Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Dasar


1. Konsep Ketidakefektifan Pemberian ASI

2.2.1 Konsep Nifas


Masa nifas (puerperium) berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi
dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa setelah melahirkan. Masa
nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat –
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira – kira 6 minggu.

Mennurut (Forte & Oxorn, 2017), sectio cessarea merupakan suatu


pembedahan untuk melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan
uterus yang disebabkan oleh dua faktor indikasi yaitu faktor ibu dan faktor
janin. Faktor ibu seperti panggul sempit dan disosia mekanis.

Sectio cessarea berasal dari bahasa latin “caedere” yang berarti memotong
atau menyayat. Istilah itu disebut dalam ilmu obstetrik mengacu pada tindakan
pembedahan yang bertujuan melahirkan bayi dengan membuka dinding perut
ibu (Anggorowati & Sudiharjani, 2017)

Jadi yang dimaksud dengan berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan


bahwa sectio cesasarea merupakan jalan alternatif untuk ibu melahirkan dengan
menyayat atau insisi dinding abdomen dan uterus dengan sebab beberapa faktor
seperti faktor non medis dan faktor medis
Secara garis besar terdapat tiga proses penting di masa nifas, yaitu sebagai
berikut:

1) Pengecilan rahim atau involusi

2) Kekentalan darah (hemokonsentrasi) kembali normal

4
3) Proses laktasi atau menyusui

Masa nifas dibagi menjadi 3 tahapan yaitu :

1) Peurperium dini (immediate puerperium) : waktu 0-24 jam post partum,


yaitu masa kepulihan dimana dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan
berjalan-jalan.
2) Puerperium intermedial (early puerperium) : wakti 1-7 hari post partum,
yaitu masa kepulihan mnyeluruh dari organ-organ reproduksi selama kurang
lebih 6-8 minggu.
3) Remote puerperium (later puerperium) : 1-6 minggu post partum. Waktu
yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna
terutama ibu apabila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami
komplikasi.

Perubahan Fisiologis masa Post Sectio Caesarea

Perubahan sistem reproduksi masa nifas meliputi sebagai berikut :

1) Involusi uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses kembalinya
uterus ke keadaan sebelum hamil.
2) Tempat plasenta
Segera setelah plasenta atau ketuban dikeluarkan, kontriksi vascular dan
thrombosis merurunkan tempat plasenta kesuatu area yang meninggi dan
bernodul tidak teratur.
3) Serviks (mulut rahim)
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam setelah
pascapartum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi padat dan
kembali ke bentuk semula.
4) Lochea

Pada awal masa nifas, peluruhan jaringan desidua menyebabkan keluarnya


discharge vagina dalam jumlah bervariasi. Secara mikroskopis, lochea terdiri
atas eritrosit, serpihan desidua, sel-sel

5
2.2.2 Klasifikasi Masa laktasi

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai
proses bayi menghisap dan menelan ASI. Masa laktasi mempunyai tujuan
meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak
umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara
alami (Ambarwati, 2017).

Fisiologi laktasi

Setelah persalinan, plasenta terlepas. Dengan terlepasnya plasenta, maka


produksi hormon esterogen dan progesterone berkurang. Pada hari kedua atau ketiga
setelah persalinan, kadar esterogen dan progesterone menurun drastis sedangkan
kadar prolaktin tetap tinggi sehingga mulai terjadi sekresi ASI. Saat bayi mulai
menyusu, rangsangan isapan bayi pada putting susu menyebabkan prolaktin
dikeluarkan dari hipofise sehingga sekresi ASI semakin lancar Reflek menyusu
pada ibu, reflek yang terjadi sewaktu menyusui adalah :

1.Reflek prolaktin

Rangsangan dan isapan bayi dimulai dari serabut syaraf yang memicu kelenjar
hipofise bagian depan untuk mengeluarkan hormon prolaktin ke dalam peredaran
darah yang menyebabkan sel kelenjar hipofise mengeluarkan ASI, makin banyak
hisapan yang dilakukan bayi maka makin banyak pula produksi ASI yang keluar,
begitu pula sebaliknya.

