dan memperinci kandungannya. Hasil kajiannya menunjukan perbedaanperbedaan, sesuai dengan sudut pandang mereka masing-masing.1
I.1. Akhlak
Kata akhlaq meupakan jamak dari al-khuluq. Secara harfiah, ia berasal
dari kata kholaqa yang berarti menjadikan. Dan al-akhuluq berarti kejadian.
Secara istilah, al-akhlaq diartikan kepada suasana jiwa (ahwal an-nafs) yang
berpengaruh pada prilaku. Ibnu Miskawaih (421 H) mendefinisikan akhlaq itu
sebagai sifat yang etrtanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.2
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang
terpuji atau akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul
madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain dan tidak
bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap manusia harus mengikuti apa
yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.
Contohnya pada surat Al Israa : 23-24, Al Ahqaaf : 15 , Adh Dhuhaa : 9-11, Al
Balad : 12-16, Al Insaan : 8-11 , An Nisaa : 36-37.
kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang
dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.
Allah SWT berfirman Surah Al-Maidah, ayat 8
Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orangorang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlakutidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamukerjakan.
Akhlak sifatnya universal dan abadi. Akhlak dalam islam merupakan
refleksi internal dari dalam jiwa manusia yang dieksternalisasikan secara
kongrit dalam bentuk perilaku dan tindakan nyata.
Akhlak, yang dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istila etika atau
moral, merupakan salah satu isi kandungan Al-Quran yang sangat mendasar.
Urgensi ajaran Akhlak ini, antara lain dapat dipahami pernyataan Rasullah
Saw. ketika beliau bersabda yang artinya:
sesungguhya aku diutus (ke muka bumi ni) untuk menyenpurnakan ahklak
Mengingat di antara tujuan utama dari kenabian dan kerasulan Muhammad
Saw. Adalah untuk menyempurnakan ahklak, maka sungguh pada tempatnya
jika dalam Al-Quran al-Karim kita jumpai sejumlah ayat yang mengatur soal
Akhlak. Dengan demikian, dapatla dikatakan bhwa sumber akhlak yang paling
utama dalam islam ialah Al-Quran al- Karim. Ketika Aisyah r.a ditanya salah
seorang sahabat tentang akhlak Rasulullah Saw. ia menjawab bahwa tegas
dengan tegas bahwa (sumber) akhlak Rasulullah Saw. adalah Al-Quran yang
artinya:
Oleh karena itu, apabila ada orang yang kelihatannya pemurah karena
memberikan sesuatu kepada orang lain, perbuatan tersebut belum dapat
dikatakan sebagai ahlaknya, sebelum jelas apakah perbuatan itu dilakukan
dengan secara sinambung atau hanya sewaktu-waktu saja.
Dengan perkataan lain akhlak adalah suatu haiat atau bentuk dari suatu
keadaan jiwa yang benar-benar telah meresap. Dari sini timbul berbagai
perbuatan secara sepontan, mudah, dan terus-menerus, tanpa dibuat-buat dan
tanpa memelurkanpemikiran atau renungan dan angan-angan. Apabila dari
haiat tadi terlahir kelakuan-kelakuan yang baik dan terpuji menurut akal dan
syariat agama, maka haiat yang demikian itu dapat dinamakan budi pekerti
atau akhlak yang mulia.5
I.2. Muamalah
Telah ada kesepakatan di kalangan umat Islam, bahwa sumber hokum
utama dan pertama dalam Islam ialah Al-Quran. Al-Quran memang memuat
sejumlah ketentuan hokum, dan sekaligus juga menyinggung kaidah-kaidah
umum pembentukannya. Tapi ada yang lebih urgen lagi yaitu nilai hukum yang
bersifat universal dan mendasar. Ada beberapa indikasi yang menunjukkan
berapa serius dan antusias kitab suci yang satu ini terhadap persoalan-persoalan
hukum. Antusias Al-Quran terhadap paradigm hukum antara lain dapat
ditelesuri melalui indicator-indikator berikut:
Pertama, Al-Quran menjuluki dirinya dengan hukum yang daripadanya
kata hukum itu diambil. Ia, Al-Quran mempunyai banyak nama dan julukan.
Diantara julukan yang dimaksud ialah hukum.6
5 Anonim, isi kandungan alquran aqidah ibadah akhlak hukum sejarah dorongan untuk
berfikir garis besar inti sari al-quran, diakses dari http://www.organisasi.org/1970/01/isikandungan-alquran-aqidah-ibadah-akhlak-hukum-sejarah-dorongan-untuk-berfikir-garis-besarinti-sari-al-quran.html, pada tanggal 04 oktober 16, 15:10
6 Muhammad Amin Suma, Ulumul Quran, RajaGrafindo Persada, Depok,
2013, hlm. 104.
