Qur’an

13
Mujamma al- Malik Fahd li Thiba’at al- Mush-haf asy- syarif Madinah al- Munawwarah, P.O BOX 6262, Kerajaan
Arab Saudi, Al- Qur’an Dan Terjemah. h. 13
Al- Qur’an adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam
menjadi petunjuk bagi khidupan umat manusia yang diturunkan oleh Allah SWT kepada
Rosulullah Muhammad SAW sebagai salah satu rahmat yang tiada tara di alam semesta ini. Di
dalamnya terkumpul wahyu/kalam Ilahi yang menjadi penerang, pedoman dan pelajaran bagi
yang mempercayai dan mengamalkannya. Al- Qur’an merupakan kitab suci yang terakhir di
turunkan oleh Allah SWT yang isinya mencakup segala pokok- pokok syari’at yang terdapat
dalam kitab- kitab suci sebelumnya. Al- Qur’an memegang peranan penting dalam merobah
kehidupan dan telah menjadi sumber hukum yang paling tinggi dalam seluruh kehidupan
manusia. Bagi setiap muslim Al- Qur’an menjadi sebuah garis besar dalam menentukan pola
kehidupannya.

Al- Qur’an adalah mukjizat yang merupakan tantangan bagi orang arab setelah mereka
memberikan persepsi yang keliru terhadap Al- Qur’an, untuk membuktikan siapa yang benar
diantara mereka. Para ulama sepakat bahwa Al- Qur’an merupakan mukjizat yang terbesar
bagi Rosulullah Muhammad SAW dilihat dari dua sisi :

 Segi Bahasa
Para ulama sepakat bahwa Al- Qur’an memiliki uslub (gaya bahasa) yang tinggi,
fashahah (ungkapan kata yang jelas) dan balaghah (kefasihan lidah) yang dapat
mempengaruhi jiwa pembaca dan pendengarnya yang mempunyai selera sastera
arab yang tinggi. Abu Bakar Muhammad Al- Baqillani menyebutkan bahwa
sesungguhnya Al- Qur’an itu sangat indah susunan kata- katanya dan sangat unik
serta istimewa susunannya.14 Sedangkan menurut Syekh Muhammad Rasyid Ridha
berpendapat bahwa salah satu bukti ketinggian uslub Al- Qur’an ialah bahwa seluruh
maksud Al- Qur’an itu bercampur baur dan terpencar dalam banyak surat baik yang
pendek maupun yang panjang dengan munasabah (hubungan atau kaitan) yang
berbeda- beda sehingga menjadi ibarah (ungkapan) yang sempurna dan
menyenangkan hati.15
 Segi kandungan isi
Dari segi isi, Al- Qur’an telah menjadi sumber segala sumber hukum dan juga segala
hal. Dalam hal Ilmu pengetahuan Al- Qur’an menjadi petunjuk yang sangat luar biasa
dan itu terbukti dengan kemajuan- kemajuan yang dicapai oleh peradaban manusia.

Mukjizat Al- Qur’an, baik di tinjau dari segi bahasa maupun kandungan isi, dimaksudkan
untuk mengalahkan atau melemahkan orang- orang yang meragukan kebenarannya sebagai
wahyu Allah SWT. Al- Qur’an sendiri berisi tantangan- tantangan terhadap orang yang
mengingkari kebenarannya, dari fakta sejarah membuktikan bahwa tidak ada seorang pun

14
Abu Bakar Muhammad al- Baqillani,
15
Syekh Muhammad Rasyid Ridha,
yang mampu menjawab tantangan- tantangan tersebut. seperti firman Allah SWT dalam
surat al- Israa ayat 88 dan surat Hud ayat 13 :

Artinya :

“ katakanlah : “ sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa
Al- Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun
sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”.

Artinya :

“ bahkan mereka mengatakan : “ Muhammad telah membuat- buat Al- Qur’an itu”,
katakanlah :” (kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat- surat yang dibuat- buat
yang menyamainya, dan panggillah orang- orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain
Allah, jika kamu memang orang- orang yang benar.”

Anda mungkin juga menyukai