PEMBAHASAN
Sectio cessarea berasal dari bahasa latin “caedere” yang berarti memotong
atau menyayat. Istilah itu disebut dalam ilmu obstetrik mengacu pada tindakan
pembedahan yang bertujuan melahirkan bayi dengan membuka dinding perut
ibu (Anggorowati & Sudiharjani, 2017)
4
3) Proses laktasi atau menyusui
1) Involusi uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses kembalinya
uterus ke keadaan sebelum hamil.
2) Tempat plasenta
Segera setelah plasenta atau ketuban dikeluarkan, kontriksi vascular dan
thrombosis merurunkan tempat plasenta kesuatu area yang meninggi dan
bernodul tidak teratur.
3) Serviks (mulut rahim)
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam setelah
pascapartum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi padat dan
kembali ke bentuk semula.
4) Lochea
5
2.2.2 Klasifikasi Masa laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai
proses bayi menghisap dan menelan ASI. Masa laktasi mempunyai tujuan
meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak
umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara
alami (Ambarwati, 2017).
Fisiologi laktasi
1.Reflek prolaktin
Rangsangan dan isapan bayi dimulai dari serabut syaraf yang memicu kelenjar
hipofise bagian depan untuk mengeluarkan hormon prolaktin ke dalam peredaran
darah yang menyebabkan sel kelenjar hipofise mengeluarkan ASI, makin banyak
hisapan yang dilakukan bayi maka makin banyak pula produksi ASI yang keluar,
begitu pula sebaliknya.
6
oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dindng
alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI dipompa keluar. makin sering menyusui,
pengosongan alveolus dan saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya
bendungan ASI makin kecil, dan menyusui makin lancar. Saluran ASI yang
mengalami bendungan tidak hanya mengganggu proses menyusui tetapi juga mudah
terkena infeksi.
7
2.2.3 Pemberian Makanan Bergizi Untuk Bayi.
8
10. ASI mengandung laktoferin untuk mengikat zat besi
11. ASI lebih ekonomis, tersedia setiap waktu pada suhu yang ideal dan dalam keadaan
segar
12. Dengan memberikan ASI kepada bayi, akan membantu memberikan jarak kelahiran
atau KB alami.
ASI eksklusif diberikan pada bayi tampa tambahan makanan dan minuman
pendamping, yang diberikan kepada bayi sampai dengan usianya 6 bulan, komposisi
ASI sampai dengan 6 bulan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi,
9
meskipun tampa tambahan makanan atau minuman pendamping, kebutuhan bayi
perlu dipenuhi secara optimal, ibu perlu menerapkan banyak cara untuk
memperbanyak jumlah ASI yg di perlukan, salah satunya dengan mempelajari
teknik memerah asi menggunakan tangan “teknik marmet” yang dapat memberikan
manfaat untuk memperbanyak ASI dan akan berefek dengan peningkatan BB bayi
yang merupakan salah satu indicator/tanda bayi cukup ASI.
Menurut Biancuzzo (2017) faktor – faktor yang mempengaruhi produksi ASI terdiri
dari faktor tidak langsung dan langsung :
Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Jadwal menyusui yang ketat
akan membuat bayi frustasi (Suradi & Tobing, 2017).
Ibu bekerja
Ibu yang bekerja merupakan salah satu yang menghambat pemberian ASI eksklusif.
Produksi ASI ibu yang bekerja akan berkurang, hal ini antara lain karena tampa
disadari ibu mengalami stress akibat berada jauh dari sang buah hati (Poedianto, 2018).
Adanya budaya yang terdapat ditengah masyarakat tentang menyusui serta mitos –
mitos yang salah tentang menyusui juga dapat mempengaruhi ibu untuk berhenti menyusui.
Budaya yang ada dimasyarakat misalnya bayi diberikan makanan lain selain ASI sejak lahir
kemudian adanya mitos yang berkembang dimasyarakat bahwa bayi yang rewel atau
menangis karena lapar sehingga harus diberikan makanan tambahan selain ASI . hal ini akan
membuat bayi jarang menyusu sehingga mempengaruhi rangsangan isapan bayi berkurang.
10
Pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan dan upaya orangtua dalam melakukan
perawatan dan memelihara kesehatan anak dan beradaptasi terhadap peran sebagai orangtua
sehingga lebih mudah mencapai sesuatu. Dukungan keluarga, teman dan petugas kesehatan
juga mempengaruhi keberhasilan menyusui. Bila suami atau keluarga dapat mengambil alih
sebagai tugas ibu dirumah, ibu tentu tidak akan kelelahan. Kelelahan merupakan salah satu
penyebab berkurangnya produksi
c. Umur
Umur ibu berpengaruh terhadap produksi ASI. Ibu yang umurnya lebih muda lebih
banyak memproduksi ASI dibandingkan dengan ibu yang sudah tua. Menurut Biancuzzo
(2020) bahwa ibu – ibu yang lebih muda atau umurnya kurang dari 35 tahun lebih banyak
yang memproduksi ASI dari pada ibu –ibu yang lebih tua. Pudjaji (2019) menjelaskan bahwa
ibu yang berumur 19 – 23 tahun pada umumnya dapat menghasilkan cukup ASI
dibandingkan yang berumur 30 tahun.
d.Pariritas
Ibu yang melahirkan anak kedua dan seterusnya mempunyai produksi ASI lebih
banyak dibandingkan dengan kelahiran anak yang pertama.
