Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 1

Nuril indah mawaddah


Ria ledi
Anna sofia
Nurfarazilla
Tiara ningsih
Laili husna
Dini agustina
PEMBAHASAN
 Seksualitas pada priode post partum
 Laktasi

 Nutrisi dan biochemistry masa nifas,


biochemistry
a. Persalinan itu sendiri merupakan suatu proses fisiologis yang dialami oleh
wanita. Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi pada
ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Tujuan dari
pengelolaan proses persalinan adalah mendorong kelahiran yang aman bagi
ibu dan bayi.
b. Persalinan harus dikenali sebagai proses fisiologis normal yang sebagian besar
perempuan mengalaminya tanpa komplikasi. Masa nifas dimulai setelah
partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh
alat genitalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu
3 bulan (Winkjosastro, 2007).
SEKSUALITAS PADA PRIODE POST
PARTUM
 Seksualitas masa nifas Kebutuhan seksual sering menjadi
perhatian ibu dan keluarga. Diskusikan hal ini sejak mulai hamil
dan diulang pada postpartum berdasarkan budaya dan kepercayaan
ibu dan keluarga. Seksualitas ibu dipengaruhi oleh derajat ruptur
perineum dan penurunan hormon steroid setelah persalinan.
Keinginan seksual ibu menurun karena kadar hormon rendah,
adaptasi peran baru, keletihan (kurang istirahat dan tidur).
Penggunaan kontrasepsi (ovulasi terjadi pada kurang lebih 6
minggu) diperlukan karena kembalinya masa subur yang tidak
dapat diprediksi. Menstruasi ibu terjadi pada kurang lebih 9
minggu pada ibu tidak menyusui dan kurang Iebih 30 - 36 minggu
atau 4 - 18 bulan pada ibu yang menyusui
HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI SEKSUAL PADA MASA
NIFAS, YAITU

1). Intensitas respons seksual berkurang karena perubahan faal tubuh. Tubuh
menjadi tidak atau belum sensitif seperti semula.
2). Rasa lelah akibat mengurus bayi mengalahkan minat untuk bermesraan.
3). Bounding dengan bayi menguras semua cinta kasih, sehingga waktu tidak
tersisa untuk pasangan.
4). Kehadiran bayi di kamar yang sama membuat ibu secara psikologis tidak
nyaman berhubungan intim.
5). Pada minggu pertama setelah persalinan, hormon estrogen menurun yang
mempengaruhi sel - sel penyekresi cairan pelumas vagina alamiah yang
berkurang. Hal ini menimbulkan rasa sakit bila berhubungan seksual. Untuk
itu, diperlukan pelumas atau rubrikan.
6). Ibu mengalami let down ASI, sehingga respons terhadap orgasme yang
dirasakan sebagai rangsangan seksual pada saat menyusui

Respons fisiologis ini dapat menekan ibu, kecuali mereka memahami bahwa hal
tersebut adalah normal.
Solusi untuk mengatasi masalah di atas, antara lain
1. Bidan biasanya memberi batasan rutin 6 minggu pasca persalinan. Akan tetapi,
jika pasangan ingin lebih cepat, konsultasikan hal ini untuk mengetahui dengan
pasti jenis persalinan, kondisi perineum, luka episiotomi, dan kecepatan
pemulihan sesungguhnya. Jika permintaan ditolak dokter atau bidan, pasangan
hendaknya menaati dan menunggu hingga 6 minggu pasca persalinan agar tidak
2. Ungkapkan cinta dengan cara lain, seperti dengan duduk berpelukan di depan
TV menggosok punggung pasangan, dan berdansa berdua. Jika tidak lelah, dapat
membantu melakukan pasangan dengan masturbasi. Jika keduanya
menginginkan, dapat melakukan hubungan intim oral. Namun, kadang tidak ada
keintiman yang lebih memuaskan dari berbaring dan berpelukan.
3. Program kontrasepsi harus segera dilakukan sebelum hubungan seksual
karena ada kemungkinan hamil kembali dalam kurun waktu kurang dan 6 minggu
(kontrasepsi untuk mencegah kehamilan). (Bahiyatun, 2009, pp.83-84)
LAKTASI
Menyusui merupakan ketrampilan yang dipelajari oleh ibu
dan bayi. Dimana keduanya membutuhkan waktu dan
kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi selama 6 bulan
(Purwanti, 2004). Laktasi merupakan teknik menyusui mulai
dari ASI dibuat sampai pada keadaan bayi menghisap dan
menelan ASI. Laktasi merupakan bagian kelengkapan dari
siklus reproduksi mamalia termasuk manusia. Masa laktasi
berguna untuk menambah pemberian ASI dan meneruskan
pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun dengan baik dan
benar serta anak memperoleh kekebalan tubuh secara alami
(Wiji & Mulyani, 2013).
HORMON-HORMON YANG BERPERAN DALAM PROSES
LAKTASI

Proses laktasi menurut (Wiji & Mulyani, :


 Progesteron

 Estrogen

 Follicle Stimulating Hormone (FSH).

 Luteinizing Hormone (LH).