2.Reflek aliran (let down reflex)

Rangsangan putting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hifofisis


depan tetapi juga ke kelenjar hipofisis bagian belakang, yang mengeluarkan hormone

6
oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dindng
alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI dipompa keluar. makin sering menyusui,
pengosongan alveolus dan saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya
bendungan ASI makin kecil, dan menyusui makin lancar. Saluran ASI yang
mengalami bendungan tidak hanya mengganggu proses menyusui tetapi juga mudah
terkena infeksi.

Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah: melihat bayi,


mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi. Faktor-
faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti: keadaan bingung/
pikiran kacau, takut dan cemas.

Refleks hisapan pada bayi


Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi adalah refleks
menangkap (rooting refleks), refleks menghisap, refleks menelan.
1. Refleks Menangkap (Rooting Refleks)
Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh ke arah
sentuhan. Bibir bayi dirangsang dengan papilla mamae, maka bayi akan membuka
mulut dan berusaha menangkap puting susu.
2. Refleks Menghisap (Sucking Refleks)
Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar puting
mencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dengan
demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan antara gusi, lidah
dan palatum sehingga ASI keluar.
3. Refleks Menelan (Swallowing Refleks)
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.
Dalam memenuhi kebutuhan ASI untuk bayi selama 6 bulan pertamanya, seorang ibu
perlu mengetahui banyak hal tentang manfaat dari kandungan ASI serta mengenai
cara pemberian ASI mulai dari cara menyusui yang benar, cara memegang, dan cara
perawatan payudara, sampai dengan cara memerah ASI yang efektif.

7
2.2.3 Pemberian Makanan Bergizi Untuk Bayi.

Seorang bayi selama dalam kandungan telah mengalami proses tumbuh


kembang sedemikian rupa, sehingga saat bayi lahir dapat BB nya telah mencapai BB
normal. Proses tumbuh kembang bayi akan terus berlanjut hingga dewasa, proses ini
sangat dipengaruhi oleh makanan yang diberikan pada anak. Pada bayi makanan terbaik
yang bisa diberikan adalah ASI terutama di enam bulan pertama kehidupannya.
Penelitian telah banyak dilakukan diseluruh dunia yang menjelaskan mengenai manfaat
ASI dibanding makanan tambahan lain diantaranya :
1. ASI mengandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi dengan
konsentrasi yang sesuai dengan kebutuhan bayi,
2. ASI mengandung kadar laktosa yang lebih tinggi, dimana laktosa ini dalam usus akan
mengalami peragian hingga membentuk asam laktat yang bermanfaat dalam usus
bayi:
 Menghambat pertumbuhan bakteri pathologis
 Merangsang pertumbuhan mikroorganik yang dapat menghasilkan berbagai asam
organik dan mensintesa berbagai jenis vitamin dalam usus.
 Memudahkan pengendapat kalsium casenat (protein susu).
 Memudahkan berbagai jenis penyerapan mineral.
3. ASI mengandung berbagai antibody yang dapat melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi.
4. ASI lebih aman dari kontaminasi, karena diberikan langsung, sehingga kecil
kemungkinan tercemar bahaya.
5. Risiko alergi pada bayi kecil sekali karena tidak mengandung beta laktoglobulin.
6. ASI dapat dijadikan sebagai perantara untuk menjalin hubungan kasih sayang antara
ibu dan bayi.
7. Temperature ASI sama dengan temperature tubuh bayi.
8. ASI membantu pertumbuhan gigi lebih baik.
9. Kemungkinan bayi tersedak saat menetek sangat kecil.

8
10. ASI mengandung laktoferin untuk mengikat zat besi
11. ASI lebih ekonomis, tersedia setiap waktu pada suhu yang ideal dan dalam keadaan
segar
12. Dengan memberikan ASI kepada bayi, akan membantu memberikan jarak kelahiran
atau KB alami.

2.2.4 Manfaat pemberian ASI


 Bagi bayi
Penting bagi bayi untuk segera minum ASI dalam jam pertama sesudah lahir,
kemudian di 2-3 jam selanjutnya, karena ASI dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
bayi, ASI juga mudah dicerna serta mengan sumber antibody yang kuat untuk
mencegah infeksi dan membuat bayi menjadi kuat.
 Bagi ibu
Manfaat ASI adalah untuk membantu memulihkan diri seorang ibu dari proses
persalinan, pemberian ASI pada bayi membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan
memperlambat perdarahan.
 Ibu yang menyusui bayinya akan cepat pulih.
 Pemberian ASI pada bayi adalah cara terbaik untuk mencurahkan kasih
sayangnya kepada buah hatinya.

