Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“AKHLAK DALAM ISLAM”

Dosen Pengampu : Nofrizal, Lc,MH

Disusun oleh :

SILSILIA MAHA DEWI


NIM. 2135039

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas
Rahmat-NYA saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Saya menyadari
penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati kami membuka diri bila ada koreksi-koreksi dan kritikan-kritikan
konstruktif dari pembaca makalah ini.
Terakhir Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam penulisan makalah ini. Mudah-mudahan Allah SWT . selalu menjaga dan
membimbing dalam setiap langkah kita, sehingga dalam kehidupan sehari-hari
tidak terlepas dari Rahmat dan Hidayah Allah SWT. Akhirnya semoga makalah
ini bisa turut adil dalam mencerdaskan generasi muda bangsa.Amin.

Pasir Pengaraian, November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
C. Tujuan Pembelajaran ......................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................................ 3

A. Pengertian Akhlak dan Apa perbedaan Akhlak, Moral serta Etika .................. 3
B. Sumber-sumber Akhlak .................................................................................... 6
C. Kedudukan Akhlak Dalam Islam ...................................................................... 7
D. Hubungan Akhlak dengan Iman dan Ihsan ....................................................... 9

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 11

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 11
B. Kritik dan Saran ............................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhlak merupakan salah satu dari pilar ajaran Islam yang memiliki
kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari
proses menerapkan aqidah dan syariah/ibadah. Ibarat pohon, akhlak merupakan
buah kesempurnaan dari pohon tersebut setelah akar dan batangnya kuat. Jadi,
tidak mungkin akhlak ini akan terwujud pada diri seseorang jika dia tidak
memiliki aqidah dan syariah yang baik. Akhir-akhir ini istilah akhlak lebih
didominasi istilah karakter yang sebenarnya memiliki esensi yang sama, yakni
sikap dan perilaku seseorang.
Nabi Muhammad saw. dalam salah satu sabdanya mengisyaratkan bahwa
kehadirannya di muka bumi ini membawa misi pokok untuk menyempurnakan
akhlak mulia di tengah-tengah masyarakat. Misi Nabi ini bukan misi yang
sederhana, tetapi misi yang agung yang ternyata untuk merealisasikannya
membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni lebih dari 22 tahun. Nabi
melakukannya mulai dengan pembenahan aqidah masyarakat Arab, kurang lebih
13 tahun lalu, Nabi mengajak untuk menerapkan syariah setelah aqidahnya
mantap. Dengan kedua sarana inilah (aqidah dan syariah), Nabi dapat
merealisasikan akhlak yang mulia di kalangan umat Islam pada waktu itu.
Oleh karena itu, makalah ini dibuat agar para mahasiswa memiliki
pemahaman yang baik tentang akhlak Islam (moral knowing) yang pada akhirnya
memiliki komitmen (moral feeling) untuk dapat menerapkan akhlak yang mulia
dalam kehidupan sehari-hari (moral action).

Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat


menjunjung tinggi pentingnya etika, moral dan akhlak. Akhlak adalah hal yang
terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian
tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk
dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk. Ajaran-ajaran
Akhlak sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam kehidupan

ii
sehari-hari, seperti yang terdapat dalam beberapa ayat al-Qur’an yang terdapat
dalam Q.S Al-Ahzab : 21 yang artinya : “Sesungguhnya telah ada dalam diri
Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu1”. Dan juga dalam hadits Nabi ‫ﷺ‬
" Sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah ialah yang paling baik
akhlaknya".
Pada makalah ini kami akan memaparkan pengertian secara umum
pengertian Akhlak, perbedaan Akhlak, Moral serta Etika, Sumber-sumber Akhlak,
Kedudukan Akhlak dalam Islam, dan Hubudan Akhlak dengan Iman Dan Ikhsan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Akhlak dan Apa perbedaan Akhlak, Moral serta Etika?
2. Apa saja Sumber-sumber Akhlak
3. Bagaimana Kedudukan Akhlak Dalam Islam
4. Apa hubungan Akhlak dengan Iman dan Ihsan

C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui Pengertian Akhlak dan Apa perbedaan Akhlak,
Moral serta Etika
2. Untuk mengetahui Sumber-sumber Akhlak
3. Untuk mengetahui Kedudukan Akhlak Dalam Islam
4. Untuk mengetahui hubungan Akhlak dengan Iman dan Ihsan

1
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, (Banten : forum pelayanan Al-Quran,
2015) hlm, 420 .

ii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak
Kata akhlak (bahasa Arab), secara etimologis, adalah bentuk jamak dari
kata khuluq. Khuluq di dalam Kamus al-Munjid berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku, dan tabiat. Akhlaq berakar dari kata kha-la-qa yang berarti
menciptakan. Seakar dengan kata khaliq yang berarti pencipta, makhluq yang
berarti yang diciptakan dan khalq yang berarti penciptaan.

