MASA LAKATASI
ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS
DISUSUN OLEH:
2022
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Masa Laktasi”, yang diajukan guna memenuhi salah satu tugas kelompok
Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dimana
sebagai manusia biasa tidak pernah luput dari kekhilafan seperti pepatah yang
mengatakan “tiada gading yang tak retak, dan tiada mawar yang tak berduri”, maka
saran kritik yang sifatnya membangun sangan saya harapkan. Dan saya berharap semiga
makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Menyusui merupakan suatu cara terbaik yang tidak ada duanya dalam
memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi
yang sehat (Astutik, 2017). Proses menyusui memberikan dampak yang baik,
dimana setelah bayi lahir terdapat zat kekebalan tubuh yang terdapat pada
kolostrum yang kaya akan protein dan mengandung imunoglobin A yang keluar
pertama kali melalui ASI pada hari pertama sampai ke 5 (Hardiani, 2017).
TINJAUAN PUSTAKA
Air susu ibu diproduksi/dibuat oleh jaringan kelenjar susu atau pabrik
ASI, kemudian disalurkan melalui saluran susu ke dalam gudang susu yang
terdapat di bawah daerah yang berwarna gelap/coklat tua disekitar puting susu.
Gudang susu ini sangat penting artinya, karena merupakan tempat penampungan
ASI. Puting susu mengandung banyak sekali saraf sensoris sehingga sangat peka
(Roesli, 2013).
Anatomi Payudara
ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan sejak bayi dilahirkan sampai
umur bayi sekitar 4-6 bulan (tanpa susu formula atau makanan lain). Pemberian
ASI secara benar dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan,
tanpa makanan pendamping (PASI, pendamping ASI). Melewati umur 6 bulan,
bayi memerlukan makanan tambahan tetapi pemberian ASI dapat dilanjutkan
sampai bayi berumur 2 tahun (Roito dkk, 2013).
1. Lactogenesis I
Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase
Laktogenesis I. Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa
cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesteron yang
tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya. Tetapi bukan merupakan
masalah medis apabila ibu hamil mengeluarkan kolostrum sebelum
lahirnya bayi, dan hal ini juga bukan indikasi sedikit atau banyaknya
produksi ASI setelah melahirkan nanti.
2. Laktogenesis II
Saat melahirkan keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat
hormon progesteron, estrogen, dan human placental lactogen (HPL) secara
tiba-tiba, tetapi hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan
produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase Laktogenesis II
3. Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama
kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi
ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Fase ini dinamakan
Laktogenesis III. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara
akan memproduksi ASI dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan
bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan
meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat
dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga
seberapa sering payudara dikosongkan.