PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Menurut ahli antropologi Margaret Mead, pola pangan atau food pattern,adalah cara
seseorang atau sekelompok orang memanfaatkan pangan yang tersedia sebagai reaksi
terhadap tekanan ekonomi dan sosio-budaya yang dialaminya.Pola pangan berkaitan dengan
makan (food habit).
Aspek sosial budaya pangan adalah fungsi pangan dalam masyarakat yang
berkembang sesuai dengan keadaan lingkungan,agama,adat,kebiasaan,dan pendidikan
masyarakat tersebut. Konsumsi makanan adalah makanan yang dimakan seseorang.
1.2.Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Sosiologi-
Antropologi Gizi.
1.3.Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah menambah
pengetahuan bagi penulis tentang Budaya Indonesia terkait Pola Pangan Masyarakat yang
tentunya berkaitan tentang gizi serta juga dapat bermanfaat bagi para pembaca makalah agar
mengetahui pengaruh budaya kepada pola pangan masyarakat di Indonesia.
BAB II
ISI
Pola Kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam
memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan
makanan (Khumaidi, 1989).Suhardjo (1989) menyatakan bahwa kebiasaan makan individu
atau kelompok individu adalah memilih pangan dan mengonsumsinya sebagai reaksi terhadap
pengaruh fisiologis,psikologis,sosial dan budaya.Tiga faktor terpenting yang mempengaruhi
kebiasaan makan adalah ketersediaan pangan,pola sosial budaya dan faktor-faktor pribadi
(Harper et al., 1986).
Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi
seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu,serta juga dapat menunjukkan tingkat
keberagaman pangan masyarakat yang selanjutnya dapat diamati dari parameter Pola Pangan
Harapan (PPH).
Setelah terjadi revolusi atau gelombang peradaban yang pertama, manusia beranjak
pada tahapan kedua yaitu tahapan agrikultur.Mata pencaharian manusia sudah bukan lagi
berburu dan meramu, melainkan sudah pada tahap bercocok tanam.Pada tahap ini pola dan
jenis makanan yang dikonsumsi pun adalah makanan hasil olahan.Setiap masyarakat
memiliki persepsi yang berbeda mengenai benda yang dikonsumsi.Perbedaan persepsi ini
sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma budaya yang berlaku di masyarakat.Oleh karena
itu,bila bertemu beberapa orang dengan latar belakang budaya berbeda akan menunjukkan
persepsi ini terhadap makanan yang berbeda.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, pola makan dan gaya
hidup masyarakat menjadi semakin modern.Hal tersebut juga merubah stuktur sosial dan
kebudayaan masyarakat.Perubahan tersebut berkaitan dengan perubahan pola
konsumsi,produksi,dan distribusi pangan.
1. Konsumsi pangan
2. Preferensi pangan
3. Ideologi Pangan
Pengetahuan tentang pangan dan gizi penting dimiliki oleh seseorang ibu, karena
mempunyai peran besar dalam penyediaan pangan keluarga.Konsumsi pangan yang cukup
akan sumber zat gizi adalah mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk energi,
pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.Pengcfiahuan ibu tentang gizi sangat berperan penting
didalam memilih,menyusun,mengolah dan menyajikan makanan yang sehat dan kaya akan
sumber gizi.
4. Frekuensi makan
Frekuensi makan adalah berapa kali makan dalam sehari meliputi makan pagi, makan
siang, makan malam dan makan selingan (Depkes, 1994).Menurut Willy (1991) bahwa bagi
penduduk dunia kebiasaan makan tiga kali sehari adalah kebiasaan urnurn,sedangkan
menurut Suhardjo (1990) frekuensi makan dikatakan baik apabila frekuensi makan tiap
harinya tiga kali makan utama atau dua kali makanan utama dengan satu kali makanan
selingan dan dinilai kurang apabila frekuensi makan setiap harinya dua kali makan atau
kurang.
a.Bagaimana, kapan, dan dalam kombinasi yang bagaimana pangan tertentu disajikan.
b.Siapa yang menyiapkan makanan, siapa yang menyajikan dan prioritas anggota keluarga
tertentu dalam pola pembagian pola makanan.
c.Hubungan atara besarnya keluarga, umur anggota keluarga dengan pola pangan dan status
gizi.
e.Bagaimana pola pangan dikembangkan dan mengapa pangan tertentu diterima sedangkan
lainnya ditolak atau hanya dimakan, jika pangan yang boleh dimakan tidak dapat diperoleh
lagi.
Seperti yang kita ketahui bahwa budaya sangatlah berpengaruh terhadap pola pangan
suatu kelompok masyarakat.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh budaya antara
lain sikap terhadap makanan,penyebab penyakit,kelahiran anak,dan produksi pangan.Dalam
hal sikap terhadap makanan, masih banyak terdapat pantangan,tahyul,tabu dalam masyarakat
yang menyebabkan konsumsi makanan menjadi rendah.Konsumsi makanan yang rendah juga
disebabkan oleh adanya penyakit, terutama penyakit infeksi saluran pencernaan.Disamping
itu jarak kelahiran anak yang terlalu dekat dan jumlah anak yang terlalu banyak akan
mempengaruhi asupan zat gizi dalam keluarga.Konsumsi zat gizi keluarga yang rendah,juga
dipengaruhi oleh produksi pangan.Rendahnya produksi pangan disebabkan karena para
petani masih menggunakan teknologi yang bersifat tradisional.Berikut beberapa Perubahan
sosial dan kebudayaan yang berkaitan dengan pola konsumsi pangan dan gizi penduduk :
Karena ada kesangsian terhadap makanan hasil olahan atau makanan instan, banyak di
antara masyarakat kota yang sudah mulai pidah ketradisi vegetarian.Bagi kelompok
“gang’’, meenghirup ganja, narkoba, dan merokok merupakan ciri kelompoknya. Kacang
diidentikan sebagai makan yang biasa menemani orang menonton sepak bola,merokok
menjadi teman untuk menghadirkan inspirasi atau kreativitas.Pemahaman dan persepsi
inilah lebih merupakan sebuah persepsi budaya tandingan (counter-cultulre) terhadap
budaya domuinan.
Selain mengandung budaya dominan dan budaya tandingan, makanan pun menjadi
bagian dari budaya populer.Bakso merupakan makanan populer bagi perempua.Trakhir
makanan sebagai makanan khusus untuk kelompok tertentu.Makanan sub kultural
misalnya daging babi bagi kalangan nasrani, ketupat bagi kalangan muslim di hari
lebaran, dodol bagi Cina dihari imlek,coklat menjadi icon budaya dalam menunjukan rasa
cinta dan kasih. Bardasarkan talaahan ini, makanan mengandung makna sebagai:
a) Identitas arus budaya utama (dominan culture),artinya harus ada dan menjadi
kebutuhan utama masyarakat.
Bila orang mendengar kata gudek, maka akan terbayang kota Yogyakarta,mendengar
kata pizzahat akan terbayang Italia,mendengar kata dodol dan jeruk terbayang kota Garut,
tetapi bila mendengar jeruk bangkok atau ayam bangkok sudah tentu akan terbayang
Bangkok-Thailand.
Contoh tersebut menunjukan bahwa makanan merupakan unsur budaya yang
membawa makna budaya komunitasnya.Di dalam makanan itu, orang tidak hanya
mengkonsumsi material makananya melainkan mengkonsumsi kretivitas dan keagungan
budaya.Tidak ada yang heran bila ada orang yang makan tahu sumedang terasa hampa
makna bila tahu itu dibeli diluar sumedang dan dirinya pun tidak pegi kesumedang.Begitu
pula sebaliknya, masyarakat akan memiliki kebanggaan tertentu bila mengkonsumsi moci
yang dibeli asli dari Cianjur.
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1) Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi
seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu.
2) Faktor–faktor yang mempengaruhi pola kebiasaan makan diantaranya susunan
beragamnya pangan;kesukaan atau pilihan setiap individu terhadap makanan;pengetahuan
tentang suatu makanan,misalnya yang dimiliki oleh ibu;frekuensi makan;dan Kegiatan
budaya suatu keluarga,kelompok masyarakat,negara atau bangsa mempunyai pengaruh
yang kuat dan kekal terhadap apa,kapan dan bagaimana penduduk makan.
3) Perubahan sosial dan kebudayaan sangat erat kaitannya dan berdampak besar bagi pola
konsumsi pangan dan gizi penduduk.
1.2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ini banyak ditemui kesulitan,
oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik agar kami dapat menyempurnakan
makalah ini. Demikianlah Kesimpulan dan saran dalam pembuatan makalah ini.
Khomsan, Prof. Dr. Ali, 2004.Pengantar Pangan dan Gizi. Bogor; Swadaya.
Sudarma, momon . 2008.Sosiologi untuk kesehatan. Jakarta; Salemba medika
Anderson, F, 1989. Antropologi Kesehatan.Jakarta.
https://www.academia.edu/9446924/HUBUNGAN_BUDAYA_DAN_GIZI
https://www.karyatulisilmiah.com/kebiasaan-makan
https://www.academia.edu/6180830/pangan