SEJARAH AL-QUR’AN
Makalah ini disusun sebagai bukti hasil kerja kelompok
Disusun Oleh :
Khairul Abdittaib (1600022064)
Zahra Salsabila (1600022071)
Yusuf Prasetio (1700022056)
Afindra Hafiedz (1900022047)
Sandhy Auliya Ma’arief (1900022048)
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusun Bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebrnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.
Yogyakarta, 25 September
2019
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
PENDAHULUAN
Al-Qur’an merupakan sebuah kitab suci bagi umat islam, selain itu Al-
Qur’an juga adalah sumber hukum utama dalam ajaran agama islam. Menurut
bahasa Al-Qur’an berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk jamak dari kata benda
(masdar) dari kata kerja qar’a-yaqra’u-qur’anan yang berarti bacaan atau sesuatu
yang dapat di baca berulang-ulang, inilah pengertian al qur’an dalam bahasa arab,
dan Allah memilih bahasa arab menjadi bahasa al-quran yaitu : dalam kosa kata
bahasa arab tidak dapat dirubah walau satu huruf saja, jika di rubah maka maknanya
akan berbeda.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
"Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi
Kata wahyu adalah bentuk mashdar (infinitif) dari auhayuhi-wahyan dengan dua
pengertian pokok yaitu al-khafa’ (tersembunyi) dan as-sur’ah (cepat). Oleh sebab
itu, secara etimologis wahyu didefinisikan sebagai pemberitahuan yang
tersembunyi dan cepat yang khusus ditunjukan kepada orang yang diberitahu tanpa
diketahui oleh yang lainnya. Sedangkan secara terminologis Firman Allah SWT
yang diturunkan kepada nabi-nabi.
5
1) Melalui Mimpi yang benar (ru’ya shadiqah fi al-manam)
Wahyu dengan cara ini disampaikan langsung tanpa perantara Malaikat. Contohnya
adalah mimpi Nabi Ibrahim AS agar menyembelih putranya Ismail. Hal tersebut
dijelaskan dalam (Q.S. Ash-Shaffa 37:101-112)
Wahyu dengan cara ini disampaikan secara langsung kepada para nabi tanpa
perantara Malaikat. Nabi yang menerima wahyu dapat mendengar kalam Ilahi akan
tetapi dia tidak dapat melihat-Nya seperti Nabi Musa AS. Hal tersebut dijelaskan
dalam (Q.S. Al-‘Araf 7:143)
Wahyu Allah yang diturunkan kepada para nabi-Nya adalah melaui perantara
malaikat penyampai wahyu seperti Malaikat Jibril AS. Ada du acara Malaikat Jibril
dating menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW:
a. Datang kepada nabi suara seperti dencingan lonceng dan suara yang amat
kuat yang mempengaruhi factor-faktor kesadaran, sehingga Nabi dengan
segala kekuatannya siap menerima pemgaruh itu.
b. Malaikat menjelma menjadi seorang laki-laki lalu datang menyempaikan
wahyu kepada Nabi.
Al-Qur`an merupakan kumpulan firman yang diberikan Allah sebagai satu kesatuan
kitab sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat muslim. Menurut syariat Islam,
kitab ini dinyatakan sebagai kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, selalu
terjaga dari kesalahan, dan merupakan tuntunan membentuk ketaqwaan manusia.
6
melalui proses panjang. Mulai dari Ayat yang pertama turun sampai ayat yang
terakhir turun, benar-benar terjaga kemurnian-nya. Upaya untuk menjaga dan
memelihara ayat-ayat agar tidak terlupakan atau terhapus dari ingatan terus-
menerus dilakukan. Upaya-upaya tersebut dengan cara yang sederhana yaitu Nabi
Menghafal Ayat-ayat itu dan menyampaikannya kepada para sahabat yang
kemudian juga menghafalnya sesuai dengan yang disampaikan Nabi. Upaya kedua
yang dilakukan Umat Islam dalam upaya pemeliharaan Al-Qur’an adalah mencatat
atau menuliskannya dengan persetujuan Nabi.
Untuk Nabi sendiri, juga menghafal Al-Qur’an dan dipandu langsung oleh Jibril
sekali setahun. Diwaktu ulangan itu, Rasulullah disuruh mengulang
memperdengarkan Al-Qur’an yang telah diturunkan. Nabi sendiri sering
mengadakan ulangan itu terhadap sahabat-sahabatnya, maka sahabat-sahabat itu
disuruh oleh beliau membaca Al-Qur’an dihadapan beliau dengan tujuan
membetulkan bacaan mereka jika ada yang salah.
Tentang penulisan wahyu pada masa Rasulullah, ada informasi yang cukup
mengenai bahan-bahan yang digunakan sebagai media untuk menuliskan wahyu
yang turun dari langit melalui Muhammad saw. Dalam suatu cacatan, disebutkan
bahwa sejumlah bahan yang ketika itu digunakan untuk menyalin wahyu-wahyu
yang diturunkan oleh Allah kepada Muhammad, yaitu:
2. Likhaf, atau batu tulis berwarna putih, terbuat dari kepingan batu kapur yang
terbelah secara horizontal lantaran panas;
3. ‘Asib, atau pelapah kurma, terbuat dari bagian ujung dahan pohon kurma
yang tipis;
7
4. Aktaf, atau tulang belikat, biasanya terbuat dari tulang belikat unta;
5. Adlla’ atau tulang rusuk, biasaya juga terbuat dari tulang rusuk unta;
6. Adim, atau lembaran kulit, terbuat dari kulit binatang asli yang merupakan
bahan utama untuk menulis ketika itu.
8
2.4.3 Pengembangan Metodologi Studi al-Qur’an
1. Tahlil
2. Ijmal
3. Muqalil
4. Maudhu’i
9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah
dalam kesimpulan di atas.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Yunahar., 2013. Kuliah Ulumul Qur’an. Diselenggaran oleh Universitas Ahmad
Dahlan.
Mana’ Khalil al-Qattan, , 2014. Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Diselenggaran oleh Surabaya:
Litera Antar Nusa
Shihab, M. Quraish. , 2001. Sejarah dan Ulum Qur’an. Diselenggaran oleh Cet.III.
Jakarta: Pustaka Firdaus
Tim Reviewer MKD UIN Sunan Ampel Surabaya., 2014. Studi Al-Qur’an.
Diselenggaran oleh Surabaya: UINSA Press
11