2.2.5 Tanda Bayi Cukup ASI


 Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam sehari dan warnanya jernih sampai
kuning muda.
 Bayi sering buang air besar warna kekuningan “berbiji”
 Bayi tampak puas, sewaktu – waktu merasa lapar, bangun dan tidur cukup.
Bayi setidaknya menyusu 10 – 12 kali dalam 24 jam.
 Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui.
 Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI, setiap kali bayinya
menghisap.
 Bayi bertambah berat badannya.

ASI eksklusif diberikan pada bayi tampa tambahan makanan dan minuman
pendamping, yang diberikan kepada bayi sampai dengan usianya 6 bulan, komposisi
ASI sampai dengan 6 bulan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi,

9
meskipun tampa tambahan makanan atau minuman pendamping, kebutuhan bayi
perlu dipenuhi secara optimal, ibu perlu menerapkan banyak cara untuk
memperbanyak jumlah ASI yg di perlukan, salah satunya dengan mempelajari
teknik memerah asi menggunakan tangan “teknik marmet” yang dapat memberikan
manfaat untuk memperbanyak ASI dan akan berefek dengan peningkatan BB bayi
yang merupakan salah satu indicator/tanda bayi cukup ASI.

2.2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI

Menurut Biancuzzo (2017) faktor – faktor yang mempengaruhi produksi ASI terdiri
dari faktor tidak langsung dan langsung :

1. Faktor tidak langsung terdiri dari :

a. Pembatasan waktu ibu

 Jadwal waktu menyusui

Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Jadwal menyusui yang ketat
akan membuat bayi frustasi (Suradi & Tobing, 2017).

 Ibu bekerja
Ibu yang bekerja merupakan salah satu yang menghambat pemberian ASI eksklusif.
Produksi ASI ibu yang bekerja akan berkurang, hal ini antara lain karena tampa
disadari ibu mengalami stress akibat berada jauh dari sang buah hati (Poedianto, 2018).

b. Faktor social budaya

Adanya budaya yang terdapat ditengah masyarakat tentang menyusui serta mitos –
mitos yang salah tentang menyusui juga dapat mempengaruhi ibu untuk berhenti menyusui.
Budaya yang ada dimasyarakat misalnya bayi diberikan makanan lain selain ASI sejak lahir
kemudian adanya mitos yang berkembang dimasyarakat bahwa bayi yang rewel atau
menangis karena lapar sehingga harus diberikan makanan tambahan selain ASI . hal ini akan
membuat bayi jarang menyusu sehingga mempengaruhi rangsangan isapan bayi berkurang.

10
Pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan dan upaya orangtua dalam melakukan
perawatan dan memelihara kesehatan anak dan beradaptasi terhadap peran sebagai orangtua
sehingga lebih mudah mencapai sesuatu. Dukungan keluarga, teman dan petugas kesehatan
juga mempengaruhi keberhasilan menyusui. Bila suami atau keluarga dapat mengambil alih
sebagai tugas ibu dirumah, ibu tentu tidak akan kelelahan. Kelelahan merupakan salah satu
penyebab berkurangnya produksi

c. Umur

Umur ibu berpengaruh terhadap produksi ASI. Ibu yang umurnya lebih muda lebih
banyak memproduksi ASI dibandingkan dengan ibu yang sudah tua. Menurut Biancuzzo
(2020) bahwa ibu – ibu yang lebih muda atau umurnya kurang dari 35 tahun lebih banyak
yang memproduksi ASI dari pada ibu –ibu yang lebih tua. Pudjaji (2019) menjelaskan bahwa
ibu yang berumur 19 – 23 tahun pada umumnya dapat menghasilkan cukup ASI
dibandingkan yang berumur 30 tahun.

d.Pariritas

Ibu yang melahirkan anak kedua dan seterusnya mempunyai produksi ASI lebih
banyak dibandingkan dengan kelahiran anak yang pertama.

e.Faktor kenyamanan ibu

Faktor kenyaman ibu yang secara tidak langsung mempengaruhi produksi ASI
meliputi putting lecet, pembengkakan dan nyeri akibat insisi. Faktor ketidaknyamanan yang
seorang ibu rasakan sering menyebabkan ibu berhenti menyusui bayinya. Dengan
berhentinya menyusui maka rangsang isapan bayi akan berkurang sehingga produksi ASI
akan menurun.

f. Faktor bayi

Berat badan

11
Bayi kecil, premature atau dengan berat badan lahir rendah (BBLR) mempunyai
masalah dengan proses menyusui karena reflek menyusuinya masih relative lemah.

Status kesehatan

Bayi yang sakit dan memerlukan perawatan akan mempengaruhi produksi ASI, hal
ini disebabkan tidak adanya rangsangan terhadap reflek let – down.

Faktor langsung

a. Prilaku menyusu

Waktu menyusui

Inisiasi dapat dilakukan segera pada jam – jam pertama kelahiran, dengan melakukan
inisiasi menyusui dini (IMD) akan dapat meningkatkan produksi ASI. IMD dilakukan
berdasarkan pada reflek atau kemampuan bayi dalam mempertahankan diri. Bayi yang baru
lahir berusia 20 menit dengan sendirinya akan dapat langsung mencari putting susu ibu.
Selain membantu bayi belajar menyusu kepada ibunya dan memperlancar pengeluaran ASI,
proses inisiasi diharapkan dapat mempererat ikatan perasaan antara ibu dan bayinya, serta
berpengaruh terhadap lamanya pemberian ASI kepada bayinya.

Frekuensi dan lama menyusui

Bayi setidaknya disusui secara on demand karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan payudara sekitar 5 -6 menit dan ASI
dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam (Suradi & Tobing, 2002).

Menyusui malam hari

Menyusui pada malam hari dianjurkan umtuk lebih sering dilakukan karena akan
memacu produksi ASI, hal ini karena prolaktin lebih banyak disekresi pada malam hari.

Faktor psikologi

12
Faktor psikologi ibu yang mempengaruhi kurangnya produksi ASI antara lain adalah
ibu yang berada dalam keadaan stress, kacau, marah dan sedih, kurang percaya diri, terlalu
lelah, ibu tidak suka menyusi, serta kurangnya dukungan dan perhatian keluarga serta
pasangan kepada ibu (Lawrence, 2017; Novianti, 2019).

Faktor fisiologi

Faktor fisiologi ibu meliputi status kesehatan, nutrisi, intake cairan, pengobatan dan
merokok. Selama menyusui, seorang ibu membutuhkan banyak kalori, protein, dan vitamin
yang sangat tinggi. Ibu yang menyusi membutuhakan tambahan 800 kalori perhari selama
menyusui (Suryoprajoko, 2019). Selain kebutuhan makanan, ibu menyusui juga memerlukan
minum yang cukup karena kebutuhan tubuh akan cairan pada ibu menyusui meningkat.
Asupan cairan yang cukup 2000 cc perhari menjaga produksi ASI

2.2.7 Upaya Memperbanyak ASI


 Rangsangan otot – otot payudara.
Rangasangan ini diperlukan untuk memperbanyak ASI dengan
mengaktivasi kelenjar – kelenjarnya. Otot –otot payudara terdiri dari otot –
otot polos. Dengan adanya rangsangan, otot – otot akan berkontraksi lebih
dan berguna untuk proses laktasi. Rangsangan ini bisa dilakukan dengan
cara massase atau mengurut, atau menyiram payudara dengan air hangat
dan dingin secara bergantian.
 Keteraturan bayi menghisap.
Isapan bayi akan merangsang otot polos payudara untuk berkontraksi yang
kemudian merangsang susunan syaraf disekitarnya dan meneruskan
rangsangan ini keotak. Dengan keteraturan bayi menghisap akan
berpengaruh pada pengeluaran ASI yang akan diberikan pada bayi.
 Kesehatan ibu.
Berpeeran dalam produksi ASI, bila ibu tidak sehat, asupan makanannya
kurang atau kekurangan darah untuk membawa nutrien yang akan diolah
oleh sel – sel acini payudara. Hal ini menyebabkan produksi ASI menurun.
 Makanan dan istirahat ibu

13
Makanan diperlukan oleh ibu dalam jumlah yang lebih banyak mulai dari
hamil hingga nifas. Istirahat berarti mengadakan pelemasan pada otot – otot
dan syaraf setelah mengalami ketegangan karena beraktivitas.

