Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MASA LAKATASI
ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS

DISUSUN OLEH:

ANANDA QUROTA AINI 044228210002

ANITA ALGANISA 044228210012

RIDHA ANUGRAH 044228210052

RINA HERLINA 044228210053

SAL SABILA 044228210054

SHOFIRA KHAIRUNISA 044228210058

STIKES UMMI BOGOR

YAYASAN PENDIDIKAN UMMI CENDEKIA

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN

2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Masa Laktasi”, yang diajukan guna memenuhi salah satu tugas kelompok
Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dimana
sebagai manusia biasa tidak pernah luput dari kekhilafan seperti pepatah yang
mengatakan “tiada gading yang tak retak, dan tiada mawar yang tak berduri”, maka
saran kritik yang sifatnya membangun sangan saya harapkan. Dan saya berharap semiga
makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Bogor, 15 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laktasi merupakan bagian terpadu dari proses reproduksi
yangmemberikan makanan bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar
biologik dan psikologik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Air susu ibu (ASI)
merupakan makanan yang ideal bagi pertumbuhan neonatus. Sejumlah
komponen yang terkandung didalam nya , ASI sebagai sumber nutrisi untuk
pertumbuhan dan perlindungan pertama terhadap infeksi(Asih dan
Risneni,2016).

Menyusui merupakan suatu cara terbaik yang tidak ada duanya dalam
memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi
yang sehat (Astutik, 2017). Proses menyusui memberikan dampak yang baik,
dimana setelah bayi lahir terdapat zat kekebalan tubuh yang terdapat pada
kolostrum yang kaya akan protein dan mengandung imunoglobin A yang keluar
pertama kali melalui ASI pada hari pertama sampai ke 5 (Hardiani, 2017).

Manajemen laktasi merupakan upaya yang dilakukan ibu dan keluarga


untuk menunjang keberhasilan menyusui. Pelaksanaannya dimulai pada masa
kehamilan, setelah melahirkan dan pada masa menyusui selanjutnya. Hal yang
perlu dipersiapkan dalam manajemen laktasi pada masa kehamilan adalah ibu
mencari informasi tentang keunggulan ASI, manfaat menyusui serta dampak
negatif pemberian susu formula, ibu memeriksakan kesehatan tubuh pada saat
kehamilan, kondisi puting payudara dan memantau kenaikan berat badan saat
hamil, melakukan perawatan payudara sejak kehamilan 6 bulan, ibu mencari
informasi tentang gizi dan makanan tambahan saat hamil. Persiapan menyusui
pada masa kehamilan merupakan hal yang penting dilakukan, sebab dengan
persiapan yang lebih baik maka ibu lebih siap menyusui bayinya dan menunjang
keberhasilan pemberian ASI eksklusif (Padmawati I, 2013).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peniliti tertarik untuk
membentuk makalah dengan judul: Masa Laktasi dalam mata kuliah Asuhan
Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah dalam Makalah ini, sebagai berikut:

1. Apa definisi laktasi ?


2. N

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini, sebagai
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Laktasi


Laktasi merupakan teknik menyusui mulai dari ASI dibuat sampai pada
keadaan bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian
kelengkapan dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia. Masa laktasi
berguna untuk menambah pemberian ASI dan meneruskan pemberian ASI
sampai anak berumur 2 tahun dengan baik dan benar serta anak memperoleh
kekebalan tubuh secara alami (Wiji & Mulyani, 2013).

2.2 Anatomi Payudara


Payudara terdiri dari bagian luar (exsternal) dan bagian dalam (internal).
Bagian luar terdiri dari :

a. Sepasang buah dada yang terletak di dada.


b. Puting susu.
c. Daerah kecoklatan disekitar puting susu (areola mammae).

Bagian dalam terdiri dari empat jaringan utama :

a. Kelenjar susu (mammary alveoli) merupakan pabrik susu.


b. Gudang susu (sinus lactiferous) yang berfungsi menampung ASI, terletak di
bawah daerah kecoklatan disekitar puting susu.
c. Saluran susu (ductus lactiferous) yang mengalirkan susu dari pabrik susu ke
gudang susu.
d. Jaringan penunjang dan pelindung, seperti jaringan ikat dan sel lemak yang
melindungi.

