Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“AKHLAK, ETIKA DAN MORAL”

Dosen Penguji
Drs. H. Djaelan Husnan, M.Ag.

Disusun oleh :

Muhammad Solihin 1933001004

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
2019
KATA PENGANTAR

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


Alhamdulillahi robbil alamin, segala puji bagi Alloh SWT yang telah
memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan
kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan
Agama Islam yang berjudul “AKHLAK, ETIKA DAN MORAL” ini tepat pada
waktunya.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah


pendidikan agama islam. Dengan tersusunnya makalah ini saya sampaikan terima
kasih kepada bapak Drs. H. Djaelan Husnan, M.Ag. selaku dosen dengan mata
kuliah pendidikan agama islam.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan pembaca. Saya menyadari
bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan kekurangan. Namun penyusun
tetap mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga bisa
menjadi acuan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Jakarta, 14 Desember 2019

Penyusun
1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak, Etika, Dan Moral..........................................................5
B. Macam-macam Akhlak................................................................................9
C. Penerapan dan Fungsi Etika Dalam Kehidupan Sehari-hari......................12
D. Persamaan dan Perbedaan Akhlak, Etika dan Moral.................................15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................17
B. Saran...........................................................................................................17

DAFTAR PUSAKA..............................................................................................18
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan binaan etika, moral, dan
akhlak mulia secara komprehensif baik segi materi, metode, pendekatan dan
pelaksanaannya. Ajaran Islam tentang iman, islam, dan ihsan misalnya, dinilai
belum sempurna jika tidak menimbulkan dampak pembinaan akhlak dan karakter
mulia.

Akhlak merupakan salah satu khazanah intelektual Muslim yang keha-


dirannya hingga saat ini dirasakan dan sangat diperlukan. Akhlak secara historis
dan teologis tampil untuk mengawal dan memandu perjalanan umat Islam agar
bisa selamat di dunia dan di akhirat dan tidaklah berlebihan kiranya jika dikatakan
bahwa misi utama dari kerosulan Nabi Muhammad SAW adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia, begitulah yang telah disabdakan oleh beliau,
dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau itu
antara lain karena dukungan akhlaknya yang mulia, hingga Alloh Swt sendiri
memuji akhlak mulia Nabi Muhammad SAW dalam firman-Nya, dan menjadikan
beliau sebagai Uswah Hasanah dalam berbagai hal agar kita bisa selamat di dunia
dan akhirat.

Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah


pangkalan yang menentukan corak hidup manusia. Akhlak, atau etika, atau moral
adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan.

Di era global yang semakin maju ini, perilaku seorang muslim semakin
beraneka ragam. Umat muslim cenderung mengikuti pola hidup yang mewah dan
bergaya, yang tidak mencerminkan bahwa mereka umat muslim yang pada
hakikat nya tidak boleh berlebih-lebihan. Bahkan lupa dengan adanya etika, moral
dan akhlak yang seharusnya dijunjung tinggi sebagai umat Nabi Muhammad
SAW. Karena pada kenyataannya manusia sekarang kurang pengetahuan tentang
etika, moral, dan akhlak.

Selama ini pelajaran etika, moral, dan akhlak sudah diperkenalkan sejak
kita berada disekolah dasar, yaitu pada pelajaran agama islam dan
kewarganegaraan. Namun ternyata pelajaran etika, moral dan akhlak itu hanya
dibiarkan saja tanpa di aplikasikan ke dalam perilaku kehidupan sehari-hari,
sehingga pelajaran yang telah disampaikan menjadi sia-sia.
3

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Akhlak, Etika dan Moral?
2. Apa saja macam-macam Akhlak?
3. Bagaimana Etika dalam penerapan kehidupan sehari-hari?
4. Apa saja persamaan dan perbedaan Akhlak, Etika dan Moral?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Akhlak, Etika, dan Moral
2. Untuk mengetahui macam-macam Akhlak
3. Untuk mengetahui Bagaimana Etika dalam penerapan kehidupan
sehari-hari
4. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan Akhlak, Etika dan Moral
4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak, Etika, Dan Moral


1. Pengertian Akhlak
Secara bahasa (etimologi), kata akhlak berasal dari bahasa Arab akhlak (‫ق‬
‫)أخال‬ adalah bentuk jama’,  sedang mufradnya adalah khalaq (‫ق‬ ٌ ُ‫ ) ُخل‬yang di artikan
budi pekerti. Al-khuluk   sifatnya di ciptakan opleh pelakunya sendiri dan bisa
bernilai baik dan buruk tergantung pada sifat perbuatan itu.  Kata khuluq (bentuk
mufrad dari akhlaq) ini berasal dari fiil madhi khalaqa yang dapat mempunyai
bermacam-macam arti tergantung pada mashdar yang digunakan. Ada beberapa
kata Arab yang seakar dengan kata al-khuluq ini dengan perbedaan makna.

