PENDAHULUAN
manusia untuk memahami isi dan maksud ayat-ayat al-Qur‟ân . Banyak sekali
disimpulkan, bahwa tafsir adalah makna-makna dari ayat al-Qur‟ân yang jelas
yang dikehendaki suatu lapadz yang dapat menerima banyak makna karena
1
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur‟ân , PT. Pustaka Litera AntarNusa, Bogor,
2001, hlm. 457
2
Kasih Ernawati, Skripsi, Universitas Islam Bandung, Bandung, tanpa halaman.
3
Ibid.
lapazd yang sesuai dengan al-Kitab dan as-Sunnah.4 Dari definisi-definisi di atas,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa ta‟wil adalah makna-makna ayat yang
banyak arti. Mufassir mengunggulkan sebagian makna saja yang dianggap kuat.
Tafsir dan ta‟wil merupakan dua cara usaha manusia untuk memahami dan
menggali lebih dalam tentang kandungan isi dan maksud al-Qur‟ân . Tafsir
waktu yang panjang sehingga mencapai bentuknya yang kita saksikan sekarang
ini berupa tulisan berjilid-jilid banyaknya, baik yang tercetak maupun yang masih
berupa tulisan tangan. Pertumbuhan tafsir al-Qur‟ân dimulai sejak dini, yaitu
sejak Rasulullah saw, beliau adalah orang pertama yang menguraikan Kitabullah
Azza wa Jalla ke dalam hatinya. Pada masa itu, tak seorang pun dari sahabat
beliau yang berani menafsirkan al-Qur‟ân , karena beliau masih berada ditengah-
tengah mereka. Beliau sendirilah yang memikul beban berat itu dan menunaikan
Allah swt.
Aisyah ra., Nabi Muhammad saw. disebut sebagai mufassirul awwal. Di bawah
ini Nabi Muhammad saw menafsirkan al-Qur‟ân al-Karîm dengan metode ayat
4
Ecep Ismail, Ad-Dâkhi fi al-Tafsîr, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, 2006, hlm. 1.
2
dengan ayat, ayat dengan as-Sunnah, dan as-Sunnah dijelaskan dengan
sahabat yang terkenal adalah Ibn Abbâs, yang disebut dengan Tarjaman al-
zaman tabi‟in. Pada masa ini, tabi‟in dibagi menjadi tiga, yaitu : Tabi‟in Makkah,
dengan hasil karyanya dari Sufyan bin Uyainah, Waky Ibn Jarrah, Syu‟bah bin al-
Hujjaj, Yazid bin Harun bin Ubadah dan lain-lain. Kemudian tafsir berkembang
ke abad VIII-XIV, misalnya tafsir Mafatih al-Ghaib karya Fahrur Razy (605 H.).
Kemudian tafsir berkembang ke abad XIX atau disebut dengan abad mutaakhirin,
di mana pada abad ini dunia Islam mengalami kemerosotan dan kemunduran,
banyak negara Islam yang diduduki bangsa asing, maka muncullah tokoh-tokoh
perkembangan. Ini menunjukan bahwa al-Qur‟ân itu dinamis dan akan sesuai
manusia di alam dunia ini sebenarnya sudah ada penyelesaiannya dan jawabannya
menggali dan mengkaji nilai – nilai dan pesan-pesan ilahi yang terkandung di
dalam al-Qur‟ân.
3
Pesan-pesan Ilahi yang terkandung di dalam al-Qur‟ân diantaranya adalah
harus meyakini adanya hari kiamat. Hari kiamat adalah hari yang sangat dahsyat,
Pencipta kehidupan. Semua manusia dari zaman Nabi Adam as. sampai ummat
Nabi Muhammad saw. akan meninggalkan dunia yang fana ini. Tentunya ibarat
dalam sebuah perjalanan, menuju ke suatu tempat. Di dalam perjalanan itu harus
Iman terhadap hari kiamat adalah salah satu dasar agama. Keimanan tidak
5
Umar Sulaiman Al-Asyqar, Kiamat Kecil dan Tanda-tanda Kiamat Besar, PT. Serambi Ilmu
Semesta, Jakarta, 2003, hlm. 107
4
dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang
yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa”6
kepadamu (al-Qur‟ân), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-
orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada
yang bervariasi agar keimanan itu benar – benar tertancap di dalam jiwa seorang
mukmin. Dalam beberapa ayat, Allah swt. menuturkan masalah ini dengan gaya
6
QS. Al-Baqarah [2] : 177
7
QS. An-Nisa [4] : 162
8
Umar Sulaiman al-Asyqar, op. cit.
5
“Allah menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian
dikembalikan”9
diterangkan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Dan Allah
(waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia
usahakan”11
Hari kiamat adalah hari berakhirnya seluruh kehidupan di dunia ini. orang-
orang yang beriman harus meyakini dan mengimani akan adanya hari kiamat.
9
QS. Ar-Rum [30] : 11
10
QS. An-Nur [24] : 64
11
QS. Thaaha [20] : 15.
6
Akhirat, adalah destinasi kehidupan makhluk-makhluk selama kehidupannya di
peristiwa dahsyat yang dikenal dengan kiamat. Kapan waktunya, wallahu „alam.12
kehidupan yang abadi. Di mana di akhirat yang ada hanya hisab bukan amal. Di
dunialah, saat yang tepat untuk beramal, mumpung hisab belum dikibarkan.14
kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua
12
Ibnu Katsir, Huru-Hara Hari Kiamat, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2005, hlm. Ix
13
Ibid.
14
Ibid.
7
wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah
kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan
mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu
sangat kerasnya.”15
“Telah menceritakan kepada kami Abu Khaisamah Zuhair ibn Harb dan
Ishaq ibn Ibrahim dan Ibn Abi Umar Almaki dan lapaz ini menurut Zuhair, Ishaq
berkata dan dia menghabarkan kepada kami dan dua yang lainnya berkata, telah
menceritakan kepada kami Supyan ibn Uyainah dari Purrat Alqazzaz dari Abu
Thufail dari Hudzaifah ibn Asid Alghifari ia berkata : Nabi Muhammad SAW
tiba-tiba muncul dihadapan kami ketika kami sedang membincangkan kiamat,
15
QS. Al-Hajj [22] :1-2
8
beliau bersabda : “Apa yang kalian perbincangkan ?” Kami menjawab, “Kami
sedang memperbincangkan tentang kiamat.” Beliau bersabda : Sesungguhnya
kiamat takkan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda-tandanya : Asap,
Dajjal, binatang melata, terbitnya matahari dari barat, turunnya Nabi Isa bin
Maryam, Ya‟juz dan Ma‟juz, tiga kali tanah tenggelam : Tanah tenggelam di
timur, tanah tenggelam di barat dan tanah tenggelam di jazirah Arab. Dan akhir
dari semua itu adalah api yang muncul dari arah timur, menggiring manusia
menuju tempat penghimpunan mereka.16
Di antara yang menarik bagi penulis adalah turunnya Nabi Isa as. perihal
turunnya Nabi Isa as. ini sebagai salah satu tanda-tanda dari kiamat, dalam hal ini
mereka tetap meyakini bahwa Nabi Isa as. itu akan turun mengalahkan sang
dajjâl. Sedangkan mufassir kontemporer meyakini bahwa Nabi Isa as. itu tidak
akan turun lagi, karena sudah meninggal dunia, berdasarkan surat Ali‟imrân ayat
55.
Mufassir klasik seperti Ibn Katsîr memahami tentang Nabi Isa as. yang
16
HR. Imam Muslim.
9
Mufassir kontemporer seperti M. Quraish Shihab, Aam Amiruddin,
tadi, baik dengan ahli tafsir maupun ahli hadis. Metode penafsiran yang
digunakannya pun berbeda tentunya. Dan hal ini membuat penulis merasa perlu
gunakan
17
Abû Al-Fidâ Al-Hâfizh ibn Katsîr Al-Dimasyqiy, Tafsîr Al-Qur‟ân Al-„Azhîm, Dâr Al-Kutub
Al-„Ilmiyyah, Beirut-Libanon, 1999, jilid I, hlm. 350-351.
10
ulama klasik, dan kontemporer, yaitu : Muhammad Husein Thabâthabâ‟i,18 dan
18
Sayyid Muhammad Husain Thabathaba'i dilahirkan di Tabriz pada tahun 1321 H /1903.
Ketika usia duapuluh tahun berangkat ke Universitas Najaf untuk melanjutkan pelajarannya.
Disana ia mempelajari Syariat dan ushul al-fiqh dari dua diantara syaikh-syaikh terkemuka masa
itu yaitu Mirza Muhammad Husain Na‟ini dan Syaikh Muhammad Husain Isfahani.
Namun menjadi Mujtahid bukan tujuannya. Thabathaba'i lebih tertarik pada ilmu-ilmu aqliah, dan
mempelajari dengan tekun seluruh dasar matematika tradisional dari Sayyid Abul Qasim
Khwansari, dan filsafat Islam tradisional, termasuk naskah baku asy-Syifa karya Ibnu Sina dan al-
Asfar karya Sadr al-Din Syirazi serta Tamhid al-Qawa‟id karya Ibnu Turkah dari Sayyid Husain
Badkuba‟i.
Thabathaba'i juga mempelajari „ilm Hudhuri (ilmu-ilmu yang dipelajari langsung dari Allah
SWT), atau ma‟rifat, yang melaluinya pengetahuan menjelma menjadi penampakan hakekat-
hakekat supranatural. Gurunya, Mirza Ali Qadhi, yang mulai membimbingnya ke arah rahasia-
rahasia Ilahi dan menuntunnya dalam perjalananan menuju kesempurnaan spritual. Sebelum
berjumpa dengan Syaikh ini, Thabathaba'i mengira telah benar-benar mengerti buku Fushulli al-
Hikam karya Ibnu Arabi. Namun ketika bertemu dengan Syaikh besar ini, ia baru sadar bahwa
sebenarnya ia belum tahu apa-apa. Berkat sang Syaikh ini, tahun-tahun di Najaf tak hanya menjadi
kurun pencapaian intelektual, melainkan juga kezuhudan dan praktek-praktek spritual yang
memampukannya untuk mencapai keadaan realisasi spritual.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sayyid_Muhammad_Husain_Thabathaba'i.
Sayyid Muhammad Husain Thabathaba'i adalah seorang ulama, pemikir, faqih, filosof, dan ahli
matematika. Dia banyak menelurkan karya-karya penting di bidang keislaman, antara lain Dasar-
dasar Filsafat dan Metode Realisme serta karya monumentalnya yakni Al-Mizan, yang sering
disebut tafsir Alquran dengan Alquran.
Di dalam dirinya telah terdapat sifat rendah hati dan ditambah pula dengan kemampuan analisis
intelektualnya. Dalam kelompok ulama tradisional Thabathaba'i memiliki kelebihan sebagai
seorang syaikh dalam bidang syariat dan ilmu-ilmu esoteris, sekaligus seorang hakim (filosof atau,
tepatnya, teosof Islam tradisional) yang terkemuka. Sejarah mencatat Thabathaba'i telah
membaktikan segenap hidupnya untuk mengkaji agama. Sebuah dedikasi tinggi terhadap
perkembangan ilmu-ilmu Islam dan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Sayyid Muhammad Husain Thabathaba'i dilahirkan di Tabriz pada tahun 1321 H /1903 M, dari
suatu keluarga keturunan Nabi Muhammad SAW yang selama 14 generasi telah menghasilkan
ulama-ulama Islam terkemuka. Pendidikan awalnya dia peroleh di kota kediamannya dan dalam
usia muda telah berhasil menguasai unsur-unsur bahasa Arab dan ilmu-ilmu agama.
11
dan sebagai ulama syi‟ah. Ciri khas tafsîr karya Al-Biqa‟i adalah munasabah
dalam al-Qur‟ân.
Akan tetapi, bukanlah menjadi mujtahid tujuannya. Thabathaba'i lebih tertarik pada ilmu-ilmu
aqliah, dan mempelajari dengan tekun seluruh dasar matematika tradisional dari Sayyid Abul
Qasim Khwansari. Di samping itu dia pun mempelajari sejumlah ilmu lain yakni filsafat Islam
tradisional, termasuk naskah baku Asy-Syifa karya Ibnu Sina dan Al-Asfar karya Sadr al-Din
Syirazi, serta Tamhid al-Qawa'id karya Ibnu Turkah dari Sayyid Husain Badkuba'i.
Thabathaba'i juga mempelajari ilm Hudhuri (ilmu-ilmu yang dipelajari langsung dari Alquran),
atau makrifat, yang melaluinya pengetahuan menjelma menjadi penampakan hakekat-hakekat
supranatural. Gurunya, Mirza Ali Qadhi, yang mulai membimbingnya ke arah rahasia-rahasia Ilahi
dan menuntunnya dalam perjalananan menuju kesempurnaan spritual.
Sebelum berjumpa dengan syekh ini, Thabathaba'i mengira telah benar-benar mengerti buku
Fushulli al-Hikam karya Ibn Arabi. Namun ketika bertemu dengan syekh besar ini, dia baru
menyadari bahwa sebenarnya ia belum mengetahui apa-apa. Berkat sang syekh ini, tahun-tahun di
Najaf tak hanya menjadi kurun pencapaian intelektual, melainkan juga kezuhudan dan praktek-
praktek spritual yang memampukannya untuk mencapai keadaan realisasi spritual.
Pada 1934 Allamah Thabathaba'i kembali ke Tabriz dan menghabiskan beberapa tahun yang sunyi
di kota itu, mengajar sejumlah kecil murid. Kejadian-kejadian pada Perang Dunia II dan
pendudukan Rusia atas Persia-lah yang membawa Thabathaba'i dari Tabriz ke Qum (1945). Pada
waktu itu, dan seterusnya sampai sekarang, Qum merupakan pusat pengkajian keagamaan di
Persia. Ia mengajar tafsir Alquran serta filsafat dan teosofi tradisional, yang selama bertahun-tahun
sebelumnya tidak diajarkan di Qum.
Oleh karenanya Thabathaba'i telah memberikan pengaruh yang amat besar dalam bidang ilmu
pengetahuan, baik di dalam basis tradisional maupun modern. Dia telah mencoba untuk
menciptakan suatu elite intelektual baru di kalangan kelompok masyarakat berpendidikan modern
yang ingin menjadi akrab dengan intelektualitas Islam di samping dengan dunia modern.