Kesamaan akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlaq tercakup


pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak Khaliq (Tuhan) dengan
prilaku makhluq (manusia). Atau dengan kata lain, tata prilaku seseorang terhadap
orang lain dan lingkunganya baru mengandung nilai akhlaq yang hakiki manakala
tindakan atau prilaku tersebut didasarkan kepada kehendak Khaliq (Tuhan). Dari
pengertian etimologis seperti ini, akhlaq bukan saja merupakan tata aturan atau
morma prilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia, tetapi juga
norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan
dengan alam semesta. Sedangkan secara istilah, banyak ulama mendefinisikan
pengertian akhlak diantaranya adalah sebagai berikut:

Imam al-Ghazali :

“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-
perbuaatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan”.

Ibnu maskawih :

“ Akhlak adalah gerak jiwa yang mendorong kearah melakukan perbuatan dengan
tidak membutuhkan pikiran”.

Ahmad amin :

ii
“Akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan
apa yang seharusnya dilakukan setengah manusia kepada lainnya menyatakan
tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan
jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.

Disamping akhlak, moral dan etika juga sama-sama menentukan nilai baik
dan buruk seseorang. Bedanya akhlak mempunyai standar ajaranyang bersumber
kepada al-Qur’an dan sunnah Rasul, etika berstandarkan akal pikiran sedangkan
moral berstandarkan adat atau kebiasaan yang terdapat didalam masyarakat.”

Ibrahim Anis:

“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-
macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan”.

Abdul karim Zaidan:

“Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan
sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatanya baik atau buruk
untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkanya”.

Perbedaan Akhlak, Moral serta Etika

a) Akhlak
Akhlak secara garis besar berarti yang berarti Perangai, Tingkah Laku, Budi
Pekerti atau Tabiat yang terbentuk melalui suatu keyakinan atau ajaran tertentu.
b) Moral
Secara kebahasaan perkataan moral berasal dari ungkapan bahasa latin mores
yang merupakan bentuk jamak dari perkataan mos yang berarti ”adat kebiasaan”.
Dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penetuan
baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya dipergunakan
untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai

ii
dinyatakan benar, salah, baik, buruk,layak atau tidak layak,patut maupun tidak
patut.
c) Etika
Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa yunani,
ethos yang berarti ”watak kesusilaan atau adat”. Sedangkan dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak
(moral). Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki
mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan
manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.

Perbedaan antara akhlak dengan moral dan etika dapat dilihat dari dasar
penentuan atau standar ukuran baik dan buruk yang digunakannya. Standar baik
dan buruk akhlak berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rasul, sedangkan moral dan
etika berdasarkan adat istiadat atau kesepakatan yang dibuat oleh suatu
masyarakat jika masyarakat menganggap suatu perbuatan itu baik maka baik
pulalah nilai perbuatan itu. Dengan demikian standar nilai moral dan etika bersifat
lokal dan temporal, sedangkan standar akhlak bersifat universal dan abadi. Dalam
pandangan Islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa
seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan
seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam prilaku nyata sehari-hari.

Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul sebagaimana disabdakannya :


“ Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.”(Hadits riwayat
Ahmad)
Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya
adalah akumulasi dari aqidah dan syari’at yang bersatu secara utuh dalam diri
seseorang. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syari’at akan lahir akhlak
yang baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila
syari’at Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah.

ii
B. Sumber-sumber Akhlak
Sumber-sumber Akhlak dalam Islam ada 2, Yaitu :

1. Al-Quran
Al-Quran bukan saja satu kitab yang membicarakan masalah-masalah
hukum Allah, politik, pendidikan bahkan ia juga menyingkap bidang-bidang
sosiologi khasnya pembentukan syahsiah seseorang insan dalam sebuah
masyarakat. Maka, sumber utama rujukan ilmu akhlak ialah Kitabullah yang
menghuraikannya secara terperinci dan jitu.
Perkataan al-akhlak menurut istilah al-lughah ialah kata jamak daripada
mufradnya al-khuluq. Dalam al-Quran terdapat dua ayat yang membawa lafaz
khuluqun yang menepati istilah akhlak, yaitu dalam surah Al-Qolam Ayat 4 “
Dan sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang
agung” dan surah Asy-Syu’ara ayat 137 “ Sesungguhnya ini (agama) tidak lain
hanyalah kelakuan orang dahulu”. Berdasarkan ayat pertama, akhlak membawa
maksud keperibadian, syahsiah dan sifat-sifat yang merujuk kepada perbuatan
mulia. Manakala ayat kedua pula, perkataan khuluq itu merujuk kepada kebiasaan
dan tabiat manusia yang sememangnya dijadikan oleh Allah dengan memiliki
tabiat-tabiat tertentu yang menjadi kelaziman.
Akhlak yang disebut di dalam al-Quran merupakan ajaran-ajaran dan
tingkah laku yang baik, lebih tinggi kedudukannya daripada moral. Dua ayat di
atas adalah sebahagian kecil yang membincangkan tentang akhlak. Al-Quran
adalah sumber utama penggalian ilmu akhlak untuk memahami akhlak manusia.