Namun karena ada kesamaan akar kata, maka berbagai makna tersebut
tetap saling berhubungan. Diantaranya adalah kata al-khalq artinya ciptaan. Dalam
bahasa Arab kata al-khalq artinya menciptakan sesuatu tanpa didahului oleh
sebuah contoh, atau dengan kata lain menciptakan sesuatu dari tiada dan yang bisa
melakukan hal ini hanyalah Allah, sehingga hanya Allahlah yang berhak
berpredikat Al-Khaliq atau Al-Khallaq sebagaimana yang diungkapkan  dalam
QS. al-Hasyr ayat 24 ‫وّر‬K ‫ار ئ المص‬KK‫الق الب‬KK‫و هللا الخ‬KK‫ه‬  dan QS. Yasin ayat 81 yang
berbunyi ‫بلى و هو الخالق العليم‬ .  

Di dalam Da’iratul Ma’arif  dikatakan:

ُ‫ ْاالَ َدبِيِّة‬ ‫ان‬
ِ ‫ ْااِل ْن َس‬ ‫ت‬
ُ  ‫ات‬
ُ َ‫صف‬ ُ َ‫اَاْل َ ْخال‬
ِ  ‫ ِه َى‬ ‫ق‬

“Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik”.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang
dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya.
Sifat itu dapat lahir berupa perkataan baik, disebut akhlak yang mulia, atau
perbuatan buruk, disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya.Prof.
Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan kehendak. Ini berarti
bahwa kehendak itu bisa dibiasakan akan sesuatu maka kebiasaannya disebut
akhlak. Contohnya, bila kehendak itu dibiasakan memberi, maka kebiasaan itu
ialah akhlak dermawan.

Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena


akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabiat, perangai, karakter
manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau
dengan sesama rnakhluk.
5

Rasulullah saw bersabda: " Sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah ialah
yang paling baik akhlaknya".

Jadi, pada hakikatnya Khulk atau akhlak ialah sesuatu kondisi atau sifat
yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga timbullah
berbagai macam perbuatan dengan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa
memerlukan pemikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan
terpuji menurut pandangan syari’at dan akal pikiran, maka ia dinamakan akhlak
mulia sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk, maka disebutlah akhlak
yang tercela.

Oleh karenanya, dapatlah disebut bahwa “ akhlak adalah nafsiah


(kejiwaan) atau Maknawiyah ( abstrak) dan bentuknya yang kelihatan kita
namakan muamalah ( tindakan) atau suluk ( prilaku), maka akhlak adalah sumber
dan prilaku adalah bentuknya.

Sementara itu dari sudut terminologi (istilah), ada banyak pendapat yang
mengemukakan istilah akhlak. Diantaranya adalah yang dikemukakan imam Al-
Ghazali:

‫ فان‬،‫فالخلق عبارة عن هيئة في النفس راسخة عن تصدراألفعال بسهولة ويسرمن غيرحاجة إلى فكر ورؤية‬
‫ان‬KK‫نا وإن ك‬KK‫ا حس‬KK‫كانت الهيئة بحيث تصدرعنها األفعال الجميلة المحمودة عقال وشرعا سميت تلك الهيئة خلق‬
‫الصادرعنها األفعال القبيحة سميت تلك الهيئة التى هى المصدر خلقا سيئا‬

Artinya : Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya
timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan. Maka bila sifat itu memunculkan perbuatan baik dan
terpuji menurut akal dan syariat maka sifat itu disebut akhlak yang baik, dan bila
yang muncul dari sifat itu perbuatan-perbuatan buruk maka disebut akhlak yang
buruk.

