Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AKHLAK

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK VI

MUHAMMAD ICHAL DP : 105821101122

MUHAMMAD TANDI : 105821105622

ABSARMARSHAL : 105841101522
RIZWAL MAHUA
MUHAMMAD : 105851101122
AL HIDAYAT TAHIR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS TEKNIK
2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbillalamin, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Berkat rahmatNya kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah tentang “Akhlak”.

Dengan selesainya makalah yang kami buat diharapkan dapat memberikan masukan
yang menambah pengetahuan pembaca. Semoga pembaca dapat memanfaatkan makalah ini
dengan sebaik-baiknya.

Karena makalah ini jauh dari kata sempurna, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk memperbaiki penyusunan makalah yang berikutnya. Akhirnya kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Makassar, November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................................4

A. Latar Belakang...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................4
C. Tujuan Pembelajaran.........................................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN.........................................................................................................5

A. Pengertian Akhlak dan Apa perbedaan Akhlak, Moral serta Etika...................5


B. Sumber-sumber Akhlak.....................................................................................7
C. Kedudukan Akhlak Dalam Islam.......................................................................8
D. Hubungan Akhlak dengan Iman dan Ihsan.............................................................9

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................12

A. Kesimpulan..................................................................................................................12
B. Kritik dan Saran .........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat menjunjung tinggi
pentingnya etika, moral dan akhlak. Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan
manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter
manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama
makhluk. Ajaran-ajaran Akhlak sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam
kehidupan sehari-hari, seperti yang terdapat dalam beberapa ayat al-Qur’an yang terdapat dalam
Q.S Al-Ahzab : 21 yang artinya : “Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri tauladan
yang baik bagimu1”. Dan juga dalam hadits Nabi ‫ﷺ‬
" Sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah ialah yang paling baik akhlaknya".
Pada makalah ini kami akan memaparkan pengertian secara umum pengertian Akhlak,
perbedaan Akhlak, Moral serta Etika, Sumber-sumber Akhlak, Kedudukan Akhlak dalam Islam,
dan Hubudan Akhlak dengan Iman Dan Ikhsan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Akhlak dan Apa perbedaan Akhlak, Moral serta Etika?
2. Apa saja Sumber-sumber Akhlak
3. Bagaimana Kedudukan Akhlak Dalam Islam
4. Apa hubungan Akhlak dengan Iman dan Ihsan

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Akhlak dan Apa perbedaan Akhlak, Moral serta Etika
2. Untuk mengetahui Sumber-sumber Akhlak
3. Untuk mengetahui Kedudukan Akhlak Dalam Islam
4. Untuk mengetahui hubungan Akhlak dengan Iman dan Ihsan
1

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak
Tujuan pokok dari ajaran Islam adalah membentuk Akhlakul Karimah (Akhlak yang
mulia). Kata Akhlak berasal dari kata bahasa Arab yaitu “Akhlaku” bentuk jamak dari kata
“Khalaqa” yang berarti Perangai, Tingkah Laku, Budi Pekerti atau Tabiat yang terbentuk
melalui suatu keyakinan atau ajaran tertentu2.
Didalam Al-Qur’an makna perangai yang demikian dapat dipahami dari ayat ke 4 surah
Al-Qolam sebagai berikut :

Artinya : ”Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung”.

Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin
menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat
memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Sedangkan
sebagaian ulama yang lain mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam didalam jiwa
seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan
mudah) karena sudah menjadi budaya sehari-hari.
Akhlak yang baik akan mengangkat manusia ke derajat yang tinggi dan mulia. Akhlak
yang buruk akan membinasakan seseorang insan dan juga akan membinasakan ummat manusia.
Manusia yang mempunyai akhlak yang buruk senang melakukan sesuatu yang merugikan orang
lain. Senang melakukan kekacauan, senang melakukan perbuatan yang tercela, yang akan
membinasakan diri dan masyarakat seluruhnya.