 Prolaktin

 Oksitosin

 Human Placental Lactogen (HPL) •

 Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan lemak


meningkat.
 Pembuatan cairan susu dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna
kuning-putih susu.
 Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam.
Pasca persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteron
hilang. Air susu dirangsang oleh hormon laktogenik (LH) atau
prolaktin. Air susu keluar akibat dari mio-eptel kelenjar yang
berkontrasi yang dipengaruhi oleh oksitosin. Produksi air susu
bertambah sesudah 2-3 hari setelah persalinan.Bila bayi mulai
disusui, isapan pada putting susu merupakan rangsangan psikis
yang secara reflektoris menimbulkan oksitosin dikeluarkan oleh
hipofise. Produksi Air Susu Ibu (ASI) menjadi lebih banyak. Sebagai
hasil positifnya adalah involusi uteri akan lebih sempurna.
Disamping ASI merupakan makanan utama bagi bayi yang tidak
ada bandingannya, menyusui bayi sangat baik untuk merasakan
rasa kasih sayang antara ibu dan anak.
FISIOLOGI LAKTASI
 Laktasi atau menyusi merupakan proses integral dari daur reproduksi dan mempunyai
dua pengertian yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Keduanya harus sama baiknya.
Secara alamiah akibat pengaruh hormon maka akan terjadi perubahan secara bertahap
sesuai umur dan kondisi menurut (Wiji & Mulyani, 2013) terdiri dari proses
 Mammogenesis, yaitu pembentukan kelenjar payudara. Pembentukan kelenjar
payudara dimulai dari sebelum pubertas, masa siklus menstruasi dan masa kehamilan
 Galaktogenesis, yaitu proses pembentukan atau produksi ASI Pada seorang ibu
menyusui dikenal 2 refleks yang masing - masing berperan sebagai pembentukan dan
pengeluaran air susu yaitu refleks oksitosin atau let down refleks dan reflek prolaktin.
 Galaktopoesis, yaitu proses mempertahankan produksi ASI Hubungan yang utuh
antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur kadar oksitosin dan prolaktin dalam
darah
REFLEK LAKTASI
dimasa laktasi terdapat dua mekanisme refleks pada ibu yaitu refleks prolaktin dan
refleks oksitosin yang berperan dalam produksi ASI dan involusi uterus (khususnya pada
masa nifas). Pada bayi, terdapat 3 jenis refleks menurut (Wiji & Mulyani, 2013), yaitu:
 Refleks mencari putting susu (Rooting reflex) Mulut bayi akan mendekat ke arah
dimana terjadi sentuhan pada pipinya. Bayi akan membuka mulutnya apabila bibirnya
disentuh dan berusaha untuk menghisap benda yang disentuhkan tersebut.
 Refleks menghisap (Sucking reflex) Rangsangan putting susu pada langit-langit bayi
menyebabkan refleks menghisap yang dilakukan oleh bayi. Isapan ini akan
menimbulkan areola dan putting susu ibu tertekan, lidah dan langit-langit bayi sehingga
sinus laktiferus dibawah areola dan ASI terpancar keluar.
 Refleks menelan (Swallowing reflex) Kumpulan ASI di dalam mulut bayi menekan otot-
otot di daerah mulut dan faring untuk mengaktifkan refleks menelan dan mendorong
ASI ke dalam lambung bayi
NUTRISI DAN BIOCHEMISTRY
MASA NIFAS, BIOCHEMISTHRY ASI
Nutrisi yang di konsumsi oleh ibu nifas harus
bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori.
Kalori baik untuk proses metabolisme tubuh,
kerja organ tubuh, proses pembentukan ASI.
Wanita dewasa memerlukan 2.200 k kalori.
Ibu menyusui memerlukan kalori yang sama
dengan wanita dewasa + 700 k. kalori pada 6
bulan pertama kemudian + 500 k. kalori
bulan selanjutnya
1. Gizi Ibu Menyusui
Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari. Makan diet berimbang untuk
mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup. Minum sedikitnya 3 liter
setiaphari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Pil zat besi harus
diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
Minum Vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan Vitamin A kepada bayinya
melalui ASInya. Sesudah satu bulan pasca persalinan, makanlah makanan yang
mengandung kalori cukup banyak untuk mempertahankan berat badan si ibu
2. Karbohidrat Makanan yang dikonsumsi di anjurkan mengandung 50-60%
karbohidrat. Laktosa (gula susu) adalah bentuk utama dari karbohidrat yang ada
dalam jumlah lebih besar dibandingkan dalam susu sapi. Laktosa membantu bayi
menyerap kalsium dan mudah di metabolisme menjadi dua gula sederhana
(galaktosa dan glukosa) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak yang cepat
yang terjadi selama masa bayi.
3. Lemak Lemak 25-35% dari total makanan. Lemak menghasilkan kira-kira
setengah kalori yang diproduksi oleh air susu ibu
4. Protein
Jumlah kelebihan protein yang diperlukan oleh ibu pada masa nifas adalah
sekitar 10-15%. Protein utama dalam air susu ibu adalah whey. Mudah dicerna
whey menjadi kepala susu yang lembut yang memudahkan penyerapan nutrien
kedalam aliran darah bayi. Sumber karbohidrat yaitu : Nabati :tahu, tempe dan
kacang – kacangan
Hewani : daging, ikan, telur, hati, otak, usus, limfa, udang, kepiting
5. Vitamin dan Mineral
Kegunaan vitamin dan mineral adalah untuk melancarkan metabolisme tubuh.
Beberapa vitamin dan mineral yang ada pada air susu ibu perlu mendapat
perhatian khusus karena jumlahnya kurang mencukupi, tidak mampu memenuhi
kebutuhan bayi sewaktu bayi bertumbuh dan berkembang. Asupan vitamin yang
tidak memadai akan mengurangi cadangan dalam tubuh ibu dan mempengaruhi
kesehatan ibu maupun bayi. Sumber vitamin hewani dan nabati. Sumber mineral
: ikan, daging banyak mengandung kalsium, fosfor, zat besi, seng dan yodium.
6. Cairan
Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam
proses metabolisme tubuh. Minumlah
cairan cukup untuk membuat tubuh ibu
tidak dehidrasi.Asupan tablet tambah darah
dan zat besi diberikan selama 40 hari post
partum. Minum kapsul Vit A (200.000 unit).

Anda mungkin juga menyukai