Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH AL-QUR’AN
Makalah ini disusun sebagai bukti hasil kerja kelompok

Disusun Oleh :
Khairul Abdittaib (1600022064)
Zahra Salsabila (1600022071)
Yusuf Prasetio (1700022056)
Afindra Hafiedz (1900022047)
Sandhy Auliya Ma’arief (1900022048)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERITAS AHMAD DAHLAN
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat
merampungkan penyusun makalah Pendidikan agama islam dengan judul
“Sejarah Al-qur’an” tepat pada waktunya.

Penyusun makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung


bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusun Bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebrnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana


ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-
makalah selanjutnya.

Yogyakarta, 25 September
2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………..………………… 2

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 4


1.1. Latar Belakang …………………………….…………………….. 4
1.2. Rumusan Masalah ………………………………….….………… 4
1.3 Tujuan ………………………………………………….….…….. 4

BAB II PEMBAHASAN ………………………………..………………. 5


2.1. Pengertian AL-Qur’an ……...……………………………….…… 5
2.2. Proses Pewahyuan Al-Qur’an…………………….…….…….….. 5
2.3. Sejarah Penghimpunan dan Pembukuan Al-Qur’an …….………. 6
2.4. Sketsa Perkembangan Studi Al-Qur’an …………………………. 8
2.4.1. Pengertian Metodelogi Studi Al-Qur’an ……………………… 8
2.4.2. Pokok – pokok Persoalan Studi Al-Qur’an …………………… 8
2.4.3. Pengembangan Metodologi Studi Al-Quran ………………….. 9

BAB III PENUTUP …………………………………………….……… 10


A. Kesimpulan ……………………………………………….……… 10
B. Saran …………………………………………………..…………. 10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………….…………. 11

3
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan sebuah kitab suci bagi umat islam, selain itu Al-
Qur’an juga adalah sumber hukum utama dalam ajaran agama islam. Menurut
bahasa Al-Qur’an berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk jamak dari kata benda
(masdar) dari kata kerja qar’a-yaqra’u-qur’anan yang berarti bacaan atau sesuatu
yang dapat di baca berulang-ulang, inilah pengertian al qur’an dalam bahasa arab,
dan Allah memilih bahasa arab menjadi bahasa al-quran yaitu : dalam kosa kata
bahasa arab tidak dapat dirubah walau satu huruf saja, jika di rubah maka maknanya
akan berbeda.

Dari segi turunnya Al-Qur’an dan penulisan Al-Qur’an terdapat beberapa


perbedaan pendapat para ahli. Dari beberapa perbedaan pendapat tersebut, para ahli
kemudian mengkaji lebih mendalam dari segi pengertian Al-Qur’an, sejarah
turunnya Al-Qur’an, penulisan serta rasm Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad
SAW serta Khulafaur Rasyidin dan bagaimana proses penyempurnaan Al-Qur’an
pada masa setelah para Khulafaur Rasyidin telah wafat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses pewahyuan AL-Qur’an ?
2. Bagaimana sejarah penghimpunan dan pembukuan AL-Qur’an ?
3. Bagimana sketsa perkembangan studi al-Qur’an ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui proses pewahyuan dalam AL-Qur’an
2. Mengetahui cara penghimpunan dan pembukuan dalam AL-Qur’an
3. Mengetahui perkembangan AL-Qur’an pada zaman dahulu sampai sekarang

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Al-Qur’an

Secara etimologis Al-Qur’an adalah mashdar (infiatif) dari qara-a---yaqra-u---


qira-atan---qur’a-nan yang berarti bacaan. Pengertian bacaan ini terdapat dalam
firman Allah SWT yang artinya: “Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah
mengumpulkannya (didadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila
kami telah selesai membacakannya, maka ikutlah bacaanya itu.” (Q.S.Al-
Qiyamah:75:17-18). Secara terminologi Al-Qur’an dijelaskan dalam sebuah Hadits
Muhammad Ali Ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:

"Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi

Muhammad penutup para nabi dan rasul, dengan perantaraan Malaikat


Jibril dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita
secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang
dimulai dengan surah Al-Fatihah dan ditutup dengan surah An-Nas"

2.2 Proses Pewahyuan Al-Qur’an

Kata wahyu adalah bentuk mashdar (infinitif) dari auhayuhi-wahyan dengan dua
pengertian pokok yaitu al-khafa’ (tersembunyi) dan as-sur’ah (cepat). Oleh sebab
itu, secara etimologis wahyu didefinisikan sebagai pemberitahuan yang
tersembunyi dan cepat yang khusus ditunjukan kepada orang yang diberitahu tanpa
diketahui oleh yang lainnya. Sedangkan secara terminologis Firman Allah SWT
yang diturunkan kepada nabi-nabi.

Didalam surat As-Syura ayat 51 menjelaskan bagaimana Allah SWT menurunkan


wahyunya kepada seseorang. Yang dimaksud perantara wahyu dalam ayat tersebut
adalah melalui mimpi atau ilham. Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan
terdapat tiga cara turunnya Al-Qur’an kepada para nabi :

5
1) Melalui Mimpi yang benar (ru’ya shadiqah fi al-manam)

Wahyu dengan cara ini disampaikan langsung tanpa perantara Malaikat. Contohnya
adalah mimpi Nabi Ibrahim AS agar menyembelih putranya Ismail. Hal tersebut
dijelaskan dalam (Q.S. Ash-Shaffa 37:101-112)

2) Dari balik tabir (min wara’ hijab)

Wahyu dengan cara ini disampaikan secara langsung kepada para nabi tanpa
perantara Malaikat. Nabi yang menerima wahyu dapat mendengar kalam Ilahi akan
tetapi dia tidak dapat melihat-Nya seperti Nabi Musa AS. Hal tersebut dijelaskan
dalam (Q.S. Al-‘Araf 7:143)

3) Melaui perantara Malaikat seperti Malaikat seperti Malaikat Jibril

Wahyu Allah yang diturunkan kepada para nabi-Nya adalah melaui perantara
malaikat penyampai wahyu seperti Malaikat Jibril AS. Ada du acara Malaikat Jibril
dating menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW:

a. Datang kepada nabi suara seperti dencingan lonceng dan suara yang amat
kuat yang mempengaruhi factor-faktor kesadaran, sehingga Nabi dengan
segala kekuatannya siap menerima pemgaruh itu.
b. Malaikat menjelma menjadi seorang laki-laki lalu datang menyempaikan
wahyu kepada Nabi.

2.3 Sejarah Penghimpunan dan Pembukuan Al-Qur’an

Al-Qur`an merupakan kumpulan firman yang diberikan Allah sebagai satu kesatuan
kitab sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat muslim. Menurut syariat Islam,
kitab ini dinyatakan sebagai kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, selalu
terjaga dari kesalahan, dan merupakan tuntunan membentuk ketaqwaan manusia.

Kumpulan firman (ayat-ayat Al-Qur’an) tersebut juga dikenal dengan Istilah


Mushaf atau kumpulan dari suhuf-suhuf atau lembaran-lembaran tertulis yang
disatukan. Sejak awal pewahyuan Al-Qur’an hingga menjadi sebuah mushaf, telah

6
melalui proses panjang. Mulai dari Ayat yang pertama turun sampai ayat yang
terakhir turun, benar-benar terjaga kemurnian-nya. Upaya untuk menjaga dan
memelihara ayat-ayat agar tidak terlupakan atau terhapus dari ingatan terus-
menerus dilakukan. Upaya-upaya tersebut dengan cara yang sederhana yaitu Nabi
Menghafal Ayat-ayat itu dan menyampaikannya kepada para sahabat yang
kemudian juga menghafalnya sesuai dengan yang disampaikan Nabi. Upaya kedua
yang dilakukan Umat Islam dalam upaya pemeliharaan Al-Qur’an adalah mencatat
atau menuliskannya dengan persetujuan Nabi.

Penguatan dokumen ayat-ayat Al-Qur’an pada masa Nabi dilakukan dengan


naskah-naskah yang dituliskan untuk Nabi atas Perintah Nabi, Naskah-naskah yang
ditulis oleh mereka yang pandai menulis dan membaca untuk mereka masing-
masing serta Hafalan dari mereka yang hafal Al-Qur’an.

Untuk Nabi sendiri, juga menghafal Al-Qur’an dan dipandu langsung oleh Jibril
sekali setahun. Diwaktu ulangan itu, Rasulullah disuruh mengulang
memperdengarkan Al-Qur’an yang telah diturunkan. Nabi sendiri sering
mengadakan ulangan itu terhadap sahabat-sahabatnya, maka sahabat-sahabat itu
disuruh oleh beliau membaca Al-Qur’an dihadapan beliau dengan tujuan
membetulkan bacaan mereka jika ada yang salah.

Tentang penulisan wahyu pada masa Rasulullah, ada informasi yang cukup
mengenai bahan-bahan yang digunakan sebagai media untuk menuliskan wahyu
yang turun dari langit melalui Muhammad saw. Dalam suatu cacatan, disebutkan
bahwa sejumlah bahan yang ketika itu digunakan untuk menyalin wahyu-wahyu
yang diturunkan oleh Allah kepada Muhammad, yaitu:

1. Riqa, atau lembaran lontar atau perkamen;

2. Likhaf, atau batu tulis berwarna putih, terbuat dari kepingan batu kapur yang
terbelah secara horizontal lantaran panas;

3. ‘Asib, atau pelapah kurma, terbuat dari bagian ujung dahan pohon kurma
yang tipis;