2. Hadist

Hadist ialah sumber kedua Akhlak dalam Islam, di sinilah ajaran-ajaran


Akhlak Islam tersebar dengan jelasnya melalui amalan. Hadist menjelaskan
bahwa orang yang berakhlak ialah golongan yang beriman dan sifat-sifat dalam
Akhlak seperti malu, sabar, kebersihan dan sebagainya. Akhlak yang mulia adalah
merupakan tanda dan hasil daripada iman yang sebenarnya. Tidak ada nilai bagi
iman yang tidak disertai oleh akhlak.

ii
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: “Sesungguhnya aku diutuskan hanyalah untuk

menyempurnakan akhlak yang baik”. Sabda Rasulullah ‫ ﷺ‬pada Hadits yang


lain : “Yang paling kucintai di antara kamu ialah yang paling baik akhlaknya,
yang mendapat pelindung adalah menyayangi dan disayangi”. Dua Hadist
tersebut menjelaskan bahawa Rasulullah s.a.w ialah sumber rujukan akhlak di
mana segala perkataan dan perbuatan termasuklah diamnya baginda
menggambarkan Akhlaknya.

C. Kedudukan Akhlak Dalam Islam


Untuk mengetahui kedudukan akhlaq dalam Islam, maka perlu diuraikan
bahwa ada tiga macam sendi Islam, yang tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan yang lainnya sehingga kualitas seorang muslim selalu dapat diukur dengan
pelaksanaannya terhadap ketiga macam sendi tersebut, yang mencakup:

1. Masalah Aqidah : yang meliputi keenam macam rukun Iman, dengan


kewajiban beriman kepada Allah, Malaikat-MalaikatNya, Kitab-kitabnya,
Rasul-rasulnya, hari akhiratNya dan Qadar baik dan buruk yang telah
ditentukanNya.

2. Masalah syari'ah : yang meliputi pengabdian hamba terhadap


TuhanNya,yang dapat dilihat pada rukun Islam yang lima. Dan
mua'amalah juga termasuk masalah syari'ah.

3. Masalah Ihsan : yang meliputi hubungan baik terhadap seluruh Allah SWT
terhadap sesama manusia serta terhadap seluruh makhluk di dunia ini.

Dari sinilah kita mengetahui kedudukan Akhlak dalam Islam, yang


merupakan sendi yang ketiga dengan fungsi yang selalu mewarnai sikap dan
prilaku manusia dalam memanifestasikan keimanannya, ibadahnya serta
mu’amalahnya terhadap sesama manusia.
Akhlak mempunyai kedudukan yang paling penting dan istimewa dalam
agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan berikut ini :

ii
1. Rasulullah ‫ ﷺ‬menempatkan penyempurnaan Akhlak yang mulia
sebagai misi pokok risalah Islam.
2. Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.
3. Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan kebaikan
seseorang nanti pada hari kiamat.
4. Rasulullah ‫ ﷺ‬menjadikan baik buruknya Akhlak seseorang sebagai
ukuran kualitas imannya.
5. Islam menjadikan Akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah
kepada Allah SWT.
6. Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬selalu berdoa agar Allah SWT membaikkan
Akhlak Beliau.
7. Di dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan
Akhlak.2

D. Hubungan Akhlak dengan Iman dan Ihsan


a) Hubungan Akhlak dengan Iman
Iman dan Akhlak Adalah dua hal yang memiliki kedudukan penting
dalam Islam dan memiliki pengertian berbeda. Meskipun ada perbedaan defenisi
diantara keduanya, Iman dan Akhlak sama-sama penting dan memiliki korelasi
satu sama lain.
Iman yang secara bahasa ialah Percaya atau mempercayai. Dan secara
istilah adalah mempercayai dalam hati, mengucabkan dengan lisan, serta
membuktikannya dengan perbuatan3.
Ada hubungan yang erat antara Akhlak dan Iman dalam Islam. Dan
hubungan diantara keduanya harus diketahui oleh setiap orang islam. Hubungan
antara Iman dan Akhlak antara lain sebagai berikut :
1. Akhlak menyempurnakan Iman
Seseorang belum dikatakan benar-benar beriman jika ia belum
memiliki Akhlak yang baik. Misalnya saja jika seseorang yang beriman

