Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nyalah sehingga makalah STUDI AL – QUR’AN yang berjudul
“SEJARAH DAN PERKEMBAMBANGAN AL –QUR’AN” dapat kami selesaikan
dengan baik dan tepat pada waktunya.

Makalah SEJARAH DAN PERKEMBAMBANGAN AL –QUR’AN ini


kami susun berdasarkan referensi-referensi yang kami dapatkan baik dari buku,
internet, dan media cetak lainnya. Makalah ini memuat sejarah sejarah dan
perkembangan Al – Qur’an.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak baik itu
teman, kerabat dan lain sebagainya yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini sehingga dapat terselesaikan..

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan untuk itu kritik dan saran dari dosen mata kuliah Studi Al –
Qur’an dan juga teman-teman sangat kami harapkan guna menyempurnakan
makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Air molek, 25 FEBRUARI 2020

Kelompok

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
A. Definisi Al-Qur’an.................................................................................................4
B. Proses penulisan Al-Qur’an....................................................................................4
1.  Pada Masa Nabi Muhammad SAW.......................................................................4
2.  Pada Masa Khulafa’ur Rasyidin............................................................................6
2.  Pada Masa Khalifah ‘Utsman bin ‘Affan..............................................................7
3.  Pada Masa Setelah Khulafa’ur Rasyidin...............................................................8
C. Sejarah Perkembangan Al-Qur’an..........................................................................8
BAB III PENUTUP..........................................................................................................12
A. KESIMPULAN....................................................................................................12
B. SARAN................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya selalu


diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia diturunkan Allah SWT kepada
Rasulullah Muhammad SAW untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang
gelap menuju yang terang, serta membimbing mereka kejalan yang lurus.

Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad


SAW dengan perantara malaikat Jibril sebagai mu’jizat. Al-Qur’an adalah
sumber ilmu bagi kaum muslimin yang merupakan dasar-dasar hukum yang
mencakup segala hal. Seperti potongan ayat di bawah ini.

‫َـب تِ ْبيَانًا لِّ ُك ِّل َش ْى ٍء َوهَدَى َو َرحْ َمةً َوبُ ْش َرى لِ ْل ُم ْسلِ ِمين‬
َ ‫ك ْال ِكت‬
َ ‫َونَ َّز ْلنَا َعلَ ْي‬

Artinya  :   Kami turunkan kepadamu Al-Kitab untuk menjelaskan segala


sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang
berserah diri.” (Q.S. An-Nahl : 89).

Al-Qur’an adalah laksana sinar yang memberikan penerangan terhadap


kehidupan manusia, bagaikan pelita yang memberikan cahaya kearah hidayah
ma’rifah. Al-Qur’an juga adalah kitab hidayah dan ijaz (melemahkan yang
lain). Ayat-ayatnya tentu ditetapkan kemudian diperinci dari allah Swt. Yang
maha bijaksana dan maha mengetahui.

Dalam catatan sejarah dapat dibuktikan bahwa proses kodifikasi dan


penulisan Qur’an dapat menjamin kesuciannya secara meyakinkan. Qur’an
ditulis sejak Nabi masih hidup. Begitu wahyu turun kepada Nabi, Nabi
langsung memerintahkan para sahabat penulis wahyu untuk menuliskannya

1
secara hati-hati. Begitu mereka tulis, kemudian mereka hafalkan sekaligus
mereka amalkan.

Pada awal pemerintahan khalifah yang pertama dari Khulafaur Rasyidin,


yaitu Abu Bakar Shiddiq, Qur’an telah dikumpulkan dalam mushhaf tersendiri.
Dan pada zaman khalifah yang ketiga, ‘Utsman bin ‘Affan, Qur’an telah
sempat diperbanyak. Alhamdulillah Qur’an yang asli itu sampai saat ini masih
ada.

Oleh karena itu kita sebagai umat islam harus benar-benar mengetahui
kandungan-kandungan yang ada didalamnya dari berbagai aspek. Ulumul
Qur’an adalah salah satu jalan yang bisa membawa kita dalam memahami
kandungan Al-Qur’an.

Selain memahami alqur’an kita juga perlu tau mengetahui bagaimana


perkembangan ulumul qur’an dan siapa saja tokoh-tokoh yang menjadi
pendongkrak munculnya ulumul qur’an. Secara tidak langsung pemikiran
merekalah yang mengilhami kita dalam memaham al-qur’an.

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan


makalah ini adalah “Al-Qur’an dan Sejarah Penulisan Al-Qur’an”.

Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya


pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :

1. Apakah definisi dari Al-Qur’an?


2. Bagaimana sejarah penulisan Al-Qur’an?
3. Bagaimana sejarah perkembangannya ?
4. Apa saja faedah-faedahnya ?
5. Siapa saja tokoh-tokoh ahli tafsir Al-Qur’an ?

2
C. Tujuan Penulisan

Pada dasarnya tujuan penulisan karya tulis ini terbagi menjadi


dua bagian, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam
penyusunan makalah ini adalah untuk mendapatkan nilai tugas
mandiri mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

Adapun Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah :

1. Mengetahui apa definisi dari Al-Qur’an.


2. Mengetahui sejarah penulisan Al-Qur’an.
3. Mengetahui perkembangan AL –Qur’an.
4. Memahami faedah – faedah AL – Qur’an.
5. Mengetahui tokoh – tokoh ahli tafsir AL – Qur’an.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah risalah Allah SWT pada manusia semuanya.
Seperti dijelaskan dalam surat Al-Furqan ayat pertama, sebagai
berikut :

Artinya : “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran)
kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh
alam.” (Q.S. Al-Furqan:1)

Al-Qur’an pun merupakan sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW


sebagai bukti bahwa Nabi Muhammad adalah benar-benar rasul yang diutus
oleh Allah SWT. Rasullullah juga pernah menantang orang-orang arab
dengan Al-Qur’an, padahal Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa mereka dan
mereka pun ahli dengan bahasa itu dan retorikannya. Namun ternyata mereka
tidak mampu membuat apa pun seperti Al-Qur’an, atau membuat sepuluh
surah saja, bahkan satu surah pun seperti Al-Qur’an. Maka terbuktilah
kemukjizatan Al-Qur’an dan terbukti pula kerasulan Nabi Muhammad SAW.

B. Proses penulisan Al-Qur’an

Proses penulisan Al-Qur’an terdiri dari beberapa tahapan atau masa.


Yaitu pada masa Nabi Muhammad SAW, masa khulafa’ur rasyidin, dan pada
masa setelah khulafa’ur rasyidin.

1.      Pada Masa Nabi Muhammad SAW

Kedatangan wahyu merupakan sesuatu yang sangat dirindukan oleh


Nabi Muhammad SAW. Sehingga kerinduan Nabi Muhammad SAW

4
terhadap kedatangan wahyu tidak sengaja diekspresikan dalam bentuk
hafalan, tetapi juga dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu penulisan Al-
Qur’an pada masa Nabi Muhammad ditempuh dengan dua cara :

1. Pertama, al Jam’u fis Sudur.

Rasulullah amat menyukai wahyu, ia senantiasa menunggu turunnya wahyu


dengan rasa rindu, lalu menghafal dan memahaminya. Persis seperti
dijanjikan Allah SWT dalam surat Al-Qiyamah ayat 17, sebagai berikut :

Artinya : “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di


dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.” (Q.S. Al-Qiyamah:17).

Oleh sebab itu, Nabi Muhammad SAW adalah hafiz (penghafal)


Al-Qur’an pertama dan merupakan contoh paling baik bagi para sahabat dala
menghafalnya, sebagai ralisasi kecintaan mereka kepada pokok agama dan
sumber risalah. Setiap kali Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, para
sahabt langsung menghafalnya diluar kepala.

