Anda di halaman 1dari 11

Literature Review

Pengaruh Jus Kurma Untuk Ibu Nifas dan Menyusui


LATAR BELAKANG
Masa nifas merupakan pertimbangan penting untuk menurunkan angka kematian ibu
dan bayi. Masa nifas ini berlangsung dari 2 jam setelah plasenta lahir sampai dengan 40 hari
atau 6 minggu. Selama periode ini ibu nifas harus mendapatkan pemantauan penuh untuk
menghindari komplikasi yang dapat menyebabkan kesakitan bahkan kematian pada ibu
(Oktafirnanda, 2019).
Masa laktasi mempunyai tujuan untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan
melanjutkan pemberian ASI hingga anak berumur 2 tahun secara baik dan benar serta anak
mendapatkan kekebalan tubuh secara alami. Air susu ibu merupakan nutrisi alami bagi bayi
dan memiliki nutrisi terbaik untuk pertumbuhan optimal serta merupakan cairan terbaik untuk
bayi baru lahir hingga 6 bulan, karena komponen ASI mudah dicerna dan mudah diserap oleh
bayi baru lahir dibandingkan dengan susu formula (Oktafirnanda, Listiarini dan Agustina,
2019).
Kementerian Kesehatan pada tahun 2021 mencatat, persentase pemberian ASI
eksklusif di Indonesia pada bayi berusia 0-6 bulan sebesar 71,58%. Angka ini menunjukan
perbaikan dari tahun sebelumnya yang sebesar 69,62% (Rizaty, 2022). Meskipun pencapaian
ASI eksklusif sudah mulai meningkat akan tetapi peningkatan cakupan ASI eksklusif 2 masih
perlu ditingkatkan karena belum mencapai target nasional cakupan ASI eksklusif yaitu 80%
(BPS, 2021).
Upaya untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif ini dengan memberikan informasi
mengenai berbagai manfaat ASI eksklusif bagi ibu dan bayi untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya ASI eksklusif bagi bayi. Untuk mencapai target ASI eksklusif
terkadang sulit didapatkan, dapat disebabkan oleh ASI tidak keluar. Permasalahan tidak
lancarnya proses keluarnya ASI menjadi salah satu penyebab seseorang tidak menyusui
bayinya sehingga proses menyusui terhambat (Nurainun dan Susilowati, 2021).
Ketidaklancaran pengeluaran ASI dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, rasa percaya diri,
dukungan, status gizi, dan mitos-mitos pemberian ASI. Penurunan produksi dan pengeluaran
ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan dapat disebabkan oleh kurangnya hormon
prolaktin dan hormon oksitosin yang sangat berperan dalam kelancaran produksi dan
pengeluaran.
Kurma memiliki berbagai macam gizi, dan hormon. dimana buah kurma memiliki
Hormon patuchin yang berfungsi untuk mengikat rahim dan otot rahim sehingga dapat
membantu mengurangi pendarahan pasca melahirkan, hormon ini juga akan membantu
memacu kontraksi di pembuluh darah vena yang ada di sekitar payudara ibu, sehingga
memacu kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ibu. Selain itu, buah Kurma juga
memiliki Hormon Oksitosin yang di hasilkan oleh neurohipofisa. Hormon oksotosin di
alirkan melalui darah menuju payudara, hormon ini akan memacu kontraksi pada pembuluh
darah vena yang ada di sekitar payudara ibu, sehingga memacu kelenjar air susu untuk
memproduksi ASI (Aminah 2019).
Penelitian oleh Sulieman, 2012 dalam Aminah 2019 menunjukkan bahwa kurma
merupakan salah satu makanan yang disarankan untuk di konsumsi oleh ibu menyusui
dikarenakan kurma mengandung zat yang dapat menstimulasi ASI dan memberikan
ketenangan. Hasil penelitian oleh Natalia Desy Putriningtyas, 2016 Sari kurma dan susu
kental manis yang diberikan pada ibu yang menyusui eksklusif dapat meningkatkan berat
badan bayi usia 0-5 bulan.