2
Yunahar Ilyas, Kuliah akhlak, (Yogyakarta : LPPI, 2007) , hlm, 6-11.
3
K.H. Muhammad Sholikhin, Filsafat dan metafisika dalam Islam, (Yogyakarta : PT.Buku Kita,
2008) hlm, 226.

ii
dan banyak beribadah namun ia sering menyakiti orang lain atau bersikap
sombong dan berbuat buruk maka imannya belum dikatakan sempurna.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits :

“Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah orang yang


paling baik diantara mereka Akhlaknya”. (HR. Tirmidzi)

2. Akhlak terpuji setara dengan Puasa dan Shalat Malam


Seseorang yang memiliki Akhlak mulia disamakan dengan orang
yang gemar berpuasa dan sholat malam, mskipun demikian tidaklah berarti
bahwa seseorang dapat meninggalkan puasa atau sholat malam jika ia telah
memiliki akhlak atau budi pekerti yang mulia. Dari Aisyah rha. Rasulullah
‫ﷺ‬:

mengejar derajat orang yang selalu berpuasa dan selalu sholat malam”.

b) Hubungan Akhlak dengan Ihsan


Ihsan adalah kata Verbal (Masdar) yang mengacu kepada apa yanfg
seharusnya dilakukan seseorang dengan cara yang sebaik-baiknya. Dari tinjauan
Syari’at, kata ini berarti beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya,
dan apabila kau tidak melihatnya, sesungguhnya dia yang melihatmu4.
Pendekatan Ihsan dan Akhlak sama-sama mencari yang terbaik, terpuji
dan termulia. Ihsan Adalah melakukan yang terbaik dalam beribadah kepada
Allah SWT, baik ibadah Madhah maupun ibadah ghairu madhah. Sementara
Akhlak adalah melakukan yang terbaik terhadap Allah SWT, Rasulullah ‫ ﷺ‬,
pribadi, keluarga, bermasyarakat dan bernegara.
Tetapi jika ingin membedakannya, maka Ihsan melampaui Akhlak.
Misalnya Adil, Adil adalah salah satu Akhlak mulia, tetapi Ihsan bisa lebih tinggi
dari adil. Menahan marah dan memafkan kesalahan orang lain adalah Akhlak

4
Syeh Muhammad Hisyam Kabbani, Tasauf dan Ihsan, (Jakarta : PT.Serambi Ilmu Semesta,
2007), hlm 38.

ii
yang mulia, tetapi membalas perilaku buruk seseorang dengan kebaikan adalah
Ihsan.
Apabila Iman tertanam kuat dalam diri seseorang, maka ia akan menjadi
muslim yang baik, yang akan menjalankan ajaran Islam dalam seluruh aspek
kehidupanya, tidak hanya ritual semata. Hasilnya, pengalaman itu akan
melahirkan Akhlak yang mulia dan terpuji , dan puncaknya melahirkan sikap
Ihsan.

ii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak merupakan salah satu dari pilar ajaran Islam yang memiliki
kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan
dari proses menerapkan aqidah dan syariah/ibadah. Akhlak terbagi menjadi
banyak macam, namun yang tepenting adalah bagaimana cara agar kita bisa
menjalankan kehidupan di dunia ini dengan akhlak yang sebaik-baiknya
sesuai dengan ajaran Islam, agar kita dapat menyempurnakan iman dan Islam
kita sehingga kita dapat meneladani akhlaqul karimah Rasulullah SAW dan
mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun akhirat.

B. Saran
Di zaman perkembangan modern saat ini tentunya akhlak dari setiap
individu mulai terkikis sedikit demi sedikit menuju keburukan. Namun
sebagai manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT, manusia harus bisa
memperthankan akhlaknya. Manusia haruslah membentengi diri agar akhlak
yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW tetap terpatri dalam diri
individu masing-masing, sehingga kita tetap menjadi insan yang senantiasa
bertaqwq kepada Allah SWT dan berakhlaqul karimah sesuai yang
dicontohkan Rasulullah SAW.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Depertemen Agama RI, 2015, Al-Qur’an dan terjemahannya, Banten : forum pelayanan
Al-Quran
Syeh, Kabbani, Hisyam Muhammad, 2007. Tasauf dan Ihsan, Jakarta : PT.Serambi Ilmu
Semesta.
Ilyas, Yunahar ,2007, Kuliah akhlak, Yogyakarta : LPPI.
Sholikhin, Muhammad, 2008, Filsafat dan metafisika dalam Islam, Yogyakarta :
PT.Buku Kita
Syamsuddin, Ali, 2009, Mengukir Sifat Kepribadian Muslim, Yogyakarta ; Graha Ilmu

ii

Anda mungkin juga menyukai