2. Kedua, al Jam’u fis Suthur.

Selain di hafal, Rasulullah juga mengangkat para penulis wahyu Al-Qur’an


dari sahabat-sahabat terkemuka seperti Ali, Mu’awiyah, Ubay bin Ka’b dan
Zaid bin Sabit. Bila ayat turun, beliau memerintahkan mereka menuliskan dan
menunjukan tempat ayat tersebutdalam surah, sehingga penulisan pada
lembaran itu membantu penghafalan didalam hati.

Proses penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad SAW sangatlah


sederhana. Mereka menggunakan alat tulis sederhana dan berupa lontaran
kayu, pelepah kurma, tulang belulang dan berbagai tempat lainnya. Selain
para sekretaris Nabi Muhammad SAW tersebut, para sahabat juga
melakukannya tanpa sepengetahuan Nabi Muhammad SAW.

5
2.    Pada Masa Khulafa’ur Rasyidin

1. Pada Masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq

Sepeningal Rasulullah SAW, istrinya `Aisyah menyimpan


beberapa naskah catatan (manuskrip) Al Quran, dan pada masa
pemerintahan Abu Bakar r.a terjadilah Jam’ul Quran yaitu
pengumpulan naskahnaskah atau manuskrip Al Quran yang susunan
surah-surahnya menurut riwayat masih berdasarkan pada turunnya
wahyu (hasbi tartibin nuzul).

Usaha pengumpulan tulisan Al-Qur’an yang dilakukan Abu


Bakar terjadi setelah Perang Yamamah pada tahun 12 H. Peperangan
yang bertujuan menumpas habis para pemurtad dan juga para pengikut
Musailamah Al-Kadzdzab itu ternyata telah menjadikan 70 orang
sahabat penghafal Al-Qur’an syahid.  Khawatir akan hilangnya Al-
Qur’an karena para penghafal Al-Qur’an banyak yang gugur dalam
medan perang. Lalu Umar bin Khattab menemui Khalifah Abu Bakar
Ash-Shiddiq untuk mengumpulkan Al-Qur’an dari berbagai sumber,
baik yang tersimpan didalam hafalan maupun tulisan.

Namun pada awalnya Abu Bakar pun tidak setuju dengan apa
yang diusulkan oleh Umar bin Khattab. Karena menurutnya, Nabi
Muhammad SAW pun tidak pernah melakukannya. Tetapi Umar bin
Khattab terus membujuk Abu Bakar untuk melakukannya, dan
akhirnya Allah SWT membukakan hati Abu Bakar untuk menerima
usulan tersebut. Kemudian Abu Bakar pun memerintahkan Zaid bin
Sabit untuk melakukannya. Seperti Abu Bakar sebelumnya, Zaid bin
Sabit pun menolak perintah Abu Bakar dengan alas an yang sama.
Setelah terjadi musyawarah, akhirnya Zaid bin Sabit pun setuju.

6
2.   Pada Masa Khalifah ‘Utsman bin ‘Affan.

Pada masa pemerintahan Usman bin ‘Affan terjadi perluasan


wilayah islam di luar Jazirah arab sehingga menyebabkan umat islam
bukan hanya terdiri dari bangsa arab saja (’Ajamy). Kondisi ini tentunya
memiliki dampak positif dan negatif.

Salah satu dampaknya adalah ketika mereka membaca Al Quran,


karena bahasa asli mereka bukan bahasa arab. Fenomena ini di tangkap
dan ditanggapi secara cerdas oleh salah seorang sahabat yang juga
sebagai panglima perang pasukan muslim yang bernama Hudzaifah bin
Al-Yaman.

Inisiatif ‘Utsman bin ‘Affan untuk menyatukan penulisan Al-


Qur’an tampaknya sangat beralasan. Betapa tidak, menurut beberapa
riwayat, perbedaan cara membaca Al-Qur’an pada saat itu sudah berada
pada titik yang menyebabkan umat Islamsaling menyalahkan dan pada
ujungnya terjadi perselisihan diantara mereka.

‘Utsman bin ‘Affan memutuskan agar mushaf-mushaf yang beredar


adalah mushaf yang memenuhi persyaratan berikut:

1. Harus terbukti mutawatir, tidak ditulis berdasarkan riwayat


ahad,
2. Mengabaikan ayat yang bacaannya dinasakh dan ayat tersebut
tidak diyakini dibaca kmbalidihadapan Nabi Muhmmad SAW pada
saat-saat terakhir,
3. Kronologi surat dan ayat seperti yang dikenal sekarang ini,
berbeda dengan mushaf Abu bakar yang susunan mushafnya berbeda
dengan mushaf ‘Utsman bin ‘Affan.
4. Sistem penulisan yang digunakan mushaf mampu mencakupi
qira’at yang berbeda sesuai dengan lafazh-lafazh Al-Qur’an ketika
turun,

7
5. Semua yang bukan mushaf Al-Qur’an dihilangkan.Pada masa
ini, Al-Qur’an mulai dalam tahap penyempurnaan dalam penulisannya.
Mushaf yang ditulis pada masa ‘Utsman bin ‘Affan tidak memiliki
harakat dan tanda titik sehingga dapat dibaca dengan salah satu qira’at
yang tujuh. Setelah banyak orang non-Arab memeluk Islam, mereka
merasa kesulitan membaca mushaf yang tidak berharakat dan bertitik itu.
Pada masa khalifah ‘Abd Al-Malik (685-705), ketidak memadainya
mushaf ini telah dimaklumi para sarjana muslim terkemuka saat itu dan
pada karena itu pula penyempurnaan mulai segera dilakukan.

3.  Pada Masa Setelah Khulafa’ur Rasyidin.

Pada masa ini, Al-Qur’an mulai dalam tahap penyempurnaan dalam


penulisannya. Mushaf yang ditulis pada masa ‘Utsman bin ‘Affan tidak
memiliki harakat dan tanda titik sehingga dapat dibaca dengan salah satu
qira’at yang tujuh. Setelah banyak orang non-Arab memeluk Islam,
mereka merasa kesulitan membaca mushaf yang tidak berharakat dan
bertitik itu. Pada masa khalifah ‘Abd Al-Malik (685-705), ketidak
memadainya mushaf ini telah dimaklumi para sarjana muslim terkemuka
saat itu dan pada karena itu pula penyempurnaan mulai segera dilakukan.

Upaya penyempurnaan itu tidak berlangsung sekaligus, tetapi


bertahap dan dilakukan oleh setiap generasi sampai abad III H (atau akhir
abad IX M.)

C. Sejarah Perkembangan Al-Qur’an


Sebagai ilmu yang terdiri dari berbagai cabang dari macamnya, Al-
Qur’an tidak lahir sekaligus. Al-qur’an menjelma menjadi suatu disiplin ilmu
melalui proses pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan kebutuhan dan
kesempatan untuk membenahi Al-Qur’an dari segi keberadaannya dan segi
pemahamannya.
Di masa Rasulullah SAW dan para sahabatnya, Al-Qur’an belum
dikenal sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri dan tertulis. Para sahabat

8
adalah orang-orang arab asli yang dapat merasakan struktur bahasa arab yang
tinggi dan memahami apa yang diturunkan kepada Rasul dan bila
menemukan kesulitan dalam memahami ayat-ayat tertentu, mereka dapat
menanyakan langsung kepada Rasulullah SAW.

