Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP ISLAM TENTANG AKHLAK

Mata Kuliah: Pengantar Studi Agama Islam

Dosen Pengampu: Elmi Hayati, M.Pd

KELOMPOK 10

Rahmat Budi Syahrie :01327.111.17.2020

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TUANKU TAMBUSAI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KABUPATEN ROKAN HULU
PASIR PENGARAIAN
PROVINSI RIAU
2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan berlimpah nikmat berupa kesehatan jasmani maupun rohani kepada
Kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sampai selesai. Sholawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi akhir zaman Muhammad SAW.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung


bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telahmembantukami Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa
dan aspek lainnya.

Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu
bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini. Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah
sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat
menginspirasi para pembaca.

Pasir Pengaraian, 3, Oktober, 2023

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ................................................................................................1


B. Rumusan masalah...........................................................................................2
C. Tujuan ............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan konsep akhlak .......................................................................3


B. Karakteristik Akhlak .....................................................................................5
C. Pengaruh Akhlak ..........................................................................................7
D. Aktualisasi Akhlak dalam Islam ...................................................................8
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................13
B. Saran ...............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah yang bertugas untuk
mengelola apa yang ada di dunia ini dengan cara yang baik sesuai dengan
petunjuk dalam Al-Quran dan hadis. Hakikat seorang manusia adalah seorang
makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang memiliki hak dan kewajiban
untuk saling berinteraksi dengan sesama manusia.

Manusia yang diciptakan dengan penuh kesempurnaan akal dan pikiran oleh
Allah kemudian juga harus berinteraksi dengan sekitarnya dengan cara yang
dibenarkan sehingga kehidupan bersama yang damai dan penuh dengan rasa aman
dapat tercapai. Hal yang utama yang mengatur ini semua adalah akhlak manusia.

Akhlak memiliki peranan yang sangat penting pada diri manusia. Manusia
terlahir dengan sebuah fitrah yang suci, lingkunganlah yang kemudian akan
mengarahkan manusia hendak menjadi manusia yang baik ataukah sebaliknya
menjadi manusia yang berakhlak kurang baik.

Akhlak merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak


mencakup segala pengertian tingkah laku, tab'at, dan karakter manusia dari yang
baik maupun buruk. Jadi, ilmu tentang akhlak dan membina manusia untuk
menciptakan akhlak yang baik dalam dirinya sangat diperlukan oleh semua
manusia agar hidupnya dalam masyarakat selalu tenang dan tentram. Oleh karena
itu, adanya tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan rumusan-rumusan masalah
mengenai pengertian konsep akhlak menurut islam, karakteristik akhlak, jenis-
jenis akhlak, dan pengaruh akhlak dalam kehidupan manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian dan Konsep Akhlak?
2. Bagaimana Karakteristik Akhlak?
3. Bagaimana Pengaruh Akhlak?

1
4. Mengetahui Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dan Konsep Akhlak
2. Untuk mengetahui Karakteristik Akhlak
3. Untuk mengetahui Pengaruh Akhlak
4. Untuk mengetahui Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Konsep Akhlak


Kata "akhlak" berasal dari bahasa arab yaitu " Al-Khulq" yang berarti
perangai, tingkah laku, kebiasaan, kelakuan. Akhlak secara terminologi berarti
tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara tidak sadar
untuk melakukan suatu perbuatan. Dalam KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau
kelakuan. Dalam Al Qur'an, Allah menyebut akhlak dengan kata "Khuluq" dalam
surat Al-Qalam ayat 4.

ٍ ُ‫َواِوَّ َك لَعَ ٰلى ُخل‬


‫ق َع ِظي ٍْن‬
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur”
Di dalam Al Mu’jam al-Wasit disebutkan definisi akhlak sebagai berikut:

“Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah
macammacam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikirannya
dan pertimbangan”
Akhlak dari segi istilah : daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan
dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnung lagi. Sedangkan Akhlak
menurut para ahli sebagai berikut:
1. Menurut Imam al-Ghazali, "Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam
jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
memerlukan pertimbangan terlebih dahulu."
2. Menurut Ibnu Maskawih, "Akhlak ialah keadaan jiwa seseorang yang
mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa pertimbangan
akal fikiran terlebih dahulu."
3. Menurut Profesor Dr Ahmad Amin, "Akhlak ialah kehendak yang
dibiasakan dan ia akan menjadi kebiasaan yang mudah dilakukan."
4. Menurut Abdullah Dirroz dalam Tatapangarsa (1984) menegaskan“
Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan

3
dan kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada
pemilihan pihak yang benar ( dalam hal akhlak baik ) atau pihak
yang jahat ( dalam hal akhlak yang tidak baik).

Hadis riwayat al-Tirmidzi tentang budi pekerti, yaitu :

“Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang


sempurna budi pekertinya” (H.R. Tirmizi).

Dari berbagai pendapat tentang pengertian akhlak, dapat disimpulkan bahwa


akhlak adalah sifat budi pekerti yang berasal dari dalam manusia yang
melakukannya tanpa pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu. Berarti bisa
dikatakan akhlak dapat muncul dari kebiasaan yang dilakukannya sehari-hari.
Akhlak terpuji berasal dari kebiasaan yang baik, sedangkan akhlak tercela biasa
muncul dari kebiasaan yang jelek atau kurang baik. Baik buruknya kebiasaan juga
berasal dari lingkungannya. Berarti jika ingin mempunyai akhlak yang baik maka
sebaiknya mencari lingkungan yang baik pula.
Akhlak tidak bisa dipisahkan dengan aqidah. Aqidah dalam ajaran islam
merupakan dasar bagi segala tindakan muslim agar tidak terjerumus kedalam
perilaku-perilaku syirik. Oleh karena itu, muslim yang baik akan mampu
mengimplementasikan tauhid itu dalam bentuk akhlak yang mulia (akhlakul
karimah). Dengan demikian terdapat hubungan yang amat erat antara aqidah dan
akhlak, bahkan keduanya tidak bisa dipisahkan.

B. Karakteristik Akhlak
Pada dasarnya, konsep akhlak dalam Islam -yang menjadi rujukan akhlak
santri, kiai (guru) dan wali santri- memiliki cakupan yang sangat luas, karena
akhlak berarti agama itu sendiri. Di antara ciri-ciri khas atau karakteristik akhlak
Islam yang membedakan dengan moral dan etika adalah sebagai berikut:
1. Bersumber dari wahyu al-Qur'an dan al-Sunnah.

4
Akhlak Islam bersumber dari wahyu al-Qur'an dan al-Sunnah yang
memiliki kebenaran mutlak dan berlaku sepanjang masa, dimana saja dan
kapan saja. Hal ini berbeda dengan moral dan etika yang bersumber dari
adat istiadat suatu masyarakat yang bersifat relatif dan boleh jadi berbeda
standartnya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
2. Berhubungan erat dengan aspek Aqidah dan Syari'ah.
Akhlak dalam Islam tidak berdiri berdiri, tetapi berhubungan erat
dengan aspek aqidah (keimanan) dan syari'ah (hukum-hukum Islam yang
bersifat praktis, baik dalam bidang ibadah, mu'amalah, jinayah maupun
lainnya).
3. Bersifat Universal.
Akhlak dalam Islam, bersih dan bebas dari tendensi
(kecenderungan) rasialisme. Apa yang berlaku bagi umat Islam berlaku
pula bagi non muslim.Mencuri hukumnya haram, baik terhadap harta
orang muslim maupun harta non muslim. Zina hukumnya haram, baik
terhadap orang Islam maupun non muslim. Seorang muslim dan non
muslim sama-sama berhak mendapatkan keadilan di depan pengadilan.
4. Bersifat Komprehensif (menyeluruh).
Akhlak dalam Islam mencakup akhlak terhadap diri sendiri;
hubungan dengan Allah SWT; dengan sesama manusia dan alam
lingkungan. Hal ini berbeda dengan moral dan etika yang hanya
menekankan hubungan baik dengan sesama manusia dan lingkungannya.
5. Bersifat Tawazun (keseimbangan)
Islam menghendaki agar umatnya tidak melampaui batas dalam
segala hal. Keseimbangan merupakan sifat dasar ajaran Islam, baik
keseimbangan antara jasmani dan rohani; keseimbangan antara hubungan
dengan Allah (hablun min Allah) dan hubungan sesama manusia (hablun
min al-nas); maupun keseimbangan antara urusan dunia dengan akherat.
Keseimbangan mencakup hak dan kewajiban, tidak boleh
memberikan kepada individu hak-hak yang berlebihan yang
mengakibatkan kebebasan tanpa batas, juga tidak boleh memberikan

5
kewajiban kepada individu yang berlebihan sehingga sangat memberatkan.
Keseimbangan dan keserasian, merupakan sifat dasar akhlak dalam Islam.
6. Sesuai dengan Fitrah.
Islam datang dengan membawa ajaran yang sesuai dengan fitrah
manusia, karena agama Islam datang dari Allah, sedangkan manusia
dengan segala macam fitrahnya juga diciptakan oleh Allah SWT. Oleh
karena itu, sangat mustahil jika ajaran-ajaran agama Islam bertentangan
dengan fitrah manusia. Islam mengakui eksistensi manusia apa adanya
dengan segala dorongan kejiwaannya, kecenderungan fitrahnya; Islam
menghaluskan fitrah dan memelihara kemuliaan manusia dengan hukum-
hukum dan ketentuan-ketentuannya. Jika manusia melampui hukum-
hukum dan ketentuan-ketentuan Allah SWT, maka dapat dipastikan
mereka akan terjerumus ke dalam lembah yang hina.
7. Bersifat positif dan optimis.
Islam mengajarkan, bahwa kehidupan adalah sebuah anugerah
Allah yang harus diisi dengan amal shaleh. Oleh karena itu, manusia harus
mengaktualisasikan dan memanfaatkan segala macam potensi yang
dianugerahkan oleh Allah SWT untuk melakukan amal kebaikan yang
bermanfaat bagi dirinya, keluarganya dan masyarakat luas, dengan penuh
keyakinan dan optimisme, serta melawan pesimisme (keputusasaan),
kemalasan dan segala bentuk penyebab kelemahan.
Rasulullah SAW berpesan kepada umatnya agar bekerja keras
untuk memakmurkan kehidupan sampai detik terakhir usia dunia.
Rasulullah SAW bersabda: "Jika kiamat telah (hampir) terjadi sedangkan
di tangan salah seorang di antara kamu sekalian ada anak pohon yang
ingin ditanamnya, maka hendaklah dia menanamnya hingga kiamat benar-
benar terjadi".

6
C. Pengaruh Akhlak

‫َّللاَ َو ْاليَ ْو َم ْاْل ِخ َر‬ َ ‫َّللاِ أ ُ ْس َوة ٌ َح‬


َّ ‫سىَةٌ ِل َم ْه َكانَ َي ْر ُجو‬ ُ ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْن فِي َر‬
َّ ‫سو ِل‬
َّ ‫َوذَ َك َر‬
ً ِ‫َّللاَ َكث‬
‫يرا‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS. Al-Ahzab ayat 21)
Ayat diatas merupakan kencaman kepada orang-orang munafik yang
mengaku memeluk islam, tetapi tidak mencerminkan ajaran islam. kecaman itu
dikesankan oleh kata "‫" )لقد‬laqad), seakan-akan ayat itu menyatakan "kamu telah
melakukan keaneka durhakaan, padahal ditengah kamu semua ada Nabi
Muhammad SAW yang mestinya kamu teladani arti kata selanjutnya menjelaskan
sifat orang-orang yang mestinya meneladani Rasulullah SAW. Memang untuk
meneladani Rasulullah SAW secara sempurna diperlukan. Kata uswah berarti
teladan, ahli tafsir mengemukakan dua pengertian yang dimaksuk keteladanan
yang terdapat pada diri Rasul. Pertama dalam arti keperibadian beliau scara
totalitas adalah teladan, kedua terdapat dalam keperibadian beliau hal-hal yang
patut diteladani, walaupun ayat ini berbicara dalam konteks perang khandaq,
tetapi ia mencakup kewajiban dan anjuran meneladani beliau meskipun diluar
konteks tersebut. Hal ini karena Allah SWT telah mempersiapkan tokoh agung ini
untuk menjadi teladan bagi semua manusia, dan yang maha kuasa itu sendiri yang
mendidik beliau “Adabbani Rabbi, fa absana ta'dibi”
Akhlak juga merupakan nilai yang menjamin keselamatan kita dari siksa
api neraka. Islam menganggap mereka yang tidak berakhlak tempatnya di dalam
neraka. Umpamanya seseorang itu melakukan maksiat, durhaka kepada kedua
orang tuanya, melakukan kezhaliman dan sebagainya, sudah pasti Allah akan
menolak mereka untuk dijadikan ahli surga.
Selain itu, akhlak juga merupakan ciri-ciri kelebihan di antara manusia
karena akhlak merupakan lambang kesempurnaan iman, ketinggian taqwa dan
kealiman seseorang manusia yang berakal. Dalam hal ini Rasulullah SAW

7
bersabda yang bermaksud “Orang yang sempurna imannya ialah mereka yang
paling baik akhlaknya”.

D. Aktualisasi Akhlak dalam Islam


Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat
mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran
islam dalam setiap tingkah laku sehari-hari. Dan akhlak seharusnya
diaktualisasikan dalam kehidupan seorang muslim seperti di bawah ini:
1. Akhlak terhadap Allah
a. Mentauhidkan Allah
Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan
keesaan Allah dan Beriman bahwa hanya Allah semata yang
berhak disembah, tidak ada sekutu bagiNya
b. Banyak Berzdikir pada Allah
Zikir (atau Dzikir) artinya mengingat Allah di antaranya dengan
menyebut dan memuji nama Allah. Zikir adalah satu kewajiban.
Dengan berzikir hati menjadi tenteram.
c. Berdo’a kepada Allah SWT.
Berdo’a adalah inti dari ibadah. Orang-orang yang tidak mau
berdo’a adalah orang-orang yang sombong karena tidak mau
mengakui kelemahan dirinya di hadapan Allah SWT.

d. Bertawakal Hanya Pada Allah


Tawakal kepada Allah SWT merupakan gambaran dari sikap sabar
dan kerja keras yang sungguh-sungguh dalm pelaksanaanya yang
di harapkan gagal dari harapan semestinya,sehingga ia akan
mamppu menerima dengan lapang dada tanpa ada penyesalan.
e. Berhusnudzhon ,kepada Allah
Yakni berbaik sangka kepada Allah SWT karena sewsungguhnya
apa saja yang di berijan Allah merupakan jalan yang terbaik untuk
hamba-Nya.

8
2. Akhlak terhadap Rasulullah
c. Mengikuti atau menjalankan sunnah Rosul
Mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah
menjalani Hidupnya atau garis-garis perjuangan / tradisi yang
dilaksanakan oleh Rasulullah. Sunnah merupakan sumber hukum
kedua dalam Islam, setelah Al-Quran.
b. Bersholawat Kepada Rosul
Mengucapkan puji-pujian kepada Rosulullah S.A.W .
Sesungguhnya Tuhan beserta para malaikatnya semua memberikan
Sholawat kepada Nabi (dari Allah berarti memberi rakhmat, dan
dari malaikat berarti memohonkan ampunan). Hai orang-orang
beriman, ucapkanlah Sholawat kepadanya (AQ Al Ahzab : 56)

3. Akhlak Terhadap diri sendiri


a. Sikap sabar
Sabar adalah menahan amarah dan nafsu yang pada dasarnya
bersifat negative. Kemudian manusia harus sabar dalam
menghadapi segala cobaan.
b. Sikap Syukur.
Dalam keseharian, kadang atau bahkan sering kali kita lupa untuk
ber-Syukur, atau men-Syukuri segala Nikmat Allah yang telah
diberikan kepada kita. ada 3 (tiga) Cara yang mudah untuk men-
Syukuri Nikmat Allah yaitu bersyukur dengan hati yang tulus,
mensyukuri dengan lisan yang dilakukan dengan memuji Allah
melalui ucapan Alhamdulillah, dan bersyukur dengan perbuatan
yang dilakukan dengan menggunakan Nikmat dan Rahmat Allah
pada jalan dan perbuatan yang diridhoi-Nya
c. Sikap Tawadlhu’
Tawadlhu’ atau Rendah hati merupakan salah satu bagian dari
akhlak mulia jadi sudah selayaknya kita sebagai umat muslim

9
bersikap tawadhu, karena tawadhu merupakan salah satu akhlak
terpuji yang wajib dimiliki oleh setiap umat islam. Orang yang
tawadhu’ adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang
didapatnya bersumber dari Allah SWT
d. Bertaubat.
Apabila melakukan kesalahan, maka segera bertaubat dan tidak
mengulanginya lagi. Apabila ada dari kita yang merasa telah terlalu
banyak berbuat dosa dan maksiat sebaiknya kita jangan berputus
asa dari rahmat ampunan Allah, karena Allah SWT selalu
memberikan kesempatan pada kita untuk bertobat,

4. Aklak Terhadap Sesama Manusia


a. Merajut Ukhuwah atau Persaudaraan
Membina persaudaraan adalah perintah Allah yang diajarkan oleh
semua agama, termasuk agama Islam. Oleh sebab itu, sudah
sewajarnya kalau semua elemen membangun ukhuwwah dalam
komunitasnya. Apabila ada kelompok tertentu dengan mengatas-
namakan agama tetapi enggan memperjuangkan perdamaian dan
persaudaraan maka perlu dipertanyakan kembali komitmen
keagamaannya,
b. Ta’awun atau saling tolong menolong
Dalam Islam, tolong-menolong adalah kewajiban setiap Muslim.
Sudah semestinya konsep tolong-menolong tidak hanya dilakukan
dalam lingkup yang sempit. Tolong-menolong menjadi sebuah
keharusan karena apapun yang kita kerjakan membutuhkan
pertolongan dari orang lain. Tidak ada manusia seorang pun di
muka bumi ini yang tidak membutuhkan pertolongan dari yang
lain.
c. Suka memaafkan kesalahan orang lain
Islam mengajar umatnya untuk bersikap pemaaf dan suka
memaafkan kesalahan orang lain tanpa menunggu permohonan

10
maaf daripada orang yang berbuat salah kepadanya. Pemaaf adalah
sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada
sedikit pun rasa benci dan dendam di hati. Sifat pemaaf adalah
salah satu perwujudan daripada ketakwaan kepada Allah.
d. Menepati Janji
Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan.
Menepati janji adalah bagian dari iman. Maka seperti itu pula
ingkar janji, termasuk tanda kemunafikan.

5. Akhlak Terhadap sesama Makhluk


a. Tafakur (Berfikir)
Salah satu ciri khas manusia yang membedakanya dari makhluk
yang lain, bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir. Dengan
kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai kemajuan,
kemanfaatan, dan kebaikan.
b. Memanfaatkan Alam
Kedudukan manusia di bumi ini bukanlah sebagai penguasa yang
sewenang-wenang, tetapi sebagai khalifah yang mengemban
amanat Allah. Karena itu, segala pemanfaatan manusia atas bumi
ini harus dengan penuh tanggung jawab dan tidak menimbulkan
kerusakan. Sebab, Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak dapat menentukan perilaku suatu umat yang terwujud dalam moral
dan etikadalam kehidupan. Sehingga dapat menentukan mana yang baik dan mana
yang buruk,sehingga manusia dapat menentukan pilihan yang terbaik dalam
hidupnya. Dalam islam akhlak bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
menjadi pedoman hidup kaum. Makadari itu umat islam selama masih
berpegangan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam proseskehidupannya, maka
dijamin bahwa kualiatas hidup suatu umat akan baik, terhindar dari hal-hal
menyesatkan yang dapat membawa pada kehancuran baik di dunia dan di akhirat.
Karenasemua tatanan kehidupan terdapat dalam sumber tersebut. Dengan kata
lain, akhlak adalah suatu sistem yang mengatur perbuatan manusia baiksecara
individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara manusia dengan
baiksecara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara
manusia denganAllah, manusia sesama manusia, manusia dengan hewan, dengan
malaikat, dengan jin dan
B. Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada
pembaca agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana kita mempelajari
tentang konsep akhlak dalam islam. Semoga dengan makalah ini para pembaca
dapat menambah cakrawala ilmu pengetahuan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin, dkk, (2006), Membangun Karakter dan Kepribadian melalui
Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Graha Ilmu.
A., Z., & Jamhari, M. (1998). al-Islam 2 : Muamalah dan Akhlaq. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Al-Ghazali, & Muhammad, A. H. (1989). Ihya Al-Ghazali, Jilid 7, Terjemahan
Prof. Tk. H. Ismail Yakub, S.H., MA. Jakarta Selatan: CV Faizan.
Ulil Amri Syafri, (2014), Pendidikan Karakter Berbasis Al Quran, Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.
Muhaimin, dkk. 2005. Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta: Kencana.
Luth, T, dkk. 2012. Pendidikan Agama Islam. Malang: Pusat Pembinaan Agama
Universitas Brawijaya.

13

Anda mungkin juga menyukai