Banyak murid tradisionalnya yang termasuk kelompok ulama telah mencoba untuk mengikuti
teladannya dalam upayanya yang amat penting ini. Beberapa muridnya seperti Sayyid Jalal al-Din
Asytiyani dari Universitas Masyhad dan Murtadha Muthahhari dari universitas Teheran juga
dikenal sebagai sarjana yang mempunyai reputasi istimewa.
Selain di kota Qum, ulama ini kerap mengunjugi Darakah, sebuah desa kecil di sisi pegunungan
dekat Teheran. Di tempat inilah Thabathaba'i menghabiskan bulan-bulan musim panas,
menyingkir dari panas Kota Qum, kediamannya. Di desa tersebut pula, pada satu hari, Profesor
Kenneth Morgan, seorang orientalis terkemuka berkunjung untuk memintanya menulis mengenai
pandangan-pandangan Islam Syiah untuk masyarakat intelektual Barat. Dengan kemampuannya
yang mumpuni dan penguasaan pada ilmu-ilmu Islam tradisional serta pengenalan terhadap
pemikiran Barat menjadikan Thabathaba'i memang orang yang tepat untuk menulis hal tersebut.
Kecintaannya pada ilmu telah mengejawantah dalam pribadinya. Dia menjadi lambang dari suatu
tradisi panjang kesarjanaan dan ilmu-ilmu tradisional Islam. Kehadirannya meniupkan suatu aroma
dari pribadi yang telah mendapatkan buah pengetahuan Ketuhanan.
Sumber ini dikutip dari internet : http://www.republika.co.id
12
Ayat-ayat yang berhubungan dengan masalah kiamat di dalam al-Qur‟ân
perlu untuk dipahami dan dimengerti maksudnya, oleh karena itu perlu adanya
dalam kitab-kitab tafsir karyanya. Dan dalam penafsirannya pasti ada perbedaan-
perbedaan yang disebabkan oleh latar belakang penafsir sendiri dan tentunya dari
Misbâh, doktrin Syi‟ah adalah bahwa Nabi Isa as. akan muncul lagi. Mirza Gulam
Ahmad pernah mengaku dirinya sebagai Nabi Isa al-Masîh, tetapi M. Quraish
klasik dan aliran Syi‟ah. Seharusnya ia sependapat dengan ulama Syi‟ah terutama
Untuk lebih jelas penafsiran apa yang akan dipakai, penulis mencoba akan
MISBAH”
13
B. PERUMUSAN MASALAH
kiamat.
tafsir Al-Misbâh.
C. TUJUAN PENELITIAN
ayat kiamat.
14
2. Untuk mengetahui penafsiran M. Quraisy Shihab tentang ayat-ayat kiamat
D. KEGUNAAN PENELITIAN
Ada beberapa hal yang dipandang sangat penting sebagai manfaat pisitif
E. KERANGKA PEMIKIRAN
akhirat.
beberapa permintaan dan tuntutan orang-orang Arab ketika itu.19 Dalam Al-
Qur‟ân diterangkan :
19
Gamal al-Banna, Evolusi Tafsir, Qisthi Press, Jakarta, 2004, hlm. 3-4
15
“Dan orang-orang kafir Mekah berkata: "Mengapa tidak diturunkan
kepadanya mukjizat-mukjizat dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya
mukjizat- mukjizat itu terserah kepada Allah. Dan sesungguhnya aku hanya
seorang pemberi peringatan yang nyata. Dan apakah tidak cukup bagi mereka
bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) sedang dia
dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Quran) itu terdapat rahmat
yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.”20
Al-Qur‟ân bersifat global, maka perlu ada suatu perincian. Maka hadis
Rasul adalah sebagai perinci dan penafsir al-Qur‟ân al-Karîm. Jadi al-Qur‟ân
dan Hadis merupakan dua sumber utama bagi kehidupan manusia seluruhnya
dan pesan al-Qur‟ân. Tafsir itu ada dua macam; Tafsîr bi al-Ma‟tsû r dan tafsîr
bil ar-Ra‟yu. Adapun metode tafsir ada empat macam; metode maudhûiy, tahlîlî,
muqâran, dan ijmâliy. Penulis dalam meneliti Tafsir Al-Misbâh ini menggunakan
metode maudhûiy dan , tahlîlî. Kedua metode ini merupakan ciri khas dalam tafsir
20
QS. Al-Ankabut [29] : 50-51
21
M. Abdurrahman, Belajar dari Sunnah Nabi : Membangun Ijtihad Berwawasan Lingkungan,
UNISBA, Bandung, 2007, hlm. 2.
16
Al-Misbâh. Penulis akan sajikan beberapa ayat al-Qur‟ân yang bekenaan dengan
masalah kiamat, karena yang penulis kaji dan teliti dalam kitab tafsir Al-Misbâh
Kehidupan di dunia ini tidak akan selamanya. Suatu saat dunia ini akan
hancur.
“Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran, dan
22
QS. Al-Zalzalah : 1-2
23
QS. Al-Qari‟ah : 4-5
17
ditinggalkan (tidak diperdulikan). Dan apabila binatang-binatang liar
Surat at-Takwîr ini menggambarkan dengan amat jelas keadaan hari itu,
sebagaimana sabda Nabi saw. : “Siapa yang ingin melihat hari kiamat dengan
Pada hari itu semuanya akan hancur, manusia, binatang, tumbuhan, langit,
bumi, dan seluruh alam akan binasa dan tak akan tersisa. Yang tersisa hanyalah
24
QS. At-Talwir : 1-6
25
M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Qur‟ân Al-Karim : Tafsir atas Surat-surat Pendek Berdasarkan
Urutan Turunnya Wahyu, Pustaka Hidayah, Jakarta, 1997, hlm. 376
26
QS. Al-Qashash [28] : 88
18
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
seluruh amalnya terputus, kecuali dari tiga perkara : Shadaqah jariyah, ilmu
yang dimanfaatkan orang, dan anak shaleh yang mendo‟akan kepada orang
tuanya”28
Hanyalah amal shaleh yang akan menyelamatkan manusia dari siksa Allah
Azza wa Jalla. Semua kekayaan, pangkat kedudukan tidak bisa menjamin manusia
27
QS. Al-Hasyr [59] : 18
28
HR. An-Nasa‟I dari Abu Hurairah
19
mendapatkan keridhoan Allah nanti di akhirat. Semua manusia akan
dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang
Hawiyah.”30
32 nama yang digunakan Allah Azza wa Jalla untuk hari kiamat itu. Penulis
29
QS. Al-Zalzalah : 7-8
30
QS. Al-Qâri‟ah [101] : 6-9.
20
(1) Hari kiamat (yaumul kiamat). (2) Hari akhir (yaumul akhir). (3) Hari
zalzalah (yaumul zalzalah). (4) Hari waqi‟ah (yaumul wâqi‟ah). (5) Hari Rajifah
(yaumul râjifah). (6) Hari haqqah (yaumul hâqqah). (7) Hari qari‟ah (yaumul
qâri‟ah). (8) Hari sa‟iqah (yaumul sa‟iqah). (9) Hari „asir (yaumun „asir). (10)
Hari lâ raiba fîhi (hari yang tidak disangsikan lagi terjadinya). (11) Hari
terpisahnya seseorang dari keluarganya. (12) Hari al-Ba‟s (yaumul ba‟s). (13)
Hari nusyur (yaumul an-nusyur). (14) Hari al-mahsyar (yaumul mahsyar). (15)
Hari al-Jam‟I (yaumul jam‟i). (16) Hari „arad (yaumul „arad). (17) Hari at-Tanad
(yaumul tanad). (18) Hari at-Thalaq atau hari liqa‟ (yaumul thalâq wa yaumul
liqa‟). (19) Hari at-tammah (yaumul tâmmah). (20) Hari al-Fasl (yaumul fasl).
(21) Hari al-Hisab (yaumul Hisâb). (22) Hari Al-Ghasyiyah (yaumul ghâsyiyah).
(23) Hari al-Wazni (yaumul wazn). (24) Hari ketika seseorang tidak dapat
memberi pertolongan kepada orang lain. (25) Hari ketika banyaknya anak dan
harta tidak bermanfa‟at. (26) Hari ketika seorang karib tidak memberi manfa‟at
kepada karibnya. (27) Hari ketika semua mata terbuka dan dapat melihat masing-
masing amalnya. (28) Hari al-din (yaumul dîn), yaitu hari keputusan untuk
memberi balasan yang setimpal. (29) Hari al-Wa‟id (yaumul wa‟îd). (30) Hari al-
Khizy (yaumul khizy). (31) Hari al-Khulud (yaumul khulûd). (32) Yaumul jazâ.31
ini terhadap penafsiran M. Quraish Shihab tetang ayat-ayat kiamat dalam tafsir
31
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, PT. Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta, Jilid
3, 1994. 3, hlm. 62-63
21
memahami keserasian/munasabah. Mengkaji pemahaman ayat-ayat tersebut dari
pemahaman berbagai aliran dan pendapat para mufassir dan ahli hadis yang klasik
menyeluruh dengan cara penalaran obyektif melalui kaidah tafsir yang mu‟tabar
serta didukung oleh argumen-argumen dari al-Qur‟ân. Hadis Nabi, atau fakta-
F. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
1. Metode Penelitian
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud; cara kerja yang bersistem
2. Jenis Data
32
T. Fatimah Djajasudarma, Metode Linguistik; Ancangan Metode Penelitian dan Kajian, PT.
Eresco, Bandung, 1993, hlm. 1.
33
Ibid.
34
Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi, PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm. 60.
22
Jenis data dalam penelitian ini adalah berupa data-data yang menyangkut
dengan ayat-ayat yang berhubungan dengan kiamat yang terdapat dalam tafsir Al-
Misbah.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber yaitu sumber
data primer (sumber pokok atau tangan satu) dan sumber data sekunder (sumber
tambahan atau tangan 2). Sumber primer penelitian ini diambil dari kitab tafsir
penelitian ini diambil dari wawancara dengan tokoh-tokoh ulama dan dosen yang
berkompeten dalam bidang tafsir dan memahami lebih dalam tentang penafsiran
kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan buku-buku dan satu kitab tafsir Al-
Misbah yang berhubungan dengan ayat-ayat tentang kiamat, dan yang kedua
5. Analisis Data
23
menjelaskan secara terperinci dan jelas, setelah diambil kesimpulan-kesimpulan
BAB II
KIAMAT
A. TAFSÎR
1. Definisi Tafsîr
35
A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, Pustaka Progressif, Surabaya, 2002,
hlm. 1055.
24
“Tafsir adalah suatu ilmu yang memahami kitab Allah/al-Qur‟ân yang
Tafsir adalah suatu disiplin ilmu yang ada dalam „Ulûmul Qur‟ân. Tafsir
Qur‟ân.
2. Jenis Tafsîr
karena merekalah yang paling mengetahui Kitabullah, atau dengan apa yang
36
Ecep Ismail, op. cit.
37
M. Quraisy Shihab, Tafsîr Al-Misbâh; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟â, Lentera Hati,
Jakarta, 2007, jilid, 1, hlm. Xvii.
25
dikatakan tokoh-tokoh besar tabi‟în karena umumnya mereka menerimanya dari
para sahabat.38
3. Metode Tafsîr
macam, yaitu :
38
Manna Khalil al-Qattan, op. cit., hlm. 482.
39
Ibid.hlm. 488.
26
1. Metode tahlîliy/analisa, yaitu penjelasan ayat-ayat al-Qur‟ân dengan
Qur‟ân mengikuti susunan mushâf Utsmâni ayat demi ayat dan surah
redaksi dalam dua masalah atau kasus yang berbeda atau lebih dan atau
yang memiliki redaksi yang berbeda bagi masalah/kasus yang sama atau
40
Mamat Ruhimat, Penafsiran M. Quraish Shihab Tentang Ayat-ayat Dzikir dalam al-Qur‟ân,
UIN SGD, Skripsi, 2005, hlm. 32.
41
Ibid.
42
Ibid, hlm. 38.
27
lainnya sehingga pada akhirnya diambil kesimpulan menyeluruh tentang
masalah tersebut;
Madinah;
metode ini berperan pada susunan tertib tilawah dan mushâf „Utsmâni dan
43
M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Qur‟ân dengan Methode Maudhû‟I, hlm. 33.
28
penyajiannya terkadang seorang mufassir menapilkan penafsiran ayatnya
B. KIAMAT
1. Definisi Kiamat
44
Mamat Ruhimat, op. cit.
29
Kiamat berasal dari bahasa Arab, (qiyâmah) yang artinya adalah
tegak, berdiri, bangkit.45 Hari Kiamat adalah hari akhir atau hari penghabisan dari
hari-hari di dunia.46.
saw., yakni Al-Hadis Asy-Syarif, seringkali persoalan itu disebutkan dengan nama
yaumul akhir artinya hari penghabisan. Maksudnya hari yang terakhir atau
penghabisan sekali dan oleh sebab hari itu adalah hari yang paling akhir sendiri,
maka tidak ada lagi hari yang seperti di dunia ini sesudahnya itu.47
Allah swt. memberi nama kiamat dengan hari, menjadi Hari Kiamat,
karena peristiwa kiamat itu tidak bisa ditunda sampai hari esok. Dan kiamat itu
akan terjadi pada suatu hari. Yang mana „Hari‟ itu hanyalah Allah yang Maha
Tahu. Berapa menit, jam. Yang pasti kiamat itu akan terjadi pada suatu hari.48
Yaum al-Qiyâmah juga berarti hari tegaknya apa yang dijanjikan Allah
tentang kehancuran alam semesta dan tegaknya segala ketetapan Allah atas
makhluk-Nya.49
45
A.W. Munawwir, op. cit., hlm. 1172
46
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, PT. Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta, Jilid
3, 1994., hlm. 62-63
47
Moh. Abdai Rathamy, Kiamat, PT. Alma‟arif , Bandung, 1993, cet. Ke IX, hlm. 64
48
Menurut H. Subhan dalam bukunya : Benarkah Isa dan Dajjal akan Turun?, diterangkan,
mengapa Allah menamai kiamat dengan hari? Alasannya, agar kita tahu bahwa kiamat tidak
mempunyai kata besok dan ditunda, karena belum sempurna kejadiannya dalam satu hari itu.
Namun hitungan itu akan terus berlangsung, dan peristiwa demi peristiwa hari kiamat tersebut
tetap terlaksana tuntas. Tidak ada selang waktu untuk istirahat, atau tanpa ada tempo sehingga
semua manusia sejak Adam sampai orang-orang yang menyaksikan kejadian kiamat dapat
menerima prosesi hukum saat itu juga. Mereka semua akan berdiri menghadap Allah, tak luput
seorang pun dari perhitungan-Nya.