7
4. Aktaf, atau tulang belikat, biasanya terbuat dari tulang belikat unta;

5. Adlla’ atau tulang rusuk, biasaya juga terbuat dari tulang rusuk unta;

6. Adim, atau lembaran kulit, terbuat dari kulit binatang asli yang merupakan
bahan utama untuk menulis ketika itu.

2.4 Sketsa Perkembangan Studi Al-Qur’an

2.4.1 Pengertian Metodelogi Studi al-Qur’an


Istilah metodologi studi al-Qur’an digunakan ketika seseorang ingin membahas
kajian-kajian seputar ragam metode yang bisa digunakan dalam menelaah al-
Qur’an. Sebut saja misalnya kajian atas metode historis, filosofis, sosiologis,
komparatif dan lain sebagainya. Dengan studi ini, pemeluknya mengetahui dan
menetapkan ukuran ilmu, iman dan amal perbuatan kepada Allah SWT. Diketahui
pula bahwa Islam sebagai agama yang memiliki banyak dimensi yaitu mulai dari
dimensi keimanan, akal fikiran, politik ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi
lingkungan hidup, dan masih banyak lagi yang lainnya. Untuk memahami berbagai
dimensi ajaran Islam tersebut jelas memerlukan berbagai pendekatan yang digali
dari berbagai disiplin ilmu. Selama ini Islam banyak dipahami dari segi teologis
dan normatif. Jadi, Studi al-Qur’an adalah penelitian, kajian, tentang al-Qur’an,
dengan segala aspeknya. Sedangkan Metode Studi al-Qur’an adalah Ilmu dan
uraian tentang berbagai metode atau cara meneliti, mengkaji serta menelaah al-
Qur’an dengan segala aspeknya.

2.4.2. Pokok-pokok persoalan Studi al-Qur’an


1. Nuzul
2. Sanad
3. Qiraah
4. Pembahasan yang menyangkut lafal Al-Qur’an
5. Persoalan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan hokum
6. Persoalan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan lafal

8
2.4.3 Pengembangan Metodologi Studi al-Qur’an
1. Tahlil
2. Ijmal
3. Muqalil
4. Maudhu’i

9
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1) Qur'an dikhususkan sebagai nama bagi kitab yang diturunkan kepada


Muhammad saw. Sehingga Qur'an menjadi nama khas kitab itu, sebagai nama
diri. Dan secara gabungan kata itu dipakai untuk nama Qur'an secara
keseluruhan, begitu juga untuk penamaan ayat-ayatnya.
2) Al-Qur’an yang diturunkan secara bertahap oleh Allah kepada Nabi
Muhammad SAW ternyata mempunyai banyak hikmah salah satunya yakni
menguji ketabahan Rasulullah.
3) Penulisan Al-Qur’an pada masa Rasulullah SAW yakni ditulis di tempat-
tempat yang telah dianggap lazim namun sederhana seperti lempengan batu,
potongan tulang-belulang binatang, kulit binatang, pelepah kurma dan
sebagainya, kemudian disimpan di rumah Rasul sendiri agar tetap terjaga
keotentikannya.
4) Pada masa Khulafaur Rasyidin penulisan telah dibukukan dan dirancang dalam
bentuk mushaf khususnya pada masa Abu Bakar dan Umar bin Khattab dan
dilanjutkan pada khalifah Ustman dan Ali hingga penulisan Al-Qur’an menjadi
lebih sempurna dengan tulisan arab yang mempunyai tanda baca seperti yang
telah kita jumpai pada zaman sekarang ini.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah
dalam kesimpulan di atas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Yunahar., 2013. Kuliah Ulumul Qur’an. Diselenggaran oleh Universitas Ahmad
Dahlan.

AF, Hassanudin., 1990. Anatomi Al Qur’an. Diselenggaran oleh Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada,.

Anwar, Prof.Dr.Rosihon,, 2015. Ulum Quran. Diselenggaran oleh Jakarta:Pustaka


Setia.

Izzan, Ahmad. , 2011. Ulumul Qur’an. Diselenggaran oleh Bandung: Humaniora

Mana’ Khalil al-Qattan, , 2014. Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Diselenggaran oleh Surabaya:
Litera Antar Nusa

Shihab, M. Quraish. , 2001. Sejarah dan Ulum Qur’an. Diselenggaran oleh Cet.III.
Jakarta: Pustaka Firdaus

Tim Reviewer MKD UIN Sunan Ampel Surabaya., 2014. Studi Al-Qur’an.
Diselenggaran oleh Surabaya: UINSA Press

Watt, W.Montgomery,, 1991. Pengantar Qur’an. Diselenggaran oleh Jakarta: Rajawali


Press

Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran.,1989. Al-Quran dan Terjemahnya.


Diselenggaran oleh Surabaya: Mahkota

11

Anda mungkin juga menyukai