TINJAUAN LITERATURE
Masa nifas (Post Partum) adalah masa di mulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat kandungan kembali semula seperti sebelum hamil, yang berlangsung
selama 6 minggu atau 42 hari. Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan
mengalami banyak perubahan fisik yang bersifat fisiologis dan banyak memberikan ketidak
nyamanan pada awal postpartum, yang tidak menutup kemungkinan untuk menjadi patologis
bila tidak diikuti dengan perawatan yang baik (Yuliana & Hakim, 2020).
Menurut Wulandari (2020)Ada beberapa tahapan yang di alami oleh wanita selama
masa nifas, yaitu sebagai berikut :
a. Immediate puerperium, yaitu waktu 0-24 jam setelah melahirkan. ibu telah di
perbolehkan berdiri atau jalan-jalan
b. Early puerperium, yaitu waktu 1-7 hari pemulihan setelah melahirkan. pemulihan
menyeluruh alat-alat reproduksi berlangsung selama 6- minggu Later puerperium,
yaitu waktu 1-6 minggu setelah melahirkan, inilah waktu yang diperlukan oleh ibu
untuk pulih dan sehat sempurna. Waktu sehat bisa bermingguminggu, bulan dan
tahun.
Berikut ini 3 tahap penyesuaian psikologi ibu dalam masa post partum Menurut
Yuliana 2020:
a. Fase Talking In (Setelah melahirkan sampai hari ke dua)
1) Perasaan ibu berfokus pada dirinya
2) Ibu masih pasif dan tergantung dengan orang lain.
3) Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran perubahan tubuhnya.
4) Ibu akan mengulangi pengalaman pengalaman waktu melahirkan.
5) Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh ke
kondisi normal.
6) Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi.
7) Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak
berlangsung normal.
8) Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan ibu
b. Fase Taking Hold (Hari ke-3 sampai 10)
1) Ibu merasa merasa khawatir akan ketidakmampuan merawat bayi, muncul
perasaan sedih (baby blues).
2) Ibu memperhatikan kemampuan men jadi orang tua dan meningkatkan teng gung
jawab akan bayinya.
3) bu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB dan daya
tahan tubuh.
4) Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti menggen dong,
menyusui, memandikan, dan mengganti popok.
5) Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan pribadi. 6)
6) Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak mampu
membesarkan bayinya.
7) Wanita pada masa ini sangat sensitif akan ketidakmampuannya, cepat
tersinggung, dan cenderung menganggap pemberi tahuan bidan sebagai teguran.
Dianjur kan untuk berhati-hati dalam berko munikasi dengan wanita ini dan perlu
memberi support.
c. Fase Letting Go (Hari ke-10sampai akhir masa nifas)
1) Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya. Setelah ibu pulang ke
rumah dan dipengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga.
2) Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami
kebutuhan bayi
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu
ibu (ASI) dari payudara ibu. Segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu
mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya disebut dengan manajemen laktasi (Sutanto,
2018). Menyusui atau laktasi mempunyai dua pengertian , yaitu:
a. Produksi ASI ( Reflek Prolaktin) Hormon prolaktin distimulasi oleh PRH (prolaktin
Releasing Hormon), yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior yang ada di dasar
otak. Hormon ini merangsang sel-sel alveolus yang berfungsi merangsang air
susu.Pengeluaran prolaktin sendiri dirangsang oleh pengeluaran Air Susu Ibu (ASI)
dari sinus laktiferus . Semakin banyak ASI yang dikeluarkan dari payudara maka
semakin banyak ASI diproduksi, sebaliknya bila tidak ada hisapan bayi atau bayi
berhensi menghisap maka payudara akan berhenti memproduksi ASI. Rangsangan
payudara sampai pengeluaran ASI disebut dengan refleks produksi ASI (refleks
prolaktin). Menurut Sutanto (2018), kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi
normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut
tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada hisapan bayi.
b. Pengeluaran ASI (Oksitosin) atau Refleks Aliran (Let Down Reflek) Pengeluaran ASI
(Oksitosin) adalah refleks aliran yang timbul akibat perangsangan 8 puting susu
dikarenakan hisapan bayi. Bersamaan dengan mekanisme pembentukan prolaktin
pada hipofisis anterior, rangsangan yang disebabkan oleh hisapan bayi pada puting
susu tersebut dilanjutkan ke hipofisis posterior sehingga keluarlah hormon oksitosin.