49
Lihat majalah Risalah No. 3 TH. 45, PP. Persatuan Islam, Juni 2007, hlm. 51
30
Hari akhirat disebut yaum al-qiyâmah juga karena pada hari itu ditegakkan
segala ketetapan Allah sehingga tidak ada lagi manusia yang meragukan dan
mengingkari kebenarannya. Pada hari kiamat itu pula diputuskan segala perkara
bahwa hari kiamat itu adalah hari berakhirnya kehidupan di dunia ini dengan
kepada mereka janji Allah yang meliputi keadilan, dan putusan Allah atas segala
2. Hakikat Kiamat
50
QS. Yunus [10] : 93
31
Kiamat yang merupakan rukun iman yang ke-6, wajib diyakini dan
percayai akan adanya suatu hari nanti. Banyak di dalam al-Qur‟ân maupun hadis
kiamat, sehingga tidak dianggap sempurna iman seseorang jika tidak meyakini
dan mengimani terhadap hari kiamat. Banyak juga dalam hadis – hadis Rasulullah
yang dalam redaksinya atau matannya, ketika disuruh beriman kepada Allah
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab
51
QS. Al-Baqarah [2] ayat : 4.
32
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
52
QS. Al-Nisa [4] ayat 136.
53
Ahmad ibn Ali ibn Hajar Al-„Asqalani, Fath al-Bâri bi al-Syarh Shahîh Al-Bukhâri, Dâr al-
Hadis, Mesir, 2004, jilid, 10, hlm. 502.
33
“Telah menceritakan kepada kami Abdullah ibn Yusup, telah
menceritakan kepada kami Allaitsu, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami
Sa‟id Al-Maqburi dari Abu Syuraih Al-Adawi ia berkata : Dua telingaku telah
mendengar dan kedua mataku melihat ketika Nabi Muhammad SAW berkata-kata,
kemudian ia bersabda : Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir
maka muliakanlah tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir maka muliakanlah tamunya, penuhi haknya. Abu Syuraih Al-
„Adawi bertanya : Apa hak tamu itu wahai Rasulullah? Rasul menjab : Sehari
semala, dan bertamu itu selama 3 hari, dan adapun setelah itu, maka menjadi
shadaqah bagi tamu itu. . Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari
Akhir maka berkatalah yang baik atau lebih baik diam.54
Allah, kemudian diikuti oleh beriman kepada hari Akhir. Ini menunjukan bahwa
Hari Akhir di sini adalah isyarat kepada orang yang beriman kepada Allah dengan
Muhammad saw. akan menerima balasan dari Allah sesuai dengan amalannya
swt.
54
Ibid, hlm. 503.
34
Dalam al-Qur‟ân surat Al-Zalzalah ayat 7-8 Allah SWT berfirman :
Bentuk pengulangan seperti di atas merupakan salah satu gaya bahasa Al-
masalah yang akan dijelaskan merupakan peristiwa yang sangat penting, menarik,
akan melihat kedahsyatan hari kiamat sebagai adzab dan siksaan di dunia.
55
QS. Al-Zalzalah [99] : 7-8
56
Aam Amiruddin, Tafsir Al-Qur‟ân Kontemporer I Surat-surat Pendek, Percik Press, Bandung,
2004, cet. I, hlm. 178.
35
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya
kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua
wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah
kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan
mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu
sangat kerasnya.”57
57
QS. Al-Hajj [22] : 1-2
36
a. Nama-nama Kiamat;
b. Karakteristik/sifat Kiamat;
c. Situasi Kiamat.
kiamat
37
wa‟îd) „arad)
Hari al-Khizy (yaumul Hari at-Tanad
khizy) (yaumul tanad)
) Hari al-Khulud Hari at-Thalaq atau
(yaumul khulûd) hari liqa‟ (yaumul
thalâq wa yaumul
liqa‟)
Yaumul jazâ Hari qari‟ah (yaumul
qâri‟ah)
Hari sa‟iqah (yaumul
sa‟iqah)
Hari „asir (yaumun
„asir)
Hari al-Fasl (yaumul
fasl)
Hari Rajifah (yaumul
râjifah)
sebagainya.
Bentuk pengulangan seperti di atas merupakan salah satu gaya bahasa al-
yang akan dijelaskan merupakan peristiwa yang sangat penting, menarik, dan
penuh kedahsyatan.
Para ulama berbeda pendapat tentang jumlah istilah untuk hari kiamat.
Tapi di sini penyusun akan mengambil pendapat dari buku ensiklopedi Islam yang
38
Kata ini paling banyak digunakan Allah swt. untuk hari tersebut. Istilah ini
pengadilan bagi setiap makhluk dan selanjutnya mendapat keputusan yang Maha
“dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat
58
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, op. cit. , hlm.61.
59
Ibid, hlm. 62.
60
QS. Al-Baqarah [2] : 85.
39
“……..Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari Kiamat,
diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit
mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa
yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah
61
Ibid, ayat : 113
62
Ibid, ayat : 174.
63
Ibid, ayat : 212.
40
B. Surat Ali-Imran [3] ayat : 55, 77, 161, 180, 185, dan 194.
serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-
orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat.
sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat
bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka
64
QS. Ali-Imran [3] : 55.
41
dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan
perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka
pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu,
kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan
Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu
baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta
yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat.
Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan
65
Ibid, ayat : 77.
66
Ibid, ayat : 161.
67
Ibid, ayat : 180.
42
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada
“Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada
Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada
keraguan terjadinya. Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) dari
68
Ibid, ayat : 185.
69
Ibid, ayat : 194.
70
QS. An-Nisa [4] : 87.
43
“Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat
untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan
mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang
71
QS. An-Nisa [4] :109
72
QS. An-Nisa [4] : 141
44
“Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman
kepadanya (Isa) sebelum kematiannya[380]. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan
orang Nasrani", ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka
(sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan
sampai hari kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa
73
QS. An-Nisa [4] : 159
74
QS. Al-Maidah [5] : 14.
45
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai
apa yang dibumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk
menebusi diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu)
tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih.”75
75
Ibid, ayat : 36
76
QS. Al-Maidah [5] : 64
46
“Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di
kasih sayang[462]. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang
tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu
tidak beriman[463].”
orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja)
77
QS. Al-A‟raf [7] : 32.
47
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa sesungguhnya
Dia akan mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam)
78
Ibid, ayat : 172.
48
G. QS. Yunus [10] ayat : 60 dan 93.
mensyukuri(nya)”
kediaman yang bagus[705] dan Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik.
memutuskan antara mereka di hari kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan
itu.”
49
“Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu
pula) di hari kiamat. Ingatlah, sesungguhnya kaum 'Ad itu kafir kepada Tuhan
mereka. Ingatlah kebinasaanlah bagi kaum 'Ad (yaitu) kaum Huud itu.”
ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi. Dan mereka
selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. La'nat
50
“Kemudian Allah menghinakan mereka di hari kiamat, dan berfirman:
orang yang telah diberi ilmu:[821] "Sesungguhnya kehinaan dan azab hari ini
51
“Sesungguhnya diwajibkan (menghormati)[844] hari Sabtu atas orang-
benar akan memberi putusan di antara mereka di hari kiamat terhadap apa yang
dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab
(Lauh Mahfuzh).”
52
“Dia (iblis) berkata:"Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang
dan barangsiapa yang Dia sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat
penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia. Dan Kami akan mengumpulkan
mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu
dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka jahanam. Tiap-tiap kali
nyala api jahanam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya”
53
“Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Rabb mereka
mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada
hari kiamat”
“Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat
dengan sendiri-sendir”i
ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat. Mereka kekal di dalam keadaan
itu. Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat,”
54
“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka
tidaklah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya
seberat biji sawipun pasti kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami
jalan Allah. Ia mendapat kehinaan di dunia dan di hari kiamat Kami merasakan
55
“Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-
musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat.
“Allah akan mengadili di antara kamu pada hari kiamat tentang apa yang
“(yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia
(manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. Dan Kami
56
ikutkan la'nat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk
“Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang
baik (surga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan
kepadanya kenikmatan hidup duniawi; kemudian dia pada hari kiamat termasuk
57
“Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan
sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu
mereka ada-adakan”
sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara
kamu dalm kehidupan dunia ini kemudian di hari kiamat sebagian kamu
mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang
lain); dan tempat kembalimu adalah neraka, dan sekali-kali tidak ada bagimu
para penolongpun”
58
“Sesungguhnya Rabbmu Dialah yang memberikan keputusan di antara
mereka pada Hari Kiamat tentang apa yang selalu mereka perselisihkan
padanya.”
tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan
V. QS. Az-Zumâr [39] Ayat : 15, 24, 31, 47, 60, dan 67
orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari
59
“Maka apakah orang-orang yang menoleh dengan mukanya
menghindari azab yang buruk pada hari kiamat (sama dengan orang mu'min yang
semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus
dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat.Dan jelaslah bagi
60
“Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat
semestinya pada hal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat
dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya.Maha Suci Dia dan Maha Tinggi
merugi ialah orang-orang yang kehilangan diri mereka sendiri dan (kehilangan)
61
keluarga mereka pada hari kiamat.Ingatlah, sesungguhnya orang-orang yang
dalam neraka lebih baik ataukah orang-orang yang datang dengan aman sentosa
pada hari kiamat Perbuatlah apa yang kamu kehendaki; sesungguhnya Dia Maha
tentang urusan (agama); maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang
62
“Katakanlah:"Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan
kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan
sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do'a mereka”
63
tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya.Dan tiada (pembicaraan antara)
lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya.Dan tiadak (pula) pembicaraan
antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada
bersama mereka di manapun mereka berada.Kemudian Dia akan
memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka
kerjakan.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”
pada hari Kiamat. Dia akan memisahkan antara kamu. Dan Allah Maha Melihat
sumpah dari Kami, yang tetap berlaku sampai hari kiamat; sesungguhnya kamu
64
“Aku bersumpah dengan hari kiamat.”
Karena pada hari itu adalah hari yang paling akhir dari sejarah makhluk
Dalam al-Qur‟ân Allah swt berfirman dalam surat Al-Ankabût ayat : 36;
harapkanlah (pahala) hari akhir, dan jangan kamu berkeliaran di muka bumi
berbuat kerusakan"
79
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, loc. cit, hlm. 62.
65
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 1 dan Al-Zalzalah ayat 1 :
kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar
(dahsyat).”
80
Ibid.
66
Hari yang sangat dahsyat, sehingga pada waktu semua manusia tidak ada
dapat mendustakannya.
didustakan (disangkal)”
Yang berarti hari gempa yang besar, karena merupakan hari yang
ayat 6
81
Ibid.
67
6. Hari Hâqqah (yaum al-hâqqah)
Hari kebenaran, karena hari ini benar-benar terjadi dan Allah swt. akan
membuktikan janji-janji-Nya.
“Hari kiamat. apakah hari kiamat itu?. Dan tahukah kamu apakah hari
kiamat itu?”
“Hari Kiamat. Apakah hari Kiamat itu. Tahukah kamu apakah hari
Kiamat itu.”
Yang berarti pada waktu terjadi kiamat nanti akan ada suara yang
bergemuruh.
68
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di
bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah.Kemudian ditiup sangkakala itu sekali
Pada hari kiamat nanti, manusia penuh dengan kesulitan dan kesengsaraan.
Maksudanya hari yang tidak bisa diragukan lagi adanya. Hari kiamat pasti
69
11. Hari terpisahnya seseorang dari keluarganya, sebab pada hari itu setiap
“pada hari ketika manusia lari dari saudaranya. dari ibu dan bapaknya.
satu tahap yang dilalui oleh manusia, yakni hari manusia dibangkitkan dari
kuburnya.
Allah swt. berfirman dalam surat al-Mu‟minûn ayat 16 dan al-Infithâr ayat
4-5.
perintah Allah swt. Mengatur umat manusia. Allah swt. berfirman dalam surat an-
70
“Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka
tidak berkata-kata, kecuali siapa yang diberi izin kepadanya oleh Rabb Yang
menggerakkan awan, maka kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati lalu
itu”
Nabi Adam as. sampai Nabi akhir zaman Muhammad saw. Di padang yang sangat
Allah swt. berfirman dalam surat al-An‟âm ayat 128 dan Maryam ayat 39.
71
“Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya,
(dan Allah berfirman):"Hai golongan jin (syaitan), sesungguhnya kamu telah
banyak (menyesatkan) manusia", lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari
golongan manusia:"Ya Rabb kami, sesungguhnya sebahagian dari pada kami
telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai
kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman:"Neraka
itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal didalamnya, kecuali kalau Allah
menghendaki (yang lain)". Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha
Mengetahui.”
segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak
(pula) beriman.”
dikumpulkan.
72
“(Ingatlah) hari (yang diwaktu itu) Allah mengumpulkan kamu pada hari
kesalahan. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan mengerjakan amal
sewaktu di dunia.
“Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang
yaum at-tanad adalah hari panggil – memanggil, sebab pada hari itu setiap
orang yang menemui kesulitan dan penderitaan, akan memanggil orang lain untuk
73
Allah swt. berfriman dalam surat al-Mukmin ayat 32
panggil-memanggil”
Yaum at-talaq adalah hari pertemuan dan perjumpaan dengan Allah swt.
Yaum ath-thâmmah hari bencana yang agung, sebab manusia teringat akan
datang. Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya.”
74
20. Hari al-Fashl (yaum al-fashl)
Yaum al-fashl adalah hari pemisahan, yang merupakan suatu proses yang
dilalui oleh makhluk, suatu hari pemisahan keputusan yang benar dan yang salah.
Pada hari itu Allah swt. memberi keputusan yang benar dan adil kepada hamba-
hamba-Nya.
Allah swt. berfirman dalam surat ash-Shâffat ayat 21, ad-Dukhân ayat 40,
Yaum al-hisâb adalah hari perhitungan amal perbuatan manusia. Pada hari
75
Allah swt. berfirman dalam surat Ibrahîm ayat 41, dan Shâd ayat 26 dan
53.
“Ya Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian
di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu
dari jalan Allah.sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan
Yaum al-ghâsyiyah adalah pada hari itu manusia akan dibalas oleh Allah
sesuai dengan amal-amal yang mereka telah kerjakan di dunia dulu. Amal yang
baik akan dibalas dengan kebaikan dan amal yang jelek akan dibalas dengan
kejelekan juga.
76
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ghasyiyah ayat 1
Yaum al-wazn adalah hari penimbangan antara amal yang baik dan buruk.