Perbedaan Akhlak, Moral serta Etika


2

5
a) Akhlak
Akhlak secara garis besar berarti yang berarti Perangai, Tingkah Laku, Budi Pekerti atau
Tabiat yang terbentuk melalui suatu keyakinan atau ajaran tertentu.
b) Moral
Secara kebahasaan perkataan moral berasal dari ungkapan bahasa latin mores yang
merupakan bentuk jamak dari perkataan mos yang berarti ”adat kebiasaan”. Dalam kamus
umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan
dan kelakuan. Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu
perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk,layak atau tidak
layak,patut maupun tidak patut.
c) Etika
Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa yunani, ethos yang berarti
”watak kesusilaan atau adat”. Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika adalah
ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai
ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.

Perbedaan antara akhlak dengan moral dan etika dapat dilihat dari dasar penentuan atau
standar ukuran baik dan buruk yang digunakannya. Standar baik dan buruk akhlak berdasarkan
Al Qur’an dan Sunnah Rasul, sedangkan moral dan etika berdasarkan adat istiadat atau
kesepakatan yang dibuat oleh suatu masyarakat jika masyarakat menganggap suatu perbuatan itu
baik maka baik pulalah nilai perbuatan itu. Dengan demikian standar nilai moral dan etika
bersifat lokal dan temporal, sedangkan standar akhlak bersifat universal dan abadi. Dalam
pandangan Islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu
akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus
ditampilkan dalam prilaku nyata sehari-hari.

Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul sebagaimana disabdakannya :


“ Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.”(Hadits riwayat Ahmad)

6
Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya adalah akumulasi
dari aqidah dan syari’at yang bersatu secara utuh dalam diri seseorang. Apabila aqidah telah
mendorong pelaksanaan syari’at akan lahir akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak
merupakan perilaku yang tampak apabila syari’at Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah.

B. Sumber-sumber Akhlak
Sumber-sumber Akhlak dalam Islam ada 2, Yaitu :

1. Al-Quran
Al-Quran bukan saja satu kitab yang membicarakan masalah-masalah hukum Allah,
politik, pendidikan bahkan ia juga menyingkap bidang-bidang sosiologi khasnya pembentukan
syahsiah seseorang insan dalam sebuah masyarakat. Maka, sumber utama rujukan ilmu akhlak
ialah Kitabullah yang menghuraikannya secara terperinci dan jitu.
Perkataan al-akhlak menurut istilah al-lughah ialah kata jamak daripada mufradnya al-
khuluq. Dalam al-Quran terdapat dua ayat yang membawa lafaz khuluqun yang menepati istilah
akhlak, yaitu dalam surah Al-Qolam Ayat 4 “ Dan sesungguhnya engkau (wahai Muhammad)
benar-benar berbudi pekerti yang agung” dan surah Asy-Syu’ara ayat 137 “ Sesungguhnya ini
(agama) tidak lain hanyalah kelakuan orang dahulu”. Berdasarkan ayat pertama, akhlak
membawa maksud keperibadian, syahsiah dan sifat-sifat yang merujuk kepada perbuatan mulia.
Manakala ayat kedua pula, perkataan khuluq itu merujuk kepada kebiasaan dan tabiat manusia
yang sememangnya dijadikan oleh Allah dengan memiliki tabiat-tabiat tertentu yang menjadi
kelaziman.
Akhlak yang disebut di dalam al-Quran merupakan ajaran-ajaran dan tingkah laku yang
baik, lebih tinggi kedudukannya daripada moral. Dua ayat di atas adalah sebahagian kecil yang
membincangkan tentang akhlak. Al-Quran adalah sumber utama penggalian ilmu akhlak untuk
memahami akhlak manusia.

2. Hadist

Hadist ialah sumber kedua Akhlak dalam Islam, di sinilah ajaran-ajaran Akhlak Islam
tersebar dengan jelasnya melalui amalan. Hadist menjelaskan bahwa orang yang berakhlak ialah
golongan yang beriman dan sifat-sifat dalam Akhlak seperti malu, sabar, kebersihan dan

7
sebagainya. Akhlak yang mulia adalah merupakan tanda dan hasil daripada iman yang
sebenarnya. Tidak ada nilai bagi iman yang tidak disertai oleh akhlak.

Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda: “Sesungguhnya aku diutuskan hanyalah untuk


menyempurnakan akhlak yang baik”. Sabda Rasulullah ‫ ﷺ‬pada Hadits yang lain : “Yang
paling kucintai di antara kamu ialah yang paling baik akhlaknya, yang mendapat pelindung
adalah menyayangi dan disayangi”. Dua Hadist tersebut menjelaskan bahawa Rasulullah s.a.w
ialah sumber rujukan akhlak di mana segala perkataan dan perbuatan termasuklah diamnya
baginda menggambarkan Akhlaknya.

C. Kedudukan Akhlak Dalam Islam


Untuk mengetahui kedudukan akhlaq dalam Islam, maka perlu diuraikan bahwa ada tiga
macam sendi Islam, yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya sehingga
kualitas seorang muslim selalu dapat diukur dengan pelaksanaannya terhadap ketiga macam
sendi tersebut, yang mencakup:

1. Masalah Aqidah : yang meliputi keenam macam rukun Iman, dengan kewajiban beriman
kepada Allah, Malaikat-MalaikatNya, Kitab-kitabnya, Rasul-rasulnya, hari akhiratNya
dan Qadar baik dan buruk yang telah ditentukanNya.

2. Masalah syari'ah : yang meliputi pengabdian hamba terhadap TuhanNya,yang dapat


dilihat pada rukun Islam yang lima. Dan mua'amalah juga termasuk masalah syari'ah.

3. Masalah Ihsan : yang meliputi hubungan baik terhadap seluruh Allah SWT terhadap
sesama manusia serta terhadap seluruh makhluk di dunia ini.

Dari sinilah kita mengetahui kedudukan Akhlak dalam Islam, yang merupakan sendi
yang ketiga dengan fungsi yang selalu mewarnai sikap dan prilaku manusia dalam
memanifestasikan keimanannya, ibadahnya serta mu’amalahnya terhadap sesama manusia.
Akhlak mempunyai kedudukan yang paling penting dan istimewa dalam agama Islam.
Hal ini dapat dilihat dari penjelasan berikut ini :
1. Rasulullah ‫ ﷺ‬menempatkan penyempurnaan Akhlak yang mulia sebagai misi pokok
risalah Islam.
2. Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.
8
3. Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan kebaikan seseorang nanti pada
hari kiamat.
4. Rasulullah ‫ ﷺ‬menjadikan baik buruknya Akhlak seseorang sebagai ukuran kualitas
imannya.
5. Islam menjadikan Akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada Allah
SWT.
6. Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬selalu berdoa agar Allah SWT membaikkan Akhlak Beliau.
7. Di dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan Akhlak.3

D. Hubungan Akhlak dengan Iman dan Ihsan


a. Hubungan Akhlak dengan Iman
Iman dan Akhlak Adalah dua hal yang memiliki kedudukan penting dalam Islam
dan memiliki pengertian berbeda. Meskipun ada perbedaan defenisi diantara keduanya,
Iman dan Akhlak sama-sama penting dan memiliki korelasi satu sama lain.
Iman yang secara bahasa ialah Percaya atau mempercayai. Dan secara istilah
adalah mempercayai dalam hati, mengucabkan dengan lisan, serta membuktikannya
dengan perbuatan4.
Ada hubungan yang erat antara Akhlak dan Iman dalam Islam. Dan hubungan
diantara keduanya harus diketahui oleh setiap orang islam. Hubungan antara Iman dan
Akhlak antara lain sebagai berikut :
1. Akhlak menyempurnakan Iman
Seseorang belum dikatakan benar-benar beriman jika ia belum memiliki Akhlak
yang baik. Misalnya saja jika seseorang yang beriman dan banyak beribadah namun ia
sering menyakiti orang lain atau bersikap sombong dan berbuat buruk maka imannya
belum dikatakan sempurna. Sebagaimana disebutkan dalam hadits :

“Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik diantara
mereka Akhlaknya”. (HR. Tirmidzi)

9
2. Akhlak terpuji setara dengan Puasa dan Shalat Malam
Seseorang yang memiliki Akhlak mulia disamakan dengan orang yang gemar
berpuasa dan sholat malam, mskipun demikian tidaklah berarti bahwa seseorang dapat
meninggalkan puasa atau sholat malam jika ia telah memiliki akhlak atau budi pekerti
yang mulia. Dari Aisyah rha. Rasulullah ‫ ﷺ‬:

mengejar derajat orang yang selalu berpuasa dan selalu sholat malam”.

a) Hubungan Akhlak dengan Ihsan


Ihsan adalah kata Verbal (Masdar) yang mengacu kepada apa yanfg seharusnya
dilakukan seseorang dengan cara yang sebaik-baiknya. Dari tinjauan Syari’at, kata ini
berarti beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, dan apabila kau tidak
melihatnya, sesungguhnya dia yang melihatmu5.
Pendekatan Ihsan dan Akhlak sama-sama mencari yang terbaik, terpuji dan
termulia. Ihsan Adalah melakukan yang terbaik dalam beribadah kepada Allah SWT, baik
ibadah Madhah maupun ibadah ghairu madhah. Sementara Akhlak adalah melakukan
yang terbaik terhadap Allah SWT, Rasulullah ‫ ﷺ‬, pribadi, keluarga, bermasyarakat
dan bernegara.
Tetapi jika ingin membedakannya, maka Ihsan melampaui Akhlak. Misalnya
Adil, Adil adalah salah satu Akhlak mulia, tetapi Ihsan bisa lebih tinggi dari adil.
Menahan marah dan memafkan kesalahan orang lain adalah Akhlak yang mulia, tetapi
membalas perilaku buruk seseorang dengan kebaikan adalah Ihsan.
Apabila Iman tertanam kuat dalam diri seseorang, maka ia akan menjadi muslim
yang baik, yang akan menjalankan ajaran Islam dalam seluruh aspek kehidupanya, tidak
hanya ritual semata. Hasilnya, pengalaman itu akan melahirkan Akhlak yang mulia dan
terpuji , dan puncaknya melahirkan sikap Ihsan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak
mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang baik
maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.
Moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral
biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat
dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk,layak atau tidak layak,patut maupun
tidak patut.
Sedangkan Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki
mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia
sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.

Ketiga hal tersebut (Akhlak, moral dan Etika) merupakan hal yang paling penting
dalam pembentukan Akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling baik
budi pekertinya adalah Rasulullah ‫ﷺ‬. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu seorang
sahabat yang mulia menyatakan: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia
yang paling baik budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Hubungan Akhlak dengan Iman dan Ihsan dapat dilihat dari pelaksanaan rukun
Iman dan rukun Islam, tetapi juga harus diikuti dengan mencontoh sifat-sifat Allah
menurut kadar kesanggupan manusia. Jika Allah bersifat sayang, maka manusia juga
harus mengikutinya, dengan cara demikian akan timbul Ihsan yaitu akhlak yang
terpuji.Dengan memahami rukun iman yang demikian itulah seseorang akan
mendapatkan sikap ihsan dalam dirinya, jadi bukan hanya sekedar hafal terhadap
sejumlah rukun iman tetapi harus pula disertai dengan mengamalkan rukun iman dalam
kehidupan sehari-hari, inilah cara menghasilkan Ihsan.

11
B. Kritik dan Saran
Kami selaku penyusun menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak
sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena masih
terbatasnya kemampuan kami.
Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat
bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada umumnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Depertemen Agama RI, 2015, Al-Qur’an dan terjemahannya, Banten : forum pelayanan Al-Quran

Syeh, Kabbani, Hisyam Muhammad, 2007. Tasauf dan Ihsan, Jakarta : PT.Serambi Ilmu Semesta.

Ilyas, Yunahar ,2007, Kuliah akhlak, Yogyakarta : LPPI.

Sholikhin, Muhammad, 2008, Filsafat dan metafisika dalam Islam, Yogyakarta : PT.Buku Kita

Syamsuddin, Ali, 2009, Mengukir Sifat Kepribadian Muslim, Yogyakarta ; Graha Ilmu

13

Anda mungkin juga menyukai