MAKALAH
Dosen pengampu :
Halaman Sampul..................................................................................................... i
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 1
Kesimpulan ......................................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Setiap ajaran tentunya terdapat hukum-hukum yang mengikat para
pemeluknya. Dalam agama Islam, terdapat beberapa sumber hukum yang
mengatur tindak-tanduk pemeluknya (muslim) dalam kegiatannya menjadi
seorang hamba dan khalifah di Bumi. Sumber hukum Islam merupakan dasar
utama untuk mengambil istinbat hukum. Oleh karenanya segala sesuatu yang
menjadi pokok permasalahan haruslah berdasarkan pada sumber hukum
tersebut. Sumber hukum pertama adalah Al-Qur'an yaitu wahyu atau
kalamullah yang sudah dijamin keontentikannya dan juga terhindar dari
intervensi tangan manusia. Sehingga dengan penyucian tersebut meneguhkan
posisi Al-Qur'an yang utama. Oleh karena itu, sebagai sumber utama
hendaklah ia memiliki sifat dinamis, benar, dan mutlak. Sudah selayaknya jika
Al-Qur'an , benar, dan mutlak. Dinamis dalam arti Al-Qur'an manapun, dan
kapanpun, serta kepada siapapun. Kebenaran Al-Qur'an dengan realita atau
fakta yang terjadi sebenarnya,tidak diragukan kebenarannya serta tidak akan
terbantahkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Al-Quran dan Wahyu?
2. Bagaimana sejarah tentang turunnya Al-Quran?
3. Apa saja sebab-sebab turunnya Al-Quran?
4. Apa saja hikmah turunnya Al-Quran?
C. Tujuan
1. Untuk memahami definisi Al-Qur'an
2. Untuk memahami sejarah turunnya Al-Quran
3. Untuk memahami sebab-sebab turunnya Al-Quran
1
4. Untuk memahami hikmah turunnya Al-Quran
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Qur’an, terdapat perbedaan pendapat dari para pakar bahasa arab mengenai asal
usul kata Al-Qur’an dalam penulisan dan bacaannya. Dari pendapat tersebut dibagi atas 2
kelompok, kelompok pertama yaitu para ulama ahli bahasa mengatakan bahwa Al-Qur’an
adalah isin 'alam (kata nama) yang tidak diambil dari kata apapun. Mengingat nama tersebut
merupakan nama khusus yang diberikan oleh Allah untuk kitab-Nya yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Seperti halnya nama zabur taurat dan injil yang diturunkan
kepada Nabi Dawud, Nabi Musa, dan Nabi Isa. Kelompok kedua, sebagian ulama menduga
bahwa kata Al-Qur’an berasal dari kata qara’a, al qar’a, al qarya yang artinya menghimpun,
mengumpulkan, juga kampung (kumpulan rumah rumah). Dan sebagiannya lagi
menyatakan bahwa kata Al-Qur’an diambil dari kata qara’in (bentuk jamak dari kata
qorinah yang berarti indikator). 1
Dari perbedaan pendapat yang telah dikemukakan para ahli ilmu Al-Qur’an
berasumsi bahwa kata Al-Qur’an diambil dari kata qara’a-uaqra’u-qira’atan-a qur'anan yang
secara harfiah berarti bacaan. 2
Al-Qur’an adalah wahyu atau kalam allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW dan disampaikan melalui malaikat jibril dalam bentuk lafal dan bahasa arab. 3 Nabi
Muhammad menerima Al-Qur’an dari Allah dan diperintahkan untuk disampaikan kepada
umatnya sebagai pedoman hidup.
Wahyu secara terminologis adalah pengetahuan yang diperoleh dan diyakini bahwa
pengetahuan itu datang dan berasal dari Allah, baik melalui perantara suara atau tanpa suara
maupun tanpa perantara.4
1
Ahmad Izzan. Tafakur. Ulumul Qur’an hlm. 27
2
Ibid, hlm 28
3
Ibid, hlm 29-30
4
Ibid, hlm 42
2
Wahyu yang dikaruniakan allah kepada manusia ada 3 macam :
Nuzulul Qur’an, Tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan merupakan hari dimana umat
Islam memperingati hari turunnya Al-Qur’an. Namun, tidak ada nash Al-Qur’an yang
menunjukan dengan detail bahwa Al-Qur’an diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan.6 Namun
masih dijumpai ayat-ayat yang mempunyai makna tersirat menjelaskan tentang turunnya Al-
Qur’an, seperti :
5
Ahmad Izzan. Tafakur. Ulumul Qur’an hlm 43
6
Rosihon Anwar, Pengantar Ulumul Quran, Bandung: CV Pustaka Setia, 2009, h : 9
3
1. Q.S. Al-Qadr:1
.شهر رمضان الذي ُأنزل فيه القرأن هدى للتاس وبينت من الهدى و الفرقان
a) Bila dulu terjadi suatu peristiwa yang baru atau belum ada peristiwa yang muncul
sebelumya, maka turunlah Al-Qur’an yang mengenai peristiwa tersebut.
b) Bila rosulullah ditanya tentang sesuatu hal maka turunlah ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan atau menerangkan hukumnya.
c) Sebab Teologis. Pada masa pra-islam, masyarakat arab masih menyembah berhala
atau politeisme. Maka dari itu Al-Qur’an diturunkan untuk mengembalikan
masyarakat pada kepercayaan ajaran tauhidnya, meng-Esakan allah. Pada kasus ini
bias dicermati didalam surah Al-Ikhlas, bahwa allah sebagai tuhan tidak beranak dan
tidak diperanakkan.