Allah swt. berfirman dalam surat al-Kahfi ayat 105 dan al-A‟râf ayat 8.
mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada
hari kiamat.”
yang beruntung.”
77
24. Hari ketika seseorang tidak dapat memberi pertolongan kepada orang
lain.
Adalah pada hari kiamat nanti, manusia tidak akan saling tolong-
“Dan jagalah dirimu dari ('azab) hari (kiamat, yang pada hari itu)
seseorang tidak dapat membela orang lain, walau seikitpun; dan (begitu pula)
tidak diterima syafa'at dan tebusan daripadanya, dan tidaklah mereka akan
ditolong.”
25. Hari ketika banyaknya anak dan harta tidak bermanfaat, kecuali bagi
26. Hari ketika seorang karib tidak dapat memberi manfa’at kepada
karibnya.
78
“yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfa'at kepada
27. Hari ketika semua mata terbuka dan dapat melihat masing-masing
amalnya.
lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim.Sesungguhnya Allah
memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka)
terbelalak.”
Yaum al-Dîn adalah hari keputusan untuk memberi balasan yang setimpal
kepada seluruh manusia . Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hijr ayat 35, Asy-
79
“dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari
kiamat"
Nya.
Allah swt. berfirman dalam surat Qaf ayat 14, 20 dan 45; Ibrâhîm ayat 14.
و
diancamkan.”
80
“Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu
sesudah mereka.Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan
Yaum al-khizy adalah pada hari kiamat nanti orang-orang yang durhaka
orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan dari
81
kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah Yang Maha Kuat lagi Maha
Perkasa.”
Allah swt. berfirman dalam surat al-Mâidah ayat 29 dan asy-Syu‟ara ayat
40.
(membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni nereka,
Hari kiamat pasti akan terjadi. Semua makhluk Allah swt. tidak
mengetahui kapan kiamat akan terjadi. Bahkan Nabi saja yang merupakan hamba
82
pilihan Allah, tidak mengetahui kapan kiamat akan terjadi. Terjadinya hari kiamat
dirahasiakan oleh Allah swt. Agar manusia mendapatkan balasan dari Allah swt.
terhadap amal perbuatan yang mereka telah lakukan di dunia. Di dalam al-Qur‟ân
(waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia
usahakan.”82
Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang
ada dalam rahim.Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti)
82
QS. Thaha [20] ayat 15.
83
QS. Lukman [31] ayat 34.
83
Walaupun manusia tidak mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, tapi
hari kiamat bisa diketahui tanda-tandanya baik dalam al-Qur‟ân maupun sabda
dalam 3 kategori; yaitu tanda kiamat yang sudah terjadi, tanda kiamat yang sedang
menceritakan kepada kami Supyan, Abu Hazim berkata, aku telah mendengarnya
dari Sahl ibn Sa‟ad Al-Sa‟idi seorang sahabat Rasulullah SAW ia berkata,
Rasulullah SAW bersabda : Aku diutus seiring dengan waktu kiamat itu seperti ini
dari ini, atau keduanya. Dan beliau mendekatkan antara jari telunjuk dan jari
tengahnya.”
2. Terbelahnya bulan.
84
“Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan.”84
kepada kami Syu‟aib dari Az-Zuhri. Telah berkata Sa‟id ibn Musayab, telah
bersabda : Kiamat tidak akan terjadi sampai muncul api dari tanah Hijaz yang
mengatakan : Tanda kiamat yang diberitakan oleh Nabi SAW akan terjadi pada
masa yang akan datang ini benar-benar terjadi persis seperti yang digambarkan
oleh Nabi saw. Api tersebut muncul pada tahun 654 H.87
84
QS Al-Qamar [54] ayat 1.
85
Umar Sulaiman Al-Asyqar, Ensiklopedia Kiamat, PT. Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2005,
hlm. 135.
86
HR. Bukhari dalam kitab al-Fitan, bab Khurûj an-Nâr, no. hadis : 6585.
87
Untuk lebih jelasnya, lihat buku Ensiklopedi Kiamat karya Umar Sulaiman Al-Asyqar halaman
135.
85
“Telah menceritakan kepada kami Ubaidah ibn Ya‟is dan Ishaq ibn
Ibrahim dan lapadz hadis ini untuk „Ubaid, ia berkata telah menceritakan kepada
kami Yahya ibn Adam ibn Sulaiman majikan Khalid ibn Khalid, telah
menceritakan kepada kami Zuhair dari Suhail ibn Abi Shalih dari ayahnya dari
Abu Hurairah semoga Allah meridoi kepadanya ia berkata : Rasulullah SAW
telah bersabda : “Iraq akan terhalang dari dirham, dan qafiz-nya.88 Syam
terhalang dari Mudd89 dan dinarnya. Mesir terhalang dari Irdib90 dan dinarnya
Kalian akan kembali seperti semula.” Ini disaksikan sendiri oleh Abu
Hurairah.”91
Jizyah yang dibayar oleh kafir zimi di negara kekuasaan Islam, dan pajak
yang dikeluarkan oleh pengelola tanah yang dibuka dinegara kekuasaan Islam
adalah dua sumber pemasukan bagi baitul mal kaum muslimin. Rasulullah saw.
88
Timbangan orang Iraq.
89
Timbangan orang Syam. Satu mudd sama dengan 18 liter.
90
Timbangan orang Mesir yang setara dengan 20 sha‟.
91
Shahih Muslim, dalam kitab al-Fitân wa Asyrât as-Sâ‟at, bab, lâ taqum as-sâ‟at hattâ yuhsir
afirât „an al-jabal min dzahabin, no. hadis 5156.
86
memberitahukan bahwa hal itu akan terhenti, dan karenanya kaum muslimin akan
1. Banyak anak yang durhaka kepada orang tuanya dan banyak orang yang
kiamat itu ?” Nabi Muhammad SAW menjawab : “Yang ditanya tentang kiamat
itu tidak lebih tahu dari yang bertanya, tetapi aku akan memberi tahu kepadamu
92
Umar Sulaiman Al-Asyqar, op. cit.,, hlm. 143.
93
Ahmad ibn Ali ibn Hajar Al-„Asqalani, op. cit., jilid, I, hlm. 142.
87
“Telah menceritakan kepada kami Abu Al-Yaman, telah menghabarkan
kepada kami Syu‟aib, telah menceritakan kepada Abu Al-Zinad dari Al-A‟raj dari
Abu Hurairah semoga Allah meridoi kepadanya dari Nabi Muhammad SAW ia
bersabda : Kiamat tidak akan terjadi sampai kalian memerangi kaum yang
memakai sandal yang terbuat dari bulu, dan memerangi bangsa Turki.”94
Kenyataan yang terjadi sesuai dengan isi hadis Rasulullah SAW kaum
Maksudnya adalah bahwa dari umat Nabi Muhammad SAW akan muncul
mereka kira-kira tiga puluh, atau dua puluh tujuh menurut sebagian hadis. Maksud
orang yang mengaku Nabi adalah orang yang menimbulkan fitnah dan diikuti oleh
94
Shahih Al-Bukhari, kitab al-Manâkib, bab, tanda-tanda kenabian menurut Islam, No. hadis.
3322.
88
“Telah menceritakan kepada kami Abu Al-Yaman, telah mengkabarkan
kepada kami Syu‟aib, telah menceritakan kepada kami Abu Al-Zinad dari Abdu
tidak akan terjadi sampai diutus dajal-dajal pendusta yang jumlahnya hampir
tiga puluh, dan masing-masing mengaku bahwa dirinya adalah utusan Allah.”95
4. Banyak fitnah-fitnah
umat Islam yang masih beriman di pagi hari, tetapi sore harinya menjadi
kafir/murtad. Karena mereka menjual agamanya dengan harga sebagian kecil dari
sementara.
95
Ahmad ibn Ali ibn Hajar Al-„Asqalani, op. cit., hlm. 97.
89
“Telah menceritakan kepada kami Al-Maki ibn Ibrahim, ia berkata telah
menceritakan kepada kami Handlalah ibn Abi Supyan dari Salim ia berkata aku
telah mendengar Abu Hurairah dari Nabi SAW berkata : Ilmu dicabut, dan
96
Shahih Al-Bukhari, kitab al-„Ilmu, bab, min ajab al-fitya bi isyarat al-yadi wa al-ra‟s, no. hadis
: 83.
90
bersabda : Di antara tanda-tanda kiamat adalah kurangnya ilmu, tampaknya
kebodohan, tampaknya perzinahan, banyaknya wanita daripada laki-laki,
sehingga lima puluh orang perempuan dipimpin oleh seorang laki-laki.”
putusnya silaturahim.
1. Kabut
“Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata. Yang
97
Musnad Ahmad, no. hadis : 3785.
98
QS Ad-Dukhan [44] ayat 10-11.
91
“Telah menceritakan kepada kami Abu Khaisamah Zuhair ibn Harb dan
Ishaq ibn Ibrahim dan Ibn Abi Umar Almaki dan lapaz ini menurut Zuhair, Ishaq
berkata dan dia menghabarkan kepada kami dan dua yang lainnya berkata, telah
menceritakan kepada kami Supyan ibn Uyainah dari Purrat Alqazzaz dari Abu
Thufail dari Hudzaifah ibn Asid Alghifari ia berkata : Nabi Muhammad SAW
tiba-tiba muncul dihadapan kami ketika kami sedang membincangkan kiamat,
beliau bersabda : “Apa yang kalian perbincangkan ?” Kami menjawab, “Kami
sedang memperbincangkan tentang kiamat.” Beliau bersabda : Sesungguhnya
kiamat takkan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda-tandanya : Asap,
Dajjal, binatang melata, terbitnya matahari dari barat, turunnya Nabi Isa bin
Maryam, Ya‟juz dan Ma‟juz, tiga kali tanah tenggelam : Tanah tenggelam di
timur, tanah tenggelam di barat dan tanah tenggelam di jazirah Arab. Dan akhir
dari semua itu adalah api yang muncul dari arah timur, menggiring manusia
menuju tempat penghimpunan mereka.99
2. Fitnah Dajjal
99
HR. Imam Muslim.
92
Fitnah dajjal berada di akhir zaman, dan merupakan salah satu tanda
kiamat yang besar. Dalam kamus Al-Munawwir Dajjal berarti Al-Kadz-dzab yang
tentang bakal munculnya para pendusta dan dajjal yang besar dan kecil.101
…
“Telah menceritakan kepada kami Yahya ibn Yahya dan Abu Bakar ibn
Abi Syaibah, berkata Yahya, telah mengkhabarkan kepada kami. Dan Abu Bakar
berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Al-Ahwash, telah menceritakan
kepada kami Abu Kamil Al-Jahdari, telah menceritakan kepada kami Abu
„Awanah, keduanya dari Samak dari Jabir ibn Samrah ia berkata : Saya telah
mendengar Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya menjelang hari kiamat
muncul para pendusta.”102
100
A. W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab Indonesia, Pustaka Progressip, Surabaya, 2002,
cet.kedua puluh lima, hlm. 389.
101
Ibnu Katsir, op. cit., hlm. 77.
102
HR. Muslim, Kitab Fitnah-fitnah dan Tanda-tanda kiamat, bab, tidak akan terjadi kiamat
sampai seseorang melewati kuburan saudaranya kemudian ia berangan-angan, no. hadis : 5204.
93
.
Ma‟mar dari Hammam ibn Munabbih dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah
SAW bersabda : Kiamat tidak akan terjadi sampai dibangkitkannya para dajjal,
yakni para pendusta, yang jumlahnya hampir tiga puluh orang. Masing-masing
103
Sunan Tirmidzi, kitab Fitnah-fitnah yang diramalkan oleh Rasulullah SAW, bab, tidak akan
terjadi kiamat sampai keluar para pendusta, no. hadis : 2144.
94
“Telah menceritakan kepada kami Ishaq, telah mengkhabarkan kepada
kami Ya‟kub ibn Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Ayahku, dari Shalih
dari Ibnu Shihab, bahwasanya Sa‟id ibn Musayyab mendengar Abu Hurairah
RA. Berkata : Telah bersabda Rasulullah SAW : Demi jiwaku yang berada dalam
genggaman-Nya, pasti dalam waktu yang dekat akan turun putra Maryam (Isa
ibn Mayam) yang akan menjadi seorang hakim yang adil, menghancurkan salib
Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tidak ada seorangpun
dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan
di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.”105
104
Ahmad ibn Ali ibn Hajar Al-„Asqalani, op. cit., jilid, 6, hlm. 552.
105
QS. An-Nisa [4] ayat 158-159.
95
Ya‟juz dan Ma‟juz adalah dua bangsa yang banyak jumlahnya. Mereka
adalah keturunan Adam as. Mereka berasal dari keturunan Yafits bin Nuh, dan
mereka tidak hidup di alam ghaib(metafisika) seperti halnya malaikat dan jin.106
Allah swt. telah berfirman bahwa dinding yang dibangun oleh Zulqarnain
106
Abdurrahman As-Sa‟di, Sudah Munculkah Dajjal Ya‟juz dan Ma‟juj, Wacana Ilmiah Press,
Solo, 2006, hlm. 68.
107
QS. Al-Kahfi [18] ayat 94-97.
96
“Dzulqarnain berkata:"Ini (dinding) adalah rahmat dari Rabbku, maka
apabila sudah datang janji Rabbku. Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan
janji Rabbku itu adalah benar. Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk
antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami
turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah
108
Ibid, ayat 98-99.
97
adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang
zalim.”109
dan Ma‟juj telah terbuka sebesar lingkaran ibu jari dan telunjuk.
kaget dan bersabda : Laa ilaha Illallah, celakalah orang Arab karena kejahatan
yang sudah dekat! Tembok Ya‟juj dan Ma‟juj sudah terbuka sebesar ini, dan
beliau membuat lingkaran dengan jarinya, ibu jari dan telunjuknya. Zainab
109
QS. Al-Anbiya [21] ayat : 96-97.
98
bertanya : Wahai Rasulullah, apakah kita akan binasa, padahal ada orang –
orang shaleh di antara kita ? beliau menjawab : Ya, jika kekejian telah
merajalela.”110
shaleh
Setelah Islam tersebar sedemikian rupa meliputi timur dan barat, Islam
kembai redup, kejahatan berkembang, agam agung ini dan al-Qur‟ân hilang, ilmu
lenyap, dan Allah mencabut nyawa orang-orang yang dalam jiwanya masih ada
110
Umar Sulaiman Al-Asyqar, op. cit., 2005, hlm. 235-236.
