Anda di halaman 1dari 7

Fisiologi Pengeluaran ASI

1. Pendahuluan

Air Susu Ibu (ASI) adalah sebuah makanan esensial yang sangat
diperlukan bayi yang akan memenuhi kebutuhan zat gizi bayi,
menguatkan sistem imunitas bayi dan banyak manfaat lain, oleh
karena itu produksi ASI merupakan suatu proses penting yang terjadi
pada seorang ibu pada masa kehamilan. Proses perubahan fisiologis
payudara ini dimulai dari masa 16 minggu sejak konsepsi, berikut
adalah perubahan perubahan yang terjadi pada payudara untuk
mengeluarkan ASI.

Perubahan Fisiologis pada Masa Kehamilan

Perubahan hormonal yang terjadi karena kehamilan akan


pembesaran payudara, perubahan ini terjadi untuk membantu
payudara memproduksi ASI. Dibawah pengaruh hormon, payudara
akan membentuk struktur kelenjar internal bernama Lobulus
Alveolus yang berperan penting bagi produksi ASI. Setiap Lobulus
terdiri dari kelompok alveolus yang dilapisi oleh sel epitel yang
berfungsi menghasilkan susu. Kelenjar tersebut akan disambungkan
oleh duktus (saluran) yang berasal dari puting payudara dan
berakhiran di kelenjar Lobulus Alveolus yang akan menjadi semakin
kecil dan bercabang saat mendekati Lobulus Alveolus.

Selama masa kehamilan, konsentrasi Estrogen yang tinggi akan


menyebabkan pertumbuhan saluran duktus, dan memperbanyak
deposit lemak, air, dan elektrolit sementara konsentrasi Progesteron
yang tinggi akan merangsang pematangan Lobulus Alveolus. Pada
usia kehamilan lima bulan lebih beberapa ibu hamil akan
mengeluarkan cairan dari puting yang disebut kolostrum. Sekresi
cairan tersebut disebabkan oleh pengaruh hormon Prolaktin yang
dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis akibat adanya kadar Estrogen
tinggi dan hormon Human Placental Lactogen (HPL) atau Human
Chorionic Somatomammotropin yang dikeluarkan oleh plasenta.
Kedua hormon ini akan ikut berperan dalam perkembangan kelenjar
mamaria dengan merangsang pembentukan enzim enzim yang
diperlukan untuk menghasilkan ASI.

Sebagian besar perubahan pada payudara berlangsung selama 5


bulan pertama kehamilan, pada fase ini beberapa ibu hamil sudah
bisa mengeluarkan air susu, namun sekresi susu tidak dapat terjadi
sampai persalinan selesai, hal ini dikarenakan konsentrasi Estrogen
dan Progesteron tinggi yang menghambat efek stimulatori prolaktin
terhadap sekresi susu.

Setelah melahirkan, terjadi penurunan kadar Estrogen dan


Progesteron didalam tubuh menurun drastis hal ini diikuti dengan
keluarnya plasenta dari rahim akan memicu laktasi untuk terjadi.
Dengan menurunnya kadar Estrogen dan Progesteron penekanan

2
yang terjadi pada hipofisis pun ikut hilang dan hormon yang
dilepaskan oleh hipofisis pun kembali yaitu Prolaktin dan Oksitosin
yang berperan dalam laktasi.

Kedua hormon Prolaktin dan Oksitosin mempunyai peran yang


berbeda dalam laktasi, Prolaktin berfungsi untuk meningkatkan
produksi ASI di dalam Lobulus Alveolus sedangkan Oksitosin
berfungsi untuk mengeluarkan susu dari payudara dengan cara
mengkontraksikan sel mioepitel yang mengelilingi setiap alveolus
sehingga susu dapat diperas keluar.

Penghisapan puting oleh bayi akan merangsang ujung-ujung


saraf sensorik pada puting yang akan mengirimkan potensial aksi ke
hipotalamus melalui korda spinalis. Setelah dirangsang, Hipotalamus
akan mensekresikan kedua hormon Prolaktin dan Oksitosin. Setelah
dikeluarkan, Oksitosin akan merangsang kontraksi sel mioepitel pada
payudara sehingga terjadi penyemprotan susu atau “milk letdown”.
Penyemprotan ini berlangsung selama bayi menghisap puting
memastikan bahwa air susu yang keluar dari puting hanya keluar
dengan jumlah yang dibutuhkan oleh bayi. Peristiwa ini dapat
dihambat oleh stress psikologis yang akan mempengaruhi
hipotalamus dan menghambat penyemprotan susu, oleh karena itu
ibu hamil harus berada didalam keadaan yang bebas stress. Selain itu,
stimulasi penyemprotan susu oleh penghisapan puting dapat
memastikan kecepatan produksi susu yang diatur oleh Prolaktin
dapat mengimbangi kebutuhan bayi.

Tabel 1 Nama dan Fungsi Hormon yang Terlibat dalam Laktasi

Nama  Fungsi

Estrogen Estrogen berfungsi dalam pertumbuhan dan


ukuran alveoli dan sebagai penghambat keluarnya
ASI sebelum persalinan.

Progesteron Progesteron berfungsi untuk menstimulasi sistem


saluran ASI untuk membesar agar ASI bisa
mengalir dengan lancar dan sebagai penghambat

3
keluarnya ASI sebelum persalinan.

Human Placental HPL berperan dalam pertumbuhan payudara,


Lactogen (HPL) puting dan areola sebelum melahirkan.

Prolaktin Prolaktin berperan dalam produksi ASI


setelah persalinan.

Oksitosin Oksitosin berperan dalam sekresi ASI setelah


persalinan.

2. MANFAAT ASI
 Berikut ini adalah beberapa manfaat ASI bagi kesehatan bayi,
diantaranya adalah:

1. Mencegah Terserang Penyakit


ASI eksklusif untuk bayi yang diberikan ibu ternyata mempunyai
peranan penting,yakni meningkatkan ketahanan tubuh bayi. Karenanya bisa
mencegah bayi terserang berbagai penyakit yang bisa mengancam kesehatan
bayi.

2. Membantu Perkembangan Otak dan Fisik Bayi


Manfaat ASI eksklusif paling penting ialah bisa menunjang sekaligus
membantu proses perkembangan otak dan fisik bayi. Hal tersebut dikarenakan,
di usia 0 sampai 6 bulan seorang baui tentu saja sama sekali belum diizinkan
mengonsumsi nutrisi apapun selain ASI. Oleh karenanya, selama enam bulan
berturut-turut, ASI yang diberikan pada sang buah hati tentu saja memberikan
dampak yang besar pada pertumbuhan otak dan fisik bayi selama ke depannya.
3. Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada
bayi dalam keadaan segar

4. Membantu dalam memperbaiki refleks menghisap, menelan dan


pernapasan bagi bayi.

5. Bayi dapat lebih sehat, lincah dan tidak cengeng.

 Berikut ini adalah beberapa manfaat ASI bagi Ibu diantaranya adalah:
Selain bagi bayi, pemberian ASI eksklusif bagi ibu menyusui juga
memiliki manfaat, sebagai berikut :

4
1. Mengatasi rasa trauma
Dapat menghilangkan trauma saat persalinan sekaligus dengan
kehadiran buah hati pertama kalinya bisa menjadi penyemangat
hidup seorang ibu. Pasca melahirkan biasanya ibu rentan
mengalami baby blues syndrome, terlebih lagi hal tersebut
biasanya terjadi pada sang ibu yang belum terbiasa bahkan tidak
bersedia memberikan ASI eksklusifnya untuk bayi mereka.
Namun dengan menyusui, secara perlahan rasa trauma pun akan
hilang sendirinya dan ibu pun akan terbiasa menyusui bayinya.

2. Mencegah kanker payudara


Selain membuat kondisi kesehatan dan mental ibu menjadi
lebih stabil, ASI eksklusif juga bisa meminimalkan timbulnya
resiko kanker payudara. Sebab salah satu pemicu penyakit
kanker payudara pada ibu menyusui ialah kurangnya pemberian
Asi eksklusif untuk bayi mereka sendiri.

3. Mengurangi risiko terkena kanker.


Hasil penelitian mengungkapkan, bahwa pemberian ASI minimal
6 bulan, dapat menurunkan risiko kanker endometrium hingga
11 persen.

4. Mengurangi insulin bagi ibu menyusui penderita diabetes.


Hormon oksitosin yang dilepas selama ibu menyusui dapat
menghilangkan stres yang dapat memicu peningkatan kadar
gula darah.

5. Menunda kembalinya kesuburan.


Hormon yang akan memproduksi ASI dapat mengurangi hormon
pembentukan ovulasi, sehingga dengan demikian menyusui
dapat dikatakan sebagai kontrasepsi alami untuk menjaga jarak
kelahiran yang aman.

6. Meningkatkan naluri keibuan.


Secara psikologis menyusui dapat meningkatkan kepercayaan
diri dan ikatan emosional antara ibu dan bayi.

5
C. JENIS-JENIS LAKTASI BERDASARKAN STADIUM LAKTASI NYA

Nutrisi yang terkandung di dalam ASI cukup banyak dan bersifat spesifik pada setiap ibu.
Komposisi ASI dapat berubah dan berbeda dari waktu ke waktu disesuaikan dengan
kebutuhan bayi sesuai usianya. Berdasarkan waktunya, ASI dibedakan menjadi tiga stadium,
yaitu:

1. Kolostrum (ASI hari 1-7)

Kolostrum merupakan susu pertama keluar, berbentuk cairan kekuningan yang


diproduksi beberapa hari setelah kelahiran dan berbeda dengan ASI transisi dan ASI matur.
Kolostrum mengandung protein tinggi 8,5%, sedikit karbohidrat 3,5%, lemak 2,5%, garam
dan mineral 0,4%, air 85,1%, dan vitamin larut lemak. Kandungan protein kolostrum lebih
tinggi, sedangkan kandungan laktosanya lebih rendah dibandingkan ASI matang. Selain
itu, kolostrum juga tinggi imunoglobulin A (IgA) sekretorik, laktoferin, leukosit, serta
faktor perkembangan seper faktor pertumbuhan epidermal. Kolostrum juga dapat berfungsi
sebagai pencahar yang dapat membersihkan saluran pencernaan bayi baru lahir. Jumlah
kolostrum yang diproduksi ibu hanya sekitar 7,4 sendok teh atau 36,23 mL per hari. Pada
hari pertama bayi, kapasitas perut bayi ≈ 5-7 mL (atau sebesar kelereng kecil), pada hari
kedua ≈ 12-13 mL, dan pada hari kega ≈ 22- 27 mL (atau sebesar kelereng besar/gundu).
Karenanya, meskipun jumlah kolostrum sedikit tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan
bayi baru lahir.

2. ASI masa transisi (ASI hari 7-14)

ASI ini merupakan transisi dari kolostrum ke ASI matur. Kandungan protein makin
menurun, namun kandungan lemak, laktosa, vitamin larut air, dan volume ASI akan makin
meningkat. Peningkatan volume ASI dipengaruhi oleh lamanya menyusui yang kemudian
akan digantikan oleh ASI matur.

3. ASI Matur

ASI matur merupakan ASI yang disekresi dari hari ke-14 seterusnya dan komposisinya
relatif konstan. ASI matur, dibedakan menjadi dua, yaitu susu awal atau susu primer, dan
susu akhir atau susu sekunder. Susu awal adalah ASI yang keluar pada setiap awal
menyusui, sedangkan susu akhir adalah ASI yang keluar pada setiap akhir menyusui. Susu
awal, menyediakan pemenuhan kebutuhan bayi akan air. Jika bayi memperoleh susu awal
dalam jumlah banyak, semua kebutuhan air akan terpenuhi Susu akhir memiliki lebih
banyak lemak daripada susu awal, menyebabkan susu akhir kelihatan lebih putih
dibandingkan dengan susu awal. Lemak memberikan banyak energi; oleh karena itu bayi
harus diberi kesempatan menyusu lebih lama agar bisa memperoleh susu akhir yang kaya
lemak dengan maksimal. Komponen nutrisi ASI berasal dari 3 sumber, beberapa nutrisi

6
berasal dari sintesis di laktosit, beberapa berasal dari makanan, dan beberapa dari bawaan
ibu.

Anda mungkin juga menyukai