Ada beberapa cara dalam memerah ASI untuk meningkatkan jumlah ASI pada
ibu, dan bermanfaat dalam meningkatkan BB bayi diantaranya memerah ASI
dengan tangan atau teknik marmet.

Definisi Teknik Marmet

Teknik Marmet adalah suatu metode memijat dan menstimulasi agar


keluarnya ASI optimal, teknik ini memadukan memijat payudara sel-sel ASI
dan saluran ASI meningkatkan oksitosin aliran ASI dengan memerah ASI
(Roesli, 2017).

Teknik marmet ini merupakan salah satu cara yang aman yang dapat
dilakukan untuk merangsang payudara untuk memproduksi lebih banyak ASI
(Nurdiansyah, 2019).

Menurut Depkes RI (2017), fungsi dari pijitan ini adalah untuk merangsang
pelepasan hormon oksitosin yang sangat dibutuhkan dalam menyekresi ASI
setelah melahirkan. Selain itu hormon tersebut dapat membuat ibu rileks dan
lebih tenang sehingga ASI pun dapat keluar secara spontan. Metode pijat
oksitosin ini merupakan metode yang sangat mudah untuk dilakukan oleh
siapa saja termasuk suami atau orang lain.

2.2.8 Kelebihan Teknik Marmet

14
Berikut beberapa keunggulan cara memerah ASI manual dengan teknik
Marmet dibanding menggunakan pompa ASI:

1) Beberapa pompa ASI menimbulkan rasa tidak nyaman, juga tidak efektif.
Berbeda dengan memerah ASI menggunakan tangan yang bisa Mama atur
sendiri gerakan serta kekuatannya, sehingga bisa lebih efektif
mengeluarkan ASI.
2) Banyak ibu lebih nyaman dengan cara memerah ASI manual dengan
alasan lebih alami.
3) Kontak kulit dengan kulit lebih menstimulasi ASI daripada dengan
corong plastik pompa ASI Karena itu, cara memerah ASI manual
biasanya mempermudah refleks keluarnya susu.
4) Lebih nyaman.
5) Lebih ramah lingkungan
6) Tak memerlukan alat khusus
7) Gratis

 Cara Kerja Teknik Marmet

Sel penghasil susu (alveoli) mengeluarkan ASI. Apabila sel penghasil susu
distimulasi, maka sel-sel tersebut akan mengeluarkan ASI ke dalam sistem
saluran (refleks pengeluaran ASI). Sebagian kecil susu bisa mengalir ke
saluran dan mengumpul di saluran susu di bawah areola yang dikenal sebagai
saluran akhir.

Teknik marmet dilakukan dengan cara :

1. Letakkan ibu jari dan dua jari lainnya sekitar 1 – 1,5 cm dari aerola,
hindari melingkari jari pada aerola.
2. Dorong kearah dada. Hindari meregangkan jari. Bagi ibu yang
payudaranya besar, ankat dan dorong kearah dada.
3. Gulung menggunakan ibu jari dan jari lainnya secara bersamaan.
4. Gerakan ibu jari dan ibu jari lainnya hingga menekan gudang ASI hingga
kosong. Jika dilakukan dengan tepat maka ibu tidak akan kesakitan saat
memerah.

15
Catatan :
Perhatikan posisi dari ibu jari dan jari - jari lainnya dengan baik.
5. Putar ibu jari dan jari – jari lainnya ketitik gudang ASI lainnya. Begitu
pula saat memerah payudara lain, gunakan kedua tangan. Misalkan, saat
memerah payudara kiri gunakan tangan kiri. Juga saat memerah payudara
kanan, gunakan tangan tangan. Saat memerah ASI, jari – jari berputar
seiring jarum jam atau berlawanan arah agara semua gudang ASI kosong.
Pindahkan ibu jari dan jari lainnya pada posisi jam 6 dan jam 12, posisi
jam 11 dan jam 5, jam 2 dan jam 8, serta jam 3 dan jam 9.

Hindari gerakan gerakan berikut :


- Menekan / memencet payudara. Hal tersebut dapat melukai payudara.
- Menarik – narik putting. Hal ini dapat merusak lapisan lemak pada aerola.
- Menekan dan mendorong ( slidding on ) payudara. Hal ini dapat
menyebabkan kulit pada payudara memar atau memerah.