Faktor kenyaman ibu yang secara tidak langsung mempengaruhi produksi ASI
meliputi putting lecet, pembengkakan dan nyeri akibat insisi. Faktor ketidaknyamanan yang
seorang ibu rasakan sering menyebabkan ibu berhenti menyusui bayinya. Dengan
berhentinya menyusui maka rangsang isapan bayi akan berkurang sehingga produksi ASI
akan menurun.
f. Faktor bayi
Berat badan
11
Bayi kecil, premature atau dengan berat badan lahir rendah (BBLR) mempunyai
masalah dengan proses menyusui karena reflek menyusuinya masih relative lemah.
Status kesehatan
Bayi yang sakit dan memerlukan perawatan akan mempengaruhi produksi ASI, hal
ini disebabkan tidak adanya rangsangan terhadap reflek let – down.
Faktor langsung
a. Prilaku menyusu
Waktu menyusui
Inisiasi dapat dilakukan segera pada jam – jam pertama kelahiran, dengan melakukan
inisiasi menyusui dini (IMD) akan dapat meningkatkan produksi ASI. IMD dilakukan
berdasarkan pada reflek atau kemampuan bayi dalam mempertahankan diri. Bayi yang baru
lahir berusia 20 menit dengan sendirinya akan dapat langsung mencari putting susu ibu.
Selain membantu bayi belajar menyusu kepada ibunya dan memperlancar pengeluaran ASI,
proses inisiasi diharapkan dapat mempererat ikatan perasaan antara ibu dan bayinya, serta
berpengaruh terhadap lamanya pemberian ASI kepada bayinya.
Bayi setidaknya disusui secara on demand karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan payudara sekitar 5 -6 menit dan ASI
dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam (Suradi & Tobing, 2002).
Menyusui pada malam hari dianjurkan umtuk lebih sering dilakukan karena akan
memacu produksi ASI, hal ini karena prolaktin lebih banyak disekresi pada malam hari.
Faktor psikologi
12
Faktor psikologi ibu yang mempengaruhi kurangnya produksi ASI antara lain adalah
ibu yang berada dalam keadaan stress, kacau, marah dan sedih, kurang percaya diri, terlalu
lelah, ibu tidak suka menyusi, serta kurangnya dukungan dan perhatian keluarga serta
pasangan kepada ibu (Lawrence, 2017; Novianti, 2019).
Faktor fisiologi
Faktor fisiologi ibu meliputi status kesehatan, nutrisi, intake cairan, pengobatan dan
merokok. Selama menyusui, seorang ibu membutuhkan banyak kalori, protein, dan vitamin
yang sangat tinggi. Ibu yang menyusi membutuhakan tambahan 800 kalori perhari selama
menyusui (Suryoprajoko, 2019). Selain kebutuhan makanan, ibu menyusui juga memerlukan
minum yang cukup karena kebutuhan tubuh akan cairan pada ibu menyusui meningkat.
Asupan cairan yang cukup 2000 cc perhari menjaga produksi ASI
13
Makanan diperlukan oleh ibu dalam jumlah yang lebih banyak mulai dari
hamil hingga nifas. Istirahat berarti mengadakan pelemasan pada otot – otot
dan syaraf setelah mengalami ketegangan karena beraktivitas.
Ada beberapa cara dalam memerah ASI untuk meningkatkan jumlah ASI pada
ibu, dan bermanfaat dalam meningkatkan BB bayi diantaranya memerah ASI
dengan tangan atau teknik marmet.
Teknik marmet ini merupakan salah satu cara yang aman yang dapat
dilakukan untuk merangsang payudara untuk memproduksi lebih banyak ASI
(Nurdiansyah, 2019).
Menurut Depkes RI (2017), fungsi dari pijitan ini adalah untuk merangsang
pelepasan hormon oksitosin yang sangat dibutuhkan dalam menyekresi ASI
setelah melahirkan. Selain itu hormon tersebut dapat membuat ibu rileks dan
lebih tenang sehingga ASI pun dapat keluar secara spontan. Metode pijat
oksitosin ini merupakan metode yang sangat mudah untuk dilakukan oleh
siapa saja termasuk suami atau orang lain.
14
Berikut beberapa keunggulan cara memerah ASI manual dengan teknik
Marmet dibanding menggunakan pompa ASI:
1) Beberapa pompa ASI menimbulkan rasa tidak nyaman, juga tidak efektif.
Berbeda dengan memerah ASI menggunakan tangan yang bisa Mama atur
sendiri gerakan serta kekuatannya, sehingga bisa lebih efektif
mengeluarkan ASI.
2) Banyak ibu lebih nyaman dengan cara memerah ASI manual dengan
alasan lebih alami.
3) Kontak kulit dengan kulit lebih menstimulasi ASI daripada dengan
corong plastik pompa ASI Karena itu, cara memerah ASI manual
biasanya mempermudah refleks keluarnya susu.
4) Lebih nyaman.
5) Lebih ramah lingkungan
6) Tak memerlukan alat khusus
7) Gratis
Sel penghasil susu (alveoli) mengeluarkan ASI. Apabila sel penghasil susu
distimulasi, maka sel-sel tersebut akan mengeluarkan ASI ke dalam sistem
saluran (refleks pengeluaran ASI). Sebagian kecil susu bisa mengalir ke
saluran dan mengumpul di saluran susu di bawah areola yang dikenal sebagai
saluran akhir.
1. Letakkan ibu jari dan dua jari lainnya sekitar 1 – 1,5 cm dari aerola,
hindari melingkari jari pada aerola.
2. Dorong kearah dada. Hindari meregangkan jari. Bagi ibu yang
payudaranya besar, ankat dan dorong kearah dada.
3. Gulung menggunakan ibu jari dan jari lainnya secara bersamaan.
4. Gerakan ibu jari dan ibu jari lainnya hingga menekan gudang ASI hingga
kosong. Jika dilakukan dengan tepat maka ibu tidak akan kesakitan saat
memerah.
15
Catatan :
Perhatikan posisi dari ibu jari dan jari - jari lainnya dengan baik.
5. Putar ibu jari dan jari – jari lainnya ketitik gudang ASI lainnya. Begitu
pula saat memerah payudara lain, gunakan kedua tangan. Misalkan, saat
memerah payudara kiri gunakan tangan kiri. Juga saat memerah payudara
kanan, gunakan tangan tangan. Saat memerah ASI, jari – jari berputar
seiring jarum jam atau berlawanan arah agara semua gudang ASI kosong.
Pindahkan ibu jari dan jari lainnya pada posisi jam 6 dan jam 12, posisi
jam 11 dan jam 5, jam 2 dan jam 8, serta jam 3 dan jam 9.
1. Pemijatan (massage)
Pijatlah sel – sel produksi ASI dan seluruh ASI mulai dari bagian atas
payudara. Dengan gerakan memutar, pijat payudara dengan menekan kearah
payudara.
2. Penekanan (stroke)
Tekanlah daerah payudara dari bagian atas hingga sekitar putting dengan
tekanan lembut, dengan jari seperti menggelitik.
3. Mengguncang (shake)
Guncanglah payudara dengan arah memutar. Gerakan gravitasi ini akan
membantu keluarnya ASI.
Prosedur berikut diperuntukan bagi para ibu yang ingin memberikan ASI
eksklusif , bagi mereka yang ingin meningkatkan produksi ASI agar terjadi
peningkatkan BB bayi, serta menjaga agar produksi ASI optimal.
16
Perahlah kedua payudara hingga ASI kosong dari gudang payudara
(ditandai dengan aliran ASI yang menurun).
Lakukan prosedur stimulasi reflek keluarnya ASI agar ASI mudah
dikeluarkan ( massage, store and shake ) pada kedua payudara. Prosedur
tersebut dapat dilakukan kapanpun.
Ulangi seluruh proses memerah ASI dengan teknik marmet pada tiap
payudara dan teknik stimulasi reflek keluarnya ASI sekali atau dua kali.
Aliran ASI biasanya menurun pada kali kedua atau ketiga. Ini artinya
gudang ASI mongering.
Setelah mengetahui cara efektif untuk memerah ASI, seorang ibu juga perlu
mengetahui posisi menyusui atau cara menyusui yang benar, agar bayi
nyaman dan ibu bisa optimal menyusui bayinya, serta peningkatan produksi
ASI sehingga BB bayi bisa meningkat.
17
Pemantauan Berat Badan.
Banyak bayi yang mengalami penurunan BB pada minggu pertama kehidupan.
Namun, bila BB bayi saat lahir 2,5 kg dan tidak mengalami peningkatan BB
pada minggu pertama, atau jika BB bayi terus menurun setelah minggu
pertama, ibu dianjurkan untuk berkonsultasi ke doktek atau bidan. Pemantauan
pertumbuhan sangat penting untuk melihat apakah bayi sehat atau cukup
nutrisi. Bayi yang sehat akan mengalami penambahan BB pada tiap bulannya,
sebaliknya bayi yang sakit akan mengalami penurunan BB setiap bulannya.
Bayi baru lahir harus segera ditimbang BB nya dan pada setiap bulan dala satu
tahun pertama kehidupan.
18