Di zaman Khulafaur Rasyidin sampai Dinasti Umayyah, wilayah islam


bertambah luas sehingga terjadi pembaruan antara orang arab dan bangsa-
bangsa yang tidak mengetahui bahasa arab. Keadaan demikian menimbulkan
kekhawatiran sahabat akan tercemarnya keistimewaan bahasa arab, bahkan
dikhawatirkan tentang bacaan Al-Qur’an yang menjadi sebuah standar bacaan
mereka. Untuk mencegah kekhawatiran it, disalinlah dari tulisan-tulisan asli
Al-Qur’an yang disebut dengan Mushaf Imam. Dan dari salinan inilah suatu
dasar Al-Qur’an disebut Al-Rasm Al-Utsmani.
Kemudian Al-Qur’an memasuki masa pembukuannya pada abad ke-2 H.
Para ulama’ memberikan prioritas perhatian mereka terhadap ilmu tafsir
karena fungsinya sebagai umm al-ulum al-qur’aniyyah. Sampai saat ini
bersamaan dengan masa kebangkitan modern dalam perkembangan ilmu-ilmu
agama, para ulama’ masih memperhatikan akan ilmu Qur’an. Sehingga
tokoh-tokoh ahli tafsir (Qur’an) masih banyak hingga saat ini di seluruh
dunia.

 Contoh-contoh Ayat Qur’an :

 Ayat yang menunjukkan tentang waktu turunnya Al-Qur’an :

ُ
‫ضانَ َش ْه ُر‬
َ ‫ي َر َم‬ ِ ‫اس هُدًى ْالقُرْ آنُ فِي ِه أ‬
َ ‫نز َل لَّ ِذ‬ ٍ ‫َو ْالفُرْ قَا ِن ْالهُدَى ِّمنَ َوبَيِّنَا‬
ِ َّ‫ت لِّلن‬

Artinya  : “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-


Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda.” (Q.S. Al-Baqarah : 185)

 Ayat yang menunjukkan tentang hukum khamr :

9
َ َ‫اس َو َمنَافِ ُع َكبِي ٌر إِ ْث ٌم فِي ِه َما قُلْ َو ْال َم ْي ِس ِر ْال َخ ْم ِر ع َِن يَسْأَلُون‬
‫ك‬ ِ َّ‫نَّ ْف ِع ِه َما ِمن أَ ْكبَ ُر َوإِ ْث ُمهُ َما لِلن‬

Artinya  : “Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi.


Katakanlah, pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa
manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada
manfaatnya.” (Q.S. Al-Baqarah : 219)

 Ayat yang menjelaskan tentang qira’ah ahad :

‫أَ ْعيُ ٍن قُ َّر ِة ِّمن لَهُم أُ ْخفِ َي َّما نَ ْفسٌ تَ ْعلَ ُمفَاَل‬

Artinya  : “Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan


untuk mereka yaitu yang menyedapkan pandangan mata.” (Q.S. As-
Sajdah : 17)

 Ayat yang menjelaskan tentang mujmal :

‫ـــــاح ُع ْقـــــ َدةُ بِيَـــــ ِد ِه‬


ِ ‫النِّ َك‬
ْ‫الَّ ِذييَ ْعفُ َوأَو‬

Artinya  : “Atau dimaafkan oleh orang yang memegang ikatan nikah.”


(Q.S. Al-Baqarah : 237)

ٍ ۙ ‫َو ْال َعصْ ۙ ِراِ َّن ااْل ِ ْن َسانَ لَفِ ْي ُخس‬


‫ْر‬

Artinya  : “Demi masa_ Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada


dalam kerugian.” (Q.S. Al-’Asr : 1-2)

 Ayat tentang perumpamaan orang-orang musyrik :

ِ ‫ُون هَّللا ِ أَوْ لِيَاء َك َمثَ ِل ْال َعن َكبُو‬


ْ ‫ت اتَّ َخ َذ‬
‫ت بَ ْيتًا َوإِ َّن‬ ِ ‫ت أَوْ هَنَ َمثَ ُل الَّ ِذينَ اتَّ َخ ُذوا ِمن د‬
ِ ‫ْالبُيُو‬

ِ ‫يَ ْعلَ ُمونَ َكانُوا لَــوْ ْال َعن َكبُــو‬


‫ت‬
ُ ‫لَبَي‬
‫ْت‬

10
Artinya  : “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-
pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah
dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba
kalau mereka mengetahui.” (Q.S. Al-Ankabut: 41)

 Faedah-faedah Qur’an

Adapun faedah-faedah mempelajari Al-Qur’an antara lain :

 Mampu menguasai berbagai ilmu pendukung dalam rangka


memahami makna yang terkandung dalam Al-Qur’an.
 Membekali diri dengan persenjataan ilmu pengetahuan yang
lengkap dalam rangka membela Al-Qur’an dari berbagai tuduhan
dan fitnah yang muncul dari pihak lain.
 Seorang penafsir (mufassir) akan lebih mudah dalam mengartikan
Al-Qur’an dan mengimplementasikan dalam kehidupan nyata.
 Membentuk kepribadian muslim yang seimbang.
 Menanamkan iman yang kuat
 Memberi arahan untuk dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki
dan sumber-sumber kebaikan yang ada di dunia.
 Menetapkan undang-undang agar setiap muslim mampu
memberikan sumbangsih dan kreatif untuk mencapai kemajuan.
 Membentuk masyarakat muslim yang betul-betul Qur’ani.
 Membimbing umat dalam memerangi kejahiliyahan.

 Tokoh – tokoh ahli tafsir al-qur’an :

 Syu’bah Ibn Al-Hajjaj


 Sufyan Ibn Uyaynah
 Wali Ibn Al-Jarrah
 Ibn Jarir At-Thabari
 Jalaluddin Al-Bulqini

11
 Jalaluddin As-Suyuthi
 Abdullah Ibn Abbas
 Mujahid Ibn Jabr

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari kesimpulan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an


merupakan risalah Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW untuk pedoman hidup manusia dan juga sebagai mukzijatnya serta
sebagai bukti keRasulannya. Dan sejarah pengumpulan dan penulisan Al-
Qur’an seperti yang kita baca saat ini merupakan atas kehendak para
sahabat nabi. Dan awal mula yang mengusulkan pengumpulannya adalah
atas inisiatif Umar bin Khattab.

B. SARAN

Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan.


Harapan kami dengan adanya tulisan ini bisa menjadikan kita untuk lebih
menyadari bahwa agama islam memiliki khazanah keilmuan yang sangat
dalam untuk mengembangkan potensi yang ada di alam ini dan merupakan
langkah awal untuk membuka cakrawala keilmuan kita, agar kita menjadi
seorang muslim yang bijak sekaligus intelek. Kita sebagai umat Islam
seharusnnya lebih giat untuk membaca dan mengamalkan isi ajaran yang
terkandung didalam Al-Qur’an. Sebagaimana para sahabat nabi yang telah
berupaya mengumpulkan, menuliskan, serta merapihkan susunan isi Al-
Qur’an namun tidak merubah satu kata pun isi ketika awal turun kepada
Nabi Muhammad SAW.Serta dengan harapan dapat bermanfaat dan bisa
difahami oleh para pembaca. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari
para pembaca, khususnya dari dewan guru yang telah membimbing kami
dan para mahasiswa/i demi kesempurnaan makalah ini. Apabila ada

12
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qattan, Manna Khalil (2011). Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Bogor: Pustaka


Litera AntarNusa.

Amrullah, M. (2010). Sejarah Kodifikasi Al-Qur’an. Diakses Pada Oktober 8,


2011, dari Scribd: http://www.scribd.com

Anwar, Rosihon. (2010). Ulum Al-Qur’an. Bandung: Pustaka Setia.

Wikipedia. (2011). Al-Qur’an. Diakses Pada September,21, 2012, Dari


Wikipedia, Ensiklopedia Bebas: http://id.wikipedia.org

Rosihan Anwar, M. Ag. Ulumul Quran, Pustaka Setia. Bandung, 2001

Zuhdi, Masfuk.1997. Pengantar Ulumul Qur’an. Surabaya : Karya Abditama

Abdul, Halim M.1999. Memahami Al-Qur’an. Bandung : Marja’

13

Anda mungkin juga menyukai