Kedua, surat dan ayat terpanjang dalam Alquran ialah surat dan ayat
hukum. Surat yang dimaksud ialah surat Al-Baqarah [2] yang terdiri atas 287
ayat, 3100 kata, dan 25.500 berisikan masalah keimanan, kisah dan lain-lain.
Surat ini juga mengandung sejumlah hukum, baik dalam bidang ibadah
maupun muamalah.
Ketiga, dalam Al-Quran kita jumpai ayat-ayat yang memerintahkan
manusia supaya berlaku adil, baik dalam bertindak dan berperilaku, maupun
dalam bersikap dan bertutur kata. Sebaliknya Al-Quran melarang seseorang
berbuat kezhaliman dan kecurangan, serta mengecam siapapun yang berlaku
sewenang-wenang dan melampaui batas. Dalam Al-Quran kita dapatkan
1. 29 kali kata al-adl dan yang serumpun denganya, yang berarti adil atau
2.
3.
4.
5.
keadilan
27 kali kata al-qisth dalam berbagai bentuknya, yang juga berarti adil
299 kali kata zhulm dan yang serumpun, yang melarang berbuat aniaya
20 kali it ada yang maksudnya melarang berbuat melampaui batas
20 kali kalimat udwan, yang masuknya melarang sikap bermusuhan7
Keempat, dan inilah yang terpenting, dalam Al-Quran termasuk sejumlah
ayat hukum (ayat al-Ahkam) atau ayat peraturan perundang-undangan (ayat alqanuniyah), yakni ayat-ayat yang di dalamnya terkandung perintah dan atas
larangan, serta masalah-masalah fiqhiyah lainnya. Ada perbedaan pendapat di
kalangan para ahli tafsir ahkam mengenai jumlah ayat akham itu sendiri.
Ada yang menyatakan tidak lebih dari 150 ayat seperti dikatakan
Thanthawi Jauhari, 200 ayat menurut Ahmad Amin, 228 ayat menurut
perhitungan Abd al-Wahhab Khallaf, sekitar 500 ayat menurut perkiraan alGhazali Razi, al-Kilabi, Ibn-Qudamah dan lain-lain, 900 ayat menurut
perhitungan yang dinukilkan dari Ibn al-Mubarak, 1.100 ayat menurut angka
yang diberikan Abu Yusuf, dan adapula yang menyebutkan bilangan lebih
banyak lagi dari itu.
7 Muhammad Amin Suma, Ulumul Quran, RajaGrafindo Persada, Depok,
2013, hlm. 105.
Kelima, hampir pada setiap surah panjang, dan semua surah surah
Madaniah, selalu ada ayat-ayat hukum di dalamnya. Dari sekian banyak surah
panjang, hanya sekitar 29 surat saja yang secara eksplisit tidak ada ayat hukum
di dalamnya, yaitu: Maryam [19], Al-Anbiya [21], Al-Naml [27], Al-Qashash
[28], Saba [34], Fathir [35], Yasin [36], Al-Shaffat [37], Shad [38], Al-Zumar
[39], Al-Mumin [40], Fushshilat [41], Al-Qamar [54], Al-Waqiah [56], AlShaff [61], Al-Jumuah [62], Al-Munafiqun [63], Al-Mulk [67], Al-Qalam [68],
Al-Haqqah [69], Al-Maarij [70], Nuh [71], Al-Jinn [72], Al-Muzzamil [73],
Al-Muddatstsir [74], Al-Qiyamah [75], Al-Insan [76], dan Al-Mursalat [77].
Sedangkan dari surah-surah Madaniyah, hanya dalam surah surah Al-Naba
[78], Al-Naziat [79], Al-Zalzalah [99] dan Al-Nashr [110] saja yang tidak
memuat ayat-ayat hukum dalam artian yang formal.8
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Ahmad. 1929. Kitab Al-Akhlaq. Kairo: Dar al-Mishriyah.
Anitadk, 2013. Hubungan akidah, ibadah, muamalah dan akhlak,
https://anitadeka.wordpress.com/2013/07/15/hubungan-aqidah-ibadahmuamalah-dan-ahklak/, 04 Oktober 2016.
Anonim, 2016. Isi kandungan alquran aqidah ibadah akhlak hukum sejarah
dorongan
untuk
berfikir
garis
besar
inti
sari
al-quran,