111
Ibid, hlm. 239
99
bersabda : Kiamat tak akan terjadi sehingga di bumi tidak disebut nama Allah-
Allah.”112
bahwa Rasulullah saw bersabda : Islam dihapuskan seperti hilangnya warna baju,
sampai tidak diketahui apa itu puasa, apa itu shalat, haji, dan sedekah. Kitabullah
dimusnahkan dalam satu malam sampai tidak tersisa satu ayat pun, dan yang
orang tua kami mengatakan Lâ ilâha illâ llâh, maka kami pun mengatakannya.113
mencabut nyawa semua orang yang dihatinya ada iman sekecil apapun, maka
112
Shahih Muslim, kitab al-Îman, bab, Îman akan hilang di akhir zaman, no. hadis : 211.
113
Umar Sulaiman Al-Asyqar, loc. cit.
114
Ibid, hlm. 241.
100
“Telah menceritakan kepada kami Abu Al-Yaman, telah menceritakan
kepada kami Syu‟aib dari Al-Zuhri ia berkata : Telah berkata Sa‟id ibn
sampai tangan dan kaki perempuan suku Daus menari di hadapan Dzulkhilshah,
Dalam shahih al-Bukhâri dan dan Musnad Ahmad diriwayatkan dari Ibn
kepada kami Supyan, telah menceritakan kepada kami Ziyad ibn Sa‟ad dari Al-
Zuhri dari Sa‟id ibn Al-Musayyab dari Abu Hurairah semoga Allah meridoi
115
Ahmad ibn Ali ibn Hajar Al-„Asqalani, op. cit., jilid 13, hlm. 89.
116
Umar Sulaiman Al-Asyqar, op. cit., hlm. 242.
101
kepadanya dari Nabi SAW ia bersabda : Dzussuwaiqatain akan meruntuhkan
Pada suatu saat nanti Ka‟bah akan dirobohkan oleh seorang manusia
sampai 800 orang. Namun ketika mereka berjalan, Allah mengirimkan angin sejuk
dari arah negeri Yaman. Angin itu mencabut nyawa setiap orang yang beriman.
binatang.118
117
Shahih Al-Bukhari, kitab, Haji, bab, Allah ta‟ala menjadikan ka‟bah sebagai Baitul Haram
sebagai arah kiblat dalam shalat, no. hadis, 1488.
118
Ibnu Katsir, op. cit., hlm. 146.
102
“………Rasulullah SAW bersabda : Kiamat tak akan terjadi sebelum
matahari terbit dari barat. Apabila manusia telah melihatnya (terbit dari barat),
maka berimanlah seluruh penduduk bumi. Tetapi pada saat itu tidak bermanfaat
terbitnya matahari dari tempat terbenamnya. Karena pada waktu itu manusia
melihat dengan jelas, mereka menjadi beriman dan percaya kepada Allah, tapi
sayang, keimanan mereka tidak diterima oleh Allah swt., karena sebelumnya
Dalam kisah Fir‟aun juga disebutkan. Ketika Fir‟aun mengejar Nabi Musa
as., dia sangat sombong dan berani mengakui bahwa dirinya adalah sebagai
mengakui dan beriman kepada Tuhannya Nabi Musa AS, tapi sayang, keimanan d
119
Shahih Al-Bukhari, kitab, Tafsir al-Qur‟ân , bab, Tidak bermanfaat bagi dirinya, no. hadis,
4269.
103
“Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat
kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Rabbmu atau
seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum)
“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis
binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa
120
QS. Al-An‟am [6] ayat : 158.
121
QS. Al-Naml [27] ayat : 82.
104
Rasulullah SAW bersabda :
Rasulullah SAW bersabda : Ada tiga perkara yang apabila turun ketiganya itu
setiap jiwa tidak akan berguna lagi keimanannya karena sebelumnya tidak
beriman. ( yaitu ), matahari terbit dari barat, turunnya dajjal sang pendusta dan
122
Shahih Al-Bukhari, kitab, al-Îman, bab, penjelasan waktu, apabila iman tidak berguna lagi, no.
hadis : 227.
105
“…………Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya perkara kiamat
yang pertama muncul ialah terbitnya matahari dari Barat dan keluarnya binatang
melata mendatangi manusia pada waktu dhuha. Manapun yang keduanya yang
lebih dulu terjadi, maka yang lainnya tidak lama lagi akan terjadi pula.”123
manusia. Tapi kalau melihat firman Allah ta‟ala yang tercantum dalam surat al-
Naml ayat 82, dengan jelas disebutkan, bahwa binatang melata tersebut akan
Menurut Ibnu Katsir, bahwa dengan adanya binatang melata yang keluar
dari bumi, ini sangat menakjubkan dan sangat luar biasa. Binatang melata itu
pandai berbicara dengan manusia dan menandai siapa yang mukmin dan siapa
Ini adalah tanda terakhir sebelum kiamat terjadi. Dalam hadis Rasulullah
SAW., disebutkan, api yang menghimpun manusia, adalah urutan terakhir dalam
tanda-tanda kiamat.
123
Shahih Muslim, kitab, Fitnah-fitnah dan Tanda-tanda kiamat akan terjadi, bab, Turunnya
Dajjal dan turunnya Nabi Isa as. No. hadis :5234
106
“Telah menceritakan kepada kami Abu Khaisamah Zuhair ibn Harb dan
Ishaq ibn Ibrahim dan Ibn Abi Umar Almaki dan lapaz ini menurut Zuhair, Ishaq
berkata dan dia menghabarkan kepada kami dan dua yang lainnya berkata, telah
menceritakan kepada kami Supyan ibn Uyainah dari Purrat Alqazzaz dari Abu
Thufail dari Hudzaifah ibn Asid Alghifari ia berkata : Nabi Muhammad SAW
Dajjal, binatang melata, terbitnya matahari dari barat, turunnya Nabi Isa bin
Maryam, Ya‟juz dan Ma‟juz, tiga kali tanah tenggelam : Tanah tenggelam di
timur, tanah tenggelam di barat dan tanah tenggelam di jazirah Arab. Dan akhir
107
dari semua itu adalah api yang muncul dari arah timur, menggiring manusia
ke Madinah (Hijrah). Ia pun menermui Nabi untuk menanyakan beberapa hal. Dia
berkata : Saya akan menanyakan tiga masalah : Apa tanda kiamat pertama?
pemanasan global. Pemanasan global adalah salah satu perilaku alam yang
124
HR. Imam Muslim.
125
Umar Sulaiman Al-Asyqar, op. cit., hlm. 244.
108
Anomali temperatur permukaan rata-rata selama periode 1995 sampai 2004
dengan dibandingkan pada temperatur rata-rata dari 1940 sampai 1980
126
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global.
127
Ibid.
109
Energi yang menerangi Bumi datang dari Matahari. Sebagian besar energi
yang membanjiri planet kita ini adalah radiasi gelombang pendek, termasuk
cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah
dari cahaya menjadi panas dan menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi,
akan memantulkan kembali sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra
merah gelombang panjang ke angkasa luar; walaupun sebagian tetap
terperangkap di atmosfer Bumi. Gas-gas tertentu di atmosfer termasuk uap
air, karbondioksida, dan metana, menjadi perangkap radiasi ini. Gas-gas ini
menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan
Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca sehingga
gas-gas ini dikenal sebagai gas rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya
konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang
terperangkap di bawahnya.128
Semua kehidupan di Bumi tergantung pada efek rumah kaca ini, karena
tanpanya, planet ini akan sangat dingin sehingga es akan menutupi seluruh
permukaan Bumi. Akan tetapi, bila gas-gas ini semakin berlebih di atmosfer,
akibatnya adalah pemanasan Bumi yang terus berlanjut.129
128
Ibid.
129
Ibid.
110
Hasil pengukuran konsentrasi CO2 di Mauna Loa
Pada awal 1896, para ilmuan beranggapan bahwa membakar bahan bakar
fosil akan mengubah komposisi atmosfer dan dapat meningkatkan
temperatur rata-rata global. Hipotesis ini dikonfirmasi tahun 1957 ketika
para peneliti yang bekerja pada program penelitian global yaitu International
Geophysical Year, mengambil sampel atmosfer dari puncak gunung Mauna
Loa di Hawai. Hasil pengukurannya menunjukkan terjadi peningkatan
konsentrasi karbondioksida di atmosfer. Setelah itu, komposisi dari atmosfer
terus diukur dengan cermat. Data-data yang dikumpulkan menunjukkan
bahwa memang terjadi peningkatan konsentrasi dari gas-gas rumah kaca di
atmosfer.130
Para ilmuan juga telah lama menduga bahwa iklim global semakin
menghangat, tetapi mereka tidak mampu memberikan bukti-bukti yang
tepat. Temperatur terus bervariasi dari waktu ke waktu dan dari lokasi yang
satu ke lokasi lainnya. Perlu bertahun-tahun pengamatan iklim untuk
memperoleh data-data yang menunjukkan suatu kecenderungan (trend) yang
jelas. Catatan pada akhir 1980-an agak memperlihatkan kecenderungan
penghangatan ini, akan tetapi data statistik ini hanya sedikit dan tidak dapat
dipercaya. Stasiun cuaca pada awalnya, terletak dekat dengan daerah
perkotaan sehingga pengukuran temperatur akan dipengaruhi oleh panas
yang dipancarkan oleh bangunan dan kendaraan dan juga panas yang
disimpan oleh material bangunan dan jalan. Sejak 1957, data-data diperoleh
dari stasiun cuaca yang terpercaya (terletak jauh dari perkotaan), serta dari
satelit. Data-data ini memberikan pengukuran yang lebih akurat, terutama
pada 70 persen permukaan planet yang tertutup lautan. Data-data yang lebih
akurat ini menunjukkan bahwa kecenderungan menghangatnya permukaan
Bumi benar-benar terjadi. Jika dilihat pada akhir abad ke-20, tercatat bahwa
sepuluh tahun terhangat selama seratus tahun terakhir terjadi setelah tahun
1980, dan tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990, dengan 1998
menjadi yang paling panas.131
111
menghangat selama periode tertentu akibat emisi yang telah dilepaskan
sebelumnya. Karbondioksida akan tetap berada di atmosfer selama seratus
tahun atau lebih sebelum alam mampu menyerapnya kembali. Jika emisi gas
rumah kaca terus meningkat, para ahli memprediksi, konsentrasi
karbondioksioda di atmosfer dapat meningkat hingga tiga kali lipat pada
awal abad ke-22 bila dibandingkan masa sebelum era industri. Akibatnya,
akan terjadi perubahan iklim secara dramatis. Walaupun sebenarnya
peristiwa perubahan iklim ini telah terjadi beberapa kali sepanjang sejarah
Bumi, manusia akan menghadapi masalah ini dengan resiko populasi yang
sangat besar.133
Cuaca
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang
menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban
tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih
jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca,
sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.
Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang
lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya Matahari kembali ke
angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat
siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara
rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah
133
Ibid.
134
Ibid.
135
Ibid.
112
hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun
terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat
menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering
dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan
pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya
dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan
pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan
terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.136
Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang
stabil secara geologi.
136
Ibid.
137
Ibid.
138
Ibid.
113
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi
ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh
dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan
terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun.
Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida
Everglades.139
Pertanian
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari
efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia.
Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub
atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya,
mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan
tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-
spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota
atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang
tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan
musnah.141
Kesehatan manusia
Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang
yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit
yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan
nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena
mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi
mereka. Saat ini, 45 persen penduduk dunia tinggal di daerah di mana
139
Ibid.
140
Ibid.
141
Ibid.
114
mereka dapat tergigit oleh nyamuk pembawa parasit malaria; persentase itu
akan meningkat menjadi 60 persen jika temperature meningkat. Penyakit-
penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, seperti demam
dengue, demam kuning, dan encephalitis. Para ilmuan juga memprediksi
meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang
lebih hangat akan memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari.142
BAB III
KIAMAT
buku-buku karya orang besar atau „ulama sebelum kepada kajian materi itu, di
paparkan dulu biografi pengarangnya. Ini penting sekali, untuk mengetahui isi
yang sangat terkenal, yaitu Prof. Dr. H. M. Quraisy Shihab, MA. Yang
Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟ân, yang sedang penulis sedang bahas ini.
1. Kelahirannya
142
Ibid.
115
Muhammad Quraisy Shihab lahir di Rappang, Sulawesi Selatan, pada 16
untuk berdakwah dan mengajar, baik di masjid maupun perguruan tinggi. Bahkan
lembaga pendidikan. Dari kecintaan sang ayah terhadap ilmu inilah yang
karena sejak usia enam sampai tujuh tahun M. Quraish Shihab sudah harus ikut
secara sepintas kisah-kisah yang tertera dalam al-Qur‟ân dan memberikan petuah-
petuah keagamaan.145
2. Pendidikannya
116
Kaira, Mesir, dan diterima di kelas II Tsanawiyah Al-Azhar. Pada 1967, ia meraih
gelas Lc (S-1) pada fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir dan Hadis Universitas Al-
tahun 1969 meraih gelar MA untuk spesialisasi bidang tafsir Al-Qur‟ân dengan
Alaudin. Selain itu, ia juga diserahi jabatan-jabatan lain, baik di dalam kampus
Timur dalam bidang pembinaan mental. Selama di Ujung Pandang ini, ia juga
yudisium Summa Cum Laude disertai penghargaan I (mumtâz ma‟a martab al-
syaraf al-„ula).
117
berbagai jabatan. Antara lain : Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat (sejak
Yang tidak kalah pentingnya, M. Quraish Shihab juga aktif dalam kegiatan
tulis-menulis. Di surat kabar Pelita, pada setiap hari Rabu ia menulis dalam rubric
“Pelita Hati”. Ia juga mengasuh rubric “Tafsir Al-Amanah” dalam majalah dua
mingguan yang terbit di Jakarta, Amanah. Selain itu, ia juga tercatat sebagai
anggota Dewan Redaksi majalah Ulumul Qur‟an dan Mimbar Ulama, keduanya
terbit di Jakarta. Selain kontribusinya untuk berbagai buku suntingan dan jurnal-
jurnal ilmiah, hingga kini sudah banyak karya-karya beliau yang sudah
diterbitkan.
3. Karya-karyanya
118
3. Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah) (Jakarta: Untagma,
1988);
7. Yang Tersembunyi; Jin, Iblis, Setan dan Malaikat (Jakarta: Lentera Hati,
1999);
berdasarkan ijtihad beliau, tetapi banyak mengutip dari hasil karya-karya ulama
pandangan pakar tafsir Ibrâhîm Ibn „Umar al-Biqâ„i (w. 885 H.-1480 M.), Sayyid
146
M. Quraish Shihab, op. cit., jili I, hlm. xiii.
119
Penulis akan menguraikan metodologi penafsiran M. Quraisy Shihab
dalam dua kategori; yakni, “Metodologi penafasiran secara umum yakni dalam
Tafsir al-Misbâh dan yang kedua adalah secara khusus, yakni yang berkaitan
c. Kisah-kisah, dan
bahwa, “Dicelah-celah uraian tentang tujuan dan cara al-Qur‟ân itu, ditemukan
dalam buku itu. M. Quraisy Shihab dalam uraiannya banyak merujuk kepada al-
ayat demi ayat sesuai dengan susunannya dalam setiap surah. Penekanan dalam
120
uraian-uraian tafsir itu adalah pada pengertian kosa kata dan ungkapan-ungkapan
memperhatikan bagaimana kosa kata atau ungkapan itu digunakan oleh al-
Qur‟ân.
dengan surah yang memuat wahyu pertama Iqra‟, selanjutnya al-Muddatstsir, al-
sering kali menimbulkan banyak pengulangan, jika kandungan kosa kata atau
pesan ayat atau surahnya sama atau mirip dengan surah atau ayat yang telah
memahami dan mempelajari kitab suci. Karena itu, dalam tafsir tersebut, M.
Quraisy Shihab memaparkan makna kosa kata sebanyak mungkin dan kaidah-
kaidah tafsir yang menjelaskan makna ayat yang sekaligus dapat digunakan untuk
Quraisy Shihab menghidangkan bahasan setiap surah pada apa yang dinamai
tujuan surah, atau tema pokok surah. Memang menurut para pakar, setiap surah
ada tema pokoknya. Pada tema itulah berkisar uraian ayat-ayatnya. Jika seseorang
121
mampu memperkenalkan tema-tema pokok itu, maka secara umum dapat
surah, kitab suci ini akan lebih dikenal lebih dekat dan mudah.
bahwa beliau dalam menafsirkan al-Qur‟ân dalam tafsir al-Misbâh adalah sebagai
berikut :
2. Metode/pendekatan taĥlili;
Hal ini bisa dilihat ketika M. Quraisy Shihab menafsirkan Ar-Raĥmân Ar-
122
rahmat Tuhan dengan sabdanya “Allah SWT menjadikan rahmat seratus bagian.
Dia menyimpan di sisi-Nya sembilan puluh sembilan bagian dan diturunkan-Nya
ke bumi ini satu bagian. Satu bagian inilah yang dibagi pada seluruh makhluk.
(begitu meratanya sampai-sampai satu bagian yang dibagikan itu diperoleh pula
oleh) seekor binatang yang mengangkat kakinya karena dorongan kasih sayang,
khawatir jangan sampai menginjak anaknya” (HR. Muslim).
Curahan rahmat Tuhan secara actual dilukiskan dengan kata Raĥmân,
sedang sifat yang dimiliki-Nya seperti yang tergambar dalam hadis di atas,
dilukiskan dengan kata Raĥîm. Gabungan kedua itu menyiratkan bahwa Allah
mencurahkan rahmat kepada makhluk-Nya karena memang Dia merupakan Dzat
yang memilki sifat itu. Sesekali boleh jadi seorang yang berwatak pemurah,
enggan mengulurkan tangan bantuan kepada orang lain. Namun, keengganan
ketika itu, tidak mengubah wataknya karena lahir dari satu dan lain sebab.
Dengan kata Ar-Raĥmân digambarkan bahwa Tuhan mencurahkan rahmat-
Nya, sedangkan dengan kata Ar-Raĥîm dinyatakan bahwa Dia memiliki sifat
rahmat yang melekat pada diri-Nya.
Ada juga ulama yang memahami kata Ar-Raĥmân sebagai sifat Allah
SWT. Yang mencurahkan rahmat yang bersifat sementara di dunia ini, sedangkan
Ar-Raĥîm adalah rahmat-Nya yang bersifat kekal. Rahmat-Nya di dunia yang
sementara ini meliputi seluruh makhluk, tanpa kecuali dan tanpa membedakan
antara mukmin dan kafir. Sedangkan rahmat yang kekal adalah rahmat-Nya di
akhirat, tempat kehidupan yang kekal, yang hanya akan dinikmati oleh makhluk-
makhluk yang mengabdi kepada-Nya.147
147
M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbâĥ; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟ân, Lentera Hati :
Jakarta, 2007, jilid, 1, hlm. 21-22.
123
Anda dapat memahami kata adh-dhâllîn dalam ayat ini adalah orang-
orang Nasrani, sebagaimana informasi sebuah riwayat yagng dinisbahkan kepada
Nabi saw. Tetapi tanpa menolak informasi itu, di sini dapat diulangi penjelasan
yang dikemukakan di atas tentang arti al-magdhũb „alaihim yakni bahwa
penafsiran ini adalah contoh yang diangkat Nabi dari masyarakat beliau ketika itu.
Kata adh-dhâllîn ditemukan dalam al-Qur‟ân sebanyak delapan kali dan
kata adh-dhâllũn sebanyak lima kali. Paling sedikit ada tiga ayat dari ayat-ayat
yang menggunakan kata adh-dhâllîn dan adh-dhâllũn yang dapat membantu
memahami apa yang dimaksud oleh al-Qur‟ân dengan kata tersebut.148
hal :
ayat atau surah itu ditempatkan setelah ayat atau surah ini?
seorang muslim. Karena itu, sering kali pada saat al-Qur‟ân berbicara tentang
aspek dan dimensi lain yang secara sepintas terkesan tidak saling berkaitan. Bagi
bisikan hati manusia yang saling berbeda, sehingga pada akhirnya dimensi dan
148
Ibid, hlm. 77.
124
aspek yang tadinya terkesan kacau menjadi terangkai dan terpadu indah, bagai
kalung mutiara yang tidak diketahui di mana ujung di mana pangkalnya, atau
seperti vas bunga yang dihiasi oleh aneka kembang berbeda-beda dan berwarna-
yang sangat menakjubkan. Hal ini adalah pembuktian bahwa al-Qur‟ân itu
mukjizat, dari segi kata-kata, ayat-ayat sampai surah mengandung keserasian yang
sangat mempesona.
surat;
menghardik anak yatim. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
lalai dari shalatnya. orang-orang yang berbuat riya. dan enggan (menolong
tuntunan agama yang ditetapkan Allah, sedikit pun tidak bertujuan kecuali untuk
125
balik kewajiban dan tuntunan itu, keharmonisan hubungan antar seluruh makhluk-
yaitu pamrih dalam shalat dan enggan memberi bantuan. Demikian bertemu awal
dan akhir surah ini. Maha Benar Allah dalam segala firman-Nya. Wa Allâh
A‟lam150.
“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.”
Mengapa pada ayat kedua surah al-Fâtiĥah, ketika Allah dipuji, disifati
dengan Rabb al-„âlamîn (Pemelihara seluruh alam)? Ini untuk menjelaskan bahwa
pujian tersebut wajar bagi-Nya, karena Dia adalah Pemelihara seluruh alam.
Mengapa ayat kedua itu disusul oleh ar-raĥmân ar-raĥîm (Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang)? Karena boleh jadi ada yang menduga bahwa
pemeliharaan-Nya, bukan lahir dari kasih sayang yang melekat pada diri-Nya,
tetapi karena kepentingan. Bukankah ada yang memelihara atau mendidik dengan
tujuan memperoleh keuntungan? Bukankah banyak perusahaan yang mendidik
para pegawainya dengan tujuan agar kelak mereka menjadi sumber peningkatan
mutu produk yang pada gilirannya menghasilkan keuntungan bagi perusahaan?
Bukankah ada yang memelihara ayam, bukan atas dorongan kasih padanya, tetapi
agar ayam –ayamnya sehat dan banyak bertelur, sehingga si pemelihara
memperoleh keuntungan?151
149
Ibid, jilid 15, hlm. 554.
150
Ibid, jilid 15, hlm. 554.
151
Ibid, hlm. xxii-xxiii.
126
4. Keserasian uraian awal (mukadimah) satu surah dengan
penutupnya;
Hal ini bisa dilihat dalam awal surah al-„Alaq dan akhir surat al-„Alaq :
surah sesudahnya;
Hal ini bisa dilihat dalam akhir surah al-mursalât dan awal surah an-
152
Ibid, jilid 15, hlm. 418.
127
“(Dikatakan kepada orang-orang kafir):"Makanlah dan bersenang-
senanglah kamu (di dunia dalam waktu) yang pendek; sesungguhnya kamu
adalah orang-orang yang berdosa. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi
orang-orang yang mendustakan. Dan apabila dikatakan kepada
mereka:"Ruku'lah, niscaya mereka tidak mau ruku'. Kecelakaan yang besarlah
pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. Maka kepada perkataan
apakah selain al-Qur'an ini mereka akan beriman.”
153
Ibid, jilid 14, hlm. 694.
154
Ibid, hlm. 695.
128
“Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya ?. Tentang berita yang
besar. yang mereka perselisihkan tentang ini. Sekali-kali tidak; kelak mereka
155
Ibid, op. cit, hlm. 5.
129
“Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya:"Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina". Mereka berkata:"Apakah
kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?". Musa menjawab:"Aku berlindung
kepada Allah sekiranya menjadi seorang dari orang-orang yang jahil. Mereka
menjawab:"Mohonkanlah kepada Rabb-mu untuk kami, agar dia menerangkan
kepada kami, sapi betina apakah itu?". Musa menjawab:"sesungguhnya Allah
berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi yang tidak tua dan tidak muda;
pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu.
Mereka berkata:"Mohonkanlah kepada Rabb-mu untuk kami agar Dia
menerangkan kepada kami apa warnanya". Musa menjawab:"Sesungguhnya
Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang
kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya.
Mereka berkata:"Mohonkanlah kepada Rabb-mu untuk kami agar Dia
menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena
sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya
Allah akan mendapat petunjuk. Musa berkata:"Sesungguhnya Allah berfirman
bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk
membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak
ada belangnya". Mereka berkata:"Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat
sapi betina yang sebenarnya". Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir
saja mereka tidak melaksanakan perintah itu. Dan (ingatlah), ketika kamu
membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh-menuduh tentang itu. Dan
Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan. Lalu Kami
berfirman:"Pukullah mayat itu dengan sebagian anggota sapi betina itu!".
Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan
memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti.
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.
Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai
130
daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air
daripadanya dan di antaranya sungguh ada yangmeluncur jatuh, karena takut
kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.”
Surah ini dinamai al-Baqarah karena tema pokoknya adalah inti ayat-ayat
yang menguraikan kisah al-Baqarah, yakni kisah Banî Isrâ‟îl dengan seekor
sapi. Ada seorang yang terbunuh dan tidak diketahui siapa pembunuhnya.
Masyarakat Banî Isrâ‟îl saling mencurigai bahkan tuduh menuduh tentang
pelaku pembunuhan tanpa ada bukti, sehingga mereka tidak memperoleh
kepastian. Menghadapi hal tersebut mereka menoleh kepada Nabi Mûsâ as.
Meminta beliau berdo‟a agar Allah menunjukan siapa pembunuhnya. Maka
Allag memerintahkan menyembelih seekor sapi. Dari sini dimulai kisah al-
Baqarah. Akhir dari kisah itu adalah, mereka menyembelihnya –setelah
dialog tentang sapi berkepanjangan- dan dengan memukulkan bagian sapi
itu kepada mayat yang terbunuh, maka atas kuadrat Allah SWT. Korban
hidup kembali dan menyampaikan siapa pembunuhnya.156
156
Ibid, jilid I, hlm. 83-84.
131
Kemudian denga menggunakan metode maudhû‟I. metode maudhu‟I
ayat-ayat – dari beberapa surah – yang berbicara tentang topic tersebut untuk
masalah tersebut;
Madinah;
Al-Misbah
kiamat, penulis akan membagi ke dalam tiga bagian. Pertama, membahas tentang
157
M. Quraisy Shihab, op. cit.,, hlm. 33.
132
masalah tanda-tanda Kiamat. Kedua, kedahsyatan Kiamat, dan yang ketiga adalah
Kiamat
tanda Kiamat banyak diterangkan dan diramalkan oleh Rasulullah saw. dalam
Nabi Isa as. Apakah Nabi Isa as. di akhir zaman nanti akan turun lagi, atau tidak?
Di antara tanda hari kiamat di akhir zaman nanti adalah turunnya Nabi Isa
as. M. Quraisy Shihab menafsirkan surat Ali-Imran ayat 55. pada kata
makna mati dan tidur. Dia bermakna mati, karena siapa yang wafat, maka
umurnya di dunia telah sempurna, dan karena tidur mirip dengan mati, karena
siapa yang wafat, maka umurnya di dunia tela sempurna. Dan karena tidur mirip
dengan mati, dari sisi hilangnya kesadaran, maka tidur pun di namai mati oleh Al-
158
M. Quraisy Shihab, op. cit., jilid, 2, hlm. 103.
133
Hal tersebut diterangkan dalam surat Al-An‟âm [6] ayat : 60
“an Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui
apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada
kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang
Allah swt. menyampaikan kepada Nabi Isa as. Bahwa aku akan
hadisnya banyak, tetapi kesemuanya bersumber dari dua orang yaitu Ka‟ab al-
Ahbar dan Wahb Ibn Munabbih. Sementara ulama meragukan loyalitasnya. Atau
paling tidak kedua tokoh itu tanpa sadar terpengaruholeh kepercayaan orang-
orang Kristen yang meyakini bahwa Isa as hidup di langit dan satu ketika akan
turun ke bumi.
159
Ibid, hlm. 104.
134
Tetapi dari uraian selanjutnya dapat diambil pelajaran, bahwa Allah,
membersihkanmu wahai Isa dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-
orang yang mengikutimu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat.160
kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan
Kesudahan yang akan dialami oleh Ahlu Kitab, baik Yahudi yang tidak
mempercayai kenabiannya, maupun Nasrani yang tidak percaya bahwa Nabi Isa
as adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, tetapi Tuhan dan anaknya. Ini ditegaskan
bahwa, “Tidak seorang pun dari Ahlu Kitab, kecuali pasti akan beriman
kepadanya, yakni kepada Nabi Isa as selaku utusan dan hamba Allah sebelum
Pada hari kiamat nanti yakni Isa as akan menjadi saksi terhadap mereka.
160
Ibid, hlm. 105.