Air susu ibu diproduksi/dibuat oleh jaringan kelenjar susu atau pabrik
ASI, kemudian disalurkan melalui saluran susu ke dalam gudang susu yang
terdapat di bawah daerah yang berwarna gelap/coklat tua disekitar puting susu.
Gudang susu ini sangat penting artinya, karena merupakan tempat penampungan
ASI. Puting susu mengandung banyak sekali saraf sensoris sehingga sangat peka
(Roesli, 2013).
Anatomi Payudara

2.3 Fisiologi Laktasi


Laktasi atau menyusi merupakan proses integral dari daur reproduksi dan
mempunyai dua pengertian yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Keduanya
harus sama baiknya. Secara alamiah akibat pengaruh hormon maka akan terjadi
perubahan secara bertahap sesuai umur dan kondisi menurut (Wiji & Mulyani,
2013) terdiri dari proses:

a. Mammogenesis, yaitu pembentukan kelenjar payudara. Pembentukan


kelenjar payudara dimulai dari sebelum pubertas, masa siklus menstruasi
dan masa kehamilan. Pada masa kehamilan akan mengalami peningkatan
yang jelas dari duktulus yang baru, percabangan dan lobulus yang
dipengaruhi oleh hormon placenta dan korpus luteum. Hormon yang ikut
membantu mempercepat pertumbuhan adalah prolaktin, laktogen placenta,
korionik gonadotropin , insulin, kortisol, hormon tiroid, hormon paratiroid
dan hormon pertumbuhan. Pada usia tiga bulan kehamilan prolaktin dari
adenohipofise (hipofise anterior) mulai merangsang kelenjar air susu untuk
menghasilkan air susu yang disebut kolostrum.
b. Galaktogenesis, yaitu proses pembentukan atau produksi ASI Pada seorang
ibu menyusui dikenal 2 refleks yang masing-masing berperan sebagai
pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu refleks oksitosin atau let down
refleks dan reflek prolaktin.
1) Refleks prolactin
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk
membuat kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat
oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca persalinan,
yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum
maka estrogen dan progesteron menjadi berkurang. Isapan bayi akan
merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung saraf
sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Isapan bayi akan
merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung saraf
sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini
dilanjutkan ke hipotalamus malalui medulla spinalis hipotalamus dan
akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan
sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin.
Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior
sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel alveoli yang
berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu menyusui
akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan
anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau
ada isapan bayi, namun pengeluaran ASI tetap berlangsung. Produksi
hormon prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti anastesi,
operasi, stress atau pengaruh psikis, hubungan seks, rangsangan puting
susu. Sedangkan keadaan yang menghambat pengeluaran hormon
prolaktin adalah gizi ibu yang jelek serta penggunaan obat-obatan (KB).
2) Refleks aliran (let down refleks)
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior,
rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise
posterior yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah,
hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontaraksi
dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan
masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus
laktiferus masuk ke mulut bayi. 14 Faktor yang meningkatkan let down
refleks adalah; melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi,
memikirkan untuk menyusui bayi. Sedangkan faktor yang menghambat
refleks let down adalah keadaan bingung / pikiran kacau, takut dan
cemas.
c. Galaktopoesis, yaitu proses mempertahankan produksi ASI Hubungan yang
utuh antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur kadar oksitosin dan
prolaktin dalam darah. Hormonhormon ini berfungsi untuk pengeluaran
dan pemeliharaan penyediaan air susu selama menyusui.

2.4 Pengertian ASI


Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena
mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan
pertama kehidupan bayi. Ada kalanya seorang ibu mengalami masalah dalam
pemberian ASI. Kendala utamanya adalah karena produksi ASI tidak lancar
(Saleha, 2013). Ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya terutama pada hari-
hari pertama kehidupan disebabkan karena masih ada hormon kehamilan seperti
estrogen yang menekan 15 produksi ASI, oleh karena itu untuk mencegah
kegagalan pemberian ASI secara dini diperlukan upaya untuk mempercepat
pengeluaran ASI (Astutik, 2014). ASI adalah cairan kompleks yang
mengandung lebih dari 200 unsur pokok yang telah diketahui, dan berubah
untuk mengetahui kebutuhan bayi (Medforth et al, 2015).

ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan sejak bayi dilahirkan sampai
umur bayi sekitar 4-6 bulan (tanpa susu formula atau makanan lain). Pemberian
ASI secara benar dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan,
tanpa makanan pendamping (PASI, pendamping ASI). Melewati umur 6 bulan,
bayi memerlukan makanan tambahan tetapi pemberian ASI dapat dilanjutkan
sampai bayi berumur 2 tahun (Roito dkk, 2013).

2.5 Proses Pembentukan ASI


Ada 3 proses pemebentukan lactogen yaitu,

1. Lactogenesis I
Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase
Laktogenesis I. Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa
cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesteron yang
tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya. Tetapi bukan merupakan
masalah medis apabila ibu hamil mengeluarkan kolostrum sebelum
lahirnya bayi, dan hal ini juga bukan indikasi sedikit atau banyaknya
produksi ASI setelah melahirkan nanti.
2. Laktogenesis II
Saat melahirkan keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat
hormon progesteron, estrogen, dan human placental lactogen (HPL) secara
tiba-tiba, tetapi hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan
produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase Laktogenesis II
3. Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama
kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi
ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Fase ini dinamakan
Laktogenesis III. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara
akan memproduksi ASI dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan
bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan
meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat
dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga
seberapa sering payudara dikosongkan.

Anda mungkin juga menyukai