Anda di halaman 1dari 22

ETIKA MORAL DAN AKHLAK

DISUSUN OLEH:

Adelia Rahmadiany 201440101


Tri Oktavia 201440135

Mata Kuliah : Agama Islam


Dosen Pengampu : Kartika Sari M.Pd.I

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


PANGKAL PINANG
PRODI KEPERAWATAN PANGKAL PINANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.


Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya pula penulis dapat m
enyelesaikan makalah yang berjudul “Etika Moral dan Akhlak” tepat pada waktunya. Makala
h “Etika Moral dan Akhlak” disusun guna memenuhi tugas ibuKartika Sari,M.Pd.I pada mata
kuliah Agama Islam di Poltekkes Kemenkes Pangkal Pinang. Selain itu, penulis juga berhara
p agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi penulis dan pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada tugas ibuKartika
Sari,M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Agama Islam. Semoga tugas yang telah diberikan ini d
apat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makal
ah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Muntok, 17 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1

1.3 Tujuan............................................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

2.1 Pentingnya Akhlak........................................................................................................3

2.2 Konsep Etika, Moral, Dan Akhlak..............................................................................4

2.3 Hubungan Tasawuf Dengan Akhlak.........................................................................10

2.4 Indikator Manusia Berakhlak...................................................................................11

2.5 Akhlak Dan Aktualisasinya Dalam Kehidupan.......................................................13

BAB III....................................................................................................................................18

PENUTUP...............................................................................................................................18

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................18

3.2 Saran.............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di zaman modern saat ini perilaku seorang muslim semakin beraneka ra
gam, mulai dari yang baik hingga yang buruk. Manusia cenderung mengikuti
pola hidup yang mewah dan bergaya karena adanya tren masa kini. Bahkan
mereka lupa dengan adanya etika, moral dan akhlak yang diajarkan dalam Isla
m.
Islam sangat menjunjung tinggi pentingnya akhlak, etika dan moral. Keti
ganya adalah hal yang sangat penting karena telah mencakup segala pengertian
tingkah laku, tabiat, perangai karakter manusia yang baik dalam hubungannya
dengan Allah SWT. atau dengan sesama makhluk.
Timbulnya kesadaran etika, moral dan akhlak merupakan tindakan yang
didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan sus
ila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaiknya hidup yan
g tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesada
ran itu.
Sebagai generasi penerus bangsa, sangatlah tidak terpuji jika kita para pe
nerus tidak memiliki etika, moral, dan akhlak. Sebagai generasi penerus kita h
arus selalu berakhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari demi terciptanya
kehidupan yang rukun dan damai.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diperoleh rumusan maasalah se
bagai berikut:
1. BagaimanakahPentingnya Akhlak?
2. Bagaimanakah Konsep Etika, Moral Dan Akhlak?
3. Bagaimanakah Hubungan Tasawuf Dengan Akhlak?
4. Bagaimanakah Indikator Manusia Berakhlak?
5. Bagaimanakahakhlak Dan1Akaktualisasinya Dalam Kehidupan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diperoleh tujuan sebagai beri
kut:
1. Mengetahui Pentingnya Akhlak
2. Mengetahui Konsep Etika, Moral, Dan Akhlak
3. Mengetahui Hubungan Tasawuf Dengan Akhlak
4. Mengetahui Indikator Manusia Berakhlak
5. Mengetahui Akhlak Dan Aktualisasinya Dalam Kehidupan
6.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Akhlak


Dalam Islam, akhlak menempati posisi yang sangat penting, karena
kesempurnaan Islam seseorang sangat tergantung kepada kebaikan dan kemuliaan
akhlaknya. Manusia yang dikehendaki Islam adalah manusia yang memilikiakhlak
mulia, manusia yang memiliki akhlak mulialah yang akan mendapatkan kebaikan
dunia dan akhirat. Dalam al-Quran banyak mengungkapkan hal-hal yang
berhubungan dengan akhlaq, baik berupa perintah untuk berakhlaq yang baik,
maupun larangan berakhlaq yang buruk serta celaan dan dosa bagi orang yang
melanggarnya. Hal ini membuktikan betapa pentingnya akhlaq dalam ajaran Islam,
karena akhlaq yang baik (mahmudah) akan membawa kemasalahatan dan kemuliaan
kehidupan.[ CITATION SyR18 \l 1057 ]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak diartikan sebagai budi pekerti
atau kelakuan. Secara etimologis, akhlak merupakan bentuk jamak dari khuluq yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at.Secara terminologi, akhlak
adalah sifatyang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan
dengan mudah, tanpa melakukan pemikiran dan pertimbangan menurut al- Ghazali.”
(1989 : 58).
Definisi yang diberikan oleh al- Ghazali ada kemiripan dengan definsi yang
diberikan Ibrahim Anisyaitu: Sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya
lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan. Dari dua definisi di atas dapat dipahami bahwa akhlak adalah
sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga akan muncul secara spontan
bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lebih lanjut.
Imam al-Ghazali memberikan ilustrasi dalam kitabnya Ihya Ulum al-Din bahwa bila
seseorang dalam menerima tamu dan membeda-bedakan tamu yang satu dengan
yang lainnya, atau kadangkala lembut dan kadangkala tidak, maka orang tersebut
belum bisa dikatakan mempunyai sifat memuliakan tamu. Sebab seseorang yang
mempunyai akhlak memuliakan tamu, tentu akan selalu memuliakan tamunya tanpa
melihat latar belakang tamunya.
Akhlak yang baik (al-akhlaqu al-mahmudah) sangat penting dalamkehidupan
sehari-hari, karena denganakhlak tersebut bisa menyeimbangkanantara antara akhlak
yang baik dengan akhlak yang buruk pada perbuatanmanusia, maka ukuran dan
karakternya selalu dinamis, sulit dipecahkan. Islam menginginkan suatu masyarakat
yang berakhlak mulia. Akhlak mulia ini sangat ditekankan karena di samping akan
membawa kebahagiaan bagi individu, juga sekaligus membawa kebahagiaan bagi
masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain bahwa akhlak utama yang ditampilkan
seseorang, tujuannya adalah untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.Allah Swt. menggambarkan dalam al-Quran tentang janji-Nya terhadap orang
yang senantiasa berakhlak baik, di antaranya Q.S. an-Nahl: 97yang artinya
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
Orang yang selalu melaksanakan akhlak mulia, mereka akan senantiasa
memperoleh kehidupan yang baik, mendapatkan pahala berlipat ganda di akhirat dan
akan dimasukkan ke dalam surga. Dengan demikian, orang yang berakhlak mulia
akan mendapatkan keberuntungan hidup di dunia dan di akhirat. Kenyataan sosial
membuktikan bahwa orang yang berakhlak baik akannmdisukai oleh masyarakat,
kesulitan dan penderitaannya akan dibantu untuk dipecahkan, walau mereka tidak
mengharapkannya. Peluang, kepercayaan dan kesempatan datang silih berganti
kepadanya. Kenyataan juga menunjukkan bahwa orang yang banyak menyumbang,
bersedekah, berzakat, tidak akan menjadi miskin, tetapi malah bertambah hartanya.

2.2 Konsep Etika, Moral, Dan Akhlak


Pentingnya akhlak, etika dan moral. Ketiganya adalah hal yang sangat pentin
gkarena telah mencakup segala pengertian tingkahlaku, tabiat, perangai,karakter man
usia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya denganAllah Swt atau denga
n sesama makhluk.Timbulnya kesadaran serta pendirian akhlak, etika dan moral mer
upakan polatindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup yang selalub
erpegang teguh pada akhlak, etika dan moral adalah tindakan yang tepatdalam mewu
judkan terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidaksesuai dengan akhlak,
etika dan moral yang baik merupakan tindakan yangmenentang kesadaran tersebut[
CITATION Rad13 \l 1057 ]. Ketiga istilah di atas, sama-samamenentukan nilai baik
dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Namun perbedaannya terletak pada dasar ya
ng dipakai dalam menentukan baik buruknya suatu perbuatan. Akhlak dasarnya al-Q
uran dalam menentukan baik dan buruk, sedangkan etika dasarnya pertimbangan
akal pikiran dan moral dasarnya adalah kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat.
A. Pengertian Etika,Moral dan Akhlak
1. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti adat, watak
atau kesusilaan. Etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburu
kan di dalamhidup manusia semuanya, terutama yang mengenai gerak gerik pi
kiran danrasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tu
juannyayang merupakan perbuatan. Etika merupakan istilah yang berasal dari
bahasaYunani ethos yang berarti: adat istiadat sebagai cabang dari filsafat, mak
aetika berangkat dari kesimpulan logis dan rasio guna untuk menetapkanukura
n yang sama dan disepakati mengenai sesuatu perbuatan, apakahperbuatan itu
baik atau buruk, benar atau salah dan pantas atau tidak pantasuntuk dikerjakan.
Etika dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari segalasoal kebaikan (dan
keburukan) di dalam hidup manusia semuanya,teristimewa yang mengenal ger
ak-gerik fikiran dan rasa yang dapatmerupakan pertimbangan dan perasaan, sa
mpai mengenal tujuannya yangdapat merupakan perbuatan.

2. Pengertian Moral
Secara bahasa moral berasal dari kata Latin Mos yang dalam bentukja
maknya Mores yang berarti juga adat atau cara hidup. Moral adalah tindakan
manusia sesuai dengan ide-ide umum (masyarakat). Moral dan etikasama artin
ya, tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moraldan atau m
oralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkanetika dipakai u
ntuk pengkajian sistem nilai-nilai yang ada. moral jugamerupakan istilah yang
digunakan untuk memberikan batasan terhadapaktivitas manusia dengan nilai
(ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.Jika dalam kehidupan sehari-hari
dikatakan bahwa orang tersebut bermoral,maka yang dimaksudkan adalah bah
wa orang tersebut tingkah lakunya baik.

3. Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab Akhlak yang merupakan bentuk jam
ak dariKhuluq. Secara etimologis pengertian akhlakadalah bentuk jamak dari
khuluk yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.[ CITATIO
N Ama16 \l 1057 ]. Secara istilah,akhlak didefinisikan oleh beberapa ahli seba
gai berikut :
 Prof. Sr. Ahmad Amin mendefinisikan akhlak sebagai kehendak yangbiasa
dilakukan. Artinya, segala sesuatu kehendak yang terbiasadilakukan disebut
akhlak.
 Sementara itu Ibnu Maskawih mengemukakan bahwa akhlak adalahperilaku
jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan kegiatankegiatan tanpa m
elalui pertimbangan (sebelumnya).
 Sedangkan Al-Ghazali memberikan definisi, akhlak adalah segala sifatyang
tertanam dalam hati, yang menimbulkan kegiatan-kegiatandengan ringan da
n mudah tanpa memerlukan pemikiran sebagaipertimbangan.
Dari definisi-definisi tersebut ada kesamaan dalam hal ini :
a. Akhlak berpangkal pada hati, jiwa atau kehendak
b. Diwujudkan dalam perbuatan sebagai kebiasaan (bukan perbuatan yangdibu
at-buat, tetapi sewajarnya).

B. Macam-macam Moral,Etika, dan Akhlak


1. Macam-macam Etika
Dalam membahas etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tangga
pankesusilaan atau etis itu sama halnya dengan berbicara tentang moral. Manus
iadisebut etis karena manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhih
ajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadiden
gan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antarasebagai m
akhluk dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahasnilai-nilai atau n
orma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat duamacam etika yaitu sebag
ai berikut:
a. Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan peril
akumanusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebag
aisesuatu yang bernilai. Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai faktase
cara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatufa
kta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapatdisimpu
lkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpanilai dala
m suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu yangmemungki
nkan manusia dapat bertindak secara etis.
b. Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan se
harusnyadimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh m
anusia dantindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi etika normatif m
erupakannorma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara
baik danmenghindarkan hal-hal yang buruk sesuai dengan kaidah atau norm
a yangdisepakati dan berlaku di masyarakat.
c. Etika metaetika
Merupakan sebuah cabang dari etika yang membahas dan menyelidiki
sertamenetapkan arti dan makna istilah-istilah normatif yang diungkapkan l
ewatpertanyaan-pertanyaan etis yang membenarkan atau menyalahkan suatu
tindakan. Istilsh-istilah normatif yang sering mendapat perhatian khusus,ant
ara lain keharusan, baik, buruk, benar, salah, yang terpuji, tercela, yangadil,
yang semestinya.
2. Macam- macam moral
a. Moral keagamaan
Merupakan moral yang selalu berdasarkan pada ajaran agama Islam.
b. Moral sekuler
Merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanyabers
ifat duniawi semata-mata.
3. Macam-macam akhlak
Ulama akhlak menyatakan bahwa akhlak yang baik merupakan sifat p
ara Nabidan orang-orang sidiq, sedangkan akhlak yang buruk merupakan akhla
k setandan orang-orang tercela. Maka pada dasarnya akhlak itu dibagi menjadi
duamacam, yaitu:
a. Akhlak baik (al-akhlaqul mahmudah), yaitu perbuatan baik terhadapTuhan,
sesama manusia dan makhluk-makhluk yang lain.
b. Akhlak buruk atau tercela (al-akhlakul madzmumah), yaitu perbuatanburuk
terhadap Tuhan ,sesama manusia dan makhluk-makhluk yang lain.
C. Sumber dari Etika, Moral, dan Akhlak
Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan
buruk atau mulia dan tercela. Sumber akhlak adalah Al-Quran dan sunah,bukan a
kal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana konsep etika danmoral. Dan
bukan karena baik dan buruk dengan sendirinya sebagaimanapandangan muktazil
ah.Hati nurani atau fitrah dalam bahasa Al-Quranmemang dapat menjadi ukuran b
aik dan buruk karena manusia diciptakanoleh Allah swt memiliki fitrah bertauhid,
mengakui keesaan-Nya (QS. Arrum:30) yang artinya : “Maka hadapkanlah waja
hmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia te
lah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaa
n Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahu
i”.
Karena fitrah itulah manusia cinta kepada kesucian dan selalu cenderungkepa
da kebenaran. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapatberfungsi dengan
baik karena pengaruh dari luar, misalnya pengaruhpendidikan dan linngkungan. O
leh sebab itu ukuran baik dan buruk tidakdapat diserahkan sepenuhnya kepada hat
i nurani atau fitrah manusia semata.Fitrah hanyalah potensi dasar yang perlu dipel
ihara dan dikembangkan.Semuakeputusan syara tidak akan bertentangan dengan h
ati nurani manusia, karenakedua-duanya berasal dari sumber yang sama yaitu Alla
h swt. Demikian jugadengan akal pikiran, Ia hanyalah salah satu kekuatan yang di
milki manusiauntuk mencari kebaikan atau keburukan. Pandangan masyarakat jug
a bisadijadikan salah satu ukuran baik dan buruk. Masyarakat yang hati nuraninya
sudah tertututp dan akal pikiran mereka sudah dikotori oleh perilaku tercelatidak
bisa dijadikan ukuran. Hanya kebiasaan masyarakat yang baiklah yangdapat dijad
ikan ukuran.
Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral memilikiperbeda
an. Pertama, kalau dalam pembicaraan etika untuk menentukan nilaiperbuatan ma
nusia baik atau buruk tolak ukur yang digunakan atausumbernya adalah akal pikir
an atau rasio (filsafat), sedangkan dalampembicaraan moral tolak ukur yanng digu
nakan adalah norma-norma yangtumbuh dan berkembang dan berlangsung dimas
yarakat.Mengenai istilahakhlak, etika dan moral dapat dilihat perbedaannya dari o
bjeknya, dimanaakhlak menitikberatkan perbuatan terhadap Tuhan dan sesama m
anusia,sedangkan etika dan moral hanya menitikberatkan perbuatan terhadap sesa
mamanusia saja. Maka istilah akhlak sifatnya teosentris, meskipun akhlak itu ada
yang tertuju kepada manusia dan makhluk-makhluk lain, namun tujuanutamanya
karena Allah swt. Tetapi istilah etika dan moral semata-matasasaran dan tujuanny
a untuk manusia saja. Karena itu, istilah tersebut bersifatantroposentris (kemanusi
aan).
D. Persamaan dan Perbedaan Antara Etika,Moral dan Akhlak
1. Persamaan
Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, dan moraldipaparkan sebagai be
rikut:
a. Akhlak, etika, dan moral mengacu kepada ajaran ataugambaran tentang per
buatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yangbaik.
b. Akhlak, etika, moralmerupakan prinsip atau aturan hidupmanusia untuk me
nakar martabat dan harakat kemanusiaannya.Sebaliknya semakin rendah ku
alitas akhlak, etika, moral seseorangatau sekelompok orang, maka semakin r
endah pula kualitaskemanusiaannya.
c. Akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang tidaksemata-mata m
erupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis,dan konstan, tetapi me
rupakan potensi positif yang dimiliki setiaporang. Untuk pengembangan da
n aktualisasi potensi positif tersebutdiperlukan pendidikan, pembiasaan, dan
keteladanan, serta dukunganlingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, se
kolah, dan masyarakatsecara tersu menerus, berkesinambangan, dengan ting
kat keajegan dankonsistensi yang tinggi.
2. Perbedaan
Selain ada persamaan antara akhlak, etika, moral dan susila sebagaim
anadiuraikan di atas terdapat pula beberapa segi perbedaan yang menjadi ciri k
hasmasing-masing dari keempat istilah tersebut. Berikut ini adalah uraianmeng
enai segi-segi perbedaan yang dimaksud:
a. Akhlak merupakan istilah yang bersumber dari Al-Quran dan alSunnah. N
ilai-nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidaklayak suatu per
buatan, kelakuan, sifat, dan perangai dalam akhlakbersifat universal dan b
ersumber dari ajaran Allah. Sementara itu, etikamerupakan filsafat nilai, p
engetahuan tentang nilai-nilai, dankesusilaan tentang baik dan buruk. Jadi,
etika bersumber daripemikiran yang mendalam dan renungan filosofis, yan
g pada intinyabersumber dari akal sehat dan hati nurani. Etika besifat temp
orer,sangat tergantung kepada aliran filosofis yang menjadi pilihan orango
rang yang menganutnya.

2.3 Hubungan Tasawuf Dengan Akhlak


Pengertian Tasawuf dan Hubungannya dengan Akhlak 
A. Berasal dari kata ‘shuf (wol kasar), karena orang-orang sufi selalu memakai p
akaian tersebut sebagai lambang kesederhanaan. 
B. Berasal dari akar kata ‘shafa’ (bersih), karena hatinya tulus dan bersih dihada
pan tuhannya. 
C. Berasal dari istilah yang dikonotasikan dengan Ahl As-suffah, yaitu orang-or
ang yang tinggal di suatu kamar di samping masjid Nabi di Madinah. Mereka
adalah orang-orang miskin yang telah kehilangan harta benda karena mengik
uti hijrah Nabi dari Mekah ke Madinah.
D. Berasal dari kata ‘sophos’. Berasal dari Yunani, yang berarti ‘hikmah’. 
E. Berasal dari kata ‘shaf, dinisbahkan kepada orang-orang yang ketika shalat se
lalu berada di shaf yang paling depan.
F. Berkaitan dengan kata ‘as-shifah’ karena para sufi sangat mementingkan sifa
t-sifat terpuji dan berusaha keras meninggalkan sifat-sifat tercela.
G. Berasal dari kata ‘shaufanah’, yaitu sebangsa buah-buahan kecil yang berbul
u-bulu, dan banyak tumbuh di padang pasir di tanah Arab, dimana pakaian ka
um sufi itu berbulu-bullu seperti buah itu pula, dalam kesederhanaannya.

    Pada dasarnya tasawuf merupakan pola pola hidup sedeerhana, memperbanyak


ibadah dengan mendekatkan diri kepada Allah, mensucikan jiwa dengan menjauhi
hawa nafsu, dan lain sebagainya.Tasawuf berusaha menekankan segala pandangan,
sikap, dan perilaku sehingga membuahkan pengalaman ketasawufan dan religius.
Contohnya melatih sikap zuhud dalam pengertian “hati tidak dikendalikanatau
didominasi oleh dunia” dan sikap tawakal dalam pengertian “berikhtiar dengan keras
lalu berserah diri kepada Allah atas segala hasil yang diraihnya. Dengan demikian
berperang pada ajaran tasawuf lebih membentuk pribadi manusia yang
berakhlak,karena ajaran yang terkandung dalam nilai-nilai tasawuf lebih
menekankan aspek aktualisasi nilai-nilai luhur, perasaan etis dan kesadaran moral.
Dalam ajaran akhlak islam dan tasawuf tentu tidak ada yang bertentangan sec
ara substansi. Akhlak islam menginginkan umat islam mendapatkan kemuliaan akhla
k berdasarkan agama sedangkan tasawuf pun menuju kepada hal tersebut. Titik tekan
akhlak islam berlandaskan 3 hal yang telah disebutkan di atas, sedangkan tasawuf pa
da kecintaan dan kebersihan jiwa. Penerapannya mungkin tasawuf memiliki hal yang
berbeda, namun secara tujuan tidaklah bertentangan. Ajaran Tasawuf dan akhlak sam
a-sama tidak menginginkan keburukan dan kerusakan yang terjadi.
    Hal ini dapat dirangkum dalam hal berikut mengenai Hubungan Akhlak dan Tasa
wuf : 

 Sama-sama berorientasi kepada kecintaan dan ketaatan kepada Allah SWT 


 Sama-sama berorientasi kepada kemuliaan akhlak dan kebersihan jiwa 
 Sama-sama mengarahkan kepada terciptanya kebaikan di dunia dan akhirat

2.4 Indikator Manusia Berakhlak

Manusia berakhlak adalah manusia yang suci dan sehat hatinya, sedang
manusia tidak berakhlak adalah manusia yang kotor dan sakit hatinya. Namun sering
kali manusia tidak sadar kalau hatinya sakit. Kalaupun dia sadar tentang kesakitan
hatinya, ia tidak berusaha untuk mengobatinya. Padahal penyakit hati jauh lebih
berbahaya ketimbang penyakit fisik. Seseorang yang sakit secara fisik jika
penyakitnya tidak dapat diobati dan disembuhkan ujungnya hanya kematian.
Kematian bukanlah akhir dari segala persoalan melainkan pintu yang semua orang
akan memasukinya. Tetapi penyakit hati jika tidak disembuhkan maka akan berakhir
dengan kecelakaan di alam keabadian.[ CITATION Sya17 \l 1057 ].
Indikator manusia berakhlak (husn al-khuluq), kata Al-Ghazali, adalah
tertanamnya iman dalam hatinya. Sebaliknya manusia yang tidak berakhlak (su’u al-
khuluq) adalah manusia yang ada nifaq di dalam hatinya. Nifaq artinya sikap
mendua dalam Tuhan. Tidak ada kesesuaian antara hati dan perbuatan. Iman
bagaikan akar dari sebuah tumbuhan. Sebuah pohon tidak akan tumbuh pada akar
yang rusak dan kropos. Sebaliknya sebuah pohon akan baik tumbuhnya bahkan
berbuah jika akarnya baik. Amal akan bermakna jika berpangkal pada iman, tetapi
amal tidak membawa makna apa-apa apabila tidak berpangkal pada iman. Demikian
juga amal tidak bermakna apabila amal tersebut berpangkal pada kemunafikan. Hati
orang beriman itu bersih, di dalamnya ada pelita yang bersinar dan hati orang kafir
itu hitam dan malah terbalik.
Taat akan perintah Allah, juga tidak mengikuti keinginan syahwat dapat
mengkilaukan hati, sebaliknya melakukan dosa dan maksiat dapat menghitamkan
hati. Barang siapa melakukan dosa, hitamlah hatinya dan barang siapa melakukan
dosa tetapi menghapusnya dengan kebaikan, tidak akan gelaplah hatinya hanya
cahaya itu berkurang. Dengan mengutip beberapa ayat Al Qur’an dan Hadits,
selanjutnya Al-Ghazali mengemukakan tanda-tanda manusia beriman, diantaranya :

A. Manusia beriman adalah manusia yang khusu’ dalam shalatnya


B. Berpaling dari hal-hal yang tidak berguna (tidak ada faedahnya)
C. Selalu kembali kepada Allah
D. Mengabdi hanya kepada Allah
E. Selalu memuji dan mengagungkan Allah
F. Bergetar hatinya jika nama Allah disebut
G. Berjalan di muka bumi dengan tawadhu’ dan tidak sombong
H. Bersikap arif menghadapi orang-orang awam
I. Mencintai orang lain seperti ia mencintai dirinya sendiri
J. Menghormati tamu
K. Menghargai dan menghormati tetangga
L. Berbicara selalu baik, santun dan penuh makna
M. Tidak banyak berbicara dan bersikap tenang dalam menghadapi segala
persoalan
N. Tidak menyakiti orang lain baik dengan sikap maupun perbuatan

Sufi yang lain mengungkapkan tanda-tanda manusia berakhlak, antara lain :


Memiliki budaya malu dalam interaksi dengan sesamanya, tidak menyakiti orang
lain, banyak kebaikannya, benar dan jujur dalam ucapannya, tidak banyak bicara tapi
banyak bekerja, penyabar, hatinya selalu bersama Allah, tenang, suka berterima
kasih, ridha terhadap ketentuan Allah , bijaksana, hati-hati dalam bertindak,
disenangi teman dan lawan, tidak pendendam, tidak suka mengadu domba, sedikit
makan dan tidur, tidak pelit dan hasad, cinta karena Allah dan benci karena Allah.
Ketika Rasulullah ditanya tentang perbedaan mukmin dan munafik, Rasulullah
menjawab, orang mukmin keseriusannya dalam shalat, puasa dan ibadah sedangkan
orang munafik kesungguhannya dalam makan minum layaknya hewan. Hatim
al-‘Asam seorang ulama tabi’in menambahkan, bahwa indikator mukmin adalah
manusia yang sibuk dengan berfikir dan hikmah, sementara munafik sibuk dengan
obsesi dan panjang angan-angan, orang mukmin putus harapan terhadap manusia
kecuali pada Allah. Sebaliknya orang munafik banyak berharap kepada sesama
manusia dan bukan kepada Allah. Mukmin merasa aman dari segala sesuatu kecuali
dari Allah, munafik merasa takut oleh segala sesuatu kecuali oleh Allah.

Mukmin berani mengorbankan hartanya demi agamanya sedangkan munafik


berani mengorbankan agamanya demi hartanya. Mukmin menangis dan berbuat baik,
munafik berbuat jahat dan tertawa terbahak-bahak. Mukmin senang berkhalawat
(bersemedi) sedang munafik senang keramaian. Mukmin menanam dan menjaga
agar tidak terjadi kerusakan, munafik menuai dan mengharap keuntungan. Mukmin
memerintah dan melarang (amar ma’ruf nahi munkar) untuk kekuasaan, maka
kerusakannlah yang terjadi.Kalau akhlak dipahami sebagai pandangan hidup, maka
manusia berakhlak adalah manusia yang menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama makhluk dan alam dalam arti
luas.

2.5 Akhlak Dan Aktualisasinya


Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan
iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran islam dalam setiap
tingkah laku sehari-hari. Dan akhlak seharusnya diaktualisasikan dalam kehidupan
seorang muslim seperti di bawah ini.
A. Akhlak terhadap Allah
1. Mentauhidkan Allah
Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan
Allah dan Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak
ada sekutu bagiNya
2. Banyak Berzdikir pada Allah
Zikir (atau Dzikir) artinya mengingat Allah di antaranya dengan
menyebut dan memuji nama Allah. Zikir adalah satu kewajiban. Dengan
berzikir hati menjadi tenteram.
3. Berdo’a kepada Allah SWT.
Berdo’a adalah inti dari ibadah. Orang-orang yang tidak mau berdo’a
adalah orang-orang yang sombong karena tidak mau mengakui kelemahan
dirinya di hadapan Allah SWT.
4. Bertawakal Hanya Pada Allah
Tawakal kepada Allah SWT merupakan gambaran dari sikap sabar dan
kerja keras yang sungguh-sungguh dalm pelaksanaanya yang di harapkan
gagal dari harapan semestinya,sehingga ia akan mamppu menerima dengan
lapang dada tanpa ada penyesalan.
5. Berhusnudzhon ,kepada Allah
Yakni berbaik sangka kepada Allah SWT karena sewsungguhnya apa
saja yang di berijan Allah merupakan jalan yang terbaik untuk hamba-Nya.
B. Akhlak terhadap Rasulullah
1. Mengikuti atau menjalankan sunnah Rosul
Mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah menjalani
Hidupnya atau garis-garis perjuangan / tradisi yang dilaksanakan oleh
Rasulullah. Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam, setelah Al-
Quran.
2. Bersholawat Kepada Rosul
Mengucapkan puji-pujian kepada Rosulullah S.A.W . Sesungguhnya
Tuhan beserta para malaikatnya semua memberikan Sholawat kepada Nabi
(dari Allah berarti memberi rakhmat, dan dari malaikat berarti memohonkan
ampunan). Hai orang-orang beriman, ucapkanlah Sholawat kepadanya (AQ Al
Ahzab : 56)
C. Akhlak Terhadap diri sendiri
1. Sikap sabar
Sabar adalah menahan amarah dan nafsu yang pada dasarnya bersifat
negative. Kemudian manusia harus sabar dalam menghadapi segala cobaan.
2. Sikap Syukur
Dalam keseharian, kadang atau bahkan sering kali kita lupa untuk ber-
Syukur, atau men-Syukuri segala Nikmat Allah yang telah diberikan kepada
kita. ada 3 (tiga) Cara yang mudah untuk men-Syukuri Nikmat Allah yaitu
bersyukur dengan hati yang tulus, mensyukuri dengan lisan yang dilakukan
dengan memuji Allah melalui ucapan Alhamdulillah, dan bersyukur dengan
perbuatan yang dilakukan dengan menggunakan Nikmat dan Rahmat Allah
pada jalan dan perbuatan yang diridhoi-Nya
3. Sikap Tawadlhu’
Tawadlhu’ atau Rendah hati merupakan salah satu bagian dari akhlak
mulia jadi sudah selayaknya kita sebagai umat muslim bersikap tawadhu,
karena tawadhu merupakan salah satu akhlak terpuji yang wajib dimiliki oleh
setiap umat islam. Orang yang tawadhu’  adalah orang  menyadari bahwa
semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT
4. Bertaubat.
Apabila melakukan kesalahan, maka segera bertaubat dan tidak
mengulanginya lagi. Apabila ada dari kita yang merasa telah terlalu banyak
berbuat dosa dan maksiat sebaiknya kita jangan  berputus asa dari rahmat
ampunan Allah,  karena Allah SWT selalu memberikan kesempatan pada kita
untuk  bertobat,
D. Akhlak Terhadap Sesama Manusia
1. Merajut Ukhuwah atau Persaudaraan
Membina persaudaraan adalah perintah Allah yang diajarkan oleh semua
agama, termasuk agama Islam. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya kalau semua
elemen membangun ukhuwwah dalam komunitasnya. Apabila ada kelompok
tertentu dengan mengatas-namakan agama tetapi enggan memperjuangkan
perdamaian dan persaudaraan maka perlu dipertanyakan kembali komitmen
keagamaannya,
2. Ta’awun atau saling tolong menolong
Dalam Islam, tolong-menolong adalah kewajiban setiap Muslim. Sudah
semestinya konsep tolong-menolong tidak hanya dilakukan dalam lingkup
yang sempit. Tolong-menolong menjadi sebuah keharusan karena apapun yang
kita kerjakan membutuhkan pertolongan dari orang lain. Tidak ada manusia
seorang pun di muka bumi ini yang tidak membutuhkan pertolongan dari yang
lain.
3. Suka memaafkan kesalahan orang lain
Islam mengajar umatnya untuk bersikap pemaaf dan suka memaafkan
kesalahan orang lain tanpa menunggu permohonan maaf daripada orang yang
berbuat salah kepadanya. Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap
kesalahan orang lain tanpa ada sedikit pun rasa benci dan dendam di hati. Sifat
pemaaf adalah salah satu perwujudan daripada ketakwaan kepada Allah.
4. Menepati Janji
Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan. Menepati
janji adalah bagian dari iman. Maka seperti itu pula ingkar janji, termasuk
tanda kemunafikan.
E. Akhlak Terhadap sesama Makhluk
1. Tafakur (Berfikir)
Salah satu ciri khas manusia yang membedakanya dari makhluk yang
lain, bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir. Dengan kemampuan itulah
manusia bisa meraih berbagai kemajuan, kemanfaatan, dan kebaikan.
2. Memanfaatkan Alam
Kedudukan manusia di bumi ini bukanlah sebagai penguasa yang
sewenang-wenang, tetapi sebagai khalifah yang mengemban amanat Allah.
Karena itu, segala pemanfaatan manusia atas bumi ini harus dengan penuh
tanggung jawab dan tidak menimbulkan kerusakan. Sebab, Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Dalam ilmu akhlak dijelaskan bahwa kebiasaan yang baik harus diperhatikan
dan disempurnakan, serta kebiasaan yang buruk harus dihilangkan, karena
merupakan factor yang sangat penting dalam membentuk karakter manusia
berakhlak. Al-Ghozali menjelaskan bahwa mencapai akhlak yang baik ada tiga
carayaitu :
 Akhlak merupakan anugrah dan Rahmat Allah, yakni orang memiliki akhlak
baik secara alamiah (bi-althabi;ah wa al-fitroh). Sesuatu yang diberikan Allah
kepada seseorang sejak ia dilahirkan.
 Mujahadah, Selalu berusaha keras untuk merubah diri menjadi baik dan tetap
dalam kebaikan, serta menahan diri dari sikap putus asa
 Riyadloh, adalah melatih diri secara spiritual untuk senantiasa dzikir (ingat)
kepada Allah.
Al-Ghozali juga berpendapat bahwa upaya mengubah akhlak buruk adalah
kesadaran seseorang akan akhlaknya yang jelek. Ada empat cara untuk dapat
membantu seseorang mengubah akhlaknya yang jelek menjadi baik antara lain :
 Menjadikan murid seorang pembimbing spiritual (syekh)
 Minta bantuan seorang yang tulus, taat, dan punya pengertian
 Berupaya unuk mengetahui kekurangan diri kita dari sesorang yang tidak
senang (benci) dengan kita.
 Bergaul bersama orang banyak dan memisalkan kekurangan yang ada pada
orang lain bagaikan yang ada pada kita
Sedangkan menurut Achmad Amin, upaya mengubah kebiasaan buruk
sebagaimana yang dikutip Ishak solih (1990) adalah hal-hal sebagai berikut ini :.
 Menyadari perbuatan buruk, dan bertekad untuk meninggalkannya
 Mencari Waktu yang baik untuk mengubah kebiasaan itu untuk mewujudkan
niat atau tekad semula
 Menghindari diri dari segala yang dapat menyebabkan kebiasaan buruk itu
terulang lagi.
Kita harus berupaya semaksimal mungkin untuk memiliki akhlak (akhlak
karimah) dan berupaya dapat menjauhi akhlak jelek (akhlak sayiah). Jika kita
ingin memiliki Negara yang baldatun thoyibatun warobun ghofur (Negara yang,
baik, makmur, dan senantiasa dalam ampunan-Nya) kuncinya adalah masyarakat,
bangsa tersebut harus berakhlak baik. Jika tidak, kehancuran dan kehinaan akan
meliputi masyarakat, bangsa tersebut.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada hakikatnya etika, moral, dan akhlak adalah hal penting dalam kehidupan
manusia karena sangat menentukan perilaku, tabiat,perangai, serta karakter manusia
yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya denganAllah SWTmaupun sesam
a makhluk.Etika, moral dan akhlak perlu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-
haridemi terciptanya kehidupanyang rukun dan damai. Selain itu, dengan adanya
etika, moral, dan akhlak akan menjadikan kita sebagai seorang muslim yang beretika
baik, bermoral, berakhlak baik dan selalu mendapat keridhaan Allah SWT dalam
menjalankan hidup serta akan mendapatkan derajat yang baik dimata Allah maupun
sesama seorang muslim.
3.2 Saran
Diharapkan dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun
pembuatnya dapat menerapkan etika, moral, dan akhlak yang baik dan sesuai dengan
ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, J. S. (2016). Etika Membambangun masyarakat Islam Modern. Jakarta Ba
rat: Graha Ilmu.
Rohana, S. (2018). Urgensi Akhlak Seorang Pendidik. Bidayah: Studi Ilmu-Ilmu K
eislaman , 184.
Syahruddinalga. (2017). Manusia Berakhlak. Samudra Ilmu .
Muhammad, R. F. (2013). Scribd. Dipetik Agustus Selasa, 17, dari Google: http ://id .
scribd.com/doc/313216350/Konsep-Etika-Moral-Dan-Akhlak

Anda mungkin juga menyukai