135
= Sebelum kematian Ahlu Kitab. Pendapat ini dikuatkan oleh
kematian yang dimaksud bukan kematian Isa as., tetapi Ahlu Kitab.161
“Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau
Rabbmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka. Maka setelah Engkau
wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah
Nabi Isa as menegaskan bahwa: Dan adalah aku menjadi saksi terhadap
161
Ibid, hlm. 653.
136
saksikan dalam sikap dan perilaku yang aku tampilkan serta selalu berusaha
hidup diantara mereka, maka setelah engkau wafatkan aku, sehingga aku tidak
Bahkan melarang mereka mempertuhan siapa pun selain Allah SWT dengan jalan
memaparkan aneka bukti keesaan –Mu, dan mengutus Nabi Muhammad dan
Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu, sehingga tidak ada sekecil
Hari Kiamat
Pada hari kiamat terjadi perhitungan dan pembalasan Allah, dan juga
karena ketika itu semua makhluk tanpa kecuali menampakkan ketaatannya kepada
menginformasikan :
Al-Qur‟ân berbicara tentang hari pembalasan, paling tidak ada dua makna
162
Ibid, jilid 3, hlm. 251.
163
QS. Al-Baqarah [2] :202.
137
1. Allah yang menentukan dan Dia pula salah satunya yang mengetahui
2. Allah mengetahui segala sesuatu yang terjadi, dan apapun yang terdapat
dengan sizing-Nya.
138
1. Makna lahiriyah; yaitu hari tampak secara jelas. kemandirian Allah dalam
ragu atau menduga memiliki kemampuan menjadi tidak berkutik sama sekali.
Pembalasan Allah itu tidak ditunda, hanya saja terkadang ia tidak nampak atau
dalam hatinya suatu titik hitam”. (HR. Tirmidzi, An-Nasa‟I, Ibn Hibban
masing-masing orang akan ditimbang pada hari kemudian, dan mana yang berat
164
Ibid, op. cit.jilid 2, hlm. 103.
165
Ibid.
139
“Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-
ayat-ayat Kami.”
haknya masing-masing.166
pada hari Kiamat. Dia akan memisahkan antara kamu. Dan Allah Maha Melihat
Pada hari kiamat nanti kerabat dan anak-anak itu - apalagi orang lain –
tidak akan bermanfaat dan pada hari itu juga dipisahkan antara kamu dengan
mereka. Kamu atas anugerah Allah berada di surga dan mereka berdasar keadilan-
Nya – jika tetap kafir – akan tersiksa di neraka. Allah Maha kuasa melakukan itu
166
Ibid, jild. 12, hlm. 226.
140
dan Allah terhadap apa yang kamu dari saat ke saat kerjakan Maha Melihat
bermanfaat, dengan demikian ayat ini menafikan manfaat keluarga di hari kiamat.
Dapat juga kata majmuk itu dikaitkan dengan kata dipisahkan, sehingga ayat ini
menginformasikan bahwa pada hari kiamat nanti, akan terjadi pemisahan antar
keluarga. Tentu saja ini, bila sebagian mukmin dan sebagiannya kafir. Karena jika
seluruh makhluk, tetapi ada yang enggan percaya. Mengapa demikian ? Apakah
bahwa Allah tidak kuasa mewujudkannya, bahkan yakni tetapi manusia hendak
167
Ibid,jilid 14, hlm. 160.
168
Lihat surat at-Thûr [52] : 21.
Artinya : “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi
sedikitpun dari pahala amal mereka.Tiap-tiap manusia terikat dengan apayang dikerjakannya.”
169
M. Quraisy Shihab, loc. Cit., hlm. 160.
141
ia bertanya : “Bilakah hari kiamat itu?” adalah
melakukan kedurhakaan atau bukti kedurhakaan itu, dapat juga merupakan uraian
Manusia diperintah oleh Allah swt untuk bertaqwa agar terhindar dari
ancaman hari kiamat yang pasti akan terjadi. Dalam surah al-Hâjj ayat 1 dan 2
goncangan bumi menjelang hari kiamat serta sesaat sebelum terbitnya matahari
dari sebelah barat adalah suatu peristiwa yang sangat agung dan dahsyat
sehingga tidak terjangkau oleh akal, tidak juga digambarkan hakikatnya dengan
kata-kata yang kamu gunakan. Pada hari kamu melihatnya yakni goncangan
kiamat itu menyebabkan lengah tanpa kecuali – semua wanita yang sedang
menyusui – dari anak yang disusuinya dan kamu melihat juga semua orang
170
Ibid,
142
padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras
Kata zilzalah agaknya terambil dari kata zalla yang berarti jatuh
ketergelinciran itu, dalam hal ini adalah penyebabnya yaitu gerakan yang sangat
dahsyat/gempa.172
dengan planet-planet yang lain, tetapi ayat ini menisbahkan goncangan itu kepada
kiamat. Hal itu disebabkan karena goncangan / gempa tersebut merupakan tanda
Bisa juga kata zalzalah pada ayat ini dipahami dalam arti kegoncangan
jiwa akibat kedahsyatan dan kengerian yang terjadi menjelang atau saat kiamat.
Sama artinya dengan makna kata serupa pada firman-Nya yang melukiskan aneka
143
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum
zalzalah yakni kedahsyatan goncangan hari kiamat, di mana semua orang akan
merasa takut dan khawatir. Bahkan bagi yang tidak bertakwa, kekhawatirannya
dari rasa takut atau mengharap anugerah-Nya bahkan oleh dorongan syukur,
Al-Wâqi‟ah nama lain hari kiamat, kata itu mempunyai arti kejadian /
peristiwa. Karena kejadiannya sedemkian jelas dan pasti, sehingga walaupun tidak
Kata yang digunakan ayat di atas dibubuhi ( ) al pada awalnya yang dinamai
al-kamâl dan dibubuhi pula ( ) ta‟ marbuthah pada akhirnya yang dinamai ta‟ al-
174
QS, al-Baqarah [2] ayat : 214.
144
mubâlaghah untuk mengisyaratkan betapa hebat dan sempurnanya peristiwa itu.
Ayat ini menjelaskan kapan siksaan itu akan terlaksana. Allah berfirman:
Siksa yang diancamkan itu pasti akan terjadi pada hari yang bermula ketika bumi
ketika itu datar sama sekali dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan pasir
yang beterbangan.
Kata yaum dalam bentuk tunggal dan berdiri sendiri terulang di dalam al-
Qur‟ân sebanyak 365 kali (sebanyak hari-hari sepanjang tahun). Kata ini biasa
Hari atau sesaat yang singkat atau periode yang panjang begitulah
Quraisy Shihab menerangkan istilah hari/yaum yang terdapat dalam ayat di atas
jam dan berapa lama terjadinya, karena kalau kita perhatikan ukuran hari di sisi
Allah dengan ukuran manusia itu jauh berbeda. Quraisy Shihab memberikan dalil
175
Ibid, jilid 13, hlm. 544.
176
Ibid, jilid 14, hlm. 528.
145
al-Qur‟ân tentang ukuran hari ini yang tercantum dalam surat al-Hâjj [22] ayat 47
Kemudian kata katsîban dari segi bahasa berarti tumpukan pasir, sedang
kata mahîlan berarti runtuh. Ini bisa di terangkan lagi oleh ayat al-Qur‟ân dalam
Yang pada intinya gunung-gunung itu nanti ketika terjadi kiamat akan
146
Kata Al-Ĥâqqah terambil dari kata ĥaqqa yang berarti pasti terjadinya.
Kata yang digunakan ayat ini dapat dipahami sebagai adjective dari
sesuatu yang tidak disebutkan yakni peristiwa atau situasi, dengan
demkiaan ia dapat dipahami dalam arti “satu peristiwa atau situasi yang
pasti”. Tidak ada satu peristiwa dan situasi yang lebih pasti dari pada
kehadiran hari Kiamat. Atas dasar itu al-Ĥâqqah dipahami dalam arti hari
kiamat.
Bisa juga kata al-Ĥâqqah terambil dari kata aĥuqquhu yang berarti saya
mengetahui hakikatnya. Dengan demikian, kata al-Ĥâqqah berarti “Yang
mengetahui semua persoalan sesuai hakikatnya.” Tentu saja yang
mengetahui itu bukan peristiwa atau situasi itu, tetapi siapa yang melihat
peritiwa atau yang berada dalam peritiwa itu. Yang berada dan melihatnya
adalah seluruh makhluk. Jika demikian, pada saat terjadinya peristiwa itu
semua pihak mengetahui hakikat segala sesuatu. Tiada lagi yang
tersembunyi atau dapat disembunyikan. Ini pun menunjuk kepada hari
Kiamat.
Pakar bahasa al-Azhari berkata, bahwa bila anda berkata Ĥâqaqtuhu
fahaqaqtuhu maka itu berarti Aku melawan (menuntutnya) sehingga aku
berhasil mengalahkannya. Di sini peristiwa atau situasi yang dimaksud
ayat ini adalah peristiwa dikalahkannya segala penentang kebenaran. Hari
Kiamat memang demikian itu halnya terhadap pendurhaka.
Kalimat wa mâ adrâka digunakan al-Qur‟ân untuk menggambarkan
sesuatu yang sangat agung dan yang amat sulit bahkan mustahil dijangkau
hakikatnya oleh manusia - tanpa bantuan Allah – karena pada umumnya
redaksi tersebut dikaitkan dengan alam metafisika (ghaib), seperti surga,
neraka dalam berbagai namanya dan hal-hal yang amat luar biasa, seperti
Lailah al-Qadr dan al-„Aqabah (jalan mendaki menuju kejayaan). Pada
ayat ini kalimat tersebut dikaitkan dengan hari kiamat yang memang
hakikat dan waktunya tidak diketahui kecuali oleh Allah SWT.
Ada yang menyatakan bahwa ayat-ayat yang menggunakan istilah mâ adr
âka pada akhirnya disampaikan juga oleh Allah persoalannya kepada
Nabi Muhammad SAW., berbeda dengan istilah serupa tetapi
menggunakan bentuk mudhâri‟ (kata kerja bentuk masa kini dan datang)
yakni wa mâ yudrîka. Istilah ini digunakan al-Qur‟ân menyangkut waktu
kedatangan kiamat. Ini sama sekali tidak dijelaskan Allah kepada beliau
bahkan siapa pun. Pendapat ini dinisbahkan dalam beberapa riwayat
kepada sahabat Nabi SAW., Ibn „Abbâs ra.177
bahwa kiamat itu memang sesuatu yang hak, pasti benar akan datang. M. Quraisy
177
Ibid, jilid, 14, hlm. 409-410.
147
Shihab menyajikan pemahamannya dengan sangat terperinci dan dapat dipahami.
Disertai pendapat para ulama dan kosa kata yang padat maknanya.
orang yang durhaka dan mengingkari terhadap adanya hari Kiamat, sehingga
ketika mereka melihat dan merasakan akan timbul keyakinan dalam hati bahwa
hari kiamat nanti. Di antara ciri kiamat yang terantum dalam al-Qur‟ân adalah
“Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan
di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.”179
makhluk yang ada di langit dan bumi tidak akan tahan meihat kiamat itu.
Pada waktu itu manusia seperti binatang, pergaulan bebas, tidak mengenal
etika yang baik. Mereka sudah tidak mengenal Allah lagi. Ketika itu langsung
178
Ibid, jilid, 15, hlm. 477.
179
QS. Al-A‟raf [7] : 187
148
Kemudian penafsiran M. Quraisy Shihab tentang kiamat yang
menggunakan dengan istilah sha‟iqah sebagai berikut dari surat az-Zumar [39]
ayat 68 :
bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah.Kemudian ditiup sangkakala itu sekali
Ayat di atas menyatakan bahwa : Dan telah ditiuplah oleh malaikat Isrâfîl
sangkakala yakni pasti akan ditiup olehnya maka yang pasti juga saat itu
matilah siapa yang di langit dan siapa yang di bumi kecuali siapa yang
dikehenadaki Allah untuk mati pada waktu yang lain sesudahnya.
Kemudian setelah sekian lama ditiup sangkakala itu sekali lagi, yakni
untuk kedua kalinya, maka tiba-tiba dan dengan serta merta mereka
semua yang tadinya telah mati pada peniupan pertama, kini berdiri
menunggu putusannya masing-masing.
Ayat di atas mengisyaratkan bahwa peniupan sangkakala terjadi dua kali.
Peniupan pertama mengakibatkan ketakutan dan kematian serta
kehancuran alam raya, sedang peniupan kedua adalah kebangkitan, atau
dengan kata lain perpindahan manusia dari alam kubur/barzakh kea lam
perhitungan, surga dan nereka. Sementara ulama menyatakan tiga kali,
yang pertama menjadikan hati semua makhluk gentar180, kali kedua
menjadikan mereka mati bergelimpangan, dan kali ketiga menjadikan
semua bangkit bagaikan belalang beterbangan.
Berbeda – beda pendapat ulama tentang siapa yang dikecualikan oleh
firman-Nya: Illâ man syâ‟a Allah / kecuali siapa yang dikehendaki Allah.
Ada yang berkata, dia adalah malaikat peniup sangkakala yakni Isrâfîl,
180
Perhatikan ayat berikut ini :
Artinya : Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit
dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah.Dan semua mereka datang
menghadap-Nya dengan merendahkan diri.
149
atau para malaikat pemikul „Arsy, atau malaikat penjaga surga, penjaga
neraka dan para bidadari. Ada juga yang berpendapat bahwa mereka
adalah para Nabi dan syuhada. Pendapat yang terbaik adalah tidak
menetapkan siapa mereka, karena tidak ada pijakan yang kuat untuk
menentukan siapa yang dimaksud.
Imâm al-Bukhâri misalnya meriwayatkan hadis yang menyebut bahwa
makhluk pertama yang mengangkat kepala menyambut seruan peniupan
kedua itu adalah Nabi Muhammad SAW., tetapi – lanjut riwayat itu –
ketika beliau mengangkat kepala, beliau menemukan Nabi Musâ as.
Sedang berdiri berpegangan pada kaki singgasana Allah. Rasul SAW
berkomentar: “Saya tidak tahu apakah saya lebih dahulu bangki ataukah
dia.” Ada juga sekian riwayat yang menjelaskan tentang sangkakala yang
digunakan itu, demikian juga riwayat yang menguraikan keadaan Isrâfîl
yang telah meletakkan sangkakala di mulutnya menunggu perintah atau
melukiskan bagaimana kedua matanya bagaikan dua bintang yang
menyala.
Kata shûr dari segi bahasa berarti sangkakala atau terompet yakni alat
yang biasa digunakan untuk memanggil atau mengumpulkan sekelompok
orang. Sementara ulama membahas hakikat sangkakala yang dimaksud
ayat di atas. Mereka berbeda pendapat apakah itu benar-benar ada
wujudnya ataukah yang dimaksud adalah sesuatu yang bersifat metaforis.
Hemat penulis, hal itu tidak penting untuk diketahui atau dibahas, karena
tidak ada riwayat menyangkut hal itu yang dinilai kesahihannya
memuaskan. Yang penting dan wajib dipercaya oleh setiap muslim adalah
bahwa ada waktu yang telah ditentukan Allah – yang tidak satu makhluk
pun mengetahui kapan datangnya – di mana manusia akan dibangkitkan
Allah untuk mempertanggungjawabkan amal masing-masing lalu
menerima balasan dan ganjarannya.181
Ibn Hajar al-„Asqalâlani mengatakan, “Telah di kenal luas bahwa peniup
merupakan ijmak.182
Sangkakala yang ditiup, menurut hemat penyusun adalah dua kali, ini
berdasar kepada firman Allah yang tercantum dalam QS. Al-A‟raf [7] : 187.
kata „asîr. M. Quraisy Shihab memaknai kata ini dengan sulit antonym dari Yusr.
181
M. Quraisy Shihab, op. cit., , jilid, 12, hlm. 265-266.
182
Umar Sulaiman Al-Asyqar, op. cit., hlm. 268.
150
Al-Qur‟ân menggunakan kata ini dan diartikan dengan “Kesulitan jalan buntu
Pada hari itu, ketika sangkakala ditiup, semua makhluk yang ada dilangit
dan bumi akan mengalami kesulitan yang sangat luar biasa. M. Quraisy Shihab
lebih sesat lagi dari binatang. Sedangkan bagi orang-orang yang beriman, oleh
Pada hari kiamat nanti, ketika ditiup sangkakala yang pertama, maka
manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, serta dari teman dan
183
Perhatikan surat ath-Thalâq [65]: 6 dan at-Taubah [9]: 117
Artinya : “Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut
kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka.
Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah di talaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada
mereka itu nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu
untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya; dan musyawarahkanlah di antara kamu
(segala sesuatu), dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh
menyusukan (anak itu) untuknya”
Artinya : “Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin dan orang-
orang Anshar, yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka
hampir berpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka.”
151
enggan bertemu karena semua khawatir dituntut walau oleh orang yang terdekat
kepadanya.
Dapat dibayangkan, jika terjadi gempa bumi, tsunami dan lain sebagainya,
manusia pada waktu itu berhamburan meninggalkan sanak keluarga, harta benda
Hari kiamat juga dalam al-Qur‟ân disebut dengan istilah ath-Thâmmah al-
Kemudian kata ini dipahami dalam arti petaka yang mengatasi segala petaka. Dan
adalah malapetaka yang sangat besar, sehingga tidak ada lagi malapetaka sesudah
yang pada mulanya berarti menutup. al-Ghâsyiyah adalah sesuatu yang menutup
tertutupnya akal dan kesadaran manusia akibat rasa takut yang demikian
152
“Hai manusia, bertaqwalah kepada Rabbmu; sesungguhnya
kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua
wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah segala
kandungan wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk,
padahal mereka sebenarnya tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat
keras.”
Ayat kedua dari surah al-Hâjj, manusia seperti orang yang mabuk, orang
yang sedang mabuk itu tidak sadar. Pada hari kiamat nanti semua manusia akan
mabuk, karena mereka menerima siksaan dan adzab dari Allah yang sangat keras.
Begitulah siksaan Allah yang diberikan kepada orang-orang kafir. Mereka akan
mendapatkan siksaan tidak hanya di akhirat nanti, tetapi di dunia dan ketika
Pada hari Kiamat nanti orang-orang tidak akan bisa menolong dan
membela orang lain. Ini tercantum dalam surat al-Baqarah [2] ayat 48 :
153
“Dan jagalah dirimu dari ('azab) hari (kiamat, yang pada hari itu)
seseorang tidak dapat membela orang lain, walau seikitpun; dan (begitu pula)
tidak diterima syafa'at dan tebusan daripadanya, dan tidaklah mereka akan
ditolong.”
Teman-teman, anak-anak, istri, ayah – ibu, karib kerabat, semuanya tidak akan
bisa membela dan meolong satu sama lain. Begitulah hari Kiamat yang sangat
dahsyat.
Harta benda, kekayaan yang melimpah, tidak berguna lagi, tak ada artinya
ketika peristiwa itu terjadi. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh
akan menghadap kepada Allah dengan hati yang bersih. Ini diterangkan dalam al-
Ayat ini dan ayat-ayat berikut dipahami oleh sementara ulama sebagai
komentar dan bukan lanjutan dari ucapan dan permohonan Nabi Ibrâhîm
as. Ia adalah pemberitaan dari Allah swt.tentang hari kebangkitan yang
disinggung sebelumnya oleh Nabi Ibrâhîm as. Dalam doanya yang disebut
pada akhir ayat yang lalu. Namun demikian banyak ulama yang
menilainya masih merupakan ucapan Nabi Ibrâhîm as.
Al-Biqâ‟I menulis bahwa setelah ayat yang lalu Nabi Ibrâhîm as.
Mengingatkan tentang arah yang hendaknya dituju, yakni akhirat, maka
pada ayat ini, beliau menegaskan tentang perlunya hidup zuhud, tidak
memberi perhatian yang besar terhadap kenikmatan duniawi.
Dapat juga dikatakan bahwa setelah ayat yang lalu menyebutkan
permohonan Nabi Ibrâhîm as. Untuk tidak dipermalukan pada hari
154
kebangkitan, maka di sini beliau menegaskan kepada semua pihak –
termasuk para penyembah berhala dari kaumnya- bahwa pada hari itu,
tidak ada sesuatu pun yang dapat diandalkan. Semua sebab yang
diandalkan manusia dalam kehidupan dunia, tidak lagi bermanfaat. Pada
hari kebangkitan itu harta walau sebanyak apapun yang bersedia
dikeluarkan dan demikian juga anak-anak laki-laki dan juga anak-anak
perempuan yang merupakan kelanjutan wujud seseorang dalam kehidupan
dunia ini dan yang biasa diandalkan berapapun berdayanya anak-anak itu –
lebih-lebih selain mereka- yang ingin memberi bantuan kepada seseorang,
demikian juga hal-hal lain yang biasa dapat berpengaruh dalam kehidupan
dunia ini, semuanya tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap
Allah dengan hati yang selamat, yakni bersih dari kemusyrikan, sikap
pamrih dan kedurhakaan.
Ayat di atas hanya menyebut harta dan anak-anak lelaki, sejalan dengan
kebiasaan dan pandangan masyarakat jahiliah. Dengan harta mereka
menebus kesalahan atau membeli pembelaan, dan hanya anak-anak laki-
laki yang mereka andalkan pertolongannya. Anak perempuan menurut
ungkapan masyarakat Jahiliah : “Pembelaannya adalah tangis dan
pengabdiannya adalah mencuri.” Yakni mencuri harta suami untuk
diberikan kepada orang tuanya. Nah, kalau harta dan anak-anak lelaki saja
sudah tidak dapat diandalkan, maka apalagi selain keduanya.
Ayat di atas menginformasikan bahwa semua sebab dan factor yang biasa
diandalkan dalam kehidupan dunia ini, tidak akan berdampak positive di
hari kemudian. Keahlian, ilmu pengetahuan, kecantikan, kedudukan social,
dan apa pun semua tidak bermanfaat. Ini karena semua manusia datang
sendiri-sendiri menanggalkan segala atributnya kecuali dirinya sendiri:
186
QS. Al-An‟am [6]: 94.
155
Artinya : “Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian
nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling
bertanya.”187
Artinya : “pada hari ketika manusia lari dari saudaranya. Dari ibu dan
bapaknya. Dari isteri dan anak-anaknya.”
ayat-ayat yang berhubungan dengan salah satu masalah metafisika, yakni masalah
mufassir yang bukan salaf, yakni banyak mengutip mufasir Al-Biqâ‟I dan
mufassir yang beraliran syi‟ah, yakni Thabâthabâ‟i. tapi yang dipaparkan oleh
beliau sangat menarik dan membuat kita penasaran untuk mengkaji lebih
mendalam lagi.
187
QS. Al-Mu‟minûn [23]: 101.
188
M. Quraisy Shihab, op. cit., jilid, 10, hlm. 80-82.
156
Setelah manusia melewati fase kedahsyatan hari Kiamat, yaitu dengan
semua makhluk hidup mati. Kemudian setelah seluruh makhluk hidup mati, maka
akan ada tiupan yang kedua, yaitu kebangkitan seluruh makhluk untuk menerima
perhitungan dari Allah swt. Semua amal mereka yang dilakukan di dunia akan
bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah.Kemudian ditiup sangkakala itu sekali
mereka di dunia.
“Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang
mereka.”
189
QS. Az-Zumar : 68.
157
M. Quraisy Shihab menerangkan :
Pada hari itu manusia kembali yakni bangkit dengan cepat dari kuburnya
tingkat keimanan dan kekufuran mereka serta sesuai dengan amal-amal mereka.
mereka.190
Orang-orang yang beriman dan beramal shaleh ketika bangkit dari kubur
mereka menampakkan wajah – wajah dan rupa-rupa yang sangat indah dan bagus,
wajah-wajah mereka akan kelihatan buruk, karena perbuatan mereka yang buruk
sewaktu di dunia. Mereka layak masuk neraka, karena mereka ingkar terhadap
Allah SWT.
190
M. Quraisy Shihab, op. cit.,jilid. 15, hlm. 453.
158
Pada ayat di atas kata yarah (u) terambil dari kata ra‟a yang pada mulanya
berarti melihat dengan mata kepala. Tetapi ia juga digunakan dalam arti
mengetahui191.
[3] ayat 30 :
kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah
kepada hamba-hamba-Nya”
Balasan dan ganjaran Allah SWT sangat Adil. Berbeda dengan di dunia.
Bila timbangan amal kebaikannya berat maka dia akan beruntung dan mereka
mendapatkan semua apa yang mereka dambakan. Tetapi bagi mereka yang amal
timbangan berat kepada keburukan, maka mereka akan jauh dari rahmat Allah dan
mereka akan mendapatkan siksaan. Ini sesuai dengan firman Allah yang
191
Ibid, hlm. 456.
159
“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya. Maka
dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Adapun orang-orang yang ringan
ayat Kiamat
karyanya yang banyak dan menarik minat pembaca. Karya-karyanya adalah hasil
Thabâthabâ‟i.
syarat bagi mufassir perlu diketahui untuk menilai kualitas mufassir itu. Penulis
sebagai berikut :
160
goolongan Qadiriah, Syi‟ah Rafidah, Mu‟tazilah dan para pendukung
fanatik mazhab sejenis lainnya.
3. Menafsirkan, lebih dahulu, Qur‟an dengan Qur‟an, karena sesuatu
yang masih global pada satu tempat telah diperinci ditempat lain dan
sesuatu yang dikemukakan secara ringkas di suatu tempat telah
diuraikan ditempat lain.
4. Mencari penafsiran dari sunnah, karena sunnah berfungsi sebagai
pensyarah Qur‟an dan penjelasnya.192
5. Apabila tidak didapatkan penafsiran dalam sunnah, hendaklah
meninjau pendapat para sahabat karena mereka lebih mengetahui
tentang tafsir Qur‟an; mengingat merekalah yang menyaksikan
qarînah dan kondisi ketika Qur‟an diturunkan di samping mereka
mempunyai pemahaman (penalaran) sempurna, ilmu yang shahih dan
amal yang saleh.
6. Apabila tidak ditemukan juga penafsiran dalam Qur‟an, sunnah
maupun dalam pendapat para sahabat maka sebagian besar ulama,
dalam hal ini, memeriksa pendapat para tabi‟in (generasi setelah
sahabat).
7. Pengetahuan bahasa Arab dengan segala cabangnya, karena Qur‟an
diturunkan dalam bahasa Arab dan pemahaman tentangnya amat
tergantung pada penguraian mufradât (kosa kata) lapazh-lapazh dan
pengertian-pengertian yang ditunjukkannya menurut letak kata-kata
dalam rangkaian kalimat.
8. Pengetahuan tentang pokok-pokok ilmu yang berkaitan dengan
Qur‟an, seperti ilmu qira‟ah, ilmu tauhid, ilmu usul terutama usulut
tafsir dengan mendalami masalah-masalah (kaidah-kaidah) yang dapat
memperjelas sesuatu makna dan meluruskan maksud-maksud Qur‟an,
seperti pengetahuan tentang as-babun nuzul, nasikh-mansukh dan lain
sebagainya.
9. Pemahaman yang cermat sehingga mufassir dapat mengukuhkan
sesuatu makna atas yang lain atau menyimpulkan makna yang sejalan
dengan nas-nas syari‟at.193
192
Dalam Al-Qur‟ân surah An-Nisâ ayat 105 dan An-Nahl ayat 44:
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran,
supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan
janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang
yang khianat.”
Artinya : “Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan.”
193
Mannâ„ Khalîl al-Qattân, loc. cit., hlm. 462-465.
161
Penulis memahami bahwa M. Quraish Shihab dalam menafsirkan ayat-
enam. Khususnya perihal turunnya Nabi Isa as. Penulis memahami, seharusnya
kiamat terjadi cukup banyak. Bahkan para ulama ada yang berpendapat hadis-
hadis tentang turunnya Nabi Isa as. mencapai derajat mutawatir. Penulis akan
bahwa hadis-hadis tentang turunnya Nabi Isa as. Sumber rowinya tidak hanya
162
M. Quraisy Shihab mengatakan dalam Tafsîr Al-Misbâh pada jilid dua
banyak, tetapi kesemuanya bersumber dari dua orang yaitu Ka’ab al-Ahbâr dan
turunnya Nabi Isa as. di akhir zaman adalah masalah keimanan kepada Allah swt.
163
BAB IV
164
istilah Kiamat, di ayat-ayat lain juga menggunakan istilah yang berbeda sampai
para ulama untuk istilah Kiamat ada tiga puluh dua istilah.
Di dalam bab berikut ini akan dikemukakan kesimpulan dari seluruh hasil
A. Kesimpulan
Kiamat dalam Tafsir Al-Misbah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
hari kiamat itu pasti akan terjadi. Dan yang mengetahui kapan terjadinya,
B. Saran-saran
165
selanjutnya agar lebih bersungguh-sungguh dalam melakukan
- Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan telaah ulang, dan dapat
166