d) Sistem sosial yang kacau. Masyarakat arab saat itu tidak mengenal system kesetaraan,
apalagi keadilan. Bagi merekan siapa yang kuat bias menjadi pemimpin atau siapa
yang kaya bias berkuasa. Kebanyakan masyarakat badui yang hidupnya berada
diposisi menengah kebawah, karena profesinya bergantung dengan alam. Sedangkan
masyarakat urban (kota) berada pada posisi menengah ke atas, karena mayoritas
profesi masyarakat kota ini sebagai pedagang yang cenderung tidak terlalu
terpengaruh oleh perubhan kondisi alam. Akibatnya, banyak masyarakat arab saat itu
yang tidak diuntungkan secara system sosial. Turunnya Al-Qur’an juga sebagai upaya
untuk membenahi system sosial ini agar tidak timpang.
Suatu hal yang perlu kita ingat mengenai asbabun nuzul adalah, bahwa walaupun suatu
ayat telah diturunkan karena sebab atau peristiwa tertentu yang berkenaan dengan
5
seseorang tertentu pula, namun hukum yang terkandung didalamnya itu tetap berlaku
secara umum untuk semua orang asal ayat tersebut bersifat umum.
6
D. HIKMAH DITURUNKANNYA AL-QUR’AN
Kitab suci Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW secara
berangsur-angsur dalam dua periode (Makkah dan Madinah). Periode Makkah (610-622M)
di mulai pada malam 17 Ramadhan tahun 41 dari Milad Nabi sampai dengan 1 Rabi’ al-
Awwal tahun 54 dari Milad Nabi (12 tahun 5 bulan 13 hari).
Ayat-ayat yang diturunkan pada masa itu kemudian di sebut ayat-ayat Makkiyah
yang berjumlah 4.726 ayat dan terdiri atas 89 surat. Sedangkan periode Madinah (622-632
M) dimulai tanggal 1 Rabi’ al-Awwal tahun 54 sampai dengan 9 Dzulhijjah tahun 63 dari
Milad Nabi atau bertepatan dengan tahun ke-10 Hijriah (9 tahun 9 bulan 9 hari). Jadi total
lama kedua periode tersebut adalah 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. Ayat-ayat yang turun
dalam periode ini dinamakan ayat-ayat Madaniyah, meliputi 1.510 ayat dan mencakup 25
surat.9
9
Mohammad Gufrondan Rahmawati, Ulumul Qur’an: Praktis dan Mudah, (Yogyakarta: Teras,
2013)
7
4. Memudahkan umat pada masa itu untuk menghafal, mencatat dan memahami Al-
Qur’an. Turunnya Al-Qur’an secara berangsur memudahkan nabi untuk menghafal dan
memahaminya, terutama Nabi sangat takut apabila Al-Qur’an tidak menetap di hatinya.
Hal ini berdampak positif bagi umatnya, karena pada masa nabi menulis dan membaca
sangat langka.
5. Untuk memberi kesempatan sebaik-baiknya kepada umat Islam untuk meninggalkan
sikap mental atau tradisi-tradisi jahiliyah yang negatif secara berangsur-angsur.
6. Menjawab problematika masyarakat. Hal ini menerangkan apa-apa yang di butuhkan
masyarakat sesuai dengan kondisi dan problem yang mereka hadapi.
7. Mengetahui Nasikh dan Mansukh dalam ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan hukum.
8. Memberikan pengaruh yang besar dalam proses dakwah Islam dan pembentukan umat.
Pada periode Mekkah diturunkan lebih dahulu ayat-ayat yang berhubungan dengan
Tauhid dan keadilan sosial. Barulah pada periode Madinah di turunkan ayat-ayat
tentang hukum dalam berbagai aspek kehidupan, baik hukum keluarga, harta benda,
pidana dan pemerintahan. Ayat-ayat hukum pun di turunkan secara bertahap sesuai
dengan kondisi masyarakat pada waktu itu.10
10
Supiana & Karman, Ulumul Qur’an, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2002)
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Qur'an merupakan sumber ilmu yang berisi kalam atau wahyu allah yang khusus
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai pedoman bagi manusia yang apabila
membacanya termasuk ke dalam ibadah. Sebagian besar Al-Qur'an adalah tentang Tuhan,
sifat-sifat-Nya dan hubungan manusia dengan-Nya, serta pembawa kabar baik bagi orang-
orang beriman dan peringatan bagi orang-orang kafir. Wahyu tersebut berisi pengetahuan
yang langsung berasal dari allah sehingga hukum dan isinya bisa dipastikan benar.
Sedangkan Hadits merupakan sumber hukum kedua bagi umat Islam setelah Al-Qur'an
sebagai sumber utama, hadits juga sebagai pedoman hukum serta ajaran-ajaran yang
terdapat dalam Al-Qur’an.Haditsadalah sumber hukum Islam (pedoman hidup kaum
Muslimin) yang kedua setelah Al-Qur’an. Bagi mereka yang telah beriman terhadap Al-
Qur’an sebagai sumber hukum Islam, maka secara otomatis harus percaya bahwa Hadits
juga merupakan sumber hukum Islam. Bagi mereka yang menolak kebenaran Hadits sebagai
sumber hukum Islam, bukan saja memperoleh dosa, tetapai juga murtad hukumnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Rahmawati, Mohammad Gufrondan. 2013. Ulumul Qur’an : Praktis dan Mudah. Yogyakarta :
Teras.