Hal ini menyebabkan sel-sel miopitel di sekitar alveolus agar berkontraksi dan
mendorong ASI yang telak diproduksi masuk ke dalam ductus lactiferus kemudian
masuk ke mulut bayi. Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh hisapan bayi ,
juga oleh reseptor yang terletak pada duktus laktiferus . Bila duktus laktiferus melebar
, maka secara reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.
Menurut Kristiyanasari produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan
ibu, karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang
cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah
kalori, protein, lemak dan vitamin serta mineral yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum
lebih banyak kurang lebih 8-12 gelas/hari. Kecukupan ASI dapat dinilai dengan menimbang
kenaikan berat badan bayi secara teratur.Cukup tidaknya ASI juga dapat diperkirakan dari
berapa kali bayi buang air kecil. Bagi bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, enam kali buang
air kecil dalam sehari adalah pertanda ia cukup ASI.
Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi ibu menyusui untuk
mendapatkan kecukupan nutrisi bagi bayi.Ibu yang mengkonsumsi makanan yang bergizi
selama menyusui maka produksi ASI akan bagus. Oleh karena itu, ibu perlu mengerti
pentingnya gizi untuk ibu menyusui. Gizi yang baik akan menjamin kesehatan ibu,
kelancaran dan kecukupan ASI bagi bayi.
Kurma matang juga sangat kaya akan kalsium dan zat besi. Oleh karena itu, wanita
yang sedang hamil dan akan melahirkan sangat dianjurkan untuk makan kurma, karena
kandungan zat besi dan kalsium yang terkandung dalam kurma yang sudah matang sangat
mencukupi dan sangat penting untuk proses pembentukan ASI. dapat mengisi kembali energi
ibu yang terkuras saat melahirkan dan menyusui (Siregar, 2021).
Buah kurma (phonix dactylifera) adalah makanan yang mengandung energi tinggi dan
mempunyai komposisi yang ideal. Kurma dapat dimakan selagi mentah ataupun matang.
Kurma mengandung kadar air dan vitamin yang banyak. Dalam buah kurma, terdapat hormon
yang mirip dengan oksitosin yaitu hormon potuchin, bekerja untuk merangsang otot polos
dinding rahim. Serat pembuluh darah vena yang berada disekitar saluran susu di payudara
juga mengalami kontraksi, sehingga menjadikan derasnya air susu ketika saluran beserta air
susu yang dikandungnya menglami kontraksi, sehingga dapat 74 meningkatkan produksi ASI
ibu menyusui yang ditandai dengan berat badan bayi mengalami kenaikan, bayi BAK paling
sedikit 6 kali sehari, bayi menyusu 8-12 kali sehari atau setiap 2-3 jam sekali, bayi tidur 3-4
jam setelah menyusu dan BAB bayi berwarna kuning berbiji (Saidah 2019).
TEKNIK PENGUMPULAN DATA, ALAT PENGUMPULAN DATA, ANALISIS
Studi ini merupakan suatu tinjauan literature (Literature Review) yang mencoba
menggali mengenai pengaruh pemberian jus kurma terhadap ibu nifas dan menyusui. Sumber
untuk melakukan tinjauan literature ini meliputi studi pencarian sistematis database
terkomputerisasi (PubMed, Google Shoolar) bentuk jurnal penelitian dan artikel review
sebanyak 3 jurnal internasional dan 7 jurnal Indonesia. Penulisan artikel ilmiah ini
menggunakan penulisan daftar pustaka APA Style.
PEMBAHASAN PENELITIAN
Masa nifas (Post Partum) adalah masa di mulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat kandungan kembali semula seperti sebelum hamil, yang berlangsung
selama 6 minggu atau 42 hari. Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan
mengalami banyak perubahan fisik yang bersifat fisiologis dan banyak memberikan ketidak
nyamanan pada awal postpartum, yang tidak menutup kemungkinan untuk menjadi patologis
bila tidak diikuti dengan perawatan yang baik (Yuliana & Hakim, 2020).
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu
ibu (ASI) dari payudara ibu. Segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu
mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya disebut dengan manajemen laktasi (Sutanto,
2018).
Faktor yang memefektifitasi pembentukan ASI adalah makanan, ketenangan jiwa dan
pikiran, perawatan payudara, anatomis payudara, faktor fisiologi, pola istirahat, umur
kehamilan saat melahirkan dan konsumsi rokok dan alkohol (Aminah, 2019). Selain itu ada
beberapa faktor yang mempengaruhi produksi ASI ibu menyusui, termasuk makanan dan
minuman yang dikonsumsinya. Makanan yang banyak dimanfaatkan menjadi ASI booster
adalah kurma. Kurma memiliki keistimewaan mudah dicerna sehingga bisa mencapai darah
dalam waktu relative singkat dan bisa dimanfaatkan oleh seluruh organ tubuh, khususnya
otak karena unsur gula merupakan nutrisi penting bagi otak Kurma memiliki berbagai macam
gizi, dan hormon. dimana buah kurma memiliki Hormon patuchin yang berfungsi untuk
mengikat rahim dan otot rahim sehingga dapat membantu Dari hasil dapat disimpulkan
bahwa yang lebih efektif adalah daun katuk karena dari 16 jumlah responden terdapat 15
orang yang mengalami ASI lancer mengurangi pendarahan pasca melahirkan, hormon ini
juga akan membantu memacu kontraksi di pembuluh darah vena yang ada di sekitar payudara
ibu, sehingga memacu kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ibu. Selain itu, buah
Kurma juga memiliki Hormon Oksitosin yang di hasilkan oleh neurohipofisa. Hormon
oksotosin di alirkan melalui darah menuju payudara, hormon ini akan memacu kontraksi pada
pembuluh darah vena yang ada di sekitar payudara ibu, sehingga memacu kelenjar air susu
untuk memproduksi ASI (Aminah, 2019).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ulfah tahun 2021 menunjukkan bahwa
jumlah ASI sebelum diberikan sari kurma pada ibu menyusui pada kelompok intervensi
memiliki rata – rata 66,33. Sedangkan kelompok kontrol memiliki rata – rata 45,40. Hari ke 5
rata-rata pada kelompok intervensi naik menjadi 81,33, sedangkan kelompok kontrol naik
menjadi 56,33. Pada hari ke 10 rata-rata pada kelompok intervensi naik menjadi 96,73,
sedangkan kelompok kontrol naik menjadi 67,67. Hasil uji Levene’s test pada penelitian ini
menunjukan pada hari kelima (post 1) dengan p value 0,025 < 0,05 dan hari kesepuluh (post
2) dengan p value 0,012.
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Gustina 2022 didapatkan hasil berat badan
bayi pada kelompok sari kurma dan kelompok SKM sebelum perlakuan masing- masing
5117,9±1223,33 gram dan 5125,0±1299,75 gram (p=0,124). Rerata asupan energi selama
penelitian pada kelompok SKM lebih tinggi dibandingkan kelompok sari kurma 2.588±86,34
kalori vs 2.417±179,40 kalori (p=0,001). Rerata penambahan berat badan bayi pada
kelompok yang ibu mendapat sari kurma dan SKM masing- masing 1162,50±304,78 gram
dan 632,14±425,18 gram (p = 0,001).
