Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“KONSEP AKHLAK DALAM ISLAM”

Dosen Pengampu:

Ahmad Syafi’i S.Pd.I., M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Muhammad Aldi C20122095


Maulid Handayani C20122101
Masriani C20122107
Devina C20122115
Fatur Rahman C20122121
Jumriani C20122130
Fatika Syakila C20122136

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TADULAKO
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.

Makalah berjudul "Konsep Akhlak Dalam Islam" dikerjakan guna memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu
pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.

Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun,
kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan.

Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua
yang membaca makalah ini terutama dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang kami
harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ 1


KATA PENGANTAR .............................................................................................. 3
DAFTAR ISI............................................................................................................. 4
BAB I ........................................................................................................................ 6
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 6
1.1 Latar belakang ................................................................................................ 6
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 6
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 6
BAB II ....................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 7
2.1 Pengertian Akhlak ........................................................................................... 7
2.2 Karakteristik Akhlak ....................................................................................... 8
2.3 Jenis-jenis Akhlak ............................................................................................ 9
2.4 Pengaruh Akhlak ............................................................................................ 10
BAB III ................................................................................................................... 12
PENUTUP .............................................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 12
3.2 Saran .............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah yang bertugas untuk mengelola
apa yang ada di dunia ini dengan cara yang baik sesuai dengan petunjuk dalam Al-Quran dan
hadis. Hakikat seorang manusia adalah seorang makhluk individu sekaligus makhluk sosial
yang memiliki hak dan kewajiban untuk saling berinteraksi dengan sesama manusia.

Manusia yang diciptakan dengan penuh kesempurnaan akal dan pikiran oleh Allah
kemudian juga harus berinteraksi dengan sekitarnya dengan cara yang dibenarkan sehingga
kehidupan bersama yang damai dan penuh dengan rasa aman dapat tercapai. Hal yang utama
yang mengatur ini semua adalah akhlak manusia. Akhlak memiliki peranan yang sangat penting
pada diri manusia.

Manusia terlahir dengan sebuah fitrah yang suci, lingkunganlah yang kemudian akan
mengarahkan manusia hendak menjadi manusia yang baik ataukah sebaliknya menjadi manusia
yang berakhlak kurang baik. Akhlak merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia karena
akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tab'at, dan karakter manusia dari yang baik
maupun buruk. Jadi, ilmu tentang akhlak dan membina manusia untuk menciptakan akhlak yang
baik dalam dirinya sangat diperlukan oleh semua manusia agar hidupnya dalam masyarakat
selalu tenang dan tentram. Oleh karena itu, adanya tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan
rumusan-rumusan masalah mengenai pengertian konsep akhlak menurut islam, karakteristik
akhlak, jenis-jenis akhlak, dan pengaruh akhlak dalam kehidupan manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan akhlak?
2. Bagaimana karakteristik akhlak?
3. Apa saja jenis-jenis akhlak?
4. Seberapa besar pengaruh akhlak terhadap manusia?

1.3 Tujuan
Tujuan dan manfaat mempelajari akhlak yakni kita bisa memahami apa itu akhlak, seperti
apa karakteristiknya, jenis-jenis serta mengetahui seberapa besar perngaruh akhlak terhadap
manusia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akhlak


Kata "akhlak" berasal dari bahasa arab yaitu " Al-Khulq" yang berarti perangai,
tingkah laku, kebiasaan, kelakuan. Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang
yang didorong oleh suatu keinginan secara tidak sadar untuk melakukan suatu perbuatan. Dalam
KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan. Dalam Al Qur'an, Allah menyebut akhlak
dengan kata "Khuluq" Q.S Al-Qalam 68:4

‫َواِنَّكَ ُخلُق لَعَ ٰلى عَظِ يْم‬

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur”

Di dalam Da’iratul Ma’arif dikatakan yang artinya:

“Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik”.

Di dalam Al Mu’jam al-Wasit disebutkan definisi akhlak sebagai berikut:


“Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam- macam
perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikirannya dan pertimbangan” ُ

Bicara masalah akhlak tidak boleh terlepas dari pendapat Ibnu Maskawaih. Ibnu
Maskawaih merupakan salah satu cendekiawan muslim yang berkonsentrasi di bidang akhlak.
Menurut Ibnu Maskawaih, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali, akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan. Hadis riwayat al-Tirmidzi tentang budi pekerti, yang artinya: “Orang
mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang sempurna budi pekertinya”
(H.R. Tirmizi).

Akhlak adalah sifat budi pekerti yang berasal dari dalam manusia yang melakukannya
tanpa pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu. Berarti bisa dikatakan akhlak dapat muncul
dari kebiasaan yang dilakukannya sehari-hari. Akhlak terpuji berasal dari kebiasaan yang baik,
sedangkan akhlak tercela biasa muncul dari kebiasaan yang jelek atau kurang baik. Baik
buruknya kebiasaan juga berasal dari lingkungannya. Berarti jika ingin mempunyai akhlak
yang baik maka sebaiknya mencari lingkungan yang baik pula.

Akhlak tidak bisa dipisahkan dengan aqidah. Aqidah dalam ajaran islam merupakan
dasar bagi segala tindakan muslim agar tidak terjerumus kedalam perilaku-perilaku syirik.
Oleh karena itu, muslim yang baik akan mampu mengimplementasikan tauhid itu dalam
bentuk akhlak yang mulia (akhlakul karimah).
2.2 Karakteristik Akhlak
Karakteristik akhlak Islam yang membedakan dengan moral dan etika adalah sebagai
berikut:
1. Bersumber dari wahyu al-Qur'an dan al-Sunnah.
Akhlak Islam bersumber dari wahyu al-Qur'an dan al-Sunnah yang memiliki
kebenaran mutlak dan berlaku sepanjang masa, dimana saja dan kapan saja. Hal ini
berbeda dengan moral dan etika yang bersumber dari adat istiadat suatu masyarakat yang
bersifat relatif dan boleh jadi berbeda standartnya antara satu masyarakat dengan
masyarakat lainnya.

2. Berhubungan erat dengan aspek Aqidah dan Syari'ah.


Akhlak dalam Islam tidak berdiri berdiri, tetapi berhubungan erat dengan
aspek aqidah (keimanan) dan syari'ah (hukum-hukum Islam yang bersifat praktis, baik
dalam bidang ibadah, mu'amalah, jinayah maupun lainnya).

3. Bersifat Universal.
Akhlak dalam Islam, bersih dan bebas dari tendensi (kecenderungan) rasialisme.
Apa yang berlaku bagi umat Islam berlaku pula bagi non muslim. Mencuri hukumnya
haram, baik terhadap harta orang muslim maupun harta non muslim. Zina hukumnya
haram, baik terhadap orang Islam maupun non muslim. Seorang muslim dan non muslim
sama-sama berhak mendapatkan keadilan di depan pengadilan.

4. Bersifat Komprehensif (Menyeluruh).


Akhlak dalam Islam mencakup akhlak terhadap diri sendiri, hubungan dengan Allah
SWT dengan sesama manusia dan alam lingkungan. Hal ini berbeda dengan moral dan
etika yang hanya menekankan hubungan baik dengan sesama manusia dan lingkungannya.

5. Bersifat Tawazun (Keseimbangan)


Islam menghendaki agar umatnya tidak melampaui batas dalam segala hal.
Keseimbangan merupakan sifat dasar ajaran Islam, baik keseimbangan antara jasmani dan
rohani; keseimbangan antara hubungan dengan Allah (hablun min Allah) dan hubungan
sesama manusia (hablun min al-nas). Maupun keseimbangan antara urusan dunia dengan
akherat.
Keseimbangan mencakup hak dan kewajiban, tidak boleh memberikan kepada
individu hak-hak yang berlebihan yang mengakibatkan kebebasan tanpa batas, juga tidak
boleh memberikan kewajiban kepada individu yang berlebihan sehingga sangat
memberatkan. Keseimbangan dan keserasian merupakan sifat dasar akhlak dalam Islam.

6. Sesuai dengan Fitrah.


Islam datang dengan membawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia, karena
agama Islam datang dari Allah, sedangkan manusia dengan segala macam fitrahnya juga
diciptakan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, sangat mustahil jika ajaran-ajaran agama
Islam bertentangan dengan fitrah manusia.
Islam mengakui eksistensi manusia apa adanya dengan segala dorongan
kejiwaannya, kecenderungan fitrahnya; Islam menghaluskan fitrah dan memelihara
kemuliaan manusia dengan hukum-hukum dan ketentuan-ketentuannya. Jika manusia
melampui hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Allah SWT, maka dapat dipastikan
mereka akan terjerumus ke dalam lembah yang hina.

5. Bersifat Positif dan Optimis.


Islam mengajarkan, bahwa kehidupan adalah sebuah anugerah Allah yang harus diisi
dengan amal shaleh. Oleh karena itu, manusia harus mengaktualisasikan dan
memanfaatkan segala macam potensi yang dianugerahkan oleh Allah SWT untuk
melakukan amal kebaikan yang bermanfaat bagi dirinya, keluarganya dan masyarakat luas,
dengan penuh keyakinan dan optimisme, serta melawan pesimisme (keputusaan),
kemalasan dan segala bentuk penyebab kelemahan. Rasulullah SAW berpesan kepada
umatnya agar bekerja keras untuk memakmurkan kehidupan sampai detik terakhir usia
dunia.
Rasulullah SAW bersabda: "Jika kiamat telah (hampir) terjadi sedangkan di tangan
salah seorang di antara kamu sekalian ada anak pohon yang ingin ditanamnya, maka
hendaklah dia menanamnya hingga kiamat benar-benar terjadi".

2.3 Jenis-jenis Akhlak

1. Akhlak Mahmudah
Akhlak mahmudah adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda keimanan
seseorang. Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji ini dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji
pula. Sifat terpuji yang dimaksud adalah, antara lain: cinta kepada Allah, cinta kepda
Rasulullah, taat beribadah, senantiasa mengharap ridha Allah, tawadhu', taat dan patuh
kepada Rasulullah, bersyukur atas segala nikmat Allah, bersabar atas segala musibah dan
cobaan, ikhlas karena Allah, jujur, menepati janji, qana'ah, khusyu dalam beribadah
kepada Allah, mampu mengendalikan diri, silaturahim, menghargai orang lain,
menghormati orang lain, sopan santun, suka bermusyawarah, suka menolong kaum yang
lemah, rajin belajar dan bekerja. hidup bersih, menyayangi binatang dan menjaga
kelestarian alam.

2. Akhlak Madzmumah
Akhlak madzmumah adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat yang
merusak iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia. Sifat yang termasuk akhlak
mazmumah adalah segala sifat yang bertentangan dengan akhlak mahmudah, antara lain:
kufur, syirik, munafik, fasik. murtad, takabbur, riya, dengki, bohong, menghasut, kikil,
bakhil, boros, dendam, khianat, tamak, fitnah, qati'urrahim, ujub, mengadu domba,
sombong, putus asa, kotor, mencemari lingkungan dan merusak alam.
Demikianlah antara lain macam-macam akhlak mahmudah dan madzmumah.
Akhlak mahmudah memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, sedangkan akhlak
madzmumah merugikan diri sendiri dan orang lain.

3. Akhlakhul Kharimah
Akhlakhul kharimah atau disebut dengan akhlak terpuji merupakan salah satu
golongan macam akhlak yang harus dimiliki setiap umat muslim. Adapun contoh macam
akhlak tersebut diantaranya sikap rela berkorban, jujur, sopan, santun, tawakal, adil, sabar
dan lain-lain. Sebagai umat muslim sudah seharusnya kita menjaga akhlakhul kharimah
dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

2.4 Pengaruh Akhlak

‫ّٰللا‬ ٰ ْ ‫ِّٰللا َكثِي ًْر ۗا‬


‫اْلخِ َر َوذَك ََر َوالْ َي ْو َم لَقَ ْد كَا َن لَكُ ْم ف ِْي َرسُ ْو ِل ه‬ ‫سنَةٌ ِِّل َمنْ كَانَ َي ْر ُجوا ه‬
َ ‫ّٰللاَ ِ ه‬ َ ‫س َوةٌ َح‬
ْ ُ‫ا‬

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia
banyak menyebut Allah”. (QS. Al-Ahzab ayat 21)

Ayat diatas merupakan kecaman kepada orang-orang munafik yang mengaku


memeluk islam, tetapi tidak mencerminkan ajaran Islam. kecaman itu dikesankan oleh kata
"‫( "لقد‬laqad), seakan-akan ayat itu menyatakan, "kamu telah melakukan keaneka durhakaan,
padahal ditengah kamu semua ada Nabi Muhammad SAW yang mestinya kamu teladani
arti kata selanjutnya menjelaskan sifat orang-orang yang mestinya meneladani Rasulullah
SAW. Memang untuk meneladani Rasulullah SAW secara sempurna diperlukan. Kata
uswah berarti teladan, ahli tafsir mengemukakan dua pengertian yang dimaksuk
keteladanan yang terdapat pada diri Rasul. Pertama dalam arti keperibadian beliau scara
totalitas adalah teladan, kedua terdapat dalam keperibadian beliau hal-hal yang patut
diteladani, walaupun ayat ini berbicara dalam konteks perang khandaq, tetapi ia mencakup
kewajiban dan anjuran meneladani beliau meskipun diluar konteks tersebut. Hal ini karena
Allah SWT telah mempersiapkan tokoh agung ini untuk menjadi teladan bagi semua
manusia dan yang maha kuasa itu sendiri yang mendidik beliau “Adabbani Rabbi, fa
absana ta'dibi”.
Ayat yang mulia ini merupakan prinsip utama dalam meneladani Rasulullah SAW
baik dalam ucapan, perbuatan, maupun perilakunya. Ayat ini merupakan perintah Allah
kepada manusia agar meneladani Nabi Muhammad SAW.
Akhlak juga merupakan nilai yang menjamin keselamatan kita dari siksa api neraka.
Islam menganggap mereka yang tidak berakhlak tempatnya di dalam neraka. Umpamannya
seseorang itu melakukan maksiat, durhaka kepada kedua orang tuanya, melakukan
kezhaliman dan sebagainya, sudah pasti Allah akan menolak mereka untuk dijadikan ahli
surga. Selain itu, akhlak juga merupakan ciri-ciri kelebihan di antara manusia karena
akhlak merupakan lambang kesempurnaan iman, ketinggian taqwa dan kealiman seseorang
manusia yang berakal. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud “Orang
yang sempurna imannya ialah mereka yang paling baik akhlaknya.”
Kekalnya suatu ummah juga karena kokohnya akhlak dan begitulah juga runtuhnya
suatu ummah itukarena lemahnya akhlaknya Hakikat kenyataan di atas dijelaskan dalam
kisah-kisah sejarah dan tamadun manusia melalui al Quran seperti kisah kaum Lut,
Samud, kaum Nabi Ibrahim, Bani Israel dan lain-lain. Ummah yang berakhlak tinggi dan
sentiasa berada di bawah keridhoan dan perlindungan Allah ialah ummah yang seperti
pada zaman Rasulullah SAW begitu penting sekali peranan akhlak bagi umat manusia.
Akhlak merupakan perhiasan diri bagi seseorang karena orang yang berakhlak jika
dibandingkan dengan orang yang tidak berakhlak tentu sangat jauh perbedaannya. Akhlak
tidak dapat dibeli atau dinilai dengan suatu mata uang apapun, akhlak merupakan wujud di
dalam diri seseorang yang merupakan hasil didikan dari kedua orang tua serta pengaruh
dari masyarakat sekeliling mereka. Jika sejak kecil kita kenalkan, didik serta diarahkan
pada akhlak yang mulia, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkah laku
dalam kehidupan sehari-hari hingga seterusnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akhlak merupakan salah satu dari pilar ajaran Islam yang memiliki kedudukan yang
sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari proses menerapkan aqidah
dan syariah/ibadah. Akhlak terbagi menjadi banyak macam, namun yang tepenting adalah
bagaimana cara agar kita bisa menjalankan kehidupan di dunia ini dengan akhlak yang
sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran Islam, agar kita dapat menyempurnakan iman dan
Islam kita sehingga kita dapat meneladani akhlaqul karimah Rasulullah SAW dan
mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun akhirat.
Di zaman perkembangan modern saat ini tentunya akhlak dari setiap individu mulai
terkikis sedikit demi sedikit menuju keburukan. Namun sebagai manusia yang bertaqwa
kepada Allah SWT, manusia harus bisa memperthankan akhlaknya. Manusia haruslah
membentengi diri agar akhlak yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW tetap terpatri
dalam diri individu masing masing, sehingga kita tetap menjadi insan yang senantiasa
bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlaqul karimah sesuai yang dicontohkan Rasulullah
SAW.

3.2 Saran
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan bagi
pembaca semuanya. Serta diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca
maupun penyusun dapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam
kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad SAW, setidaknya kita
termasuk kedalam golongan kaumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. (2006). Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama Islam .
Jakarta: Graha Ilmu.

Syafri, U. A. (2014). Pendidikan Karakter Berbasis Al Quran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai