Anda di halaman 1dari 12

KETENTUAN MAKALAH

1. Buatlah makalah minimal 15 lembar (termasuk cover dan daftar


pustaka)
2. Menggunakan times new roman ukuran 12, spasi 1.15
3. Ada footnote
4. Minimal refrensi 10 (buku + artiel ilmiah bukan dari blog)
5. Tidak boleh copy paste
6. Makalah di print out 2 (1 untuk dosen pengampu dan 1 untuk
kelompok)
7. Soft file makalah di share ke group kelas
8. Buatlah PPT untuk presentasi
9. Ikuti template makalah yang ada di bawah sebagai rujukan
pembuatan makalah
MAKALAH

TEMA MAKALAH

Faktor-Faktor Pembentukan Akhlak

Dosen Abdul basith

OLEH :

1.ABUYA LUBIS MURTADHO (22411030104)

2.DLIA’UL HUDA (224110301069)

3.ELSA SENJA LEONITA (224110301070)

4.ANNISA KARIMAH SALSABIELA (224110301056)

MATA KULIAH : ILMU AKHLAK TASAWUF

UIN PROF K.H. SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO

2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Akhlak adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia
dan agama Islam. Akhlak merupakan salah satu hal yang membedakan manusia
dengan makhluk lainnya. Akhlak yang baik mengantarkan manusia pada hidup yang
damai dan harmonis. Di Indonesia, pembentukan akhlak adalah satu dari beberapa
tugas pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa, “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

Pada kenyataannya, pendidikan nasional masih memiliki tugas berat dalam


pembentukan akhlak. Dewasa ini masih banyak terjadi penyimpangan akhlak yang
dilakukan oleh peserta didik, terutama mereka yang memasuki fase remaja.
Penyimpangan yang kerap disebut kenakalan remaja tersebut berbentuk seperti:
kurangnya kontrol diri, rendahnya budi pekerti, premanisme, kekerasan, narkoba,
minuman keras, dan segala bentuk penyimpangan seksual, seperti onani,
homoseksual, pelacuran (yang erat hubungannya dengan aborsi), pornografi dan
pornoaksi, bestiality, gerontoseksual5, dan incest

Latar belakang diatas, maka kami akan mengadakan penelitian yang kami
tuliskan dalam skripsi yang berjudul ‘’ Faktor-Faktor Pembentukan Akhlak ‘’

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas,


dirumuskanlah masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu bagaimana
menerapkan factor-faktor pembentukan akhlak di UIN Prof.K.H. Syaifudin Zuhri
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan
penerapan pembentukan akhlak mahasiswa UIN Prof.K.H. Syaifudin Zuhri
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pembentukan Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, yaitu jama’ dari kata “khuluqun” yang
berarti budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat, tata krama, sopan santun,
adab, dan tindakan. Kata “akhlak” juga berasal dari kata “khalaqa” atau “khalqun”,
artinya kejadian, serta erat hubungannya dengan “khaliq” artinya menciptakan,
tindakan atau perbuatan, sebagaimana terdapat kata “al-khaliq”, artinya pencipta dan
“makhluq”, artinya yang diciptakan.1 Dalam bahasa yunani pengertian khuluq ini
disamakan dengan kata ethicos atau ethos, artinya adab kebiasaan, perasaan batin,
kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan ethicos kemudian berubah menjadi
etika.2

Secara termenologi akhlak adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari
karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi
istemewa.3 pada dasarnya akhlak itu merupakan institusi yang bersemayam didalam
hati, sebagai tempat munculnya tindakan-tindakan yang sukarela dan antara tindakan
yang benar dan salah.4

Sedangkan pendapat yang berbeda sebagaimana dikatakan Al Ghazali yang


dikutip oleh Abuddin bahwa akhlak adalah hasil dari pendidikan, latihan, pembinaan
serta perjuangan keras dan sungguh sungguh.5

1
Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak (Bandung: Pustaka Setia, 2010), 13.
2
M. Yamin Abdullah, Study Akhlak dalam Persepektif Al-Qur’an (Jakarta: Amzah, 2007), 3.
3
Nasharuddin, Akhlak (Ciri Manusia Paripurna) (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), 207.
4
Wiji Suwarmo, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2006), 21-22.
5
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 134.
Pengertian akhlak di atas hampir sama dengan yang dikatakan oleh Ibn
Maskawih, yang mendefinisikan akhlak sebagai berikut: “Akhlak adalah suatu
keadaan jiwa yang menyebabkan timbulnya perbuatan tanpa melalui pertimbangan
dan dipikirkan secara mendalam.6”

Ibn Qayyim menyatakan, bahwa agama itu adalah akhlak, barang siapa yang
bertambah baik akhlaknya berarti ia bertambah baik agamanya.

Ini sejalan dengan hadis Rasulullah yang menyatakan bahwa:

‫ َوخَ يِ ُر ُك ِم خَ يِ ُر ُك ِم‬،‫ �َأ ْك َم ُل املؤ ِمنِن َي ِإميَانا َأ ِح َسنُه ُِم ُخلُقًا‬:‫صلَّى اهلل َعلَيِ ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫قَا َل َرسُى ُل اهلل‬

‫لِنِ َساِئ ِه ِم‬

“orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik
akhlaknya.” (HR. Turmudzi)
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak merupakan
kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan mudah dilakukan karena
kebiasaan, tanpa melakukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.

ada dasarnya, banyak pendapat para ahli yang mencoba merangkum pengertian
akhlak dalam sebuah definisi sesuai perspektifnya. Seperti yang dilakukan oleh:7

a) Abdul Hamid mengatakan akhlak ialah ilmu tentang keutamaan yang harus dilakukan
dengan cara mengikutinya sehingga jiwanya terisi dengan kebaikan dan tentang
keburukan yang harus dihindari.
b) Ibrahim Anis mengatakan akhlak yakni ilmu yang objeknya membahas nilai-nilai
yang berkaitan dengan perbuatan manusia.
c) Ahmad Amin mengatakan akhlak ialah kebiasaan baik buruk.
d) Soegarda Poerbakawatja mendefinisikan akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusilaan,
dan kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap
khaliknya dan terhadap sesama manusia.

B. Ruang Lingkup Akhlak

6
Ibn Maskawih, Menuju Kesempurnaan Akhlak (Bandung: Mizan, 1994), 56.
7
M. Yamin Abdullah, Study Akhlak., 3- 4.
Kategori prinsip akhlak islam menurut Yusuf al-Qardhawi dibagi menjadi beberapa
aspek yaitu: akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap keluarga, akhlak terhadap
masyarakat, akhlak terhadap alam semesta dan akhlak terhadap Allah. Berbagai
macam-macam akhlak diantaranya:8

a) Akhlak Kepada Allah SWT


Akhlak kepada Allah itu merupakan akhlak yang paling tertinggi
derajatnya. Tidak ada akhlak baik kepada yang lain tanpa terlebih dahulu
akhlak baik kepada Allah swt.
b) Akhlak Kepada Rasulullah
Setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah swt tentulah harus
beriman bahwa Muhammad saw adalah Nabi dan Rasul yang terakhir
bukan berarti hanya sekedar percaya terhadap sesuatu yang diyakini, akan
tetapi harus dibuktikan dengan amal perbuatan yang dijelaskan didalam
Al-Qur’an dan Hadis tentang bagaimana bersikap kepada Rasulullah. pada
diri beliau telah melekat sumber keteladanan bagi umat manusia, dialah
yang pantas disebut induk akhlak islami.
Sebagai umat beliau, kita sebaiknya mengikuti pribadi akhlak dalam
kehidupan sosial, bernegara, dan sebagainya.
c) Akhlak Kepada Dirinya Sendiri
Persoalan akhlak yang melekat pada diri sendiri yakni semua aktivitas,
baik secara rohaniah maupun jasadiyah. Selain itu akhlak diri sendiri yakni
akhlak yang perlu ditanamkan serta di terapkan dalam kehidupan sehari-
hari untuk menjadi kepribadian yang lebih baik dan menambah ketakwaan.

C. Pembentukan Akhlak

8
Nasharuddin, Akhlak (Ciri Manusia Paripurna) (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), 215- 27.
Pembentukan akhlak merupakan sebuah sebagian dari tujuan pendidikan, hal ini juga
dikatakan bahwasanya menurut pendapat Muhammad Athiyah al-Abrasyi yang dikutip
oleh Abudin Nata mengatakan kalau pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dan
tujuan dari pendidikan islam.9 Dengan kata lain, pendidikanlah yang mempunyai
pengaruh besar terhadap kualitas pembentukan akhlak anak. Selain itu pemebentukan
akhlak adalah hasil dari pendidikan, latihan, pembinaan dan perjuangan keras dan
sungguh-sungguh hal ini seperti contoh dengan salah satu program Islamic boarding
school yang hampir mirip dengan pondok pesantren.

D. Faktor-Faktor Pembentukan Akhlak


Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak pada
khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada 3 (tiga) aliran yang sangat popular,
yaitu aliran nativisme, aliran empirisme, dan aliran konvergensi.10
1. Menurut aliran nativisme
Aliran ini dipelopori oleh Schopenhauer, seorang anak dilahirkan dengan
pembawaan baik dan buruk. Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruh
terhadap diri seseorang adalah faktor bawaan dari dalam yang bentuknya dapat
berupa kecenderungan, bakat, dan akal. Jika seorang telah memiliki bawaan
kepada yang baik maka dengan sendirinya orang tersebut lebih baik. Aliran ini
begitu yakin terhadap potensi batin dan tampak kurang menghargai peranan
pembinaan dan pendidikan.
2. Menurut aliran empirisme
Aliran ini dipelopori oleh John Lock, dengan teori “Tabulae Rasae”
(kertas putih), yang menyebutkan bahwa manusia lahir dengan jiwa yang
kosong dari kemampuan (potensi) dasar yang diumpamakan seperti kertas
putih yang putih bersih. Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruhi
terhadap pembentukan diri seorang adalah faktor dari luar, yaitu pengalaman,
termasuk lingkungan sosial serta pembinaan dan pendidikan yang diberikan.
Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak itu baik maka
anakpun menjadi baik, demikian jika sebaliknya. Aliran ini begitu percaya
kepada peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan pengajaran. Teori
ini berpendapat bahwa pengaruh dalam diri (internal) tidak berdaya sama
sekali.
9
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), cet, IV, 5.
10
Padli Rahman, Akhlak Tasawuf Memahami Dunia Esoteris Islam (Malang: Setara Pess, 2009), 47
3. Menurut aliran konvegerasi
Pelopor utama aliran ini adalah William Stern. Menurut aliran ini
faktor yang paling mempengaruhi pembentukan akhlak yakni faktor internal
(pembawaan) dan faktor dari luar (lingkungan sosial). Keduanya berproses
secara interaksional (saling mempengaruhi). Lingkungan yang baik akan dapat
menunjang kemempauan dasar yang dimiliki seseorang, tidak bisa jika
lingkungan baik namun kemampuan individunya kurang baik.
Maka dari sinilah dapat dilihat bahwa dari ketiga faktor dalam
pembentukan akhlak ini jika dihubungkan dengan pembentukan akhlak siswa
melalui sistem Islamic boarding school, maka aliran yang sangat cocok
dengan ini yakni aliran konvergensi yang mana pada pembentukan akhlak
disini saling melibatkan antara faktor dari dalam dan faktor dari luar salah
satunya yakni didalam boarding school faktor pembentukan akhlak siswa
dipengaruhi oleh pembimbing, ustadz maupun ustadzah, teman, diri sendiri.
Menurut Hamzah Imam Yakub Faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya akhlak atau moral pada prinsip yang dipengaruhi oleh faktorn
inter dan intern.11
1) Faktor Intern
Faktor intern atau faktor yang datang dari dalam diri sendiri. Bentuknya dapat
berupa kecenderungan kebiasaan, bakat akal, dan lain-lain. Jika seseorang
sudah memiliki pembawaan atau kecenderungan kepada yang baik maka
dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik. Beberapa unsur yang
mempengaruhi faktor internal :
 Naluri (instink)
 Naluri adalah pembawaan alami setiap makhluk yang tidak perlu
dipelajari karena memang sudah bawaan. Instink (Naluri) adalah
kesanggupan melakukan hal-hal yang kompleks tanpa latihan
sebelumnya secara mekanis.12

 Kebiasaan
Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang
dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga
11
Hamzah Yakub,Etika Islam, Bandung ;Diponegoro,1993, 47
12
Kartini Kartono , Psikologi Umum, Bandung:Mandar Maju,1996,.100
menjadi kebiasaan. Salah satu faktor penting dalam pembentukan
akhlak adalah kebiasaan atau adat istiadat didalam perbuatan yang
selau diulang-ulang sehingga mudah dikerjakan.13
 Keturunan
Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok(orang tua) kepada cabang
(anak keturunan) Ahmad Amin mengatakan bahwa perpindahan sifat
sifat tertentu dari orang tua kepada keturunannya, maka disebut al-
Waratsah atau warisan sifat-sifat.
2) Faktor Intern
Faktor ekstern adalah faktor yang diambil dari lingkungan, dimana seseorang
melakukan interaksi yang secara tidak langsung akan berpengaruh pada pola
pikir sifat maupun tingkah lakunya.14
 Lingkungan alam
Lingkungan alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang
mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang.
 Lingkungan Pergaulan
Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya, dalam
pergaulan yang akan saling mempengaruhi dalam fikiran,sifat dan
tingkah laku. Contohnya akhlak orang tua dirumah dapat
mempengaruhi akhlak anaknya, begitu juga akhlak anak kuliah dapat
terbina dan terbentuk menurut pendidikan yang diberikan oleh dosen-
dosen dikampus.15

13
Hamzah, Etika Islam..., 30.
14
Basuni Imamuddin, Kamus Kontekstual Arab-Indonesia, Depok : Ulinuha Press,2001, 314
15
Abobakar Aceh, Pendidikan Sufi Sebuah Karya Mendidik Akhlak Manusia Karya Filosof Islam di Indonesia,
Solo:CV.Ramadhani, 1991, 12.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berisikan kesimpulan dari rumusan masalah yang sudah anda pilih dan dibahas pada
BAB sebelumnya. (sebaiknya dipisah per paragraph untuk setiap rumusan masalah.
Contoh paragraph 1 untuk rumusan masalah 1, paragraph 2 untuk rumusan masalah ke 2
dst..)

3.2 Saran

Berisikan saran anda terhadap masalah yang anda angkat sebagai judul

Daftar Pustaka

Menuliskan daftar pustaka dengan format penulisan yang digunakan fakultas (ikuti panduan
skripsi)

Anda mungkin juga menyukai