Anda di halaman 1dari 2

Mata kuliah : SOSIO ANTROPOLOGI GIZI

NAMA : DINDA AULIA FEBRIATY


NIM : 221001017

BAGAIMANA SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI DAPAT MEMBENTUK


KEBIASAAN MAKAN MASYARAKAT

Sosiologi adalah ilmu yang membahas tentang berbagai aspek dalam masyarakat serta
pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Sedangkan Antropologi adalah sebuah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia. Mulai dari evolusi, perilaku komunikasi, sosialisasi,
hingga adaptasi. Sementara gabungan dari kedua cabang ilmu ini adalah Sosio-antropologi
yaitu ilmu yang mempelajari hubungan antara individu dengan masyarakat dari sudut
pandang keanekaragaman fisik dan kebudayaannya. Sosio-antropologi juga memiliki
beragam macam konsentrasi, salah satunya adalah sosio-antropologi gizi yang membahas
tentang Sifat sosial,budaya & psikologis dari makanan (yaitu peranan sosial-budaya dari
makanan yg berbeda dgn peranan gizinya) dan juga cara-cara di mana dimensi-dimensi
psiko-sosio-budaya dari makanan berkaitan dengan masalah gizi yang cukup terutama
masyarakat tradisional.

Konsumsi pangan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah proses
budaya. Budaya sangat berperan dalam mengatur pola makan masyarakat dalam modifikasi
hasil interaksi antargenerasi. Generasi sekarang seperti generasi Z merupakan generasi yang
sangat memperhatikan perkembangan zaman. Sesuatu yang menjadi viral akan selalu menjadi
tren yang akan diikuti oleh kaum anak muda. Oleh sebab itu pentingnya untuk
memperkenalkan pola makan yang baik pada zaman seperti ini tidak hanya melalui
penyuluhan, namun juga dengan mempergunakan media sosial sehingga lebih mudah untuk
dijangkau. Selain itu peran lainnya adalah jika terjadi perubahan pada budaya maka tanpa
disadari pola makan masyarakat juga ikut berubah.

Masalah budaya dan makanan dapat memicu masalah gizi yang akan berdampak
pada kesehatan tubuh manusia, sehingga perlu secara cermat memberdayakan masyarakat
dengan kearifan dan kecerdasan lokal pula. Selain melakukan penyuluhan gizi sebagai cara
lain dalam mengatasi masalah budaya dan permakanan. Oleh karena itu pengaruh budaya
terhadap masalah pangan sangat tergantung pada sistem sosial kemasyarakatan dan
merupakan hak asasi yang paling mendasar, sehingga pola permakanan harus berada dalam
kendali kebudayaan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai