Disusun Oleh :
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya pajatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
semua limpahan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Holistic Care ini meskipun dengan sangat sederhana.
Harapan saya semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai
salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta
pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini
menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Klinik Keperawatan Terpadu HOLISTIC CARE merupakan klinik yang
dikelola oleh Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Pembentukan
klinik ini merupakan bagian dari program strategis pengembangan fakultas
dalam upaya untuk mengembangkan terapi modalitas keperawatan dan
menerapkan ilmu-ilmu keperawatan dalam bentuk pengabdian terhadap
masyarakat dalam bidang kesehatan. Definisi Holistic care sendiri merupakan
Pelayanan kesehatan dengan lebih memperhatikan keutuhan aspek kehidupan
sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental, social, spiritual yang
saling mempengaruhi.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep holistic care
2. Mahasiswa dapat mengetahui proses keperawatan dalam caring, holisme dan
humanisme.
BAB II
b. Perencanaan
Perencanaan membantu untuk menentukan bagaimana variable -
variabel akan diteliti atau diukur, meliputi suatu pendekatan
konseptual atau design untuk memecahan masalah mengacu pada
ASKEP serta meliputi penentuan data apa yang akan dikumpulkan
dan pada siapa serta bagaimana data akan dikumpulkan.
c. Implementasi
Merupakan tindakan langsung dan implementasi dari rencana
serta meliputi pengumpulan data.
d. Evaluasi
Merupakan metode dan proses untuk menganalisa data juga
untuk meneliti efek dari intervensi berdasarkan data serta
meliputi interpretasi hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang positif
tercapai dan apakah hasil tersebut dapat digeneralisasikan. Jadi, teori
caring menurut Watson dapat disimpulkan bahwa adanya
keseimbangan antara aspek jasmani dan spiritual dalam asuhan
keperawatan. (Sujana, 2008).
c) Manfaat Caring :
a. Dapat membantu memenuhi kebutuhan manusia dan klien.
b. Sebagai focus pemersatu untuk praktek keperawatan
c. Membantu menumbuhkan kepercayaan dan membuat hubungan
dalam keperawatan secara manusiawi
d. Meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan yang positif dan
negative atau baik buruknya
e. Bias memberikan bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi
pasien dan klien
f. Menimbulkan kesensitifas terhadap diri sendiri dan orang lain
g. Caring memberikan manfaat asuhan fisik yang baik serta
meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien
d) Sikap Caring
ASKEP bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila
perawat dapat memperlihatkan sikap caring kepada klien. Dalam
memberikan asuhan, perawat menggunakan keahlian, kata - kata yang
lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping
klien dan bersikap caring sebagai media pemberi asuhan.
e) Karakteristik Caring
Menurut Wolf dan Barnum (1998) :
a. Mendengar dengan perhatian.
b. Memberi rasa nyaman.
c. Berkata jujur.
d. Memiliki kesabaran.
e. Bertanggung jawab.
f. Memberi informasi.
g. Memberi sentuhan.
h. Memajukan sensitifitas.
i. Menunjukan rasa hormat pada klien.
j. Memanggil klien dengan namanya.
2. Holisme
Holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkahlaku sebagai
kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian atau komponen
berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur terpisah tetapi bagian dari satu
kesatuan dan apa yang terjadi dibagian satu akan mempengaruhi bagian lain.
Hukum inilah yang semestinya ditemukan agar dapat dipahami
berfungsinya setiap komponen
3. Humanisme
a) Pengertian
Dalam teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan
kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana
dirinya untuk melakukan hal - hal yang positif. Kemampuan positif ini
disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik beraliran humanisme
biasanya menfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan
yang positif. Kemampuan positif tersebut erat kaitannya dengan
pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi
merupakan karateristik sangat kuat yang nampak dari para pendidik
beraliran humanisme.
Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses
yang dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia.
Dimana memanusiakan manusia di sini berarti mempunyai tujuan untuk
mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri serta realisasi diri orang yang
belajar secara optimal.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Holistic Care
a. Holistic
Holistic memiliki arti “menyeluruh” yang terdiri dari kata holy and
healthy. Pandangan holistic bermakna membangun manusia yang utuh
dan sehat, dan seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam
pembelajaran: seperti spiritual, moral, imajinasi, intelektual, budaya,
estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy yang dimaksud bukan hanya
phisically, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritually.
b. Holisme
Holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku
sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian
bagian atau komponen berbeda.
c. Humanisme
Perkembangan psikologi humanistik tidak lepas dari pandangan
psikologi holistik dan humanistik. ”Humanisme” dipandang sebagai
sebuah gagasan positif oleh kebanyakan orang.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh :
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya pajatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
semua limpahan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Konsep Etik Dan Hukum Dalam Praktik Keperawatan ini meskipun dengan sangat
sederhana.
Harapan saya semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai
salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta
pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini
menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan prinsip-
prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk
melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga
keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam
standar praktek profesional. (Doheny et all, 1982).
Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang
berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk
memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut
tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu
dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan
keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata
tetapi juga dengan mempertimbangkan etika.
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawanb
moral.(Nila Ismani, 2001)
Sehingga dalam bekerja, perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip
etika keperawatan, ethical issue dalam praktik keperawatan, dan prinsip-prinsip
legal dalam praktik keperawatan.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep etik dalam keperawatan
2. Diketahuinya perbedaan istilah-istilah etik dan hukum dalam keperawatan
BAB II
Etika dan Hukum Keperawatan
2. Deontologi Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ”deon” yang berarti
kewajiban. “Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak
sebagai buruk” ,deontologi menjawab : “karena perbuatan pertama menjadi
kewajiban kita dankarena perbuatan kedua dilarang”. Pendekatan deontologi
berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip-prinsip tersebut antara lain
autonomy, informedconsent, alokasi sumber-sumber, dan euthanasia. Yang
menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan
deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga
salah satu teorietika yang terpenting ada tiga prinsip yg harus dipenuhi :
2. Etik
Istilah-Istilah dalam
Etika dan Hukum
Keperawatan
D. Prinsip-Prinsip Etik
1. Otonomi (Autonomy)
Otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu “autos”, yang berarti sendiri,
dan “nomos” yang berarti aturan. Prinsip otonomi didasarkan pada
keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat
keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan
yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk
respek terhadap seseorang atau dipandang sebagai persetujuan tidak
memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak
kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek
profesional merefleksikan anotonomi saat perawat menghargai hak-hak klien
dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
Nilai ini direfleksikan dalam prakatek profesional ketika perawat bekerja
untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang
benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan
oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada
setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip
veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan
kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan
objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada,
dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
Walaupun demikian, terdapat beberapa argumen mengatakana dan batasan
untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk
pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best”
sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan
informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam
membangun hubungan saling percaya.
7. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak
ada seorang pun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan
oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area
pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan
tenaga kesehatan lain harus dihindari
8. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
Contoh: Perawat bertanggung ja wab terhadap diri sendiri, profesi, klien,
sesama karyawan dan masyarakat. Jika salah memberi dosis obat kepada
klien, perawat tersebut dapat digugat oleh klien yang menerima obat, oleh
dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut
kemampuan professional.
E. Hukum Keperawatan
Hukum kesehatan adalah semua peraturan hukum yang berhubungan
langsung pada pelayanan kesehatan dan penerapannya pada hukum perdata,
hukum administrasi dan hukum pidana (UU Kesehatan No. 23 tahun 1992).
Hukum kesehatan adalah kumpulan peraturan yang berkaitan langsung
dengan pemberian perawatan dan juga penerapannya kepada hukum perdata,
hukum pidana dan hukum administrasi (Prot. Van der Miju).
c. Injury
Seseorang mengalami cedera (injury) atau kemsakan (damage) yang
dapat dituntut secara hukum, misalnya pasien mengalami cedera sebagai
akibat pelanggaran. Kelalalian nyeri, adanya penderitaan atau stres emosi
dapat dipertimbangkan sebagai, akibat cedera jika terkait dengan cedera
fisik.
d. Proximate caused
Pelanggaran terhadap kewajibannya menyebabkan atau terk dengan
cedera yang dialami pasien. Misalnya, cedera yang terjadi secara langsung
berhubungan. dengan pelanggaran kewajiban perawat terhadap pasien).