PENDAHULUAN
Pada hakekatnya didalam diri manusia terdap[at dua potensi, yaitu potensi b
erkelakuan baik dan potensi berkelakuan buruk. Walaupun kedua potensi ini dapa
1
H.R Al-BUkhari dalam al-Adabul Afradad no. 273 (Sahih Adabul Mufrad no 207) Ahmad (11/381 dan Al-
Hakim (11/613, dari abu hurairah r.a. Disahikan Oleh Syaikh al-Albani (no.45)
1
diri manusia namu ditemukan dalam isyarat Al-quran Maupun Hadis Nabi bahwa
kebaikan lebi dahulu menghiasi diri manusia daripada kejahatan.
Dinyatakan dalam sebua hadis Rasulullah : yang artinya “dari anas bin
Malik berkata, Bersabda Nabi Saw: telahkutinggalkan atas kamu sekalian dua
perkara, yang apabila kamu berpegang kepada keduanya yaitu, Kitab Alllah dan
sunnah Rasulnya” (H.R Tharmizi, Ahmad)3
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka penulis menarik beberapa rumusan
masalah diantaranya:
2
Quraish Syihab,(2000), wawasan Al-quran: Tafsir Maudu’I atas berbagai persoalan Umat, Bandung: Mizan,
hal. 254
3
H.R Tarmizi, Ahmad, Tabrani, THahawi disahihkan oleh Syekh Nashirudin Albany dalam kitabnya Silsilah Al-
Hdits Al Shahiha , no. (1671)
2
C. Tujuan Penulisan
adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah, untuk memenuhi tugas
makalah individual matakulia Filsafat Akhlak, dan untuk mengetahui bagaimana
kegunaan akhlak dalam kehidupan seharai-hari
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengrtian Akhlak
Kata khalaqa yang mempunyai kata yang seakar diatas mengandung maksud
bahwa akhlak merupakan jalinan yang mengikat atas kehendak Tuhan dan manusia.
Pada makna lain kata akhlak dapat diartikan tata perilaku seseorang terhadap orang
lain.Jika perilaku ataupun tindakan tersebut didasarkan atas kehendakKhaliq(Tuhan)
maka hal itu disebut sebagaiakhlak hakiki. Oleh karena itu, akhlak dapat dimaknai
tata aturan atau norma kepribadian dan prilaku yang mengatur hubungan antara
sesama manusia (hablumminannas), manusia dengan Tuhan (hablumminallah), serta
manusia dengan alam semesta (lingkungannya).
4
Zulkifli & Jamaludin “Aklak Tasawuf Jalan Lurus Mensucikan Diri” (Kalimedia depok slaman yogyakarta) hal
3
4
iradah (kehendak). Jika ditampilkan satu contoh proses akhlak dapat disebutkan
berikut ini:
1. Dalam iradah harus ada kecenderungan untuk melakukan sesuatu,
kemudian terdapat pengulangan yang sering dikerjakan sehingga tidak
memerlukan pikiran.
2. Dalam iradah menampakkan hal-hal berikut:
lahir keinginan-keinginan setelah ada rangsangan (stimulan)
melalui indra,
muncul kebimbangan, mana yang harus dipilih diantara keinginan-
keinginan itu Padahal harus memilih satu dari keinginan tersebut,
dan
mengambil keputusan dengan menentukan keinginan yang
diprioritaskan diantara banyak keinginan tersebut
Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai kata akhlak, moral dan etika
yang ketiganya merupakan tingkah laku manusia, hampir sama, namun jika dilihat
dari sumbernya, ketiga kata tersebut akan berbeda. Akhlak bersumber dari agama
wahyu. Moral bersumber dari adat istiadat masyarakat. Sementara etika bersumber
dari filsafat moral dan akal pikiran. Dalam kajian ini mengarah pada konseptual
akhlak Islami dalam perspektif Al-Qur’an dan Hadits Nabawi dikomparasikan
dengan materi-materi yang sudah berkembang.
Sikap dan prilaku akhlak Islami yang sempurna itu harus berpegang pada
tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Orang yang paling mengerti
tentang pengamalan Al-Qur’an adalah Nabi sendiri. Rasulullah SAW adalah
prototipemanusia yang berakhlak sempurna. Allah SWT menyebutkan dalam QS.
68 ayat 4: yang artinya
Berdasarkan ayat tersebut, para sufi menyebut Nabi Muhammad sebagai al-
Insan al-Kamil,prototipemanusia sempurna sejak Nabi Adam AS, hingga manusia
akhir zaman. Kita sebagai umat Rasulullah wajib menjadikan beliau sebagai
uswatun hasanah (teladan yang baik) dalam segala segi kehidupan5
5
Badrudin “Akhlak Tasawuf” (Serang: IAIB PRESS 2015) hal 30
5
Sebagai makhluk sosial manusia yang dalam kehidupan kesehariannya
selalu berinteraksi dengan sesamanya sudah barang tentu membutuhkan sebuah
tatacara atau cara berkomunikasi dengan baik supaya hubungan yang terjalin
menjadi hubungan yang harmonis, tidak merugikan orang lain dan diri sendiri dan
inilah tujuan dari keberadaan akhlaq.
B. Pembagian Akhlak
6
ibid
6
2. Akhlak Madzmumah, “Akhlak madzmumah adalah tingkah laku
yang tercela atau perbuatan jahat yang merusak iman seseorang dan
menjatuhkan martabat manusia.”Sifat yang termasuk akhlak
mazmumah adalah segala sifat yang bertentangan dengan akhlak
mahmudah, antara lain: kufur, syirik, munafik, fasik, murtad,
takabbur, riya, dengki, bohong, menghasut, kikil, bakhil, boros,
dendam, khianat, tamak, fitnah, qati’urrahim, ujub, mengadu domba,
sombong, putus asa, kotor, mencemari lingkungan, dan merusak
alam.
Jika ditinjau dari sisi kepada siapa kita harus berakhlak, maka dalam hal ini
akhlak bisa dibagi menjadi dua, yakni:
Pertama, akhlak kepada Al Khaliq (Allah), misalnya taat kepada-Nya
(QS. 4:59), mencintainya melebihi kecintaan kepada apapun dan
siapapun juga (QS. 2:165, 9:24), tawakal kepada-Nya (QS. 3:159-
160, 8:2), sebagainya.
Kedua, akhlak kepada makhluk (yang dicipta Allah), yakni berlaku
baik kepada makhluk Allah. Adapun akhlak kepada makhluk masih
dibagi dua lagi, yakni akhlak kepada manusia seperti akhlak pada
diri sendiri, akhlak kepada orang tua, akhlak pada anak, akhlak pada
isteri, akhlak pada suami, akhlak pada tetangga, akhlak pada tamu,
akhlak pejalan kaki bagi yang berkendaraan, akhlak kepada lain jenis
dan sebagainya. Disamping itu akhlak kepada makhluk juga adalah
akhlak kepada binatang dan kepada lingkungan hidup (tumbuh-
7
tumbuhan, air, alam dan sebagainya) yang memang harus dijaga
kebersihan dan kelestariannya.
8
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
dari uraian maklah di atas dapat penulis simpulkan sebagai berikut. Akhlak
berasal dari bahasa arab jamak dari kata khuluqun yang menuruit bahasa berarti
budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi
persesuain dengan perkataan khalqun yangberarti kejadian yang hubunganya juga
erat dengan khaliq yang berarti pencipta dan demikian pula dengan makhluqun
yang berarti yangdicipta.
Sedangkan pembagian akhlak, akhlak terbagi menjadi dua yaitu akhlak
mahmuda dan akhklak mazmumah. Akhlak mahmuda adalah merupakan tingkah
laku yang terpuji yang di lakukan seseorang, sedangkan Akhlak mazmumah adalah
tingkah laku yang tercela adapun contonya : mencuri, berzina, dan lain sebagainya.
Aktualisasi akhlak dalam kehidupan sehari hari ada banyak ayat Al-Qur’an
yang menjelaskan di antaranya: Al-Ahzab ayat 56, Al-Baqarah 153, Ibrahim ayat 7,
Ali-Imran 153
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Zulkifli & Jamaluddin. Akhlak Tasawuf Jalan Lurus Mensucikan Diri. Depok Sleman
Yogyakarta. Kalimedia 2018
H.R Al-BUkhari dalam al-Adabul Afradad no. 273 (Sahih Adabul Mufrad no 207) Ahmad
(11/381 dan Al-Hakim (11/613, dari abu hurairah r.a. Disahikan Oleh Syaikh al-Albani
(no.45)
10