Cara mengeluarkan ASI dengan mudah :

1. Pemijatan (massage)
Pijatlah sel – sel produksi ASI dan seluruh ASI mulai dari bagian atas
payudara. Dengan gerakan memutar, pijat payudara dengan menekan kearah
payudara.
2. Penekanan (stroke)
Tekanlah daerah payudara dari bagian atas hingga sekitar putting dengan
tekanan lembut, dengan jari seperti menggelitik.
3. Mengguncang (shake)
Guncanglah payudara dengan arah memutar. Gerakan gravitasi ini akan
membantu keluarnya ASI.
Prosedur berikut diperuntukan bagi para ibu yang ingin memberikan ASI
eksklusif , bagi mereka yang ingin meningkatkan produksi ASI agar terjadi
peningkatkan BB bayi, serta menjaga agar produksi ASI optimal.

16
 Perahlah kedua payudara hingga ASI kosong dari gudang payudara
(ditandai dengan aliran ASI yang menurun).
 Lakukan prosedur stimulasi reflek keluarnya ASI agar ASI mudah
dikeluarkan ( massage, store and shake ) pada kedua payudara. Prosedur
tersebut dapat dilakukan kapanpun.
 Ulangi seluruh proses memerah ASI dengan teknik marmet pada tiap
payudara dan teknik stimulasi reflek keluarnya ASI sekali atau dua kali.
Aliran ASI biasanya menurun pada kali kedua atau ketiga. Ini artinya
gudang ASI mongering.

Keseluruhan prosedur umumnya membutuhkan waktu sekitar 20 – 30 menit.

1. Perahlah tiap payudara setiap 5 -7 menit.


2. Pijat ( message ), penekanan ( stroke ), guncang ( shake ).
3. Perahlah lagi tiap payudara selama 3 – 5 menit.
4. Lakukan lagi Pijat ( message ), penekanan ( stroke ), guncang ( shake ).
5. Perahlah lagi tiap payudara selama 2 – 3 menit.

Setelah mengetahui cara efektif untuk memerah ASI, seorang ibu juga perlu
mengetahui posisi menyusui atau cara menyusui yang benar, agar bayi
nyaman dan ibu bisa optimal menyusui bayinya, serta peningkatan produksi
ASI sehingga BB bayi bisa meningkat.

2.2.9 Penilaian produksi ASI


Penilaian produksi ASI dapat menggunakan beberapa criteria sebagai
acuan untuk mengetahui kelancaran produksi ASI. Untuk mengetahui
kelancaran ASI salah satunya dengan indicator bayi. Indicator bayi ini
meliputi BB bayi tidak turun lebih dari 10 % dari BB lahir pada minggu
pertama kelahiran, BB bayi pada usia 2 minggu minimal sama dengan berat
badan bayi ketika lahir atau meningkat. BAB 1 – 2 kali pada hari pertama dan
kedua, dengan warna feses kehitaman, sedangkan pada hari ketiga dan
keempat BAB minimal 2 kali, warna feses kehijauan sampai kunig, BAK
sebanyak 6 – 8 kali perhari dengan warna urin kuning dan jernih, frekuensi
menyusu 8 – 12 kali dalam sehari serta bayi akan tenang/tidur nyenyak setelah
menyusui selama 2 -3 jam.

17
Pemantauan Berat Badan.
Banyak bayi yang mengalami penurunan BB pada minggu pertama kehidupan.
Namun, bila BB bayi saat lahir 2,5 kg dan tidak mengalami peningkatan BB
pada minggu pertama, atau jika BB bayi terus menurun setelah minggu
pertama, ibu dianjurkan untuk berkonsultasi ke doktek atau bidan. Pemantauan
pertumbuhan sangat penting untuk melihat apakah bayi sehat atau cukup
nutrisi. Bayi yang sehat akan mengalami penambahan BB pada tiap bulannya,
sebaliknya bayi yang sakit akan mengalami penurunan BB setiap bulannya.
Bayi baru lahir harus segera ditimbang BB nya dan pada setiap bulan dala satu
tahun pertama kehidupan.

18

Anda mungkin juga menyukai