Pengertian di atas memberikan pemahaman bahwa al-khuluq disebut


sebagai kondisi atau sifat yang terpatri dan meresap dalam jiwa, sehingga si
pelaku perbuatan melakukan sesuatu itu secara sepontan dan mudah tanpa dibuat-
buat, karena seandaianya ada orang yang mendermakan hartanya dalam keadaan
yang jarang sekali untuk dilakukan (mungkin karena terpaksa atau mencari muka),
maka bukanlah orang tersebut dianggap dermawan sebagai pantulan
kepribadiannya. Sifat yang telah meresap dan terpatri dalam jiwa itu juga
disyaratkan dapat menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan lagi.
6

Ibnu Maskawih memberikan definisi senada mengenai istilah khuluq sebagai


berikut :

‫الخلق حال للنفس داعية لهاإلى أفعالها من غير فكر ورؤية‬ 

Artinya: Khuluq ialah keadaan gerak jiwa yang mendorong ke arah melakukan


perbuatan dengan tidak menghajatkan pemikiran.

Dijelaskan pula oleh Ibnu Maskawaih bahwa keadaan gerak jiwa tersebut
meliputi dua hal. Yang pertama, alamiah dan bertolak dari watak, seperti adanya
orang yang mudah marah hanya karena masalah yang sangat sepele, atau tertawa
berlebihan hanya karena suatu hal yang biasa saja, atau sedih berlebihan hanya
karena mendengar berita yang tidak terlalu memprihatinkan. Yang kedua, tercipta
melalui kebiasaan atau latihan. Pada awalnya keadaan tersebut terjadi karena
dipertimbangkan dan dipikirkan, namun kemudian menjadi karakter yang melekat
tanpa dipertimbangkan dan dipikirkan masak-masak. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa akhlak merupakan manifestasi iman, Islam, dan ihsan yang
merupakan refleksi sifat dan jiwa secara spontan yang terpola pada diri seseorang
sehingga dapat melahirkan perilaku secara konsisten dan tidak tergantung pada
pertimbangan berdasar interes tertentu.

2. Pengertian Etika
Etika, seperti halnya dengan istilah yang menyangkut ilmiah lainnya
berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu, ethos. Kata ethos dalam bentuk tunggal
mempunyai banyak arti : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang,
kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Dalam bentuk
jamak ta etha artinya adalah adat kebiasaan. Dan arti inilah yang menjadi latar
belakang terbentuknya istilah “etika” yang oleh filosuf besar Yunani, Aristoteles
(384-322 sM) sudah dipakai sebagai filsafat moral.

Jika dilihat dari kamus besar bahasa indonesia, etika dijelaskan dengan tiga arti :

a) nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan dan masyarakat
b) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak,
c) ilmu tentang apa yang  baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak).

Etika sebagai salah satu cabang dari filsafat yang mempelajari tingkah laku
manusia untuk menentukan nilai perbuatan tersebut, baik atau buruk, maka ukuran
untuk menentukan nilai itu adalah akal pikiran Atau dengan kata lain, dengan akal
lah orang dapat menentukannya baik atau buruk.
7

Dalam hubungan ini Dr. H. Hamzah Ya’qub menyimpulkan atau


merumuskan:  “Etika ialah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang
buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran”

Kita memberikan timbangan kepada berbagai perbuatan “baik atau buruk,


benar atau salah, hak atau batal.” Hukum ini merata diantara manusia baik yang
tinggi kedudukannya maupun yang rendah. Hal tersebut dapat diucapkan oleh ahli
hukum didalam soal undang – undang, oleh ahli perusahaan kepada perusahaan
mereka, bahkan oleh anak – anak dalam permainan mereka ; maka apakah artinya
“baik atau buruk?” dan dengan ukuran “apakah” kita mengukur perbbuatan yang
akan kita beri hukum “baik atau buruk?”. Etika, suatu ilmu yang menjelaskan arti
baik dan buruk, meneerangkan apa yang dilakukan oleh manusia pada yang
lainnya, menyatakan tujuan yang harus di tuju oleh manusia dalam perbuatan
mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus di perbuat.

Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama
bagi seluruh manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang
baik dan buruk yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia.

Dengan demikian bahwa pokok persoalan etika ialah segala perbuatan


yang timbul dari orang yang melakukan dengan ikhtiar dan sengaja dan ia
mengetahui kapan ia melakukannya.

3. Pengertian Moral

Berasal dari bahasa latin, yaitu jamak dari mose yang berarti adat
kebiasaan. Istilah moral dan etika sama artinya, tetapi dalam pemakaian sehari-
hari ada sedikit perbedaan. Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang
sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang
ada.

Dalam hal ini hamzah ya’qub mengatakan bahwa yang d maksud moral
adalah sesuai dengan ide-ide umum tentang tindakan manusia mana yang baik
mana yang wajar. Senada dengan hamzah ya’qub, secara detail dalam
ensiklopedia pendidikan di sebutkan bahwa moral adalah nilai dasar masyarakat
untuk memilih antara nilai hidup (moral) juga adat istiadat yang menjadi dasar
untuk menunjukkan baik dan buruk maka untuk mengukur tingkah laku manusia
(baik dan buruk) dapat di lihat dari penyesuaiannya dengan adat istiadat yang
umum di terima masyarakat, yang meliputi kesatuan sosial atau lingkungan
tertentu. karena itu , dapat di katakan baik atau buruk yang diberikan secara moral
8

hanya bersifat lokal. Ini lah yang membedakan antara etika dan moral.

Perbedaan lain antara etika dan moral adalah etika lebih bersifat teori
sedang moral lebih bersifat praktis, etika memandang tingkah laku manusia secara
universal (Umum) sedangkan moral secara lokal (khusus), etika menjelaskan
ukuran yang dipakai, moral merealisasikan ukuran itu dalam perbuatan.

Pembagian konsep mengenai moral ada tiga, tiga alur perkembangan intelektual
yaitu pada masa klasik, abad pertengahan dan modern :

1. Sepanjang abad klasik,dunia dipandang dari berbagai kekuatan alami dan


alur utama dari pemikiran tentang moral di zaman klasik itu.
Menggunakan ukuran moral atau standart yang objektif maka hal tersebut
bersifat natural, objektif dan rasional.
2. Abad pertengahan, alur pikiran utama digariskan oleh pandangan yang
terarah terhadap suatu dunia lain (akhirat) pandangan yang lain adalah
kebenaran di gariskan oleh wahyu ilahi,yaitu cenderung bersifat rohania
(spritualistic) yang bertopang pada iman dan sebanding dengan penalaran.
3. Pada abad modern,alur utama dalam moralitas menunjukkan perbedaan
yang jelas dengan abad klasik dan pertengahan.akan tetapi pemikiran
epistimologis sifatnya naturalistic yamg pola pemikirannya khas modern
yaitu sains telah mengubah mengambil alih kedudukan iman ddan
penalaran sebagai sumber utama dari pengetahuan tentang dunia.

Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara


utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi
dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa
yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan
lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik,
begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan Agama.

B. Macam-macam Akhlak

1. Akhlak kepada Allah


a) Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk
menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim
beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah SWT.
b) Berzikir kepada Allah SWT, yaitu mengingat Allah SWT dalam
berbagai situasi dan kondisi,baik diucapkan dengan mulut maupun
dalam hati.
9
Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
c) Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah SWT.
Do’a merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan
keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan
akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu
d) Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah
dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu
keadaan.
e) Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah.
Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang
Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh
dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam
melaksanakan ibadah kepada Allah.

2. Akhlak kepada diri sendiri


a) Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil
daripengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang
menimpanya. Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah,
menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.
b) Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah
yang tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam
bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah memuji
Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan syukur dengan
perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat
Allah sesuai dengan aturan-Nya.
c) Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang
dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk
melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki
yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.

3. Akhlak kepada keluarga


Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang
di antara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi.
Akhlak kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan
ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam
bentuk-bentuk perbuatan antara lain:
a) Menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih
dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut
b) Mentaati perintah
c) Meringankan beban, serta
d) Menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.
10
4 Akhlak kepada sesama manusia
a. Akhlak terpuji (Mahmudah)
1. Husnudzon
Berasal dari lafal husnun (baik) dan Adhamu (Prasangka).
Husnudzon berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan
kata husnudzon adalah suudzon yakni berprasangka buruk
terhadap seseorang. Hukum kepada Alloh SWT dan Rosul-
Nya wajib, wujud husnudzon kepada Alloh SWT dan Rosul-
Nya antara lain:
 Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah
Allah dan Rasul Nya Adalah untuk kebaikan manusia.
 Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan
agama pasti berakibat buruk. Hukum husnudzon
kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan).
Husnudzon kepada sesama manusia berarti menaruh
kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan.
Husnudzon berdampak positif berdampak positif baik
bagi pelakunya sendiri maupun orang lain.
2. Tawaduk.
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti
orang yang merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata
tawaduk adalah takabur.
3. Tasamu.
Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling
menghargai sesama manusia.
4. Ta’awun.
Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu
membantu dengan sesama manusia.