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi 2021 menunjukkan hasil bahwa
setelah diberikan kurma sebagian besar (75%) produksi ASI lancar, sedangkan setelah pijat
oksitosin semua responden (100%) produksi ASI lancar. Hasil analisis dengan uji Wilcoxon
menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian kurma terhadap peningkatan produksi ASI
(P_value 0,001) dan pengaruh pijat oksitosin terhadap peningkatan produksi ASI (P_value
0,000). Hasil uji statistik menggunakan Mann Whitney menunjukkan adanya perbedaan
efektivitas pemberian kurma dengan pijat oksitosin terhadap produksi ASI. Pemberian sari
kurma dan pijat oksitosin dapat dijadikan alternatif bagi ibu nifas yang mengalami gangguan
produksi ASI, agar ASI dapat diberikan secara maksimal kepada bayi sehingga bayi dapat
tumbuh dengan sehat
Manfaat lain dari jus kurma dijelaskan pada penelitian yang dilakukan oleh Ade
Febriani dan Sellia tahun 2021 yang menjelaskan ada pengaruh atau efektivitas pemberian
sari kurma terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu nifas di kota Pekanbaru, di
dapatkan nilai p- value sebesar 0,000 atau p –value < α (0,005), maka dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Sari kurma, memiliki kandungan nutrisi yaitu air 16,5 %,
protein 0,6 %, Lemak 0,22 %, Karbohidrat 47,9 %, Energi 330 kkal/100mg, Kalium 776, 8
mg/100g, dan Kalsium 32,5 mg/100g. Sementarakomposisinya adalah buah kurma, fruktosa
dan glukosa. Sari kurma ini dipercaya bisa meningkatkan kadar hemoglobin karena
mengandung zat besi juga sumber energy yang diperlukan oleh tubuh. Kurma maupun sari
kurma dapat dikategorikan sebagaisalah satu alternativ pilihan dalammemenuhi kebutuhan
zat besi selama kehamilan maupun masa nifas, asalkan dikonsumsi secara rutin agar
peningkatan hemoglobin semakin membaik. Buah ini telah lama dikenal dan merupakan
salah satu buah yang paling penting di wilayah Arab, Afrika Utara, dan Timur Tengah.
Kurma mengandung Riboflavin, Niasin, Piridoksal, dan Folat dimana dalam 100 gram kurma
memenuhi lebih dari 9% kebutuhan vitamin sehari. Kurma matang kaya akan kandungan
kalsium dan besi. Kandungan besi yang ada di dalam buah kurma yaitu 1,02 mg.
Ibu menyusui yang menerima 10 buah kurma/hari memiliki peningkatan 11% dalam
kuantitas ASI dari awal sampai minggu ke-2, dan peningkatan 23% dari awal sampai minggu
4, (keduanya p <0,05). Jumlah ASI ibu menyusui yang mendapat buah kurma lebih tinggi
secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol (p < 0,05). Namun, tidak ada perbedaan
status gizi bayi. Konsumsi buah kurma tampaknya bermanfaat untuk mempromosikan dan
meningkatkan kuantitas ASI pada ibu menyusui. Buah kurma bisa menjadi alternatif
galactagogue (Modepeng, dkk 2021).
Prolaktin serum pada ibu yang menerima jus kurma meningkat secara signifikan
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dosis konsumsi kurma secara dependen
meningkatkan IGF-1 pada induk dan anaknya. MDA, sebagai penanda peroksidasi lipid,
menurun dan GSH meningkat karena asupan kurma. Suspensi buah kurma dalam penelitian
ini memang meningkatkan prolaktin tergantung dosis selama masa menyusui ibu. Hormon
prolaktin dilepaskan dari hipotalamus dan diimpor ke kelenjar hipofisis anterior. Prolaktin
berperan dalam laktasi dan kehamilan serta sintesis steroid dalam fungsi ovarium, testis, dan
kekebalan tubuh. Dopamin dapat dicatat sebagai salah satu penghambatnya, dan menyusui,
estrogen, dan TRH adalah stimulatornya (Ebrahimi, 2017).
Kurma menyediakan berbagai macam nutrisi penting, dan merupakan sumber
makanan yang sangat baik kalium. Kandungan gula kurma matang sekitar 80%; sisanya
terdiri dari protein, serat, dan elemen jejak termasuk boron, kobalt, tembaga, fluor,
magnesium, mangan, selenium, dan seng. Selain bisa membantu kontraksi rahim, hormon
oksitosin juga bisa mengkerutkan pembuluh darah di sekitar payudara ibu, yang akan
memperlancar produksi ASI. Kurma mengandung oksitosin dan banyak unsur kimia yang
baik untuk ibu menyusui. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manfaat mengkonsumsi
buah kurma berpengaruh terhadap produksi ASI. Kurma bisa dijadikan alternatif untuk
memperlancar produksi ASI ibu post partus (Kusuma, 2021).
Ibu nifas yang mengkonsumsi minuman kombinasi biji Fenugreek dan Phoenix
dactylifera (Kurma) miliki rata-rata kadar prolaktin lebih tinggi dibandingkan ibu yang
mengkonsumsi minuman Phoenix dactylifera saja, yang berdampak pada peningkatan berat
badan bayi. Minuman kombinasi biji fenugreek dan phoenix dactylifera (kurma) dalam
penelitian ini dapat meningkatkan produksi ASI ibu menyusui dilihat dari indikator kadar
hormon prolaktin dan berat badan bayi. Tingkat rata-rata hormon prolaktin pada kelompok
intervensi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol tetapi menunjukkan hasil yang
tidak signifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh pengukuran kadar hormon prolaktin dilakukan
setelah intervensi sendiri, maka kelompok kontrol yang juga mendapatkan intervensi
minuman kurma yang juga merupakan bahan penyusun minuman kelompok intervensi
menjadi penyebab tidak terlalu berbedanya kadar hormon prolaktin dari kedua kelompok
tersebut. Kadar hormon prolaktin dipengaruhi oleh frekuensi menyusui, lama menyusui, dan
sejumlah besar bahan tambahan makanan yang dikonsumsi ibu selama menyusui. Mengenai
frekuensi menyusui dalam hal ini studi, tidak ada perbedaan yang signifikan antara keduanya
grup. Peneliti berasumsi bahwa penyebabnya tidak terlalu berbeda dalam kadar hormon
prolaktin pada kedua kelompok di penelitian ini karena kelompok kontrol juga diberi tanggal
minuman kurma yang juga berperan dalam membesarkan payudara produksi susu, yang
merupakan bahan penyusun minuman kelompok intervensi. Kemudian pemberian dosis
minum yang tidak berdasarkan berat badan ibu diduga menjadi hal yang dapat mempengaruhi
hasil kadar hormon prolaktin pada penelitian ini. Studi sebelumnya juga menemukan hal
yang sama mengenai dosis pemberian terhadap kadar hormon prolaktin, pemberian ekstrak
umbi rumput pada kelompok penelitian menggunakan dosis 300 mg/kg BB dengan 450 mg
ditemukan tidak berpengaruh (p>0,05) (Halimah, 2022).
KESIMPULAN
Faktor yang memefektifitasi pembentukan ASI adalah makanan, ketenangan jiwa dan
pikiran, perawatan payudara, anatomis payudara, faktor fisiologi, pola istirahat, umur
kehamilan saat melahirkan dan konsumsi rokok dan alkohol. Selain itu ada beberapa faktor
yang mempengaruhi produksi ASI ibu menyusui, termasuk makanan dan minuman yang
dikonsumsinya. Makanan yang banyak dimanfaatkan menjadi ASI booster adalah kurma.
Kurma memiliki berbagai macam gizi, dan hormon. dimana buah kurma memiliki Hormon
patuchin yang berfungsi untuk mengikat rahim dan otot rahim sehingga dapat membantu
mengurangi pendarahan pasca melahirkan, hormon ini juga akan membantu memacu
kontraksi di pembuluh darah vena yang ada di sekitar payudara ibu, sehingga memacu
kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu ibu. Selain itu, buah Kurma juga memiliki
Hormon Oksitosin yang di hasilkan oleh neurohipofisa. Hormon oksotosin di alirkan melalui
darah menuju payudara, hormon ini akan memacu kontraksi pada pembuluh darah vena yang
ada di sekitar payudara ibu, sehingga memacu kelenjar air susu untuk memproduksi ASI.
Dari 10 penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian jus kurma pada ibu
menyusui dan nifas sangat efektif. Selain untuk kelanaran ASI, juga dapat berpengaruh
terhadap gizi bayi dan dapat meningkatkan kadar HB pada ibu nifas sehingga dapat dijadikan
terapi anemia bagi ibu nifas.
KELEBIHAN
Dari 10 peneitian yang diteliti pemaparan materi dan skema pembuatan jurnal sudah
bagus. Terdapat abstrak, bakground, methode, result dan conlusion. Jurnal yang dipakai juga
sudah dapat di akses fulltext nya.
KEKURANGAN
Ada beberapa jurnal yang tidak menjelaskan lama waktu dan berapa kali pemberian
jus kurma/sari kurma dalam penelitian nya.
DAFTAR PUSTAKA

Oktafirnanda, Y., Listiarini, U.D., dan Agustina, W. 2019. Pengaruh Implementasi Pijat
Oksitosin Terhadap Pengeluaran Asi Pada Ibu Nifas Di Klinik “S” Simpang Marbau.
