Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

JUMLAH ISMIYYAH

Dosen Pembimbing
Muhammad firdaus, S.Pd,M.pd

Disusun Oleh :
RIKAWATI (10900121105)
RISMAYANTI (10900121108)
NUFLI ILMA ILLAHI (10900121113)

PRODI ILMU FALAK


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan tak lupa salawat beriring salam kita
hanturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Bahasa Arab ini tepat waktu.
Makalah dengan judul “JUMLAH ISMIYAH” ini kami susun untuk
memenuhi nilai tugas mata kuliah Bahasa Arab yang diberikan oleh, Bapak
Muhammad Firdaus S.pd.I, M.pd.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Muhammad Firdaus
S.pd M.pd selaku dosen Bahasa Arab, terima kasih kepada anggota kelompok
11, serta pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, dengan
kerendahan hati, kami memohon maaf.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian.
AMIN.

PENULIS

KELOMPOK 11

DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR………………………………………….............................… .….i

DAFTAR ISI……………………………………………………................................….ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………….............................……iii

A. Latar Belakang………………………………….……............................………. iv
B. Rumusan Masalah…………………………..…………….…............................... v
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................v

BAB II PEMBAHASAN…………………………………….............................……… 1

A. Pengertian Jumlah Ismiyah.....................................................................................2


B. Pengertian Mubtada Khabar.................................................................................. .2
C. Pembagian Mubtada.................................................................................................3
D. Pembagian Khabar...................................................................................................3

BAB III PENUTUP...........................................................................................................4

Kesimpulan………………………………........................................................………… 4

Saran…………………………………...............................…………………………...….5

DAFTAR PUSTAKA…………………………………...........................……….vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam perjalanan dewasa ini, kita senantiasa di buat bingung oleh pengertian- pengertian dari
bahasa arab Al-Qur’an dan Hadits yang memakai atau menggunakan bahasa Arab standar
sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab .Bahasa Arab adalah Bahasa Al-Qur’an. Salah satu
pembahasan dalam ilmu nahwu yang sangat mendasar adalah mubtada’ dan khabar.
sebaiknya mengetahui terlebih dahulu bahwa kalimat , baik kalimat sempurna maupun tidak
dalam bahasa arab terbagi menjadi dua, yaitu Jumlah Ismiyah adalah kalimat yang didahului
oleh isim yang berada di awal kalimat tersebut dinamakan Mubtada dan bagian yang
melengkapinya di namakan Khabar yang mana hukum nya dalam I’rab harus mengikuti
Mubtada. yaitu kalimat yang di dahului oleh fi’il.

Sebagaimana yang kita ketahui, mubtada’ dan khabar salah satu unsur terpenting dalam
konteks bahasa arab. Mubtada dan Khobar adalah bentuk kalimat yang saling berkaitan satu
sama lainnya, sehingga belumlah menjadi kalimat yang sempurna jikalau mubtada belum
dilengkapi oleh khobar. Di dalam Bahasa Arab, keberadaan nominal menjadi sangat mutlak
karena dalam penggunaan bahasa arab, kita senantiasa menggunakannya. Adapun contoh dari
nominal yang seringkali digunakan adalah mubtada’ dan khobar. Akan tetapi dalam
perjalanan dewasa ini, kita sentiasa dibuat bingung oleh pengertian-pengertian dari bahasa
arab, apa itu mubtada’ dan bagaimanakah khabar itu, senantiasa menjadi pertanyaan bagi kita
para pemuda yang baru belajar bahasa arab. Pola Struktur kalimat bahasa Arab pada dasarnya
terdiri atas dua pola,yaitu jumlah ismiyah atau disebut kalimat nominal dan jumlah fi’liyah
atau disebut kalimat verbal.

Jumlah ismiyah yaitu susunan kalimat yang mempunyai unsur pokok mubtada dan
khabar(dimulai dengan isim /kata benda ), jadi jumlah ismiyah atau kalimat nominal,adalah
kalimat yang dimulai dengan nomin (isim).

Oleh karena itu di dalam makalah ini akan dijelaskan bangaimana penjelasan
mengenai jumlah ismiyyah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengemukakan sebuah masalah
pokok yaitu bagaimana mengetahui jumlah Ismiyyah dalam penguasaan bahasa Arab.
Merujuk pada masalah pokok di atas, penulis menganggap perlu adanya sub masalah
yang dijadikan sebagai sentral dalam pembahasan makalah ini yaitu:
 Apa Pengertian Jumlah Ismiyah serta bagaimana susunannya dalam kalimat?
 Apa pengertian Mubtada dan Khabar serta pembagian nya ?
 Apa contoh susunan Jumlah Ismiyah ?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas bahasa arab dan juga untuk memberi
pengetahuan tentang penngertian jumlah ismiyah, serta kaidah-kaidah yang terkait
dengan jumlah ismiyah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. JUMLAH ISMIYAH

Jumlah Ismiyah (kalimat nominal) : selain fiil, Dalam bahasa arab istilah kalimat di sebut
dengan Jumlah, dan kalimat sempurna disebut dengan Jumlah Mufidah. Sedangkan jumlah
sendiri merupakan susunan dari beberapa kalimah yang memahirkan atau pesan yang
sempurna.

Jumlah ismiyah adalah suatu kalimat yang unsur-unsurnya terdiri dari “mubtada” dan
“khobar”. Mubtada’ adalah kata yang diterangkan, berupa isim yang diletakkan di
permulaan kalimat, dan kata itu berakhir dengan harakat dhommah
sedangkan“khobar”adalah kata yang menerangkan hal-ihwal mubtada’.

Adapun Susunan Jumlah Ismiyyah yaitu sebagai berikut:

1. Susunan‫ا‬ ‫ اسم‬+ ‫سم‬


 Apabila tidak didahului dengan huruf Jar ,Inna dan Saudaranya( ‫ وأخواتها‬, ‫إن‬ ّ )
dan kaana dan saudara nya( ‫ ) كان وأخواتها‬maka isim pertama (pokok pembicara
) disebut mubtada(‫ ) مبتدأ‬dan isim berikutnya yang menerangkan mubtada
disebut khobar mubtada (‫)خبر المبتدأ‬.
 Apabila susunan tersebut diawali dengan huruf jar,maka huruf jar dengan isim
sesudah nya menduduki jabatan khobar yang dikedepankan ( ‫) مبدأ خبر‬
sedangkan isim berikutnya yang dikebelakangkan ( ‫ المؤخر‬Z‫) مبتدأ‬justru menjadi
pokok pembicaraan.
 Apabila diawali oleh Inna dan saudaranya yaitu ‫لع ّل‬, ‫ ليت‬, ‫كأن‬
ّ , ‫أن‬
ّ , ‫إن‬
ّ yang
semuanyaadalah huruf maka isim pertama disebut isim inna dan saudaranya (
ّ ‫) اسم‬dan isim yang menerangkan isim inna disebut khobar inna dan
‫إن وأخواتها‬
saudaranya ( ‫ ) خبر إن وأخواتها‬.
 Apabila diawali dengan kaana dan saudarnya yaitu yang semuanya fi'il ,maka
isim yang pertama disebut isim kana dan saudaranya (‫ )اسم كان وأخواتها‬dan isim
berikutnya disebut khobar kaana dan saudranya .( ‫) خبر كان وأخواتها‬
2. Susunan ‫ فعل‬+ ‫اسم‬
Susunan ini digolongkan jumlah ismiyyah Karena yang menjadi topik pembicaraan
adalah isim ,sedangkan khobarnya berupa kalimat lagi (karena setiap kata kerja aktif
memerlukan subjek).sehingga ketika dideapnnya tidak ada huruf ,inna dan saudaranya
,kaana dan saudaranya maka isim ini disebut mubtada'( ‫ ) مبتدأ‬sedangkan fi'il yang
bertindak sebagai khobar dalam bentuk kalimat ‫ ) ) خبر الجملة‬dimana kata ganti yang
menjadi subjek yang terdapat dalam fi'il akan kembali kepada mubtadanya.
B.Pengertian Mubtada’

Mubtada’ adalah isim yang dirofa’kan yang Kosong dari amil-amil sebangsa lafadzh.

ِ ‫ نَحْ َو قَوْ لِكَ " َز ْي ٌد قَائِ ٌم" َو"ال َّز ْيدَا ِن قَائِ َم‬,‫ع اَ ْل ُم ْسنَ ُد إِلَ ْي ِه‬
َ‫ان" َو"ال َّز ْي ُدونَ قَائِ ُمون‬ ُ ‫" َو ْالخَ بَ ُر هُ َو اَاِل ْس ُم اَ ْل َمرْ فُو‬

Mubtada’ adalah isim marfu’ yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek) dan kosong
dari ‘amil lafdy. Tetapi mubtada memiliki ‘amil ma’nawi yaitu mubtada harus beri’rab rofa’
karena menjadi ibtida (awal kalimat atau awal sesuatu yang di ceritakan)

Pembagian mubtada’ ada dua bagian, yaitu :

 Mubtada’ yang berupa isim dhahir


Isim dhahir adalah kata benda yang bukan kata ganti, seperti Ahmad, sekolah,
singa,dll.
Contoh:

 ُ‫َج ِم ْيلَةٌ ْال َم ْد َر َسة‬ :Sekolah itu indah


 ‫ْت‬ُ ‫اس ٌع ْالبَي‬ِ ‫َو‬ : Rumah itu luas
 ‫َما ِه ٌر اَحْ َم ُد‬ : Ahmad itu pintar
Dari contoh di atas, yang termasuk Mubtada adalah ‫ ْالبَيْت‬,‫ َسةُ ْل َم ْد َر‬dan ‫اَحْ َم ُد‬
 Mubtada Yang Berupa Isim Dhamir
Isim dhammir adalah kata benda yang berupa kata ganti, saya, dia,
mereka, dll.Contoh mubtada yang mudhmar (isim dhamir):
 ‫ ن َِشيْطٌ هُ َو‬:Dia(laki-laki)rajin
 ‫ ن َِش ْيطَا ِن هُ َما‬:Mereke berdua(laki-laki) rajin
 ‫ نَ ِش ْيطُوْ نَ هُ ْم‬:Mereka(laki-laki)rajin
 ‫ ن َِش ْيطَةٌ ِهي‬: Dia(perempuan)rajin
 ‫َان هُ َما‬ ِ ‫ ن َِش ْيطَت‬:Mereka berdua(perempuan)rajin
 ‫ات ه َُّن‬ ٌ َ‫ ن َِش ْيط‬:Mereka(perempuan)rajin
 َ‫ ن َِشيْطٌ اَ ْنت‬: Kamu(laki-laki)rajin
 ‫ ن َِش ْيطُوْ نَ اَ ْنتُ ْم‬:Kamu semua(laki-laki)rajin
 ‫ ن َِشيْطٌ اَنَا‬:Saya rajin
 ُ‫ ن َِش ْيطُوْ نَ نَحْ ن‬:Kami rajin
Dari contoh di atas,yang termasuk mubtada’ adalah ‫ هُم‬,‫ هُ َما‬,‫ه َُو‬.
Adapun meng-i'rab-nya adalah sebagai berikut: (saya) berkedudukan
menjadi mubtada yang di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya mabni sukun. Sedangkan
lafazh menjadi khabar-nya, di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya dengan dhammah. Dan
(kami berdiri). Lafazh berkedudukan menjadi mubtada, di-rafa'-kan, tanda rafa'-
nya dengan mabni dhammah, sedangkan menjadi khabar-nya, juga di-rafa'-kan,
tanda rafa'-nya dengan wawu karena jamak mudzakkar salim.
D. Pengertian Khabar
Khobar adalah sesuatu yang menerangkan kondisi mubtada dan dapat
menyempurnakan makna mubtada’ yang pada bahasa Indonesia dikenal
dengan Predikat. Mubtada tanpa khobar tidaklah jelas ma’nanya begitu
juga khobar tanpa didahului mubtada akan menjadi tidak bermakna.
Contoh:
 ٌ‫ اأْل ُ ْستَا ُذ َم ِريْض‬: Ustadz itu sakit
َ ‫ ْال ُم ْسلِ ُم‬:Orang muslim itu sholeh
 ‫صالِ ٌح‬
 ٌ‫ ْال َولَ ُد ن َِشيْط‬: Anak itu rajin
Seperti pada contoh di atas, kata ‫ اأْل ُ ْستَا ُذ‬berkedudukan sebagai mubtada dan
ٌ‫ َم ِريْض‬berkedudukan sebagai khobar. Kalau ‫ اأْل ُ ْستَا ُذ‬saja tanpa disertai kata ٌ‫َم ِريْض‬
jelas tidaklah bermakna.
Pembagian Khabar
Khabar terbagi atas dua macam, yaitu khabar mufrad dan khabar ghair
mufrad.
1) Khabar mufrad adalah khabar yang bukan berupa jumlah (kalimat) dan
bukan pula syibih (serupa) jumlah. Ingat, yang dimaksud mufrad disini
tidak sama dengan isim mufrad yang menunjukan bilangan tunggal.
2) Khabar ghair mufrad adalah kebalikannya, yaitu khabar yang terdiri dari
jumlah dan syibih (serupa) jumlah. Khabar Jumlah itu sendiri ada dua,
yaitu jumlah ismiyah (jumlah yang terdiri dari mubtada dan khabar) dan
jumlah fi’liyah (jumlah yang terdiri dari fi’il dan fa’il).
Sedangkan khabar syibih (serupa) jumlah ada dua juga, yaitu yang terdiri
dari jar majrur dan zharaf. Maka khabar ghair mufrad itu semuanya terdiri
dari empat bagian yaitu : jumlah ismiyah, jumlah fi’liyah, jar + majrur dan
zharaf.
Ada ketentuan tertentu dimana jumlah ismiyah dan jumlah fi’liyah bisa jadi
khabar.
Jika jumlah ismiyah maka pada mubtadanya hrus terdapat dhamir yang kembali
pada mubtada pertama.Contoh : ٌ‫اريَتُهُ َذا ِهبَة‬
ِ ‫ زَ ْي ٌد َج‬Zaid hamba perempuannya
pergi.
Ini bisa jadi khabar jumlah ismiyah karena pada mubtadanya (yaitu lafadz ُ‫اريَتُه‬
ِ ‫َج‬
) terdapat dhamir yang kembali pada kata Zaid (mubtada pertama).
Jika jumlah fi’liyah maka pada fa’ilnya harus terdapat dhamir yang kembali
pada mubtada.Contoh : ُ‫زَ ْي ٌد قَا َم اَبُوْ ه‬
Ini menjadi khabar jumlah fi’liyah karena pada fa’ilnya (yaitu lafadz ُ‫ )اَبُوْ ه‬ada
dhamir yang kembali pada zaid (mubtada).

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Jumlah Ismiyyah Adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan kalimah isim
(kata benda).Dimana susunan kalimatnya terdiri dari mubtada’ dan khobar.
Mubtada’ adalah Isim yang terletak di awal Jumlah yang di baca Rofa’. Khobar
adalah Isim yang berfungsi untuk melengkapi Mubtada’ agar menjadi kalimat
yang sempurna atau dalam bahasa arab dikenal dengan Jumlah Mufidah.
Khobar ada 2 macam yaitu : khobar mufrod dan khobar ghairu mufrod.khobar
ghairu mufrod ada 2 : jumlah dan shibhul jumlah.
Mubtada dan Khobar harus sama dalam hal bilangan dan jenisnya. Apabila
mubtada’nya isim mudzakar (laki-laki), khobarnya harus isim mudzakar. Begitu
pula apabila mubtada’ berupa isim mufrod (kata tunggal), khobarnya juga
harusisim mufrod.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis sangat menyadari bahwa terdapat banyak
kekurangan yang sempat terselip pada setiap lembaran didalamnya. Untuk itu,
penulis berharap agar para pembaca secara terbuka dapat memberikan masukan
dan kritikan serta-merta sebagai perbaikan dan penyempurnaan makalah ini
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Al atsary,Abu Hamzah Yusuf .Pengantar Mudah Belajar bahasa Arab.Cet I .
Bandung : Pustaka Adhawa .2007
Arsyad ,Azhar . Dasar-Dasar Penguasaan Bahasa Arab.Makassar : Pustaka
Pelajar.2000
'Ali al-jarimi dan Musthafa Amin ,Nahwu Al-wadhi fii qawaid al-lugha al
arabiyyah .jus 3 . Mesir : dar ma'arif. t.th
Djuha ,Djawahir.Terjemah Matan Al-jurumiyah ,(cet ,7 ,Bandung : Sinar Baru
Algesindo 2007
Fiyaad , Sulaiman.an-Nahwu al-'Ashrii .t.t. : Al-Markaz Al – ahram , 1995
Hamadi ,Yusuf .dkk ,Qawaid al-Asasiyyah fii an-nahwu wa as-sharfi , mesir :
t.tp .1994
Nuri , Mustafa Moh . LAS, Al-Arabiyah Al-Muyassarah .Cet. I ; Jakarta:
Pustaka Arif. 2008

Anda mungkin juga menyukai