b. Akhlak tercela (Mazmumah)


1) Hasad.
Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau
cemburu melihat orang lain beruntung.
2) Dendam Dendam
Yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk
membalas kejahatan.
3) Gibah dan Fitnah
Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk
menjatuhkan nama baiknya. Apabila kejelekan yang
dibicarakan tersebut memang dilakukan orangnya dinamakan
gibah.
11
Sedangkan apabila kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar,
berarti pembicaraan itu disebut fitnah.
4) Namimah Adu domba atau namimah.
Yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang yang
belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud terjadi
perselisihan antara keduanya.

C. Penerapan dan Fungsi Etika Dalam Kehidupan Sehari-hari

Etika Memiliki Peranan Atau Fungsi Diantaranya Yaitu:

1. Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian


tentang perilaku manusia.
2. Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau
kelompok dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai
mahasiswa.
3. Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang
kita hadapi sekarang.
4. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam
menjalankan aktivitas kemahasiswaanya.
5. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan
etika kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.

Etika Dalam Penerapan Kehidupan Sehari-hari diantaranya yaitu:

1. Etika bergaul dengan orang lain


a) Hormati perasaan orang lain, tidak mencoba menghina atau menilai
mereka cacat.
b) Jaga dan perhatikanlah kondisi orang, kenalilah karakter dan akhlaq
mereka, lalu pergaulilah mereka, masing-masing menurut apa yang
sepantasnya.
c) Bermuka manis dan senyumlah bila anda bertemu orang lain.
Berbicaralah kepada mereka sesuai dengan kemampuan akal
mereka.
d) Berbaik sangkalah kepada orang lain dan jangan memata-matai
mereka.
e) Mema`afkan kekeliruan mereka dan jangan mencari-cari kesalahan-
kesalahannya, dan tahanlah rasa benci terhadap mereka.
12
2. Etika bertamu

a) Untuk orang yang mengundang:

 Jangan hanya mengundang orang-orang kaya untuk jamuan


dengan mengabaikan orang-orang fakir.
 Jangan anda membebani tamu untuk membantumu, karena
hal ini bertentangan dengan kewibawaan.
 Jangan kamu menampakkan kejemuan terhadap tamumu,
tetapi tampakkanlah kegembiraan dengan kahadirannya,
bermuka manis dan berbicara ramah.
 Hendaklah segera menghidangkan makanan untuk tamu,
karena yang demikian itu berarti menghormatinya.
 Disunnatkan mengantar tamu hingga di luar pintu rumah. Ini
menunjukkan penerimaan tamu yang baik dan penuh
perhatian.

b) Bagi tamu:
 Hendaknya tidak membedakan antara undangan orang fakir
dengan undangan orang yang kaya, karena tidak memenuhi
undangan orang faqir itu merupakan pukulan (cambuk)
terhadap perasaannya.
 Jangan tidak hadir sekalipun karena sedang berpuasa, tetapi
hadirlah pada waktunya.
 Bertamu tidak boleh lebih dari tiga hari, kecuali kalau tuan
rumah memaksa untuk tinggal lebih dari itu.
 Hendaknya pulang dengan hati lapang dan memaafkan
kekurang apa saja yang terjadi pada tuan rumah.

3. Etika di jalan
a) Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu, tidak berlagak sombong
di saat berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau
mengalihkan wajah dari orang lain karena takabbur.
b) Memelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki maupun
perempuan.
c) Menyingkirkan gangguan dari jalan. Ini merupakan sedekah yang
karenanya seseorang bisa masuk surga.
d) Menjawab salam orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal.
13
4. Etika makan dan minum
a) Berupaya untuk mencari makanan yang halal.
b) Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu
kotor, dan begitu juga setelah makan untuk menghilangkan bekas
makanan yang ada di tanganmu.
c) Hendaklah kamu tidak makan dan minum sambil berdiri
d) Hendaklah kamu makan dan minum tidak menggunakan tangan
kiri
e) Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman
yang ada, dan jangan sekali-kali mencelanya.
f) Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan
menyungkur.
g) Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca
Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah.
h) Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum

5. Etika berbicara
a) Hendaknya pembicaran selalu di dalam kebaikan.
b) Menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun kamu
berada di fihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta
sekalipun bercanda.
c) Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa.
d) Menghindari perkataan jorok (keji).

6. Etika bertetangga
a) Menghormati tetangga dan berprilaku baik terhadap mereka.
b) Bangunan yang kita bangun jangan mengganggu tetangga kita,
tidak membuat mereka tertutup dari sinar mata hari atau udara,
dan kita tidak boleh melampaui batasnya, apakah merusak atau
mengubah miliknya, karena hal tersebut menyakiti perasaannya.
c) Jangan kikir untuk memberikan nasihat dan saran kepada mereka,
dan seharusnya kita ajak mereka berbuat yang ma`ruf dan
mencegah yang munkar dengan bijaksana (hikmah) dan nasihat
baik tanpa maksud menjatuhkan atau menjelek-jelekkan mereka.
d) Hendaknya kita selalu memberikan makanan kepada tetangga kita.

7. Etika pergaulan suami istri


a) Merayu istri dan bercanda dengannya di saat santai berduaan.
b) Meletakkan tangan di kepala istri dan mendo`akannya.
c) Disunnahkan bagi kedua mempelai melakukan shalat dua raka`at
bersama, karena hal tersebut dinukil dari kaum salaf
14.
d) Haram bagi suami-istri menyebarkan tentang rahasia hubungan
keduanya.
e) Hendaknya masing-masing saling bergaul dengan baik, dan
melaksanakan kewajiban masing-masing terhadap yang lain

8. Etika menjenguk orang sakit

a) Untuk orang yang berkunjung (menjenguk):

 Hendaknya tidak lama di dalam berkunjung, dan mencari


waktu yang tepat untuk berkunjung, dan hendaknya tidak
menyusahkan si sakit, bahkan berupaya untuk menghibur
dan membahagiakannya.
 Mendo`akan semoga cepat sembuh, dibelaskasihi Allah
SWT, selamat dan disehatkan.
 Mengingatkan si sakit untuk bersabar atas taqdir Allah
SWT.

b) Untuk orang yang sakit:


 Hendaknya segera bertobat dan bersungguh-sungguh
beramal shalih.
 Berbaik sangka kepada Allah SWT, dan selalu mengingat
bahwa ia sesungguhnya adalah makhluk yang lemah di
antara makhluk Allah lainnya, dan bahwa sesungguhnya
Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak membutuhkan untuk
menyiksanya dan tidak membutuhkan ketaatannya.
 Hendaknya cepat meminta kehalalan atas kezhaliman-
kezhaliman yang dilakukan olehnya, dan segera mem-
bayar/menunaikan hak-hak dan kewajiban kepada pemi-
liknya, dan menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya. 

D. Persamaan dan Perbedaan Akhlak, Etika dan Moral

1. Persamaan Akhlak, Etika dan Moral


Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, dan moral  yang dapat
dipaparkan sebagai berikut:
a) Pertama, akhlak, etika, dan moral mengacu kepada ajaran atau
gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai
yang baik.
15

b) Kedua, akhlak, etika, moral  merupakan prinsip atau aturan hidup


manusia untuk menakar martabat dan harakat kemanusiaannya.
Sebaliknya semakin rendah kualitas akhlak, etika, moral seseorang
atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas
kemanusiaannya.
c) Ketiga, akhlak, etika, moral  seseorang atau sekelompok orang
tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap,
stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki
setiap orang. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif
tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan,
serta dukungan lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat secara tersu menerus, berkesinambungan,
dengan tingkat konsistensi yang tinggi.

2. Perbedaan Akhlak, Etika dan Moral


Dari Seginya di bagi menjadi 2 bagian yaitu: 1) berdasarkan tolak ukur dan
2) berdasarkan sifat

 Berdasarkan Tolak Ukur


 Akhlak tolak ukurnya al-qur’an dan As Sunnah
 Etika tolak ukurnya pikiran atau akal
 Moral tolak ukurnya norma hidup yang ada di masyarakat
berupa adat atau aturan tertentu.

 Berdasarkan Sifat
 Etika bersifat teori
 Akhlak dan Moral bersifat praktis
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena
akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter
manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau
dengan sesama makhluk.

Etika menurut filsafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana
yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia
sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.

Moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.


Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu
perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk,
layak atau tidak layak, patut maupun tidak patut.

Ketiga hal tersebut (Akhlak, Etika dan Moral) merupakan hal yang paling


penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia
yang paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Anas bin Malik
radhiallahu ‘anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan: “Rasululloh
sholallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik budi
pekertinya.” (HR.Bukhari dan Muslim).

B. Saran

“Tak ada orang kuat menginjak orang lemah. Tak ada orang lemah
membantai orang kuat. Tak ada pejabat menindas yang bawahan. Tak ada orang
yang bawahan melukai atasan. Tidak Ada! Ketika Agamanya Berjalan! Bahasa
intoleransi itu bahasa usang. Karena apa? Karena kebodohan. Sehingga timbul
ketegangan satu dengan lainnya. Kenapa? Semua disebabkan karena agama
sudah tak berperan lagi. Baik dari warga setempat dan sebagainya yang sudah
tak perduli pada agamanya. Kenapa agama tak berperan? padahal semua tertata
berkah agama”

Maka dari itu kita pemuda maupun sudah lanjut usia yuk kita bangun
kembali kesadaran kita dalam beragama, hidupkan kembali kehidupan kita
melalui aturan agama. Terutama dalam menuntut ilmu yang wajib-wajib dalam
sah nya ibadah. Dengan ibadah dasarnya ilmu, dengan sendirinya apa yang
dibahas tentang makalah ini “Akhlak, Etika dan Moral” terbentuk dengan
sendirinya. ‫هللا‬ ‫ان شاء‬
17
DAFTAR PUSAKA

Abu al-Fadhal Jamal al-Din Muhammad Ibn Mukram Ibn Manzhur (selanjutnya disebut
Ibnu Manzhur), Lisan al-Arab, Jilid X, Beirut : Dar al-Fikr, 1990, hal. 85. Lihat juga,
Luwis Ma’luf, Al-Munjid fi al-Lughah wa al-A’lam, Cet. XXXIII, Beirut : Dar al-Masyriq,
1986, hal. 193. Di dalam pemakaian bahasa Arab kata khalaqa dan ja’ala dibedakan
pengertiannya. Arti ja’ala adalah menciptakan sesuatu yang masih berhubungan dan
terikat dengan yang lain, atau dengan kata lain menciptakan dari materi yang telah ada.
Sementara khalaqa berarti sebaliknya.

Lihat Abu al-Baqa’ Ayub Ibn Musa al-Husaini, Al-Kulliyat, Cet. II, Beirut : Mu’assasah,
1993, hal. 429-430.

http://alfutuchat.wordpress.com/2010/06/24/1-pengertian-akhlak-menurut-bahasa/

Ihsan Muhammad, 2005, Terjemahan Pengantar Study Ilmu Hadist, Pustaka Al-Kautsar,


Jakarta

Ibn Maskawih, Tahdzib al-Akhlaq fi al-Tarbiyah, Cet. I, Beirut : Dar al-Kutub


al-‘Ilmiyah, 1985, hal. 25.

Maurice B. Mitchell (ed.), Encylopedia of Britanica, Vol. VIII, Chicago : William Benton


Publisher, 1968, hal. 752.

Martin Oswald, Nicomachean Ethics, Indiana Polis, New York : The Bobs-Merril


Company Inc., 1962, hal. xix.

http://kuliahkucatatandankehidupan.blogspot.com/2015/12/pengertian-persamaan-dan-
perbedaan.html

https://www.academia.edu/33554560/
MAKALAH_ETIKA_MORAL_dan_AKHLAK_Di_ajukan_untuk_memenuhi_tugas_pendid
ikan_agama_islam

https://www.slideshare.net/dwioktalidiasari/makalah-pendidikan-agama-islam-
etikamoral-dan-akhlak

http:///D:/Persamaan%20dan%20Perbedaan%20serta%20Keterkaitan%20Akhlak,
%20Etika,%20Moral,%20Kesusilaan%20dan%20Kesopanan%20_
%20yesisanrhadita.htm
18

Anda mungkin juga menyukai