Jurnal Bidan Komunitas. http://ejournal.helvetia.ac.id/index.php/jbk/article/view/4453
Febriani, A., Juwita, S. 2021. Manfaat Sari Kurma Dalam Peningkatan Hb Ibu Nifas Di Kota
Pekanbaru. Colostrum Jurnal Kebidanan Vol. 2 No. 2
Ramadhani, U, N., Akbar, Aidil. 2021. Efektivitas Sari Kurma (Phoenix Dactylifera L.)
Terhadap Pengeluaran Air Susu Ibu (Asi) Pada Ibu Menyusui. Jurnal Pandu Husada
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/JPH/article/view/9683/6933
Kusuma, R., Afifi, N.D., Afwatiszahro, A., Wartinah, Yulianti,D. 2021. The Effect of Dates
(Phoenix dactylifera) on Breast Milk Production in Post Partum Mother Day 3-9. Journal
Of Global Research in Publi Health Vol. 6 No.1 DOI: 10.30994/jgrph.v6i1.314
Febriani, A. Juwita,S. 2021. Manfaat Sari Kurma Dalam Peningkatan Hb Ibu Nifas Di Kota
Pekanbaru. Colostrum Jurnal Kebidanan Vol.2 No.2
http://ojs.poltekkes-medan.ac.id/colostrum/article/view/1126
Aminah, S. Purwaningsih, W. 2019. Perbedaan Efektifitas Pemberian Buah Kurma Dan
Daun Katuk Terhadap Kelancaran Asi Pada Ibu Menyusui Umur 0-40 Hari Di Kota
Kediri. JPH RECODE Oktober 2019; 3 (1) : 37-43
http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Saidah, H., & Kartika Sari, D. (2022). Perbedaan Efektifitas Pemberian Buah Kurma Dan
Pijat Oksitosin Terhadap Produksi Asi Ibu Menyusui 0-6 Bulan. Judika (Jurnal Nusantara
Medika), 5(2), 71-84. https://doi.org/10.29407/judika.v5i2.17439
Modepeng T, Pavadhgul P, Bumrungpert A, Kitipichai W. The Effects of Date Fruit
Consumption on Breast Milk Quantity and Nutritional Status of Infants. Breastfeed Med.
2021 Nov;16(11):909-914. doi: 10.1089/bfm.2021.0031. Epub 2021 Jul 12. PMID:
34252286.
Ebrahimi F., Saeed, Hemmati, Mina, and Malekaneh, Mohammad. ‘Effects of the Date Palm
Fruit (Phoenix Dactylifera L.) on Prolactin, IGF-1, and Stress Factors in Lactating
Female Rats and Its Impact on Their Litters’ Development’ (2017) : 251 – 258.
Halimah, S., Wijayanti, K., Taadi. 2022. Drink combination made from Fenugreek seeds and
Phoenix dactylifera to increase prolactin hormone levels in postpartum mothers and its
impact on baby weight. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan
DOI: http://dx.doi.org/10.30595/medisains.v20i2.14240
Siregar, G.G., Utami.A.L., Sulistyaningsih, Ivanka, T., Nurhalizah, S. Pengaruh Pemberian
Sari Kurma Dan Sari Kacang Hijau Terhadap Peningkatan Produksi Asi Pada Ibu Nifas
Di Klinik Kurnia Ningsih Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021.
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPK2R/article/view/1095/677
Yuliana Wahida, & Hakim, B. N. (2020). Emodemo Dalam Asuhan Kebidanan Masa Nifas.
In asuhan kebidanan masa nifas (p. 2).
https://books.google.co.id/books?id=PZgMEAAAQBAJ&pg=PA1&dq=peng
ertian+masa+nifas&hl=id&sa

Sutanto, A. V. (2018). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Teori dalam Praktik
Kebidanan Profesional. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Nurainun, E., & Susilowati, E. (2021). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI
Pada Ibu Nifas : Literature Review. Jurnal Kebidanan Khatulistiwa, 7(1), 20.
https://doi.org/10.30602/jkk.v7i1.611

Anda mungkin juga menyukai